Askeb Inc Patologi
Askeb Inc Patologi
PADA NY. “W” GI P0 A0. UK 38-40 MINGGU INPARTU KALA I. FASE LATEN
DENGANKETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RUANG BERSALIN
RUMAH SAKIT PALANG MERAH INDONESIA
TANGGAL 20-SEPTEMBER-2010
No. Register : 15 40 14
Tgl Masuk : 20-09-2010
Tgl Pengkajian : 20-09-201
Mahasiswi : Jumana
c. Riwayat Ginekologi
Tidak ada riwayat infertilitas dan infeksi alat reproduksi.
d. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi.
2. Kebutuhan Eliminasi :
Kebiasaan :
2.1). Frekwensi B A K : 5-6x / hari.
2.2). Warna / bau khas : kuning jernih / amoniak.
2.3). Tidak ada gangguan Eliminasi B A K.
2.4). Frekwensi B A B : 1 kali / hari.
2.5). Warna / konsistensi : kuning / lunak.
2.6). Gangguan eliminasi B A B : tidak ada.
Selama Inpartu :
2.1). Ibu sering kencing.
2.2). Inkontinesia urine, dysuri, dan haemoroid tidak ada.
3. Kebutuhan Kebersihan diri.
Kebiasaan :
3.1 Kebersihan rambut : keramas 3x seminggu menggunakan
shampo.
3.2 Kebersihan badan : Mandi 2x sehari menggunakan sabun.
3.3 Kebersihan gigi / mulut : sikat gigi setiap mandi dan sebelum tidur
malam menggunakan pasta gigi.
3.4 Kebersihan genitalia / anus : dibersihkan setiap kali B A B / B A K.
3.5 Kebersihan kuku tangan / kaki : kuku kaki dipotong setiap kalI
panjang dan kuku tangan tidak dipotong.
3.6 Kebersihan pakaian : diganti setiap kali kotor atau sesudah mandi.
Perubahan selama Inpartu :
- Ibu belum melakukan kebersihan dirinya sendiri.
1. GI P0 A0.
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan hamil pertama kalinya.
- Ibu mengatakan tidak pernah melahirkan.
- Ibu mengatakan tidak pernah keguguran..
4. Presentase kepala
Dasar :
DS : -
DO : Leopod I : pada fundus teraba bokong.
Leopold III : bagian terendah dari janin teraba kepala. Turunnya
kepala 4/5.
Analisis dan interpretasi :
Pada bagian fundus teraba bokong dan pada bagian terendah teraba kepala ini
menandakan bahwa presentase janin letak kepala. (Sarwono Prawiroharjo.
2005).
DO : - Perut membesar.
- Auskultasi DJJ (+) : 130 x / mnt.
7. Kehamilan Tunggal
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan pergerakan janin dirasakan pada Area abdomen
sebelah kanan.
DO : - DJJ terdengar pada kuadran kiri bawah
- Pada pemeriksaan Leopold hanya teraba 2 bagian besar janin.
8. Janin Hidup
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan janin bergerak sejak umur kehamilan 5 bulan.
DO : - DJJ terdengar pada kuadran kiri bawah 130 x / menit
- Tampak adanya pergerakan janin pada dinding abdomen.
Tujuan :
- Kala I fase aktif berlangsung normal
- Kondisi ibu dan janin tetap dalam batas normal
- Ibu mendapat dukungan psikologis dari keluarga dan petugas
- Ibu dapat beradaptasi terhadap keluhan yang dirasakan.
Kriteria :
- Pembukaan lengkap
- Penurunan kepala hodge IV
- Kontraksi uterus adekuat 4 – 5 x dalam 10 menit, durasi > 40
detik.
- DJJ kuat dan teratur 120 – 160 x / menit.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal :
TD : 110/70 – 120/90 mmHg, N : 60 – 90 x / menit,
P : 16 – 24 x / menit, S : 36 – 37,5 ° c
RENCANA ASUHAN :
1. Ucapkan salam
Rasional :
Dengan menyapa ibu dapat terjalin hubungan baik, sehingga ibu mau
menerima keberadan kita.
5. Anjurkan pada ibu untuk memilih posisi yang dirasa nyaman oleh ibu dan ibu
tidak dianjurkan untuk jalan-jalan dan turun dari tempat tidur.
Rasional :
- Tidur miring kesalah satu sisi dapat meningkatkan oksigenasi
janin karena tidur miring dapat mencega penekanan vena kava
inferior oleh uterus yang membesar yang dapat mengurangi
suolai darah dari ibu ke janin, yang juga mempengaruhi aut
put jantung.
- Ketuban sudah pecah dan penurunan kepala H I dengan ibu
berjalan-jalan dapat terjadi penumbungan bagian-bagian
terkecil dari janin sehingga dapat menghambat proses
persalinnan.
6. Kaji kontraksi uterus ( HIS ) dan bila ada his, observasi setiap 30 menit.
Rasional :
Adanya kontraksi uterus yang baik dapat menggambarkan kemajuan
persalinan baik.
11. Anjurkan pada ibu untuk selalu mengingat / mendekatkan diri kepada tuhan
Rasional :
Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan dapat membuat ibu lebih sadar dan
tenang dalam menghadapi persalinannya.
Tanggal : 28 – 2 – 2008.
Data Obyektif :
- TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 88 x / menit, , S : 36,8 ° c, P :
20 x / menit
- Tidak tampak oedema pada wajah dan tungkai
- Pemerikasaan Leopold :
Leopold I : TFU 3 jbpx, ( 36 cm. )
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : kepala
Leopold IV : Kepala masuk PAP 4/5
- Tonus otot perut tegang
- Ada striae albikans dan linea alba
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
- kontraksi uterus jarang.
- DJJ 130 x / menit
- Ada pengeluaran air-air di vulva
- Pemeriksaan dalam Tanggal 28 – 2 – 2008 , Jam 15.45 wita
- Dinding vagina tidak ada kelainan
- Dilatasi serviks 4 cm
- Porsio lunak , tebal
- Presentase kepala
- Ketuban ( - )
- Kesan panggul normal.
- Ibu di dampingi oleh keluarga.
Assesment ( A )
G I , P 0 , A 0 , Umur kehamilan 38-40 minggu, Punggung kanan , Presentase
kepala , Penurunan kepala 4/5 , Kehamilan intra uterine , Tunggal , Janin hidup , KU
ibu dan janin baik, Inpartu kala I fase laten dengan masalah KPD tidak disertai nyeri
perut tembus belakang.
Planning ( P )
1. Mengucapkan salam pada Ibu
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Mengobservasi tanda-tanda vital Ibu dan Janin
4. Memberikan infuse IV Dekstrose 5 % + oksitosin drip 5 IU dengan
kecepatan 8 tetes / menit tiap 30 menit dinaikan 4 tetes maksimal 40 tetes /
menit.
5. Menganjurkan pada ibu untuk memilih posisi yang nyaman dan Ibu tidak
dianjurkan untuk jalan-jalan dan turun dari tempat tidur
6. Mengkaji kontraksi uterus dan observasi His
7. Mengupayakan tindakan untuk mengurangi respon sakit dan melakukan
masase pada daerah yang sakit
8. Menganjurkan ibu untuk relaksasi / pengaturan nafas panjang
9. Menganjurkan pada ibu cara mengedan yang baik dan benar pada saat His
10. Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum
11. Menganjurkan pada ibu selalu mengingat / mendekatkan diri pada tuhan
12. Mendokumentasikan tentang informasi hasil kemajuan persalinan pada
partograf.
2. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum Ibu baik
- Pembukaan serviks 10 cm
- Portio tidak teraba
- Penurunan kepala H IV
- Kontraksi uterus 5 kali dalam 10 menit durasi 45 detik
- DJJ 130 x / menit , kuat dan teratur
- Tanda-tanda vital , TD : 110 / 70 mmHg, N : 80 x / menit, S :
37 ° c , P : 20 x / menit
- Vulva dan anus membuka.
- Perineum menonjol.
KALA II ( PENGELUARAN )
- Awal kala II : Jam 18.50 wita
- Kontraksi uterus 5 x dalam 10 menit, durasi 45 detik
- Tehnik pengeluaran :
“Ibu dalam posisi setengah duduk, kedua tangan
merangkul kedua paha, dagu menempel di dada, bokong
tidak boleh diangkat, jika ada his ibu boleh / dapat
meneran sedalam mungkin dan dipertahankan bila his
berhenti ibu dapat istirahat, makan dan minum, dan
meneran lagi jika ada his.
- KU ibu baik
- Bayi lahir jam 19.33 wita
- Keadaan bayi :
Apgar skor menit 1 – menit 5 : 8 / 9.
Jenis kelamin perempuan.
BB / PB : 3000 Gram / 50 cm
Tidak ada kelainan kongenital
Perdarahan Kala II ± 100 cc
Lamanya kala II : 43 menit
Perlangsungan kala II : Normal.
LANGKAH II . IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASAALAH AKTUAL
1. Inpartu kala II
Dasar :
DS : - Ibu merasakan ingin meneran
- Ibu merasakan ingin BAB
- Ibu merasakan sakit
Tujuan :
- Keadaan umum ibu baik
- Kala II berlangsung Normal
- Tidak terjadi partus macet
- Bayi lahir spontan tanpa trauma, Aspiksia dan Hipotermi.
Kriteria :
- Tanda-tanda vital normal :
TD : 110/70 – 120/90 mmHg ,
N : 60 – 80 x / menit
P : 16 – 24 x / menit
S : 36 – 37,5 ° C
- Kala II tidak lebih dari 1 jam
- Bayi lahir spontan dan langsung menangis .
- Tidak terjadi perdarahan.
Rencana Tindakan :
1. Pastikan adanya tanda gejala kala II
Rasional :
Dengan memastikan adanya tanda gejala kala II, pada saat ada his ibu sudah
dapat dianjurkan mengedan.
2. Pastikan kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan
Rasional :
Kelengkapan bahan, alat dan obat-obatan dalam proses persalinan akan
memperlancar jalannya proses persalinan.
3. Siapkan ibu dan diri untuk menolong
Rasional :
Dengan menggunakan celemek dapat melindungi tubuh penolong dari
kontaminasi cairan, lendir dan darah dari pasien.
4. Cuci tangan sebelum menolong
Rasional :
Mencegah penyebaran infeksi dari penolong ke pasien.
5. Pakai sarung tangan DTT
Rasional :
Penggunaan sarung tangan DTT untuk mencegah terjadinya infeksi.
6. Siapkan oksitosin dalam spoit
Rasional :
Kesiapan oksitosin untuk memudahkan penolong sat melakukan tindakan
penanganan aktif kala II.
7. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas yang dibasahi air DTT
Rasional :
Mencegah terjadinya infeksi jalan lahir akibat kuman yang berasal dari
vulva dan perineum.
8. Lakukan pemeriksaan dalam
Rasional :
Untuk memastikan bahwa pembukaan lengkap,sehingga bisa dilakukan
amniotomi jika ketuban masih utuh dan memastikan tidak teraba bagian-bagian
terkecil dari janin dan tidak ada penumbungan talipusat.
9. Dekontaminasi sarung tangan yang sudah dipakai
Rasional :
Untuk mencegah terjadinya infeksi silang.
10. Periksa DJJ
Rasional :
Untuk memastikan DJJ dalam batas normal
11. Beritahu ibu jika pembukaan sudah lengkap
Rasional :
Agar ibu bisa mempersiapkan diri untuk meneran pada saat ada his.
12. Anjurkan pada keluarga untuk membantu ibu posisi setengah duduk pada saat
meneran.
Rasional :
Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya akan menekan
vena cava inferior. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari
ibu ke plasenta, sehingga menyebabkan hipoksia pada janin. Berbaring
terlentang juga akan menghambat kemajuan persalinan dan posisi ini akan
menyulitkan ibu meneran. ( Depkes RI, 2005 )
13. Pimpin ibu meneran jika ada his dan anjurkan pada ibu istirahat diantara
kontraksi
Rasional :
Meneran secara berlebihan sehingga menahan upaya untuk mengambil
nafas akan mengakibatkan kelelahan yang tidak perlu bagi ibu dan
meningkatkan resiko aspiksia pada bayi karena menurunnya pasokan oksigen
ke plasenta . ( Depkes RI, 2005 )
14. Letakan handuk bersih diatas perut ibu
Rasional :
Untuk mengeringkan badan bayi segera setelah lahir.
15. Letakan kain segitiga dibawah bokong ibu
Rasional :
Untuk mencegah infeksi silang dari tempat persalinan ke pasien dan untuk
menyokong perineum.
16. Pakai sarung tangan DTT untuk menolong
Rasional :
Penggunaan sarung tangan DTT untuk mencwgah terjadinya infeksi pada
ibu.
17. Lahirkan kepala sambil menyokong perineum dan menahan puncak kepala agar
tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat.
Rasional :
Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi dengan
hati-hati dapat mengurangi robekan pada vagina dan perineum. ( Depkes RI,
2005 ).
18. Bersihkan muka, mulut, dan hidung bayi
Rasional :
Bayi akan menarik nafas pertama setelah bahu dan dadanya dilahirkan,
membersihkan air ketuban dari mulut dan hidung bayi sebelum bahu lahir akan
membantu upaya pencegahan aspirasi pada bayi tersebut. ( Depkes RI, 2005 )
19. Periksa lilitan talipusat
Rasional :
Lilitan talipusat dapat menghambat kelahiran bahu sehingga bisa terjadi
aspiksia .
20. Tunggu kepala janin melakukan putaran paksi luar
Rasional :
Putaran paksi luar yang sempurna menjadikan kepala janin searah dengan
punggungnya sehingga memudahkan kelahiran bayi.
21. Lahirkan kedua bahu secara biparietal
Rasional :
Untuk mencegah rupture pada perineum.
22. Lahirkan badan bayi, dengan tangan kanan menyangga bayi
Rasional :
Untuk memudahkan proses pertolongan persalinan dan mencegah laserasi
perineum.
23. Lahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menyusuri punggung hingga
tungakai
Rasional :
Menyusur punggung sampai tungkai untuk memudahkan proses kelahiran
tungkai..
24. Nilai bayi dengan cepat, tangis , gerak dan warna kulit
Rasional :
Menilai bayi dengan segera untuk mengetahui adanya kegawatan pada bayi.
25. Keringkan bayi dengan segera
Rasional :
Untuk mencegah hipotermia pada bayi.
26. Jepit talipusat dengan klem ± 3 cm dari pangkal pusat
Rasional :
Untuk mencegah perdarahan pada talipusat pada saat talipusat dipotong.
27. Potong talipusat diantara kedua klem
Rasional :
Memotong talipusat dapat memudahkan perawatan bayi dan kelahiran
plasenta.
28. Ganti handuk bayi dengan kain yang bersih dan kering
Rasional :
Untuk mencegah hipotermia pada badan bayi.
29. Berikan bayi pada ibunya untuk disusui
Rasional :
Menyusui sesegera mungkin setelah bayi lahir untuk meransang
pengeluaran hormone oksitosin sehingga kontraksi uterus dan perdarahan pasca
salin tidak terjadi.
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal, 28 – 2 – 2008
1. Bayi lahir spontan dengan presentase belakang kepala
2. BBL dan PBL : 3000 gram / 50 cm
3. Apgar skor menit pertama dan menit kelima : 8 /9 .
4. Tidak ada kelainan congenital
5. Kontraksi uterus baik
6. Tinggi Fundus Uteri : I jb pst.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
KALA II PERSALINAN
(SOAP)
Tanggal, 28 – 2 - 2008
Subyektif ( S )
- Ibu mengatakan ingin BAB
- Ibu mengatakan ingin meneran
- Ibu mengatakan sakitnya bertambah
Obyektif ( O )
- Keadaan umum ibu baik
- Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg,
N : 80 x / menit
P : 18 x / menit
S : 37 ° C
- DJJ 124 x / menit kuat dan teratur
- Pembukaan serviks 10 cm
- Portio tidak teraba
- Penurunan kepala H IV
- Kontraksi uterus 5 kali dalam 10 menit, durasi 45 detik
- Vulva dan anus membuka
- Perineum menonjol.
Assesment ( A )
Inpartu kala II, keadan umum ibu dan janin baik.
Planning ( P )
1. Memastikan adanya tanda gejala kala II
2. Memastikan kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan
3. Mnyiapkan ibu dan diri untuk menolong
4. Mencuci tangan sebelum menolong
5. Memakai sarung tangan DTT
6. Mnyiapkan oksitosin dalam spoit
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas yang dibasahi air DTT
8. Melakukan pemeriksaan dalam
9. Mendekontaminasi sarung tangan yang sudah dipakai
10. Memeriksa DJJ
11. Memberitahu ibu jika pembukaan sudah lengkap
12. Menganjurkan pada keluarga untuk membantu ibu posisi setengah duduk pada
saat meneran.
13. Memimpin ibu meneran jika ada his dan anjurkan pada ibu istirahat diantara
kontraksi
14. Meletakan handuk bersih diatas perut ibu
15. Meletakan kain segitiga dibawah bokong ibu
16. Memakai sarung tangan DTT untuk menolong
17. Melahirkan kepala sambil menyokong perineum dan menahan puncak kepala
agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat
18. Membersihkan muka, mulut, dan hidung bayi
19. Memeriksa lilitan talipusat
20. Menunggu kepala janin melakukan putaran paksi luar
21. Melahirkan kedua bahu secara biparietal
22. Melahirkan badan bayi, dengan tangan kanan menyangga bayi
23. Melahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menyusuri punggung
hingga tungakai
24. Menilai bayi dengan cepat, tangis , gerak dan warna kulit
25. Mengeringkan bayi dengan segera setelah lahir.
26. Menjepit talipusat dengan klem ± 3 cm dari pangkal pusat, dan klem ke 2 : 2
cm dari klem pertama.
27. Memotong talipusat diantara kedua klem
28. Mengganti handuk bayi dengan kain yang bersih dan kering
29. Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KALA III
Tidak ada data yang mendukung untuk melakukan tindakan segera / kolaborasi.
Tujuan :
- Kala III berlangsung normal
- Kontraksi uterus baik
- Plasenta lahir lengkap
- Tidak terjadi perdarahan
Kriteria :
- Kotiledon lengkap
- Plasenta lahir < 15 menit
- Kontraksi uterus baik
- Tidak ada perdarahan.
Rencana Tindakan :
1. Lakukan palpasi abdomen untuk meyakinkan janin tunggal.
Rasional :
Oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi yang akan sangat menurunkan
pasokan oksigen ke bayi, hati-hati untuk tidak menekan uterus dengan keras
sehingga terjadi kontraksi tetanik yang akan menyulitkan pengeluaran plasenta.
( Depkes RI , 2004 )
2. Beritahu ibu jika ibu akan di suntik
Rasional :
Agar pada saat melakukan penyuntikan ibu tidak kaget.
Subyektif ( S )
- Ibu mengatakan masih nyeri abdomen
Obyetif ( O )
- Partus spontan PBK , Jenis kelamin Perempuan.
- Kontraksi uterus baik
- Plasenta belum lahir.
Assement ( A )
Kala III persalinan ( Kala Uri )
Planning ( P )
1. Melakukan palpasi abdomen untuk meyakinkan janin tunggal.
2. Memberitahu ibu jika ibu akan di suntik
3. Meberikan suntikan oksitosin 10 IU Intra Muskuler ( IM ) dalam waktu 2 menit
setelah kelahiran bayi.
4. Melakukan PTT.
5. Melahirkan plasenta dengan hati-hati.
6. Melakukan masase fundus uteri setelah segera setelah plasenta lahir.
7. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban, plasenta lengkap dan
selaput utuh.
8. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum.
9. Menilai ulang kontraksi uterus, Kontraksi uterus baik.
10. Mengobservasi kotraksi uterus , Uterus berkontraksi dengan baik.
11. Mengevaluasi perdarahan pervaginam , ± 100 cc.
1. Riwayat Persalinan
- Ibu mengeluh masih nyeri abdomen
2. Pemeriksaan Fisik
- KU ibu baik
- Tanda-tanda Vital :
TD : 120 / 80 mmHg,
N : 80 x / menit
P : 20 x / menit
S : 37 ° C
- Kontraksi uterus baik
- TFU 2 jari bawah pusat
- Perdarahan ± 50 cc.
Kala IV ( Pengawasan )
Dasar :
DS :
- Ibu mengeluh masih nyeri abdomen
DO :
- KU ibu baik
- Tanda-tanda Vital :
* TD : 120 / 80 mmHg,
* N : 80 x / menit
*P : 20 x / menit
*S : 37 ° C
- Kontraksi uterus baik
- TFU 2 jari bawah pusat
- Perdarahan ± 50 cc
Tidak ada data yang mendukung untuk perlunya tindakan segera / kolaborasi.
Tujuan :
- Kala IV berlangsung normal
- KU ibu baik
- Tidak terjadi perdarahan.
Kriteria :
- Tanda-tanda Vital dalam batas normal :
TD : 110/70 – 120/90 mmHg ,
N : 60 – 80 x / menit
P : 16 – 24 x / menit
S : 36 – 37,5 ° C
- Kontraksi uterus baik
Rencana Tindakan
1. Lakukan perawatan talipusat pada bayi.
Rasional :
Perawatan talipusat dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan
talipusat dan infeksi talipusat yang dapat menyebabkan tetanus neonatorum.
2. Berikan bayi pada ibunya dan anjurkan ibu untuk menyusui bayinya
Rasional :
Menyusui bayi sesegera mungkin akan meransang hormone oksitosin , yang
akan meransang kontraksi uterus sehingga perdarahan tidak terjadi.
3. Observasi tanda-tanda vital
Rasional :
Untuk mengetahui keadaan umum ibu baik / tidak.
4. Observasi Tinggi Fundus Uteri
Rasional :
TFU merupakan salah satu indicator terjadinya proses involution , TFU
tidak sesuai dengan semestinya menandakan terjadinya subinvolution akibat
sisa palsenta / bekuan darah yang dapat menyebabkan infeksi.
5. Obsevasi kontraksi uterus
Rasional :
Untuk mengetahui apakah kontraksi uterus baik / tidak.
6. Observasi kandung kemih
Rasional :
Untuk mengetahui apakah kandung kemih berisi /tidak , apabila berisi akan
menghambat terjadinya kontraksi uterus dan ibu akan merasa tidak nyaman.
7. Observasi perdarahan
Rasional :
Untuk mengetahui jumlah perdarahan.
8. Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana melakukan masase uterus dan cara
memeriksa kontraksi uterus.
Rasional :
Agar mereka dapat menjaga sehingga kontraksi uterus tetap baik dan dapat
dengan segera kepada penolong jika kontraksi uterus tidak baik.
9. Bersihkan ibu dari darah dan sisa air ketuban
Rasional :
Untuk memberikan rasa nyaman padaa ibu.
10. Dekontaminasi tempat persalinan
Rasional :
Dekontaminasi tempat persalinan untuk mencegah terjadinya infeksi silang.
11. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan dan minum.
Rasional :
Untuk mengganti energi yang dipakai saat melahirkan.
12. Lakukan dekontaminasi alat-alat persalinan
Untuk mencegah terjadinya infeksi silang.
13. Tibang bayi BBL dan PBL
Rasional :
Untuk mengetahui apakah BBL dan PBL normal / tidak.
14. Lengkapi Partograf
Rasional :
Pendokumentasian yang lengkap merupakan bukti dari semua tindakan dan
temuan yang kita lakukan serta memiliki kekuatan Hukum.
15. Pasang gurita dan duk setelah 2 jam post partum.
Rasional :
Untuk memberikan rasa nyaman pada ibu.
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Subyektif ( S )
- Ibu mengeluh masih nyeri abdomen
Obyektif ( O )
- KU ibu baik
- Tanda-tanda Vital :
TD : 120 / 80 mmHg,
N : 80 x / menit
P : 20 x / menit
S : 37 ° C
- Kontraksi uterus baik
- TFU 2 jari bawah pusat
- Perdarahan ± 50 cc
Assesment ( A )
Kala IV ( Pengawasan )
Planning ( P ) :
1. Melakukan perawatan talipusat
2. Memberikan bayi pada ibunya untuk segera di susui
3. Mengobservasi tanda-tanda vital
4. Mengobservasi Tinggi Fundus Uteri
5. Mengobsevasi kontraksi uterus
6. Mengobservasi kandung kemih
7. Mengobservasi perdarahan.
8. Mengajarkan ibu dan keluarganya bagaimana melakukan masase uterus dan
cara memeriksa kontraksi uterus.
9. Membersihkan ibu dari darah dan sisa air ketuban
10. Mendekontaminasi tempat persalinan
11. Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan makan dan minum.
12. Melakukan dekontaminasi alat-alat persalinan
13. Menimbang bayi BBL dan mengukur PBL
14. Melengkapi Partograf
15. Memasang gurita dan duk setelah 2 jam post partum.