Anda di halaman 1dari 7

Tugas Besar: Sistem Kontrol ON-OFF

Ismoyo Aji Sasmita, 118320014


Laboratorium Teknik Fisika I
Program Studi Teknik Fisika , Institut Teknologi Sumatera

Abstrak
Rangkaian sistem kontrol merupakan salah satu rangkaian yang sudah sangat umum di dunia elektronika maupun
instrumentasi baik skala kecil hingga skala industri. Peran utama pada rangakaian sistem kontrol adalah adanya
transistor karena berfungsi sebagai kontrol hidup dan matinya arus yang mengalir ke relay. Oleh sebab itu, seorang
engineer terutama lulusan Teknik Fisika harus berkompetensi dalam persoalan ini, dengan adanya tugas besar
praktikum ini sebagai sarana menunjang dalam memahami hal tersebut dengan tujuan agar mahasiswa dapat
menerapkan pengetahuan tentang rangkaian elektronika pada suatu produk consumer dan ilmu statistic untuk
kontrol kualitas produk; dapat melakukan keterampilan merancang dan membuat wadah produk serta PCB,
merangkai produk elektronika, mengukur beberapa besaran fisis, mengolah data statistic dengan perangkat lunak
serta menulis laporan; dapat memupuk sikap kerjasama dalam kelompok kecil untuk menghasilkan produk yang
kreatif serta bertanggung jawab sebagai bagian dari kelompok besar yang menghasilkan produk dengan standar
kualitas tertentu. Setelah adanya percobaan dalam tugas besar praktikum ini, didapatkan hasil berupa perilaku sifat
saklar akibat transistor melalui rangkaian switching.

Kata Kunci : Catu Daya , Switching, AC-DC, dan Relay

1. Pendahuluan
Pada praktikum kali ini tentang pembuatan alat sederhana sebagai penerapan system control
sederhana dengan memanfaatkan rangkaian catu daya dan rangkaian switching. Pada percobaan
ini memiliki tujuan agar mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan tentang rangkaian
elektronika pada suatu produk consumer dan ilmu statistic untuk kontrol kualitas produk; dapat
melakukan keterampilan merancang dan membuat wadah produk serta PCB, merangkai produk
elektronika, mengukur beberapa besaran fisis, mengolah data statistic dengan perangkat lunak
serta menulis laporan; dapat memupuk sikap kerjasama dalam kelompok kecil untuk
menghasilkan produk yang kreatif serta bertanggung jawab sebagai bagian dari kelompok besar
yang menghasilkan produk dengan standar kualitas tertentu. Adanya hal tersebut, kami
membuat alat berupa sistem kontrol on-off pada pemanas air. Alat ini memiliki prinsip kerja
disaat pemanas air bekerja maka air akan mendidih dalam tenggang waktu tertentu, lalu sensor
LM35 mendeteksi adanya suhu yang terlalu tinggi dan memberi sinyal kepada alat untuk
mematikan aliran tegangan kepada pemanas air [1]. Ketika suhu air mulai turun hingga batas
suhu tertentu maka sensor mendeteksi lalu member sinyal kepada alat untuk menghidupkan
aliran tegangan ke pemanas air melalui relay yang terpasang dengan input sebsar 12 volt [2].
Sehingga alat tersebut dapat disebut juga sistem kontrol sederhana umpan balik yang dapat
digambarkan sebagai berikut [3].

Gambar 1. Diagram blok sistem kontrol


Dimana SP adalah tolak ukur yang akan dibandingkan dengan tegangan dari sensor (PV)
sehingga menghasilkan error. Alat yang akan dibuat memiliki skematik sebagai berikut.

Gambar 2. Skematik Switching


2. Bahan dan Metode
A. Bahan
No. Nama Banyak Keterangan
1 AVO Meter 1 Praktikan
2 Toolkit 1 Praktikan
3 Sensor LM35 1 Disediakan
4 Rangakaian Catu Daya 12V 1 Praktikan
5 Kabel sinyal, AC, DC 1 Disediakan
6 Relay 1 Disediakan
7 Resistor, Transistor, IC, dll 1 Disediakan
Tabel 1. Alat dan Bahan
B. Metode
1) Membuat Wadah
Rancanglah wadah (casing) bagi sistem ini memakai bahan apapun (misalnya papan),
dengan memperhatikan:
• Aman, a.l: jalur kabel AC harus terlindung, posisi pemanas (air) tidak akan
membahayakan rangkaian, sensor bisa terpasang di pemanas dengan baik tidak akan
konslet;
• Jalan: posisi steker mudah dijangkau, pengontrol mudah di-kalibrasi;
• Rapi: posisi board nampak teratur, jalur kabel tidak saling silang;
• Efisien: gunakan bahan yang murah, namun kuat dan mudah dikerjakan.

2) Membuat PCB
Dari skematik yang ada, rancang PCB dengan Eagle, dan buatlah PCB tersebut. Selama
merancang perhatikan benar posisi penempatan konektor dan komponen agar:
• Aman, a.l: jalur daya pakai yang tebal (0.5 mil) sementara jalur sinyal bisa lebih kecil
(0.24 mil).
• Jalan: semua jalur benar
• Rapi: posisi komponen Nampak teratur, sementara posisi konektor akan memudahkan
kabel di wadah.
• Efisien: gunakan PCB seminimum mungkin.

3) Menyolder
Setelah PCB jadi solderlah komponen-komponen pada tempatnya. Usahakan benar
pekerjaan anda aman dan rapi. Setelah menyolder sempatkanlah melakukan uji offline (uji
konektifitas / konslet pada jalur).
4) Menyiapkan Sensor
Untuk sensor, gunakan kabel shielded isi 3, dan heat-shrink tube untuk menutup
sambungan. Koneksikan
• Kabel shield (serabut) hubungkan ke kaki GND
• Kabel putih ke kaki OUT
• Kabel merah ke kaki VCC (4-20V)
Pasang sensor ke konektor J1. Perhatikan benar koneksi kaki-kakinya ke J1, jika terbalik,
sensor akan rusak !!!

5) Pasang Relay
Pelajari relay dan soketnya, perhatikan benar mana port ke coil, common, NC, dan NO.
• Sambung port coil (+) ke J2 (+)
• Sambung port coil (-) ke J2 (-)
Jika sambungan terbalik, nanti LED pada relay tidak akan menyala.

6) Pasang Power Supply


Siapkan power supply hingga jalan, dalam hal ini rangkaian sensor memerlukan catu daya
tunggal 12 Volt. Pada tugas sebelumnya, dibuat catu daya simetris 12 V, sehingga hanya
diperlukan satu sisi saja, antara (+) ke GND; atau GND ke (-).
Untuk memastikan:
• Koneksikan catu daya ke listrik PLN
• Ukur tegangan luaran (+) ke GND, seharusnya 12 Volt
• Ukur tegangan luaran GND ke (-), seharusnya 12 Volt
Jika belum betul, perbaiki dulu sesuai dengan petunjut tubes lalu.

3. Hasil dan Pembahasan


Pada alat yang telah dibuat memiliki 2 bagian yaitu rangkaian catu daya dan rangkaian
switching dengan spesifikasi sebagai berikut.
a) Input/output Transformator : 220-230 V/12 V (AC)
b) Input/output Catu Daya : 12 V/12V (AC/DC)
c) Input/output Switching : 12 V/12 V (DC)
Pada alat ini memiliki tujuan utama yang terfokus pada rangakaian switching dengan skematik
rangkaian sebagai berikut.
Gambar 3. Skematik Switching

Alat yang kami buat diawali dengan pembuatan PCB Catu Daya, pada tahap ini papan
rangkaian sesuai dengan yang diharapkan adanya jalur komponen yang terhubung dengan baik.
Tahap selanjutnya adalah merangkai komponen PCB catu daya kemudian menyolder. Pada
rangkaian ini berjalan dengan semestinya dengan input dan output tegangan sesuai dengan yang
diharapkan. Selanjutnya pembuatan PCB Switching, pada proses pembuatannya sama dengan
pembuatan PCB Catu Daya, namun masih terdapat kesalahan dalam hasil uji coba dengan
output yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini bisa disebabkan adanya komponen
transistor yang mengalami short circuit (konsleting). Hal ini menyebabkan kutub ground output
atau input relay tidak sesuai dengan input yang diberikan pada rangkaian ini. Penyebab lain
adanya error pada nilai diode rectifier ketika diuji tidak sesuai dengan yang diharapkan
(ideal=0,4 V & 0). Oleh karena faktor tersebut menyebabkan input ke relay menjadi 0V dan
alat tidak berjalan semestinya. Hal ini kami bandingkan dengan hasil simulasi di aplikasi
CircuitJS dengan hasil sebagai berikut (Gambar 4.) dengan hasil yang kurang sesuai dengan
yang diharapkan. Pada hasil keseluruhan, hasil penyolderan cukup kuat namun masih kurang
rapi dengan adanya timah tersolder yang berlebih pada rangakaian. Selanjutnya pada tempat
atau wadah rangkaian cukup kuat dan aman sedangkan pada uji hasil akhir tidak cukup bagus.
Gambar 4. Skematik Switching
No NIM Nama Kompetensi Peran
Hardware Manejemen Sarana
1 118320031 Diah Nur   Memindahkan
Savitri cetakan serta
etching PCB,
menguji PCB.

2 118320014 Ismoyo Aji   Merangkai,


Sasmita menyolder PCB,
menguji PCB
offline dan
simulasi.

3 118320003 Nur   Menggambar


Damaiyanti skema , menguji
secara offline

4 118320040 Rizki Nanda   Mendesain


Pahlevi skema,
merangkai,
menyolder PCB,
menguji PCB

4. Kesimpulan
a) Pada rangkaian Catu Daya berfungsi dengan semestinya dengan input/output trafo (220-
230 V/12 V AC) dan input/output rangkaian (12 V AC/ 12 V DC)
b) Pada rangakaian Switching tidak berjalan dengan semestinya dengan input/output
rangkaian (12 V DC/ 0 V DC) yang menyebabkan relay tidak menyala sehingga
tegangan pada stopkontak terminal mengalir terus-menerus.
Referensi

[1] Nur Laili A., "SISTEM ON-OFF AC (AIR CONDITIONER) PADA RUANG
PENYIMPAN BARANG-BARANG BERHARGA BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA16 DENGAN MONITORING VIA WEB", Jurnal TA Vol.8, No.1, Juni 2018.

[2] Ardi Amir A, Nur Faisal M, "PERANCANGAN DAN PENERAPAN SISTEM


KONTROL PERALATAN ELEKTRONIK JARAK JAUH BERBASIS WEB", Jurnal
Mekanikal , Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 577 - 584, ISSN 2086 - 3403

3] Darmawan H., Meutia R., Nendi Suhendi S., "ANALISIS RESPON


PENGONTROL ON-OFF PADA KENDALI UMPAN BALIK SISTEM FISIS
ELEKTRONIK", Jurnal EKSAKTA Vol. 19 No. 1/30 April 2018, E-ISSN : 2549-
7464, P-ISSN : 1411-3724

Anda mungkin juga menyukai