Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HAKIKAT PERKEMBANGAN

OLEH :

IRNA SRI TALENTA

NIM 3203311032

KELAS D

Dosen Pengampu Mata Kuliah : MAYA SARI LUBIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga berkat rahmat dan cinta kasihNya
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Hakikat Perkembangan’. Meskipun
banyak rintangan dan hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi saya
berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Suatu kebahagiaan yang tidak ternilai bagi, yaitu telah menyelesaikan makalah
ini,untuk memenuhi salah satu persyaratan yang di ajukan dalam mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik. Saya sangat menyadari keterbatasan pengalaman, pengetahuan, kemampuan
dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan, dan masih dalam proses
belajar. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan makalah-
makalah selanjutnya.

Kutacane, 13 September 2020

            Irna Sri Talenta


DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................  1
Daftar Isi...........................................................................................................................  2
BAB I  PENDAHULUAN
       A.   Latar Belakang...........................................................................................................  3
       B.   Rumusan Masalah....................................................................................................... 3
       C.   Tujuan Penulisan.........................................................................................................  3
BAB II PEMBAHASAN
       A.   Pengertian Perkembangan..........................................................................................  5
       B.   Ciri - ciri Perkembangan............................................................................................. 7
       C.   Prinsip - prinsip  Perkembangan.................................................................................. 7
D. Fase-Fase Perkembangan............................................................................................. 9

BAB III PENUTUP


       A.       Kesimpulan...........................................................................................................  12
       B.       Saran.....................................................................................................................  12
Daftar Pustaka.................................................................................................................  14

            
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepanjang rentang hidupnya, semenjak dari masa kehamilan sampai meninggal,
manusia selalu mengalami perubahan, baik perubahan dalam  bentuk fisik maupun
kemampuan mental psikologis. Perubahan-perubahan tersebut terus berlangsung karena
terjadi pertumbuhan dan perkembangan  pada dirinya. Pertumbuhan dan perkembangan
dalam kehidupan manusia merupakan dua sisi mata uang yang menunjukkan gambaran yang
berbeda, tetapi merupakan dua hal yang tak terpisahkan, bahkan kadang
disamakan  pengertiannya. Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan dapat diartikan
sebagai perubahan yang bersifat progresif dan terus menerus. Dalam siklus kehidupannya,
manusia pasti mengalami proses  perkembangan baik segi fisik maupun psikologisnya.
Misalnya, dari seorang yang tidak berdaya, sampai menjadi seorang mahasiswa. Dalam
proses  perkembangan, jelas adanya perubahan-perubahan yang meliputi aspek fisik,
intelektual, sosial, moral, bahasa, emosi, dan perasaan, minat, motivasi, sikap, kepribadian,
bakat, dan kreativitas. Di mana didalam setiap aspek tersebut  pada dasarnyya membuat
kombinasi-konbinasi atau hubungan baru yang kemudian membentuk spesalisasi fisik dan
psikologis yang berbeda antara manusia yang satu dan lainnya. Adanya kombinasi dan
perbedaan, menyebabkan adanya persaingan dan rasa saling membutuhkan antara manusia
yang satu dan lainnya. Dengan demikian, pola perilaku manusia dapat menunjukkan
kesempatan apa yang akan diperoleh untuk mengembangkan kepopulerannya dalam
kelompok terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama, sosial-ekonomi yang  berbeda
akan memperbaiki mereka yang mempunyai standar penampilan dan  perilaku yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1 Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
2 Apa saja ciri-ciri perkembangan?
3 Apa saja prinsip-prinsip perkembangan?
4 Apa saja fase-fase perkembangan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari perkembangan
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari perkembangan
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perkembangan
4. Untuk mengetahui fase-fase perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fungsi-
fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil
dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil dari interaksi proses biologis dan
genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan
karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial dan moral.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif
individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-
kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa.
Perkembangan dapat diartikan juga sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu
atau organisme, baik fisik (jasmaniyah) maupun psikis (rohaniyah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.
Yang dimksud dengan sistematis, progresif dan berkesinambungan adalah sebagai
berikut.
a Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan
atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis. Jadi, dalam proses perkembangan akan terjadi
tahapan-tahapan perubahan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan apabila
salah satu tahapnya dihilangkan maka tidak akan terjadi suatu perkembangan. Contoh
dari prinsip ini, seperti kemampuan  berjalan anak seiring dengan matangnya otot-otot
kaki, dan keinginan remaja untuk memperhatikan jenis kelamin lain seiring dengan
matangnya organ seksualnya.
b Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam (meluas)
baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berarti bahwa perkembangan
menunjukkan pada suatu  proses ke arah yang lebih sempurna seiring dengan
bertambahnya umur manusia. Contohnya, seperti perubahan anak dari kecil menjadi
dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan anak, dari yang sederhana
sampai kepada yang kompleks ( mulai dari mengenal huruf dan angka sampai pada
kemampuan membaca, menulis dan berhitung).
c Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau organisme itu berlangsung
secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat. Jadi
dapat diartikan bahwa proses  perubahan itu sifatnya bertahap. Contohnya, untuk dapat
berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan
sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak. Dan untuk berbicara , anak harus
melalui tahapan meraba atau untuk mencapai masa dewasa,  individu harus melalui
masa remaja, anak-anak, kanak-kanak, bayi dan masa konsepsi.
B. Ciri-ciri Perkembangan
1) Terjadinya perubahan ukuran dalam (a) aspek fisik: perubahan tinggi dan berat
badan  serta organ-organ tubuh lainnya, dan (b) aspek psikis: semakin
bertambahnya perebendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir,
mengingat, serta menggunakan imajinasi kreatif.
2) Terjadinya perubahan proporsi dalam (a) aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah
sesuai dengan fase perkembangannya, dan pada usia remaja proporsi tubuh anak
mendekati proporsi tubuh usia dewasa, dan (b) aspek psikis: perubahan imajinasi
dari yang fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada
dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (khususnya teman
sebaya).
3) Lenyapnya tanda-tanda lama dalam (a) aspek fisik: lenyapnya kalenjar thymus
(kalenjar anak-anak) yang terletak pada bagian dada, rambut halus, dan gigi susu,
dan (b) aspek psikis: lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-gerik
kanak-kanak (seperti merangkak) dan prilaku impulsif (melakukan sesuatu
sebelum berfikir).
4) Munculnya tanda-tanda baru dalam (a) aspek fisik: tumbuh dan pergantian gigi
dan matangnya organ-organ seksual pada usia remaja, baik primer (menstruasi
pada wanita dan mimpi basah pada pria) maupun sekunder (membesarnya pinggul
dan buah dada pada wanita, dan tumbuhnya kumis serta perubahan suara pada
pria) dan (b) aspek psikis: berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan, lingkungan alam, nilai-nilai moral, dan
agama.
C. Prinsip-prinsip Perkembangan
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending proses)
Perkembangan berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh  pengalaman atau
belajar sepanjang hidupnya sampai mencapai kematangan atau masa tua. Semua aspek
perkembangan saling mempengaruhi Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi,
intelegensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau
korelasi yang positif diantara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan
fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan
dalam perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan
mengalami kelabilan emosional.
Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu Perkembangan terjadi secara
teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil
perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat dari perkembangan
selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak dapat berdiri terlebih dahulu dan
berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.
Menurut Yelon dan Weinstein (1977) menyebutkan pola perkembangan sbb;
 Cephalocaudal (perkembangan ini dimulai dari kepala ke kaki, artinya yang matang
duluan adalah bagian atas kemudian bagian bawah, dan tidak mungkin terbalik) dan
proximodistal (perkembangan itu bergerak dari tengah: seperti paru-paru dan jantung,
ke pinggir; tangan)
 Struktur mendahului fungsi, yang berarti bahwa anggota tubuh individu akan berfungsi
setelah matang strukturnya. Seperti mata dapat melihat setelah otot-ototnya matang
 Perkembangan itu berdiferensiasi, yang berarti bahwa perkembangan fisik dan psikis
berlangsung dari umum ke khusus (spesifik). Contoh: (1) bayi menendang-nendangkan
kakinya secara sembarangan sebelum ia dapat mengorganisasikannya untuk merangkak
dan atau berjalan, (2) bayi melihat benda-benda yang lebih besar sebelum ia dapat
melihat benda-benda kecil.
 Perkembangan berlangsung dari konkret ke abstrak, artinya perkembangan itu
berproses dari kemampuan berpikir konkret  (objeknya tampak) menuju ke abstrak
(objeknya tak tampak)
 Perkembangan berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme, artinya pada mulanya
anak hanya memperhatikan dirinya sendiri sebagai pusat, atauhanya mementingkan
keinginan, kebutuhannya sendiri. Melalui pengalamannya bergaul dengan orang lain
(khususnya teman sebaya), sikap egosentris ini secara berlahan-lahan berubah menjadi
perspektivis (anak sudah mulai memperhatikan kepentingan orang lain
 Perkembangan berlangsung dari out control ke inner control, yang berarti pada awalnya
anak sangat bergantung kepada pengawasan atau bantuan orang lain dalam memenuhi
kebutuhan atau untuk melakukan seuatu kegiatan yang terkait dengan kedisiplinan.
Seiring dengan bertambahnya pengalaman atau belajar dari pergaulan sosial tentang
norma atau nilai-nilai, baik diingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, maupun
masyarakat, anak dapat mengembangkan kemampuan untuk mengontrol tindakan atau
perilakunya oleh dirinya sendiri (inner control)
 Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan Perkembangan fisik dan mental
mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat
dan ada yang lambat). Contohnya seperti pada otak yang mencapai bentuk ukurannya
yang sempurna pada umur 6-8 tahun, tangan, kaki dan hidung mencapai  perkembangan
yang maksimum pada usia remaja, dan imajinasi kreatif  berkembang dengan cepat
pada masa kanak-kanak dan mencapai  puncaknya pada masa remaja.
Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas Para ahli telah banyak mengadakan
penelitian dan menetapkan fase-fase  perkembangan yang sesuai dengan umur masing-
masing pada umumnya untuk dijadikan pedoman dalam mempelajari perkembangan individu.
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: sampai usia dua tahun, anak
memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar
berbicara, dan pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi
manusia sosial (belajar  bergaul dengan orang lain).
Setiap Individu yang normal akan mengalami tahapan fase  perkembangan Prinsip ini
berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan  berusia panjang individu akan
mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa dan masa tua.
D. Fase-Fase Perkembangan
Pembagian fase-fase perkembangan didasari pada macam-macam pertimbangan pribadi
pengarangnya. Fase atau perkembangan merupakan beberapa pembagian masa hidup Anak.
Berikut pembagiannya berdasarkan analisis tertentu :
1) Fase Perkembangan Berdasarkan Analisis Biologis
2) Fase Perkembangan Berdasarkan Analisis Didaktis Fase perkembangan didaktif
merupakan pembagian fase-fase perkembangan dari materi dan cara bagaimana
mendidik anak pada masa-masa tertentu.[3] Menurut Johann Amos Comenius, ia
membagi fase –fase perkembangan berdasakan tingkat sekolah yang diduduki anak
sesuai dengan tingkat usia dan bahasa yang dipelajarinya, dintaranya :
o 0-6 tahun     : Sekolah ibu., merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan
memperoleh pengetahuan dasar asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.
o 6-12 TAHUN         : Sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan
daya ingatnya dibawah pendidikan sekolah
o 12-18 tahun             : Sekolah bahasa latin, merupakan masa mengembangkan
daya pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah dan remaja mulai
mempelajari bahasa kebudayaan.
o 18-24 tahun: Sekolah Tinggi (akademi ) dan pengembaraan, merupaan masa
mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang
berlangsung di bawah perguruan tinggi

Sedangkan menurut Roseau fase perkembangan seseorang melalui 4 tahap

1) Tahap I usia 0,0 – 2,0 tahun disebut usia asuhan. Pada masa ini masih seorang anak
membutuhkan bantuan dan bimbingan.
2) Tahap II usia 2,0 – 12,0 tahun, disebut masa pendidikan jasmani dan alat-alat
indera.
3) Tahap III usia 12,0 – 15,0, pada masa ini seorang anak / remaja mempelajari
pengetahuan yang diperoleh dan diolah dalam pikirannya
4) Tahap IV usia 15,0 – 20,0, ini adalah masa yang sangat penting bagi remaja akan
pendidikan dan pembentukan wataknya, sehingga tingkah lakunya terbentuk.

3) Fase Perkembangan Berdasarkan Analisis Psikologis Berikut adalah delapan tahap


perkembangan psikologis dari pakar psikososial, Erik Erikson (1902-1994).
 Kepercayaan atau Ketidakpercayaan (Trust versus Mistrust) Untuk bayi baru
lahir hingga usia 12 bulan, tahap yang harus dipenuhi adalah rasa percaya
terhadap orang terdekatnya, khususnya ibu. Kelekatan fisik, pada tahap ini,
adalah sesuatu yang sangat penting. Bayi mendapatkan rasa percaya dari
sentuhan fisik dengan orang lain. Perasaan bayi amat sensitif dan ia
berkomunikasi melalui tangisan. Terlalu lama merespon tangisan bisa
membuat bayi merasa diabaikan. Sederhana kan syaratnya? Melalui penelitian
jangka panjang, diketahui bahwa orang-orang yang paranoid, pencemas, dan
abai terhadap lingkungan tidak mendapatkan kelekatan yang cukup baik
selama tahun pertama kehidupannya
 Kemandirian atau Rasa Malu/Ragu-Ragu (Autonomy versus Shame and
Doubt) Setelah bayi merasa bahwa lingkungan dan orang di sekitarnya dapat
dipercaya, ia akan mulai mengembangkan kemandirian. Bayi mulai
menjelajahi lingkungan di sekitarnya dan memegang segala benda yang ia
temui. Proses “memegang benda” semacam pernyataan dari si bayi kalau ia
mampu mengenali lingkungannya. Kemampuan ini seharusnya diberikan
apresiasi oleh keluarga. Jika tidak, ia akan tumbuh menjadi pribadi peragu dan
pemalu. Tahap ini terjadi di usia 12-24 bulan.
 Inisiatif atau Rasa Bersalah (Iniative dan Feeling Guilty) Usia 2-5 tahun
adalah masa ketika anak mengembangkan rasa inisiatif. Mereka mulai tertarik
dengan banyak hal, berikan apresiasi atas inisiatifnya. Jika keluarga marah
memarahinya, ia akan mempersepsikan diri sebagai orang yang patut
disalahkan. Pada fase ini, anak sudah mulai mengerti nilai moral, meskipun
mereka belum paham mana yang benar dan salah.
 Ketekunan atau Rasa Rendah Diri (Industri versus Inferiority)  Memasuki
masa sekolah dasar hingga usia sekitar 10 tahun, anak mulai belajar
berinteraksi dalam lingkungan sosial yang lebih luas. Pada fase ini, anak
mengembangkan keterampilan sosial dan mulai menyenangi hal-hal spesifik.
Fase ini adalah masa terbaik untuk mengembangkan kepercayaan diri anak
dengan mengikuti berbagai kegiatan kelompok, perlombaan, dan aktivitas
yang bisa menunjang bakatnya. Jika tugas perkembangan fase ini tak
terpenuhi, anak akan tumbuh jadi pribadi yang rendah diri dan merasa tidak
berbakat.
 Identitas atau Kebingungan Identitas (Identity versus Role Confusion) Kenapa
yang sering tawuran itu adalah anak SMA, bukan anak SD atau SMP atau
orang dewasa? Selain sebagai penyalur energi yang meluap-luap, tawuran
adalah manifestasi dari ego identitas kelompok remaja. Usia belasan hingga
awal dua puluh tahun adalah masa pencarian identitas. Pada masa ini seorang
remaja mulai berpikir tentang makna menang dan kalah. Kalau di fase
sebelumnya, perlombaan adalah ajang belajar, di masa remaja, kompetisi
adalah pembuktian identitas diri. Menang jadi bangga, kalah tidak terima.
 Keintiman atau Keterkucilan (Intimacy versus Isolation) Fase usia awal 20-an
hingga usia 30-an ditandai dengan tugas perkembangan mencari keintiman
dengan seseorang. Pada usia ini, memiliki satu orang yang berharga lebih
penting daripada nongkrong dengan teman geng yang jumlahnya
segerombolan. Biasanya, usia 20-an hingga 30-an adalah masa berkarier
secara profesional. Kehidupan manusia dihabiskan dengan berkarier. Tanpa
seseorang yang dekat secara emosional, sesukses apa pun seseorang, ia pasti
merasa terasing. Tugas perkembangan manusia pada fase ini adalah
menemukan seseorang untuk dijadikan pasangan hidup.
 Membangkitkan atau Mandek (Generativity versus Stagnancy) Di tahap ini
(usia 35-50 tahun), umumnya seseorang sudah masuk kehidupan yang mapan.
Nah, orientasi psikologis yang dicari bukan lagi tentang identitas atau masih
meraba-raba kecocokan profesi. Perkembangan psikologis yang hendak
dicapai adalah kemampuan berbagi dan memberikan manfaat bagi orang lain
(terutama memberikan pembinaan bagi generasi di bawahnya). Ada juga orang
yang mapan secara materi, tapi tak bermanfaat bagi orang lain. Jika gagal,
kemungkinan besar manusia merasa dirinya tidak berguna dan tidak produktif.
 Integritas atau Putus Asa (Integrity versus Despair) Orang yang sepanjang
usianya selalu berbagi dan memiliki integritas, akan mengevaluasi
kehidupannya dengan bahagia. Tahap ini (usia di atas 60 tahun) adalah waktu
ketika manusia menikmati keberhasilan psikologis yang sudah ia bangun
sepanjang hidup. Jika ada yang merasa gagal, maka timbul rasa putus asa yang
mendalam
 Fase-Fase Perkembangan Pembagian fase-fase perkembangan didasari pada
macam-macam pertimbangan pribadi pengarangnya. Fase atau perkembangan
merupakan beberapa pembagian masa hidup Anak. Berikut pembagiannya
berdasarkan analisis tertentu
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah dan organ-organ jasmaniah dan  bukan pada organ jasmani
tersebut sehingga penekanan arti  perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi
psikologis yang termanifestasi pada organ fisiologis. Proses perkembangan
akan  berlangsung sepanjang kehidupan manusia, sedangkan proses  pertumbuhan
seringkali akan berhenti jika seseorang telah mencapai kematangan fisik.
2.      Ciri-ciri perkembangan secara umum mempunyai empat ciri yaitu terjadi  perubahan
dalam ukuran besarnya, terjadinya perubahan dalam proporsi, lenyapnya tanda-tanda
yang lama,dan diperolehnya tanda-tanda yang  baru.
3.      Prinsip perkembangan yaitu meliputi, adanya perubahan, perkembangan awal lebih
kritis daripada perkembangan selanjutnya, perkembangan merupakan hasil proses
kematangan dan belajar, pola perkembangan dapat diramalkan, pola perkembangan
mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan, terdapat perbedaan individu dalam
perkembangan, setiap bidang perkembangan mengandung bahaya sosial, Setiap
periode  perkembangan mengandung harapan sosial, dan kebahagiaan bervariasi  pada
berbagai fase perkembangan
4. Pembagian fase-fase perkembangan didasari pada macam-macam pertimbangan pribadi
pengarangnya.

B.      Saran
Mempelajari konsep dasar dan prinsip-prinsip perkembangan merupakan hal yang
sangat peting, tidak hanya bagi orang tua tetapi juga oleh  para guru untuk memahami
psikologi perkembangan anak, sehingga mereka dapat memahami karakter, perilaku hingga
kebiasaan anak didik . Terlebih lagi bahwa guru harus siap menghadapi sekian banyak
perbedaan dari sekian  banyak anak didik yang terangkum dalam satu ruang lingkup belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Dia, (2016) Perkembangan Peserta Didik
Syamsu Yusuf,. Psikologi perkembangan anak dan remaja. (Bandung:PT. Remaja Rosda
Karya,Bandung. 2009

Sudarwan Danin&H. Khairil, Psikologo Pendidikan dalam Perspektif Baru,(Bandung:


Alfabeta, 2010),hlm.72

Anda mungkin juga menyukai