Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

SISTEM HEMATOLOGI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

KELAS C

AGGITA CAHYANI
2010721027

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS

1
2020

KASUS 1 HEMATOLOGI

Ny. B (36 th) datang ke IGD RS dengan keluhan Nyeri pada perut, nyeri hilang timbul
disertai muntah dan diare serta nyeri otot. TD: 140/90 mmHg, suhu 39 ̊C, nadi: 98x/mnt,
frekuaensi napas 24 x/menit. Hasil widal : 1/320.

Analisa data

Masalah
No Tanggal Data Fokus Etiologi
Keperawatan
1. 1/9/2020 DS: Penyakit (infeksi Hipertermia
- Pasien mengatakan demam naik salmonella typi)
turun sudah 5 hari
Bakteri Salmonella
DO: thypi &
- TTV Salmonella paratypi
TD : 140/90 mmHg
Makanan &
N : 98 x/mnt
minuman
RR : 24 x/mnt
S : 39 ̊C Berkembang biak
- Widal : 1/320 di usus
- Kulit teraba panas/hangat
- Kulit tampak kemerahan Terbentuk Plaques
- IWL : 31,25 payeri

Kelenjar getah
bening
Masenterika

Sirkulasi darah

Bakteremia II
Symtomatik

Metabolisme
Meningkat

Hipertermi

2
2. 1/9/2020 DS: Agens cedera Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri pada biologis (infeksi)
bagian perut
- Pasien mengatakan nyeri pada otot Bakteri Salmonella
thypi &
DO: Salmonella paratypi
- Pasien tampak meringis
Makanan &
- Pasien tampak memegangi perutnya
minuman
- Pasien tampak tidak nyaman
- Nyeri : Berkembang biak
P : penyakit / infeksi salmonella di usus
tyhpi
Q : seperti ngilu dan hilang timbul Terbentuk Plaques
R : perut dan otot payeri
S:7
T : hilang timbul Makrofag
Hiperaktif

Hyperplasia &
nekrose jaringan

Erosi Pem. darah


plaques payeri

Perdarahan sal
Cerna

Nyeri akut

3. 1/9/2020 DS: Risiko defisit


- Pasien mengeluh mual nutrisi
- Pasien mengatakan tidak nafsu
makan
- Pasien mengatakan buang-buang air
(diare) 3 x sehari, konsistensi cair

DO:
- Pasien tampak lemas
- Pasien muntah 1 kali

Diagnosa keperawatan :
Tanggal
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Paraf
Teratasi
Hipertermia b/d Penyakit
1. 01/09/2020 Aggita Cahyani
(infeksi salmonella typi)
Nyeri akut b/d Agens cedera
2. 01/09/2020 Aggita Cahyani
biologis (infeksi)
3. Risiko defisit nutrisi 01/09/2020 Aggita Cahyani
3
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria


Tanggal Rencana Tindakan Paraf
DX Keperawatan Hasil
1/9/2020 1. Hipertermia b/d Setelah dilakukan
Penyakit (infeksi tindakan keperawatan 1. Pantau suhu dan tanda vital
salmonella typi) selama 3 x 24 jam lainnya Aggita
diharapkan masalah 2. Monitor warna kulit dan suhu Cahyani
hipertemia dapat teratasi, 3. Monitor asupan dan keluaran,
dengan kriteria hasil : sadari perubahan kehilangan
- Hipertemia menurun cairan yang tak dirasakan
- Penurunan suhu kulit 4. Berikan cairan IV (ringer
- Tekanan darah dalam laktat)
batas normal (120/80 5. Dorong konsumsi cairan
mmHg) 6. Tingkatkan sirkulasi udara
- Keseimbangan intake 7. Dorong intake yang sesuai
dan output dalam 24 8. Dorong pasien untuk lebih
jam banyak istirahat
- Suhu pasien kembali 9. Anjurkan pasien untuk
normal (36,5-37 ̊C) minum antibiotic yang telah
diresepkan
1/9/2020 2. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan
Agens cedera tindakan keperawatan 1. Lakukan pengakjian nyeri
biologis (infeksi) selama 3 x 24 jam komprehensif termasuk Aggita
diharapkan masalah nyeri lokasi, karakteristik, durasi, Cahyani
dapat teratasi, dengan frekuensi kualitas, dan
kriteria hasil: faktor pencetus
- Nyeri yang dilaporkan 2. Observasi reaksi nonverbal
berkurang dengan dari ketidaknyamanan
manajemen nyeri 3. Kontrol lingkungan yang
- Ekspresi wajah sudah dapat mempengaruhi nyeri
tidak meringis seperti suhu ruangan,
menahan nyeri pencahayaan dan
- Lamanya nyeri mulai kebisingan
berkurang 4. Monitor TD, Nadi, RR, dan
- Mengenali kapan Suhu dengan tepat
terjadinya nyeri (skala, 5. Identifikasi penyebab
intensitas, frekuensi perubahan ttv
dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
- Tekanan darah dalam
rentang normal (120/80
mmHg)
- Suhu pasien kembali
normal (36,5-37 ̊C)
1/9/2020 3. Risiko defisit Setelah dilakukan Aggita
nutrisi tindakan keperawatan 1. Identifikasi status nutrisi Cahyani
4
selama 3 x 24 jam 2. Idetifikasi kebutuhan kalori
diharapkan Risiko defisit dan nutrient
nutrisi tidak terjadi lagi, 3. Identifikasi penyebab diare
dengan kriteria hasil: 4. Monitor warna, volume,
- Nyeri abdomen frekuensi, dan konsistensi
berkurang tinja
- Diare berkurang 5. Monitor jumlah pengeluaran
- Nafsu makan diare
meningkat 6. Berikan asupan cairan oral
- Pengetahuan tentang (oralit)
standar nutrisi yang 7. Berikan cairan IV (ringer
tepat laktat)
8. Anjurkan makan sedikit tapi
sering

LAPORAN ANALISA SINTESA KETERAMPILAN

5
(Prosedur medik yang baru dipelajari /tindakan keperawatan yang dilakukan)

Nama : Aggita Cahyani


NIM : 2010721027

1. Tindakan Keperawatan : Pemasangan cairan IV


Nama klien : Ny. B

Diagnosa medik : Thypoid

2. Pengertian: Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien.

3. Diagnosa keperawatan :

 Hipertermia b/d Penyakit (infeksi salmonella typi)

 Risiko defisit nutrisi

4. Tujuan tindakan:
 Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral,
mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit, memperbaiki
keseimbangan asam basa, memberikan tranfusi darah, menyediakan medium untuk
pemberian obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi parenteral.

5. Prinsip tindakan dan rasional:

Prinsip Tindakan

Prinsip Umum:
 Mengatur posisi klien senyaman mungkin sesuai dengan lokasi penyuntikan
 Menyiapkan bahan dan alat
 Petugas memakai sarung tangan
 Memasangkan perlak pengalas untuk mencegah tercecernya darah atau cairan
pasien
 Pasang terniquet atau pembendung
 Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekauan, peradangan, atau rasa
gatal. Menghindari gangguan absorbs obat atau cidera dan nyeri yang

6
berlebihan
 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai
kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang
mengandung mikroorganisme
 Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan
 Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurng lebih 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan
vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan ditusuk
secara perlahan dan pasti. Posisikan jarum pada 30 ̊
 Rendahkan posisi jarum sejaajr kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
 Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan
tangan dominan menarik plunger
 Observasi adanya darah pada spuit
 Jika ada darah, lepaskan terniquet
 Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan
 Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril
 Kembalikan posisi klien seperti semula

7
6. Bahaya dan pencegahan
Pemasangan infus di daaerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, terutama pada
pasien-pasien yang mempunyai penyakit ginjal karena lokasi ini dapat digunakan untuk
pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).

7. Hasil yang didapat/pencapaian tujuan


 Tercapainya pemenuhan hidrasi

8. Identifikasi tindakan yang lain

 Melakukan pengecekan kepatenan selang infus saat pemberian cairan IV

9. Evaluasi diri

 Praktikan mampu melakukan tindakan sesuai dengan SOP

Anda mungkin juga menyukai