Anda di halaman 1dari 13

LATIHAN MENYOLDER

Tujuan

1. Membaca gambar teknik dengan benar


2. Mentransfer dari bentuk gambar kebentuk sebenarnya
3. Melakukan pengawatan dengan baik dan benar
4. Menyolder dengan baik dan benar

Dasar Teori

Soldering (proses menyolder) didefinisikan dengan “menggabungkan


beberapa logam (metal) secara difusi yang salah satunya mempunyai titik cair
yang relative berbeda”. Dengan kata lain, kita bisa menggabungkan dua atau
lebih benda kerja (metal) dimana salah satunya mempunyai titik cair relative
lebih rendah, sehingga metal yang memiliki titik cair paling rendah akan lebih
dulu mencair. Ketika proses penyolderan (pemanasan) di hentikan, maka
logam yang mencair tesebut akan kembal imembeku dan menggabungkan
secara bersama-sama metal yang lain. Menyolder harus ada teknik dancara-
cara tertentu. Tidak boleh asal menyolder karena hasilnya bisa jadi tidak
memuaskan atau rangkaian menjadi tidak bekerja sesuai dengan semestinya.
Menyolder adalah kemampuan yang penting di dalam elektronika. Proses
menyolder biasanya diaplikasikan pada peralatan elektronik untuk
menempelkan/menggabungkan komponen elektronika pada papan circuit
(PCB).

Prinsip Kerja

Pengerjaan latihan ini dilakukan oleh setiap mahasiswa. Sebagai alat


bantu, dilampirkan daftar bahan, gambar, dan langkah kerja. Agar pelaksanaan
dapat berjalan dengan baik, siapkanalatdanbahandanikutiketentuanberikut:
- Instruksi yang diberikan
- Daftar perakitan dan gambar bentuk sebenarnya
- Susunan langkah kerja
- Kontrol selama praktek

Alat dan Bahan

Daftar Bahan

No Nama Barang dan Spesifikasi Jumlah


1 PCB Matriks dari bahan exposi/ pertinak 1 buah
Kabel ф 0,6 (pejal) warna merah secukupnya
Putih secukupnya
2
Hijau secukupnya
Biru secukupnya
3 Timah RH 60: ф 1 – 1,5 secukupnya

Daftar Alat

No NamaAlatdan Spesifikasi Jumlah


Solder 20 – 25 Watt/ 220 Volt dengan pengatur 1 buah
1
daya
2 Tang potong 1 buah
3 Tang lancip 1 buah
4 Cutter (pisau pengupas) 1 buah

Langkah Kerja

1. Mempersiapkan peralatan yang akandigunakan dan meletakkan pada


posisi yang benar
2. Memeriksa PCB matriks, harus dalam keadaan bersih
3. Memotong kabel – kabel yang diperlukan sesuai dengan warna dan
panjangnya
4. Posisi switch dari solder di „on‟ kan (sebelum pemotongan dan
pembentukan kabelselesai)
5. Merencanakan pengawatan (hubungan) pada PCB dan melakukan
penyolderan
6. Memeriksa kembali hasil pengerjaan tersebut

Gambar Rangkaian

Kesimpulan

Pada latihan menyolder papan PCB dibutuhkan ketelitian dan kerapian,


karena pada papan PCB matriks memiliki lubang-lubang. Dan setiap lubang
itu di isi oleh kabel dengan warna yang berbeda. Apabila tidak teliti dalam
mengerjakannya maka pada saat penyolderan akan rumit, dimana kabelnya
agak longgar dan sebagainya.
Mengukur harga GGL Thevenin dan Tahanan Thevenin

Prinsip pengamatan
 Pengukuran ggl thevenin dilakukan dengan cara ekstrapolasi grafik
hubungan antara tegangan dan beban (arus keluaran) dari suatu
rangkaian
 Harga ggl diperoleh dari harga tegangan pada saat tidak ada beban
 Harga tahanan Thevenin diperoleh dari slope grafik hubungan antara I
dan V

Tata laksana pengamatan

 Dibuat rangkaian dengan memasang amperemeter secara seri dengan


R beban pada sumber (yang akan diukur), dan dipasang voltmeter
paralel dengan R
 Diamati harga yang ditunjukkan amperemeter (besar beban) dan
diamati pula harga tegangan pada terminal beban R
 Diubah harga beban dengan diganti harga beban R, mulai dari beban
kecil ( R besar) ke beban besar ( R kecil ).
 Dibuat grafik hubungan antara V (tegangan yang terbaca pada
voltmeter) sebagai sumbu tegak, dengan harga I sebagai sumbu
mendatar
 Dihitung harga ggl, dan tahanan Theveninnya.
Analisa dalam percobaan

Sistem elektronika adalah kesatuan yang tersusun dari komponen dan


rangkaian elektronika untuk tujuan pengalihan tenaga dalam bidang komunikasi, atau
komputasi, atau instrumentasi dan kendali.

Sistem aktif ialah sistem yang menggunakan komponen aktif, memerlukan


catu daya agar dapat bekerja. Catu daya berupa sumber arus searah yang besarnya
tergantung pada sistemnya. Dalam sistem aktif terdapat perangkat yang disebut filter
aktif. Filter aktif adalah filter yang menggunakan komponen aktif untuk melakukan
penapisan noise. Filter RC lolos tinggi dikenal pula sebagai filter aktif. Filter aktif
memiliki sifat amplifikasi, yaitu menguatkan frekuensi. Rangkaian ini merupakan
rangkaian pendeferensial RC. Filter aktif ditandai oleh penguatan tegangan seiring
penguatan frekuensi. Filter RC lolos rendah memiliki sifat atenuasi, yaitu
melemahkan frekuensi. Rangkaian ini merupakan rangkaian pendeferensial RC. Filter
aktif ditandai oleh pelemahan tegangan seiring penguatan frekuensi. Untuk frekuensi
rendah, tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan, akan tetapi pada frekuensi
tinggi isyarat keluaran diperkecil.

Salah satu rangkaian setara adalah rangkaian setara Thevenin. Rangkaian


Thevenin merupakan rangkaian setara dengan sumber tegangan tetap yaitu suatu
sumber tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tidak berubah berapapun besar
arus yang diambil.

Nilai ggl Thevenin dan tahan dalam pada rangkaian setara Thevenin (Black
Box) perlu dilakukan adanya percobaan dengan mencari besaran arus yang mengalir
dan beda potensial jika rangkaian setara Thevenin dipasang seri dengan hambatan
(resistor). Penggunaan resistor gelang warna unuk setiap pergantian nilai resistor
agar di dapat nilai rangkaian Thevenin untuk setiap resistor.
Mengamati Watak Filter Pasif RC

Prinsip Pengamatan

 Dibuat rangkaian R yang dipasang seri dengan C


 Pada rangkaian dimasukan gelombang sinus, sebagai tegangan yang
berfungsi sebagai sinyal masukan input, V in.
 Pada terminal antara C akan diamati tegangan keluaran, V out.

Skema

Gambar 3.1 Skema rangkaian percobaan

1. Rangkaian dipasang seperti pada skema gambar 1


2. Generator fungsi dihidupkan, pilih keluaran gelombang sinus pada
osiloskop
3. Osiloskop dipilih pada mode “dual trace”
4. Dipilih sistem “triger” CH 1 dan diatur hingga gelombang terlihat jelas
5. Amplitudo keluaran (Vout) diukur sebagai fungsi frekuensi
6. Gambar grafiknya dengan data tabel

Analisa Percobaan

Analisa yang digunakan pada percobaan ini adalah berupa analisa grafik, yaitu
dengan mengatur nilai frekuensi sehingga didapatkan nilai Vin dan Vout.
Besar nilai Gain diperoleh dari 20 log (Vout/Vin) dan dihasilkan grafik
hubungan Gain (dB) vs frekuensi (Hz). Dari pengolahan data sedemikian
sehingga didapatkan grafik yang logaritmik dan linear pada frekuensi tertentu
(cut-off). Kelebihan dengan menggunakan metode ini adalah memudahkan
pembaca mengetahui hubungan langsung atau maksut dari data pengamatan
atau percobaan. Selain itu, proses pembuatan dan analisa menjadi lebih cepat
(lebih efisien dari sisi waktu). Dari percobaan kali ini dengan menggunakan
grafik dapat dilihat watak dari filter pasif RC, apakah bersifat High Pass Filter
(HPF) ataupun Low Pass Filter (LPF).

Namun metode grafik ini memiliki kekurangan baik yang kita sadari maupun
yang tidak kita sadari. Metode ini hanya menampilkan atau menggambarkan
berdasarkan data atau hasil yang ada, dengan kata lain tidak dapat
menghilangkan atau mengedit suatu kesalahan yang ada.
Mengenali Sistem Aktif

Pendahuluan

Sistem adalah kombinasi atas beberapa komponen yang bekerja


bersama- sama dan melakukan suatu pekerjaan tertentu. Komponen ini
dapat berdiri sendiri maupun berupa komponen yang saling
berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Adapun komponen utama
dari sistem adalah

Dimana input adalah komponen masukan yang dapat berupa data atau
informasi, proses adalah operasi atau perkembangan alami yang
berlangsung secara kontinu yang ditandai oleh suatu deretan perubahan
kecil yang berurutan dengan cara yang relatif tetap dan menuju ke suatu
hasil atau keadaan tertentu, sedangkan output adalah hasil dari perubahan
yang dilakukan terhadap data atau informasi yang diberikan pada input.
Dapat dikatakan sebagai sistem apabila memenuhi persyaratan antara
lain sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan, elemen sistem harus
mempunyai rencana yang ditetapkan, adanya hubungan diantara elemen
sistem, unsur dasar dari proses ( arus informasi, energi dan material ) lebih
penting dari pada elemen sistem.
Aplikasi dari sistem elektronika banyak sekali ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain adalah mesin ATM, pintu geser otomotis
pada pusat pertokoan besar, dan masih banyak lagi.

Tujuan

 Mengenali sistem aktif dari hubungan antara input outputnya


Skema

1. Rangkaikan alat dan bahan sesuai skema diatas

2. Pengamatan watak sistem terhadap frekuensi (frequency response) percobaan


pendahuluan untuk melihat secara cepat watak sistem dengan cara:
a. Hidupkan sistem yang akan diuji.
b. Berilah masukan pada jalur input dengan gelombang sinus pilih
frekuensi 225 Hz (boleh memakai frekuensi lain, sembarang),
amplitudo 2 Volt ( Vpp).
c. Amati keluarannya, apakah keluarannya sudah clipping, kalau sudah
clipping berarti amplitudo masukan terlalu besar, kecilkan dengan
menekan tombol attenuation pada sumber (function generator).
d. Pilih atenuasinya sehingga keluaran tidak clipping.
e. Amati watak sistem secara cepat dengan mengubah harga frekuensi
masukannya, perkirakan sistem berupa apa, apakah LPF atau HPF
atau BPF atau yang lain?

3. Pengamatan atau pengumpulan data :


a. Dari perkiraan sistem yang diperoleh pada percobaan pendahuluan
tentukan pengukuran watak sistem dimulai dengan memberi sinyal
pada frekuensi tertentu.
b. Lakukan pengambilan data dengan mengukur amplitudo dan beda
fase keluaran sesuai dengan frekuensi yang dipilih.
c. Buat tabel pengamatan.

4. Hitung penguatan ke dalam skala db, buat grafik A (dB) vs f

5. Pengukuran penguatan, gain sistem pada frekuensi tertentu :


a. Berikan masukan dengan frekuensi tertentu dengan amplitudo mulamula 1
Volt (Vpp).
b. Dengan frekuensi tetap, amati tegangan keluaran bila tegangan
masukan diubah-ubah, buat tabel data.
6. Buat grafik hubungan antar masukan dan keluaran, hitung penguatan
Analisa

Percobaan kali ini bertujuan untuk sistem aktif dari hubungan antara
input dan outputnya. Sistem dengan nama sistem Y belum diketahui proes apa yang
terjadi dalam sistem tersebut apabila diberikan stimulus sebagai masukan dan
mengamati response dari sistem tersebut sebagai keluaran. Dari praktikum ini untuk
mengenali watak suatu sistem aktif menggunakan dua cara yaitu stimulusnya berupa
sinyal yang mempunyai kandungan frekuensi tertentu atau mempunyai level
tegangan tertentu, kemudian diamati keluaran yang terjadi baik itu sinyal yang
mempunyai kandungan frekuensi tertentu ataupun sinyal yang mempunyai level
tegangan tertentu.
Rangkaian Digital ADC (Analog to digital converter)

Tujuan

Mengenali watak sistem ADC 8 bit

Pendahuluan

ADC (Analog To Digital Converter) adalah perangkat elektronika yang


berfungsi untuk mengubah sinyal analog (sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital.
Perangkat ADC (Analog To Digital Convertion) dapat berbentuk suatu modul atau
rangkaian elektronika maupun suatu chip IC. ADC (Analog To Digital Converter)
berfungsi untuk menjembatani pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital.

Dasar Teori

Sistem digital mempunyai masukan analog. Tegangan berubah


berkesinambungan dari 0 sampai 3 V. pengkode merupakan alat khusus yang
mengubah sinyal analog ke informasi digital. Pengkode ini kita sebut sebagai
pengubah analog-ke-digital atau singkatnya pengubah A/D. pengubah A/D mengubah
informasi analog ke informasi digital.sistem digital juga mempunyai pengkode.
Pengkode ini merupakan jenis khusus: dapat mengubah informasi digital dari unit
pengolahan digital ke keluaran analog. Sebagai contoh, keluaran analog berupa
tegangan yang berubah secara berkesinambungan dari 0 sampai 3V. Pengkode ini kita
sebut pengubah digital-ke-analog atau singkatnya pengubah D/A. pengubah D/A
mendekode informasi digital menjadi bentuk analog.

Keseluruhan system disebut sebagai system hibrida karena berisi baik


peralata digital maupun analog. Pengkode dan pendekode yang mengubah analog ke
digital dan dari digital ke analog disebut alat antar-muka oleh ahli para rekayasa.
Istilah “antar-muka” umumnya digunakan untuk alat atau rangkaian yang mengubah
dari satu mode operasi kelainnya, dalam hal ini kita mengubah antar data analog dan
data digital (Tokheim,1990).
Tegangan ini dapat dihasilkan oleh transdesur. Transdesur didefinisikan
sebagai alat yang mengubah suatu energy ke energy lain. Sebagai contohnya, fotosel
dapat digunakan sebagai input transdesur untuk memberikan tegangan yang
sebanding dengan intensitas cahaya. Pada contoh ini energy cahaya dapat diubah
menjadi energy listrik oleh fotosel. Transdesur lainnya bias digabungkan dengan
mikrofon, speaker, ukuran strain, sel fotoresistif, sensor temperature, potensiometer,
dan lilitan pembawa. Table kebenaran pengubah D/A (Tokheim,1990) :

Keluaran
Masukan Digital
Analog
D C B A Volt
Baris 1 0 0 0 0 0.0
Baris 2 0 0 0 1 0.2
Baris 3 0 0 1 0 0.4
Baris 4 0 0 1 1 0.6
Baris 5 0 1 0 0 0.8
Baris 6 0 1 0 1 1.0
Baris 7 0 1 1 0 1.2
Baris 8 0 1 1 1 1.4
Baris 9 1 0 0 0 1.6
Baris 10 1 0 0 1 1.8
Baris 11 1 0 1 0 2.0
Baris 12 1 0 1 1 2.2
Baris 13 1 1 0 0 2.4
Baris 14 1 1 0 1 2.6
Baris 15 1 1 1 0 2.8
Baris 16 1 1 1 1 3.0

Jika kita ingin mengubah biner dari unit pengolahan kesuatu keluaran 0
sampai 3V, pertama kali kita harus membuat table kebenaran dari semua situasiyang
mungkin. Table tersebut memperlihatkan empat masukan (D,C,B,A) kedalam
pengubah D/A. Masukan berbetuk biner setiap 1 berkisar +3 sampai +5V. setiap 0
berkisar 0V. keluaran diperlihatkan sebagai tegangan pada kolom paling kanan.
Menurut table tersebut, bila biner 0000 muncul pada masukan pengubah D/A
keluarannya adalah 0V. Bila biner 0001 adalah masukan, mak keluarannya adalah
0,4V. Kita perhatikan bahwa untuk masing-masing baris yang ditelusuri kebawah
pada table, keluaran analog bertambah dengan 0,2V. Pendekode terdiri atas dua
bagian : jaringan resistor dan penguat penjumlahan (Sumarna,2000).

Anda mungkin juga menyukai