Anda di halaman 1dari 67

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Ta’ala, Tuhan semesta alam yang senantiasa
melimpahkan nikmat kepada seluruh hamba-Nya, serta memberi hidayah dan taufik kepada
hamba-hamba pilihan-Nya. Tiada sekutu bagi-Nya, sebagai sesembahan yang hak tanpa ada
keraguan. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kehadirat asyrafil ambiya wal
mursalin, sayidil awalin wal akhirin, habibina wa maulana, Muhammad bin Abdillah
shallallahu ‘alaihi wasallam, suri tauladan umat manusia sampai akhir zaman, beserta
kepada keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang berjalan di atas jalan mereka
hingga hari kiamat. Amin ya robbal ‘alamin.

Buku sederhana yang diberi judul Modul Kimia untuk SMA/MA Kelas XII
merupakan ringkasan materi dari berbagai sumber belajar berupa buku maupun website
mentor-mentor ahli dan terpercaya di bidang pembelajaran ilmu kimia. Buku ini ditulis
bertujuan untuk mempermudah peserta didik maupun guru untuk mempelajari dasar-dasar
ilmu kimia pada jejang sekolah menengah atas. Semoga kehadiran buku ini bisa memberi
manfaat serta menambah khasanah keilmuan kita.

Kata pepatah, tiada gading yang tak retak, suatu keniscayaan akan ditemukan banyak
kekurangan dari penulisan buku ini, baik secara konten maunpun tata urutan materi yang
disajikan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari segenap pembaca
agar dapat diajdikan acuan dalam perbaikan di masa mendatang agar sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi umat.

Bekasi, Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN........................................................................................1
BAB II ELEKTROKIMIA............................................................................................................10
BAB III KIMIA UNSUR...............................................................................................................23
BAB IV SENYAWA TURUNAN ALKANA..............................................................................33
BAB V BENZENA DAN TURUNANNYA.................................................................................44
BAB VI MAKROMOLEKUL......................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................64
BAB I
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Manusia yang terlahir ke dunia ini telah membawa beberapa sifat alami yang disebut
dengan fitrah (potensi). Beberapa fitrah tersebut di antaranya: (1) Fitrah beragama, yaitu
pada dasarnya tabiat manusia adalah homo religious (makhluk beragama) yang sejak
lahirnya membawa suatu kecenderungan beragama. Dalam hal ini, di dalam surat Ar-Rum:
30, Allah Ta’ala berfirman yang artinya: "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama (Allah); (tetaplah di atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"; (2) Fitrah suci, sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman dalam surat Al-Muthaffifin: 14 yang artinya: “Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”, berarti pada
hakikatnya manusia itu memiliki hati yang suci; (3) Fitrah Intelektual, yang terdiri dari
panca indera dan akal pikiran (pendengaran, penglihatan dan hati). Dengan potensi ini,
manusia dapat membuktikan dengan daya nalar dan ilmiah tentang kekuasaan Allah
Ta’ala. Serta dengan potensi ini manusia dapat mempelajari dan memahami dengan benar
seluruh hal yang dapat bermanfaat baginya dan hal yang mudarat baginya. Potensi ini juga
merupakan potensi yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepada manusia agar manusia dapat
membedakan benar dan salah, bersih dan kotor, bermanfaat dan bermudarat, serta baik dan
buruk.
Begitu pula dengan berbagai benda yang berada di sekitar kita memiliki sifat alami
yang Allah Ta’ala berikan, agar dapat dipelajari dan dipahami dengan baik, kemudian
diambil manfaatnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan kaum muslimin yang kemudian
menjadi wasilah untuk mempermudah dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Pada bab ini
akan dijelaskan beberapa sifat larutan yang disebut dengan sifat koligatif larutan. Setelah
mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan mampu memahami, mengaplikasikan, dan
mengambil manfaat dari sifat-sifat yang dimiliki suatu larutan yang tergabung dalam sifat
koligatif larutan.
A. Definisi Sifat Koligatif Larutan
Kata koligatif berasal dari kata Latin colligare yang berarti berkumpul bersama.
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi
hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Sifat koligatif dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu siafat koligatif larutan nonelektrolit dan sifat
koligatif larutan elektrolit.
B. Satuan Konsentrasi Larutan
Sifat koligatif larutan bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Satuan-satuan
konsentrasi yang menyatakan jumlah partikel yaitu molalitas (m) dan fraksi mol (X).
Molalitas digunakan untuk menentukan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku,
sedangkan fraksi mol untuk menentukan penurunan tekanan uap. Kedua satuan
tersebut berhubungan juga dengan satuan persen (%).
a. Fraksi Mol
Fraksi mol (X) menyatakan perbandingan mol salah satu komponen terhadap total
semua komponen.
mol komponen
X=
mol total
Untuk larutan yang hanya terdiri dari pelarut (A) dan satu zat terlarut (B), fraksi
mol dinyatakan dengan:

Dengan:
XA = fraksi mol pelarut
XB = fraksi mol zat terlarut
Mol A = mol pelarut
Mol B = mol zat terlarut
XA + XB = 1
Contoh soal:
1. Tentukan fraksi mol CO2 dalam campuran 22 gram gas CO2 dan 28 gram gas
CO, jika diketahui Ar C = 12 , O = 16.
2. Tentukan fraksi mol NaOH dalam larutan NaOH 80%. (Mr NaOH = 40)
b. Molalitas (m)
Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1.000 gram
pelarut. Molalitas dapat dinyatakan dengan rumus:
mol zat terlarut 1.000 g 1.000
m= atau m = mol × atau m= ×
1.000 gram pelarut p Mr p
Keterangan:
m = molalitas (molal)
p = massa pelarut (gram)
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut (gram/mol)

Contoh soal:
1. Tentukan molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 0,6 gram urea
CO(NH2)2 dalam 100 gram air. (Mr urea = 60 g/mol)
2. Tentukan berapa gram NaOH yang ditambahkan untuk membuat larutan
NaOH 4 m dalam 250 gram air. (Mr NaOH = 40 g/mol)

c. Persen massa (% massa)


Persen massa menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan.
gram zat terlarut
Persen massa = × 100 %
gramlarutan
Contoh soal:
1. Diketahui massa jenis suatu larutan H2SO4 pekat 49% adalah 1,3 kg/L (Mr
H2SO4 = 98 g/mol). Tentukan molalitas H2SO4.
2. Tentukan molalitas larutan etanol C2H5OH 23% massa (Mr etanol = 46 g/mol).
C. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Zat terlarut dalam larutan nonelektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.
1. Penurunan Tekanan Uap (ΔP)
Tekanan uap adalah tekanan yang ditimbulkan oleh molekul-molekul dalam
keadaan uap. Tekanan uap pada saat terjadi kesetimbangan disebut tekanan uap
jenuh. Suatu larutan akan memiliki tekanan uap (P) yang lebih rendah
dibandingkan tekanan uap pelarut murninya (P0). Hal ini disebabkan oleh adanya
partikel zat terlarut yang menghalangi terjadinya penguapan pelarut pada suatu
larutan. Besarnya penurunan tekanan uap tersebut dapat dicari dengan rumus:
ΔP = P0 – P
Menurut Hukum Raoult, banyakannya penurunan tekanan uap (ΔP) sama dengan
hasil kali fraksi mol zat terlarut (Xt) dan tekanan uap pelarut murni (P0).
ΔP = Xt ×P0 dan P = Xp × P0
Keterangan:
ΔP = penurunan tekanan uap (atm)
P0 = tekanan uap pelarut murni (atm)
P = tekanan uap larutan (atm)
Xp = fraksi mol pelarut
Xt = fraksi mol zat terlarut

Contoh soal:
1. Tekanan uap air murni pada temperatur 250 oC adalah 30,6 mmHg. Tentukan
tekanan uap larutan jika ke dalam 90 gram air dilarutkan 18 gram glukosa
(C6H12O6)!
2. Pada suhu 20 oC tekanan uap air adalah 18 mmHg. Jika 32 gram metanol
CH3OH (Mr = 32 g/mol) dicampur dengan 72 gram air, maka tekanan uap
larutan pada suhu tersebut adalah… mmHg.

2. Kenaikan Titik Didih (ΔTb)


Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap sama dengan tekanan luar
(tekanan lingkungannya) yaitu sebesar 1 atm. Penambahan zat terlarut akan
menaikkan titik didih. Selisih antara titik didih pelarut murni dengan titik didih
larutan disebut kenaikan titik didih (ΔTb ).
ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut murni
Kenaikan titik didih tergantung pada konsentrasi zat terlarut. Untuk mencari
besarnya kenaikan titik didih digunakan rumus :
ΔTb = Kb . m
Keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih larutan (oC)
Kb = tetapan kenaikan titik didih larutan (oC.kg.mol-1)
m = molalitas zat terlarut (molal)
Contoh soal:
1. Berapa titik didih 36 gram glukosa (C6H12O6 , Mr = 180 g/mol) dalam 250
gram air, jika diketahui Kb air 0,52 oC.kg.mol-1?
2. Suatu zat organik sebanyak 0,645 gram yang dilarutkan dalam 50 gram CCl 4
memberikan ΔTb = 0,645 oC. Jika Kb pelarut = 5,03, maka massa molekul
relatif (Mr) zat itu adalah… g/mol.

3. Penurunan Titik Beku (ΔTf)


Penambahan zat terlarut akan menurunkan titik beku. Selisih antara titik beku
pelarut murni dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (ΔTf ).
ΔTf = titik beku pelarut murni – titik beku larutan
Fenomena penurunan titik beku sama dengan fenomena kenaikan titik didih,
sehingga persamaan matematika penurunan titik beku sama dengan kenaikan titik
didih, yaitu:

ΔTf = Kf . m

Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku larutan (oC)
Kf = tetapan penurunan titik beku larutan (oC.kg.mol-1)
m = molalitas zat terlarut (molal)

Contoh soal:
1. Tentukan penurunan titik beku jika 0,05 mol naftalena dilarutkan ke dalam
400 gram air! (Kf air 1,86 oC.kg.mol-1 , Mr naftalena = 128 g/mol).
2. Jika 0,2 mol sukrosa dilarutkan ke dalam 250 gram air, tentukan penurunan
titik bekunya! (Kf air = 1,86 oC.kg.mol-1)
4. Tekanan Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan pelarut dari suatu larutan encer ke
larutan yang lebih pekat melalui selaput semipermeabel. Tekanan osmosis adalah
tekanan yang diperlukan untuk menghentikan proses osmosis. Hubungan antara
tekanan osmosis dengan jumlah partikel di dalam larutan secara matematis
melalui persamaan:
π = M.R.T
Keterangan:
π = tekanan osmosis (atm)
M = molaritas larutan (molar)
R = suatu tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
T = suhu (K)
n
M=
V
Dengan: n = mol dan V = volume (L)
Contoh soal:
1. Berapakah tekanan osmosis larutan sukrosa 0,001 M pada 25 oC?
2. Jika 3,6 glukosa (Mr C6H12O6 = 180 g/mol) dilarutkan dalam air sampai
volumenya 200 mL pada suhu 27 oC, berapa tekanan osmosis larutan?
D. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar daripada
larutan nonelektrolit pada konsentrasi yang sama. Hal ini disebabkan zat terlarut pada
larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion. Pengaruh
jumlah partikel pada kedua jenis larutan tersebut disebut sebagai faktor van’t Hoff (i).
i = 1 + (n-1) α
Keterangan:
i = faktor van’t Hoff
n = jumlah ion
α = derajat disosiasi
Nilai derajat disosiasi (α) adalah:

Jumlah mol zat terionisasi


α=
Jumlah mol mula−mula

Untuk senyawa elektrolit kuat, semua zat yang terlarut akan teruarai sempurna dalam
air menjadi ion-ion, sehingga nilai α = 1 dan nilai i = jumlah ion. Dengan
memperhatikan faktor van’t Hoff, maka persamaan koligatif untuk senyawa-senyawa
elektrolit dikalikan dengan i.
Untuk penurunan tekanan uap, ΔP = (Xt . P0) . i
Untuk kenaikan titik didih, ΔTb = (Kb . m) . i
Untuk penurunan titik beku, ΔTf = (Kf . m) . i
Untuk tekanan osmosis π = (M . R . T) . i
Contoh soal:

1. Di daerah pesisir, larutan x gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air
mempunyai tekanan uap 1 atm pada suhu 100,2 oC. Jika Kb air = 0,5 oCm-1, maka
nilai x adalah…
2. Tekanan uap murni pada suhu 30 oC adalah 31,8 mmHg. Tekanan uap jenuh
larutan yang dibuat dengan melarutkan 1 mol Na2SO4 dalam 900 gram air pada
suhu 30 oC adalah… mmHg.
Tugas 1
Kerjakan secara berkelompok pada lembar tugas yang tersedia!
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Ketua :
Anggota :

1. Tulislah 6 contoh penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari!


2. Lengkapilah tabel berikut!

Rumus/Persamaan
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Larutan Nonelektrolit
Kuat Lemah

       

       

       

       

3. Perhatikan diagram fasa berikut, lengkapi dengan memberi keterangan pada masing-
masing huruf yang tersedia dan berilah penjelasan secara singkat dan padat!
Soal-soal
Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (×) pada salah satu huruf A, B,
C, D, dan E.
1. Kemolalan larutan 20% berat C2H5OH (Mr = 46) adalah…
A. 6,4 D. 3,4
B. 5,4 E. 0,4
C. 4,4
2. Sebanyak 30 gram urea dilarutkan dalam 81 gram air akan menghasilkan larutan
dengan fraksi mol sebesar… (Mr urea = 60, H2O = 18)
A. 0,1 D. 0,4
B. 0,2 E. 0,5
C. 0,3
3. Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan yang…
A. memperhitungkan jenis dan jumlah zat yang terlarut
B. memperhitungkan jenis zat yang terlarut saja
C. memperhitungkan jumlah zat yang terlarut
D. tidak memperhitungkan jumlah dan jenis zat yang terlarut
E. kadang-kadang memperhitungkan jumlah zat yang terlarut kadang-kadang tidak
melihat jenis zat
4. Berikut ini beberapa penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari:
(1) Pembuatan ikan asin
(2) Pembuatan es putar
(3) Mencairkan salju di jalan raya di daerah dingin
(4) Membunuh lintah dengan garam
(5) Pemakaian cairan/obat tetes mata
Penerapan tekanan osmotik terdapat pada nomor…
A. (1) dan (2) D. (2) dan (4)
B. (1) dan (3) E. (4) dan (5)
C. (2) dan (3)
5. Tekanan uap air jenuh pada suhu 30 oC adalah 31,8 mmHg dan fraksi mol suatu zat
dalam air adalah 0,056 mol. Pada suhu 30 oC, tekanan uap larutan adalah…
A. 1,78 mmHg D. 30,02 mmHg
B. 33,59 mmHg E. 28,30 mmHg
C. 17,8 mmHg
6. Dilarutkan 18 gram glukosa C6H12O6 ke dalam 500 gram air. Jika Kf air = 1,8 oC/mol.
Ar C = 12, H = 1, O = 16. Titik beku larutan tersebut adalah…
A. -0,18 oC D. -3,6 oC
B. -0,36 oC E. -7,2 oC
C. -1,8 oC
7. Adanya zat terlarut dapat mengakibatkan…
A. naiknya tekanan uap jenuh
B. turunnya titik didih
C. turunnya titik beku
D. naiknya tekanan osmotik
E. naiknya titik beku
8. Sebanyak 500 mL larutan yang mengandung 17,1 gram zat nonelektrolit pada suhu 27
o
C, mempunyai tekanan osmotik 2,46 atm. Mr zat tersebut adalah… (R = 0,082)
A. 90 D. 278
B. 150 E. 342
C. 207
9. Jika 0,05 mol garam MA dilarutkan dalam 100 gram air maka akan terbentuk larutan
yang membeku pada -1,62 oC. Bila Kf air = 1,8 maka derajat ionisasi garam MA
adalah…
A. 0,4 D. 0,7
B. 0,5 E. 0,8
C. 0,6
10. Tekanan jenuh uap air pada suhu 25 oC adalah 23,76 mmHg. Jika ke dalam 90 g air
(Mr = 18) dilarutkan 18 g sukrosa (Mr = 180), maka penurunan tekanan uap larutan
adalah…
A. 23,28 mmHg D. 0,10 mmHg
B. 2,38 mmHg E. 0,02 mmHg
C. 0,47 mmHg
BAB II
ELEKTROKIMIA
Reaksi oksidasi-reduksi berperan dalam banyak hal di dalam kehidupan kita sehari-
hari. Reaksi ini terlibat mulai dari pembakaran bahan bakar minyak bumi sampai dengan
kerja cairan pemutih yang digunakan dalam rumahtangga. Selain itu, sebagian besar dari
unsur logam dan unsur non logam diperoleh melalui proses oksidasi atau reduksi. Bahkan di
dalam al-Qur’an surat Al-Kahfi: 96-98 disebutkan kisah pendirian benteng besi Zulkarnain
yang dilapisi dengan cairan tembaga. Hal itu tenyata memuat rahasia kekuatan dinding besi
berlapiskan tembaga buatan Zulkarnain yang merupakan bukti penerapan konsep reaksi
redoks dan sel elektrokimia tentang sifat reduktor logam pada zaman dahulu. Pendirian
tersebut mengandung informasi ilmiah yang baru terbukti di masa sekarang. Ketika membuat
benteng besi tersebut, Zulkarnain menuangkan cairan tembaga di atas dinding besi untuk
mencegah adanya korosi dan menahan serangan Ya’juj dan Ma’juj.
Hal tersebut tentu membuat kita takjub dengan kecerdasan Zulkarnain, karena dia
telah mengetahui ilmu elektrokimia. Dalam ayat tersebut juga mengandung kisah yang
membuktikan bahwa Zulkarnain adalah seorang raja yang suka ilmu pengetahuan dan banyak
memperoleh ilmu pengetahuan selama petualangannyammengunjungi negeri-negeri lain.
Ayat tersebut juga menjelaskan kisah yang mengandung pelajaran berharga tentang seorang
hamba Allah yang mempunyai sifat tawadhu’ dan rendah hati, tidak sombong dengan
kepandaian dan kekuasaanya. Ketika pendirian benteng besi sudah selesai, Zulkarnain
berkata, “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan janji Tuhanku itu adalah benar.” (QS.
Al-Kahfi: 98).
Silahkan simak dan pelajari penjelasan tentang konsep reaksi redoks dan sel
elektrokimia pada bab ini dengan baik. Setelah itu peserta didik diharapkan dapat memahami
dan menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan serta mengambil manfaat dari materi yang
dipelajari.
A. Konsep Dasar Elektrokimia
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan listrik. Konsep
elektrokimia berdasarkan reaksi redoks dan larutan elektrolit. Di antara manfaat
mempelajari elektrokimia antara lain:
a) mengetahui cara kerja baterai isi ulang,
b) cara kerja sel bahan bakar,
c) proses pelapisan logam,
d) isolasi dan pemurnian logam, serta
e) fenomena korosi di alam.
1. Reaksi redoks
Reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi reduksi (penangkapan elektron) dan reaksi
oksidasi (pelepasan elektron) yang berlangsung bersamaan. Contoh: logam seng yang
dicelupkan pada larutan tembaga sulfat. Logam seng akan teroksidasi dan ion tembaga
akan tereduksi, dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Reaksi oksidasi: Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2e-

Reaksi reduksi: Cu2+ (aq) + 2e- → Cu (s)

Zat yang mengalami oksidasi dinamakan reduktor, dan zat yang mengalami reduksi
dinamakan oksidator.
2. Kespontanan reaksi redoks
Reaksi redoks dapat berlangsung spontan maupun tidak spontan yang dapat
ditentukan menggunakan deret volta, yaitu logam-logam disusun berdasarkan daya
oksidasi dan daya reduksinya, deret volta disusun pertama kali oleh Alexander Volta.

Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-(H2O)-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H2)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-
Au

Logam-logam di sebelah kiri H2 merupakan logam-logam aktif (reduktor kuat), sedangkan


di sebelah kanan H2 kurang aktif (reduktor lemah). Logam-logam dalam deret volta dapat
mereduksi unsur-unsur di kanannya, tetapi tidak dapat mereduksi unsur-unsur di sebelah
kirinya. Perhatikan reaksi berikut:
a) Mg (s) + ZnSO4 (aq) → MgSO4 (aq) + Zn (s) (spontan)
b) Mg (s) + Na2SO4 (aq) (tidak spontan)
Mg terletak di sebelah kiri Zn dan di sebelah kanan Na. dengan demikian Mg mampu
mereduksi Zn, tetapi tidak mampu mereduksi Na.
3. Penyetaraan reaksi redoks
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menyatarakan persamaan reaksi redoks, yaitu:
a. Jumlah atom di ruas kiri = jumlah atom di ruas kanan
b. Jumlah muatan atom di ruas kiri = jumlah muatan atom di ruas kanan
c. Sebagian besar reaksi redoks berlangsung dalam bentuk larutan dan dalam suasana
asam atau basa, sehingga ion H+ dan OH- serta molekul H2O yang terlibat dalam reaksi
diikutsertakan dalam penulisan sebagai pereaksi dan hasil reaksi.
Ada dua cara menyatarakan reaksi redoks, yaitu metode bilangan oksidasi dan metode
setengah reaksi.
a) Metode bilangan oksidasi
Penyetaraan redoks dengan metode bilangan oksidasi dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:
Secara Umum
1. Hitung dan tuliskan bilangan oksidasi pada tiap-tiap unsur
2. Tentukan reaksi oksidasi atau reduksi dengan melihat unsur yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi
3. Tentukan jumlah perubahan bilangan oksidasi untuk masing-masing reaksi
oksidasi dan reduksi
4. Setarakan jumlah perubahan bilangan oksidasi untuk reaksi oksidasi dan reduksi
Untuk persamaan reaksi Untuk persamaan reaksi ion-ion
lengkap
a) Setarakan unsur-unsur yang a) Samakan muatan ruas kiri dan ruas kanan
jumlahnya belum setara pada persamaan reaksi redoks dengan cara:
- Tambahkan H+ pada ruas kiri jika muatan
ruas kiri lebih kecil dari ruas kanan
- Tambahkan OH- pada ruas kiri jika
muatan ruas kiri lebih besar dari ruas
kanan
b) Samakan jumlah H dengan menambah H2O
pada ruas yang kekurangan unsur H pada
persamaan redoks

Contoh soal:
Setarakan persamaan reaksi redoks berikut:
1. Fe2+ + MnO4- → Fe3+ + Mn2+
2. K2Cr2O7 (aq) + SnCl2 (aq) + HCl (aq) → CrCl3 (aq) + SnCl4 (aq) + KCl (aq) + H2O (l)
b) Metode setengah reaksi
Reaksi redoks dapat berlangsung dalam dua suasana, yaitu asam atau basa. Jika
suasana asam, persamaan reaksi disetarakan dengan langkah-langkah berikut:
1. Tuliskan persamaan setengah reaksi (reaksi oksidasi dan reaksi reduksi).
2. Setarakan jumlah atom dan muatan, dengan urutan sebagai berikut:
a) Setarakan jumlah atom selain O dan H.
b) Setarakan jumlah atom O dengan menambahkan H2O.
c) Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan H+.
d) Setarakan jumlah muatan dengan menambahkan elektron.
3. Setarakan jumlah elektron pada kedua setengah reaksi dengan menambahkan
koefisien.
4. Jumlahkan kedua setengah reaksi tersebut.
Jika reaksi berlangsung dalam suasana basa, persamaan reaksi disetarakan dengan
cara di atas, dilanjutkan dengan langkah berikut:
5. Tambahkan OH- pada kedua ruas sebanyak H+. selanjutnya H+ dan OH-
digabungkan menjadi H2O.
6. Setarakan kembali persamaan dengan mengurangi kelebihan H2O.
Contoh soal:
Setarakan persamaan reaksi redoks berikut:
1. P + NO3- → PO43- + NO
2. MnO (s) + PbO2 (s) → MnO4- (aq) + Pb+ (aq) (suasana asam)
B. Sel Elektrokimia
Sel elektrokimia terdiri dari dua jenis, yaitu sel Volta dan sel elektrolisis.
Perbedaan kedua sel tersebut adalah:

Sel Volta Sel Elektrolisis

Mengubah energi kimia menjadi energi Mengubah energi listrik menjadi energi
listrik kimia

Katoda (reduksi): elektrode (+) Katoda (reduksi): elektrode (-)


Anoda (oksidasi): elektrode (-) Anoda (oksidasi): elektrode (+)
(KPAN) (KNAP)
Contoh: batu baterai, aki Contoh: pelapisan logam

1. Sel Volta
Sel Volta (sel Galvani) merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat
menghasilkan energi listrik dari reaksi redoks yang berlangsung spontan. Contoh
reaksi redoks spontan dalam sel Volta adalah reaksi antara seng dan tembaga.

Gambar 2.1 Diagram sel Volta

Penulisan reaksi kimia dalam sel Volta dilakukan menggunakan diagram sel, yang
ditulis dengan susunan sebagai berikut:
anoda | ion || ion | katoda

Jadi, diagram sel untuk reaksi Zn dan Cu pada sel Volta dapat dituliskan sebagai
berikut.

Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu

Diagram sel tersebut mengandung arti bahwa pada anoda terjadi reaksi oksidasi Zn
menjadi Zn2+, sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi ion Cu2+ menjadi Cu, dan
garis sejajar menyatakan jembatan garam.
Cara menghitung potensial sel
Dengan mengetahui potensial reduksi setiap zat yang bereaksi redoks, kita dapat
menghitung potensial sel. Caranya adalah sebagai berikut.

Eo = Eo reduksi – Eo oksidasi
= Eo katode – Eo anode
= Eo besar – Eo kecil

Reaksi redoks berlangsung spontan jika potensial selnya bernilai positif. Sebaliknya,
reaksi redoks tidak berlangsung spontan jika potensial selnay bernilai negatif.

Contoh soal :
1. Diketahui dua elektrode sebagai berikut
Reaksi di katode : Zn2+ (aq) + 2e- → Zn (s) Eo = -0,76 volt
Reaksi di anode : Ca (aq) → Ca2+ + 2e- (s) Eo = -2,84 volt
Tentukan Eo sel yang dihasilkan oleh kedua elektrode tersebut!
2. Diketahui dua elektrode sebagai berikut
Ag+ (aq) + e- → Ag (s) Eo = +0,79 V
Mg2+ (s) + 2e- → Mg (s) Eo = -2,34 V
a) Tentukan Eo sel yang dihasilkan oleh kedua elektrode tersebut!
b) Tuliskan reaksi sel dan reaksi elektrodenya!
3. Apakah reaksi berikut berlangsung spontan atau tidak spontan?
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Diketahui:
Zn2+ + 2e- → Zn Eo = -0,76 V
Cu2+ + 2e- → Cu Eo = +0,34 V

2. Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan energi listrik
agar reaksi kimia dapat terjadi. Sel tersebut merupakan kebalikan dari sel volta.
Pada sel elektrolisis, katode bermuatan negatif dan anode bermuatan positif.
Reaksi kimia pada sel elektrolisis:
Anode : Cu (s) → Cu2+ (aq) + 2e-
Katode : Sn2+ (aq) + 2e- → Sn (s)
Sn2+ (aq) + Cu (s) → Sn (s) + Cu2+ (aq)

Gambar 2.2 Diagram sel elektrolisis

Menulis reaksi kimia dalam sel elektrolisis


Berdasarkan jenis elektrolitnya, reaksi pada sel elektrolisis dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu sel elektrolisis dengan elektrolit lelehan dan elektrolit larutan.
1) Sel elektrolisis dengan elektrolit lelehan
Kation di katode akan direduksi, sedangkan anion di anode akan dioksidasi.
Elektrode yang digunakan merupakan elektrode inert (tidak akan bereaksi)
seperti platina (Pt), emas (Au) dan grafit (C).
2) Sel elektrolisis dengan elektrolit larutan
Zat yang dapat mengalami reaksi redoks bukan hanya kation atau anionnya,
akan tetapi juga pelarutnya (H2O), bergantung pada harga potensial standar sel
(Eo), jenis elektrode, dan jenis anion. Untuk memudahkan penulisan reaksi
kimia pada sel elektrolisis dengan elektrolit larutan, gunakan tabel berikut:

Reaksi di katode Reaksi di anode

Ion-ion alkali, alkali tanah


2H2O + 2e- → 2OH- + H2 Ion-ion SO42-, NO3-
2H2O → 4H+ + O2 + 4e-
Ion H+ (asam)
2H+ + 2e- → H2 Ion-ion halida (F-, Cl-, Br-, I-)
2X- → X2 + 2e-
Ion logam dengan Eo > -0,83
Mx+ + xe- → M Ion OH- (basa)
4OH- → 2H2O + O2 + 4e-

Contoh soal:
Tulislah reaksi elektrolisis berikut:
1. Elektrolisis larutan NaCl dengan elektrode grafit
2. Elektrolisis lelehan MgCl2 dengan elektrode grafit

C. Hukum Faraday
Pada tahun 1831 – 1832, jauh sebelum penemuan elektron, Michael Faraday dari
Inggris telah menemukan hubungan kuantitatif antara massa zat yang dibebaskan pada
elektrolisis dengan jumlah listrik yang digunakan. Penemuan ini disimpulkan dalam
dua hukum.

Hukum Faraday I
“Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus dengan jumlah
listrik yang digunakan (Q)”.
Jumlah muatan listrik (Q) sama dengan hasil kali kuat arus (i) dengan waktu (t).

Q = i × t (coulomb)

Hukum Faraday II
“Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus dengan massa
ekivalen zat itu (e)”.
Penggabungan hukum faraday I dan II menghasilkan persamaan sebagai berikut.

G = k × e ×i ×t

(k = tetapan atau pembanding)


1
Faraday menemukan nilai k = . Jadi persamaan di atas dapat dinyatakan
96.500
sebagai berikut.
e .i . t
G=
96.500
Keterangan:
G = massa zat yang dibebaskan (gram)
e = massa ekivalen
i = kuat arus (ampere)
t = waktu (detik)

Massa ekivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa atom relatif (Ar) dibagi
dengan bilangan oksidasinya (biloks).
1 Faraday = 1 mol elektron = 96.500 coulomb

Contoh soal:
1. Hitunglah massa tembaga yang dapat dibebaskan oleh arus 10 ampere yang
dialirkan selama 965 detik ke dalam larutan CuSO4. (Ar Cu = 63,5)
2. Berapa liter gas oksigen (STP) dapat terbentuk jika arus 10 ampere dialirkan
selama 965 detik ke dalam larutan asam sulfat.
3. Hitunglah massa perak yang dapat dibebaskan oleh arus 10 ampere yang dialirkan
selama 5 menit ke dalam larutan AgNO3. (Ar Ag = 108)
4. Alumunium diperoleh dari elektrolisis lelehan Al2O3. Berapa alumunium dapat
diperoleh setiap jam jika digunakan arus 100 ampere? (Ar Al = 27).
5. Pada elektrolisis larutan CuSO4 dihasilkan 25,4 gram endapan Cu pada katode.
Hitungah volume gas H2 (0 oC, 1 atm) yang dibebaskan pada elektrolisis larutan
H2SO4 encer dengan jumlah arus yang sama. (Ar Cu = 63,5 , O = 16)

D. Korosi
Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh karena terjadinya reaksi kimia
antara logam dengan zat-zat di lingkungannya membentuk senyawa yang tak
dikehendaki. Contoh peristiwa korosi antara lain karat pada besi, pudarnya warna
mengkilap pada perak, dan munculnya warna kehijauan pada tembaga. Reaksi kimia
yang terjadi termasuk proses elektrokimia di mana terjadi reaksi oksidasi logam
membentuk senyawa-senyawa oksida logam ataupun sulfida logam.
Korosi pada Besi (Perkaratan)
Karat besi, Fe2O3∙nH2O yang merupakan senyawa padatan yang berwarna coklat
kemerahan, terbentuk pada reaksi redoks. Ion-ion Fe2+ yang terbentuk pada daerah
anode terdispersi dalam air dan bereaksi dengan O2 membentuk Fe3+ dalam karat.

Gambar 2.3. Ilustrasi proses perkaratan besi


Faktor Penyebab Korosi Pada Besi
1. Konsentrasi H2O dan O2
Air dan oksigen masing-masing berperan sebagai medium terjadinya korosi dan
agen pengoksidasi besi.
2. pH
Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat,
sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang
ditandai dengan potensial reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral
ataupun basa.

3. Keberadaan elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat
terjadinya korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan
elektron-elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada
reaksi reduksi pada daerah katode.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju reaksi
kimia meningkat seiring bertambahnya suhu.
5. Galvanic coupling
Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak
mudah teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka akan timbul beda
potensial yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi (anode) ke logam
kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi akan lebih cepat mengalami
korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang reaktif.

Cara Mencegah Korosi pada Besi

1. Menggunakan lapisan pelindung untuk mencegah lapisan besi kontak langsung


dengan H2O dan O2
Contoh lapisan pelindung yang dapat digunakan, antara lain lapisan cat, lapisan
oli dan gemuk, lapisan plastik, dan pelapisan logam lain, seperti timah, seng, dan
kromium.
2. Menggunakan perlindungan katode
a. Menggunakan logam lain yang lebih reaktif sebagai anode korban
Logam lain yang lebih reaktif dari besi, seperti Zn, Cr, Al, dan Mg, akan
berfungsi sebagai anode korban yang menyuplai elektron yang digunakan
untuk mereduksi oksigen pada katode besi.
b. Menyuplai listrik dari luar
Untuk melindungi tangki besi bawah tanah juga dapat digunakan anode inert
seperti grafit yang dihubungkan dengan sumber listrik

Tugas Mandiri:
Buatlah artikel tentang penerapan sel elektrokimia dalam industri.
Soal-soal
Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (×) pada salah satu huruf A, B,
C, D, dan E.
1. Bahan yang digunakan sebagai elektrode pada sel aki (accu) adalah …
A. Pt dan C
B. Zn dan C
C. Pb dan PbO2
D. Zn dan Cu
E. Cu dan PbO2
2. Diketahui :

Bila kedua logam tersebut dipasangkan untuk membentuk sel volta, maka pernyataan
berikut yang tidak benar adalah …
A. elektrode Zn teroksidasi dan Elektrode Cu tereduksi
B. elektrode Zn Sebagai Anode dan Cu sebagai Katode
C. potensial sel yang dihasilkan adalah 1,10 volt
D. notasi selnya: Zn(s)|Zn2+(aq)||Cu2+(aq)|Cu E° sel = 1,10 V
E. dalam sistem sel volta tersebut elektron bergerak dari Cu menuju Zn
3. Pada elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektrode Pt, dialirkan arus listrik 2 ampere
selama 965 detik (Ar Cu = 63,5) maka banyaknya logam tembaga yang dihasilkan
adalah … mg
A. 317,5
B. 635,0
C. 952,5
D. 1.270
E. 1.905
4. Berikut adalah beberapa elektrode yang dapat dikombinasikan menjadi pasangan sel
Volta:

Dari kelima elektrode tersebut yang tidak mungkin menjadi katode adalah elektrode …
A. Cu
B. Cd
C. Co
D. Mg
E. Zn
5. Logam yang dapat mencegah korosi pada bumper mobil adalah …
A. Kromium
B. Timbal
C. Timah
D. Magnesium
E. Nikel
6. Pada elektrolisis leburan Al2O3 ( Ar O = 16, Al = 27 ) diperoleh 0,225 gram Al.
Jumlah Arus Listrik yang diperlukan adalah …
A. 221,9 Coulomb
B. 804,0 Coulomb
C. 025,9 Coulomb
D. 412,5 Coulomb
E. 685,0 Coulomb
7. Diketahui :

Potensial sel yang dihasilkan dari pasangan elektrode Cd dengan Ag adalah …


A. 0,40 V
B. 0,44 V
C. 0,76 V
D. 0,80 V
E. 1,20 V
8. Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat mempercepat terjadinya korosi, kecuali …
A. banyaknya uap air disekitar logam
B. bersinggungan langsung dengan udara
C. banyaknya oksigen disekitar logam
D. banyak terdapat uap asam disekitar logam
E. disekitar logam tidak ada oksigen
9. Logam yang dapat mencegah korosi pipa besi yang ditanam didalam tanah adalah . . .
A. tembaga
B. timbal
C. timah
D. magnesium
E. nikel
10. Oksidasi 1 mol ion sianida (CN–) menjadi ion sianat (CNO–) memerlukan muatan listrik
sebanyak . . . Faraday
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
BAB III
KIMIA UNSUR
Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi cadangan mineral sangat
tinggi. Pada mineral nikel misalnya, Indonesia menempati posisi ketiga teratas tingkat global.
Selain itu, Indonesia mencatatkan kontribusi sebesar 39% untuk produk emas, berada di
posisi kedua setelah China. Hal ini menjadikan Indonesia selalu masuk dalam peringkat 10
besar dunia.
Anugerah ini tentu saja harus membuat kita selalu bersyukur kepada Allah Ta’ala dan
menyadarkan kita selaku generasi muda penerus bangsa unuk lebih semangat mempelajari
ilmu-ilmu yang bermanfaat, di antaranya agar tahu bagaimana cara mengeksplorasi serta
mengelola barang tambang secara tepat dan bijaksana sehingga dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi kaum muslimin dan masyarakat Indonesia secara umum, tanpa
merusak kelestarian lingkungan sekitar.
Pada bab ini kita akan mempelajari unsur-unsur penting dalam tabel periodik unsur
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia apabila dikelola
secara tepat dan bijaksana.
A. KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR DI ALAM
Sebagian besar unsur-unsur di alam terdapat sebagai senyawa, hanya sebagian
kecil yang terdapat sebagai unsur bebas. Bahan-bahan alam yang mengandung unsur
atau senyawa tertentu disebut mineral. Mineral yang digunakan diolah secara
komersial disebut bijih.

Tabel 3.1. Beberapa contoh mineral yang terdapat di alam


B. GAS MULIA
1. Unsur-unsur gas mulia
a. Gas mulia dalam sistem periodik terdapat pada lajur paling kanan, yaitu
golongan VIIIA yang terdiri atas unsur-unsur helium (He), neon (Ne), argon
(Ar), kripton (Kr), xenon (Xe) dan radon (Rd).
b. Unsur-unsur gas mulia di alam terdapat sebagai unsur bebas.
c. Fakta ini menunjukkan bahwa gas mulia sukar bereaksi dengan unsur lain. Hal
ini karena susunan elektron gas mulia telah stabil, yaitu memiliki 8 elektron
valensi (oktet) kecuali helium dengan 2 elektron valensi (duplet).
d. Dengan susunan elektron yang stabil akan berakibat gas mulia stabil (sukar
bereaksi).
2. Sifat gas mulia

Tabel 3.2. Sifat unsur golongan gas mulia


Dari tabel tersebut dapat disimpulkan sifat-sifat gas mulia sebagai berikut:
a. Konfigurasi elektron gas mulia adalah paling stabil sehingga sukar bereaksi
dengan unsur lain, sehingga di alam terdapat sebagai unsur bebas yaitu gas
monoatomik.
b. Makin besar nomor atom (dalam satu golongan) jari-jari atomnya juga makin
besar.
c. Dari atas ke bawah harga potensial ionisasinya makin kecil.
d. Dalam golongan ini makin ke bawah terdapat kenaikan titik leleh, titik didih,
dan kalor penguapan, ini menunjukkan bertambah besarnya gaya tarik Van der
Waals anatara atom-atom dari atas ke bawah.
e. Radon merupakan unsur yang bersifat radioaktif, yaitu unsur yang tidak
stabil dan dapat memancarkan sinar-sinar radioaktif.
3. Senyawa-senyawa gas mulia
Neil Bartlett mereaksikan PtF6 dengan Xe, tenyata PtF6 dengan Xe dapat
bereaksi pada temperatur kamar membentuk XePtF6 yang berwujud padat dan
berwarna merah. Ini merupakan senyawa pertama dari gas mulia yang kemudian
disusul senyawa-senyawa gas mulia yang lain.
4. Kegunaan gas mulia
a. Helium: dapat digunakan sebagai cairan pendingin sebab mempunyai titik
didih paling rendah.
b. Neon: untuk lampu neon.
c. Argon: digunakan dalam pengelasan dan proses metalurgi suhu tinggi, gas
argon melindungi logam panas dari oksidasi udara. Untuk mengisi bola
lampu listrik, gas argon tidak bereaksi dengan filamen panas tetapi
merupakan konduktor panas.
d. Kripton: untuk lampu listrik.
e. Xenon: untuk lampu listrik.
f. Radon: digunakan sebagai sumber partikel alfa untuk pengobatan kanker
(memanfaatkan sifat radioaktivitasnya).
5. Pembuatan gas mulia
Gas mulia dipisahkan dari udara dengan distilasi bertingkat udara cair.
C. HALOGEN
Unsur-unsur halogen (golongan VIIA) terdiri atas fluor (F), klor (Cl), brom (Br),
iodium (I), dan astatin (At). Di alam, halogen terdapat sebagai senyawa (karena
sangat reaktif) dan tidak ditemukan dalam keadaan bebas sehingga diberi nama
halogen (pembentuk garam).
1. Terdapatnya unsur-unsur halogen di alam
a. Fluor terdapat dalam mineral fluorit (CaF2), kriolit (Na3AlF6) dan fluorapatit
(CaF2.3Ca3(PO4)2).
b. Klor terdapat dalam bentuk klorida.
c. Brom di alam terdapat dalam bentuk bromida, air laut mengandung bromida
sebagai MgBr2.
d. Iod terdapat dalam bentuk iodida yang terdapat dalam air laut, juga
ditemukan sebagai iodat (IO3-) yang bercampur dengan sendawa chili
(NaNO3).
e. Astatin tidak terdapat di alam karena terbentuk radioaktif dalam waktu paro
yang relatif pendek.
2. Sifat-sifat halogen
a. Unsur halogen terdapat sebagai molekul diatomik (F2, Cl2, Br2, I2).
b. Semakin kebawah letaknya dalam SPU titik leleh dan titik didihnya makin
tinggi, pada suhu biasa F2 kekuningan, Cl2 hijau kekuningan, Br2 coklat, I2
ungu. Sedangkan At bersifat radioaktif sehingga tidak ditemukan di alam.
c. Bersifat oksidator, sifat oksidator ke bawah semakin berkurang sehingga unsur
halogen hanya mampu mengoksidasi unsur di bawahnya.
d. Dapat bereaksi dengan logam membentuk garam.
e. Bilangan oksidasinya dalam senyawa bisa bermacam-macam.
f. Dapat bereaksi dengan basa kuat.
3. Pembuatan halogen
a. F2 dan Cl2 dibuat dengan elektrolisis larutan atau leburan garamnya.
b. Br2 dibuat dengan mengasamkan air laut sampai pH 3,5 kemudian
kedalamnya dilewatkan campuran udara dan Cl2.
c. I2 dibuat dengan cara mereduksi BaIO3 dengan reduktor NaHSO3.
4. Kegunaan halogen dan senyawanya
a. Fluor digunakan untuk membuat CF2Cl2, teflon.
NaF digunakan untuk mengawetkan kayu.
HF digunakan untuk mengukir kaca.
b. Klor digunakan untuk membuat PVC, DDT.
Kaporit (Ca(OCl)2) untuk disinfektan atau membunuh kuman.
KCl untuk pupuk, NH4Cl untuk pengisi baterai, ZnCl2 untuk bahan patri
solder.
c. NaBr sebagai obat penenang saraf.
Metil bromida sebagai zat pemadam kebakaran.
AgBr digunakan dalam fotografi.
d. I2 dalam alkohol (tingtur) sebagai obat luka.
I2 untuk uji adanya amilum.
NaI digunakan untuk mencegah penyakit gondok.

D. ALKALI (GOLONGAN IA)


1. Sifat-sifat unsur alkali
a. Logam-logam alkali bersifat reduktor kuat (dapat bereaksi dengan halogen,
hidrogen, belerang, dan fosfor).
b. Dapat bereaksi dengan air membentuk basa dan gas H2.
c. Sifat basa ke bawah makin kuat.
d. Litium dapat bereaksi dengan nitrogen pada suhu biasa sedangkan alkali
lainnya dapat bereaksi dengan nitrogen pada suhu tinggi.
2. Terdapatnya alkali di alam
Unsur-unsur alkali di alam terdapat sebagai senyawanya, dalam air laut
maupun dalam lapisan bumi. Li terdapat sedikit dalam mineral silikat, natrium
terdapat dalam halit (NaCl), kalium dalam silvit (KCl), karnalit
(KCl.MgCl2.6H2O), dan feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2) logam-logam alkali lainnya
terdapat dalam jumlah yang sedikit.
3. Kegunaan logam alkali dan senyawanya
a. Uap natrium untuk lampu penerangan di jalan raya atau pada kendaraan
(karena dapat menembus kabut), logam Na sebagai reduktor dan media
pemindah panas pada reaktor nuklir.
b. K dan Cs untuk fotosel.
c. Karnalit untuk pupuk.
d. Soda kaustik (NaOH) untuk pembuatan sabun dan detergen.
e. Potas kaustik (KOH) untuk elektrolit baterai basa.
f. Na2CO3 untuk pembuatan sabun, detergen, pulp, dan kertas.
g. NaHCO3 (soda kue) untuk pembuatan kue.
h. KCl untuk pupuk.
i. KClO3 untuk bahan korek api.
4. Warna nyala alkali
a. Litium memberi nyala warna merah karmin.
b. Natrium memberi nyaala warna kuning.
c. Kalium memberi nyala warna ungu.
d. Rubidium memberi nyala warna merah.
e. Sesium memberi nyala warna biru.
5. Pembuatan logam alkali
Logam-logam alkali diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan/leburan garamnya
(biasanya garam halidanya).
E. ALKALI TANAH (GOLONGAN IIA)
1. Sifat-sifat kimia alkali tanah
a. Bersifat reduktor kuat meskipun tidak sekuat alkali.
b. Dapat bereaksi dengan halogen, nitrogen, belerang, dan karbon.
c. Dapat bereaksi dengan air menghasilkan basa dan gas H2, bersifat basa lemah
bahkan Be menunjukkan sifat amfoter.
d. Kelarutan hidroksidanya ke bawah makin besar, sedang kelarutan garam
sulfat, karbonat, kromat makin kecil.

2. Terdapatnya alkali tanah


Logam-logam alkali tanah banyak terdapat dalam kerak bumi sebagai silikat,
fosfat, dan sulfat. Be terdapat dalam beril (Be 3Al2Si6O18). Magnesium dan kalsium
terdapat dalam mineral. Mg dalam karnalit (KMgCl3.6H2O), selain itu juga
terdapat ion Mg2+ dan Ca2+ dalam air laut. Sr dan Ba terdapat lebih sedikit sebagai
sulfat dan karbonat. Ra jarang ditemukan, biasanya dalam tambang uranium.
3. Kegunaan alkali tanah dan senyawanya
a. Aliase Be-Cu digunakan pada pembuatan pegas yang tahan getaran.
b. Aliase Mg, Mn, Cu, Zn (low metal) sebagai bahan pembuat mesin.
c. Mg digunakan untuk menghasilkan kilat cahaya pada fotografi, Ra digunakan
untuk pengobatan kanker.
d. Garam stronsium dan barium untuk kembang api.
e. Oksida alkali tanah untuk pembuatan tanur.
f. Ca(OCl)2 (kaporit) sebagai zat disinfektan.
g. MgSO4 (garam inggris) sebagai zat pencahar (pencuci perut).
h. CaCl2 sebagai zat pengering karena sangat higroskopis.
4. Warna nyala alkali tanah
a. Mg nyala sangat terang
b. Garam Ca merah bata
c. Garam Sr merah
d. Garam Ba kuning kehijauan
5. Pembuatan logam alkali tanah
Logam alkali tanah diperoleh dari elektrolisis leburan garamnya.
F. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA
1. Sifat-sifat unsur periode ketiga

Tabel 3.3. Sifat unsur periode ketiga


Dari tabel dapat disimpulkan bahwa:
a. Jari-jari atom dari kiri ke kanan (Na-Ar) makin kecil, hal ini menyebabkan
energi ionisasi makin besar dan sifat logamnya berkurang.
b. Sifat pereduksi dari kiri ke kanan berkurang.
c. Sifat pengoksidasi dari kiri ke kanan bertambah.
d. Sifat basa dari kir ke kanan berkurang.
e. Dari Na sampai S berupa zat padat sedang Cl dan Ar berupa gas.
2. Terdapatnya di alam
a. Aluminium (Al)
- Aluminium merupakan logam yang paling banyak terdapat dalam kulit
bumi yang menempati urutan ketiga unsur penyusun kulit bumi setelah
oksigen dan silikon.
- Aluminium di alam terdapat sebagai oksida, aluminosilikat, dan fluorida.
- Daerah penambangan: Pulau Bintan, Riau, Bangka, dan Kalimantan Barat.
- Aluminium dibuat dari bijih bauksit yang dikenal sebagai proses
Hall, yang terdiri dari pemurnian dan elektrolisis.
- Aluminium merupakan logam reaktif, bersifat oksidator, dan amfoter.
- Kegunaan aluminium antara lain:
a. Untuk membuat peralatan dapur, kabel, pembungkus (aluminium foil),
aliase.
b. Magnesium (Mg+Al) untuk membuat pesawat terbang.
c. Campuran Al dan Fe2O3 untuk mengelas baja.
d. Kal(SO4)2.12H2O (tawas) untuk menjernihkan air.
b. Silikon (Si)
- Silikon di alam terdapat berupa mineral dan senyawa silikat.
- Daerah penambangan: Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Bengkulu, Jawa
Barat, dan lain-lain.
- Pembuatan dengan mereduksi kristal SiO2 dengan karbon pijar.
- Sifat silikon adalah semilogam dan semikonduktor.
- Kegunaan silikon antara lain:
a. Untuk membuat alat elektronik : kalkulator, komputer, dan lain-lain.
b. Kuarsa yang transparan untuk lensa.
c. Pasir kuarsa untuk membuat gelas, porselen, dan lain-lain.
d. Natrium silikat (water glass) untuk zat pengisi pada sabun, cat.
c. Fosfor (P)
- Fosfor di alam terdapat dalam bentuk fosfat dan fluorapatit. Fosfor juga
terdapat pada tulang dan batuan fosfor.
- Pengolahan fosfor diekstrasikan dari tulang dengan mereaksikan asam
sulfat dan arang, dan dengan mereduksi mineral fosfor dengan karbon dan
penambahan silika.
- Fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu fosfor putih dan fosfor merah.
Tabel 3.4. Perbandingan sifat fosfor putih dan fosfor merah

- Kegunaan fosfor antara lain:


a. Untuk pembutan pupuk fosfat.
b. Fosfor putih untuk pembuatan H2PO4.
c. Fosfor merah untuk membuat bidang gesek korek api yang
dicampur pasir halus dan Sb2S3.
d. Belerang (S)
- Terdapat sebagai unsur bebas (di gunung berapi) dan sebagai senyawa.
- Pengolahan belerang dengan melelehkan batu lava, kemudian diuapkan,
uapnya menempel pada dinding wadah dan belerang cair pada dasar
wadah akan membeku lalu dicetak sebagai pipa belerang.
- Belerang merupakan unsur nonlogam, berwarna kuning, dan berbau khas.
- Kegunaan belerang untuk membuat asam sulfat yaitu dengan cara
proses kontak (dengan katalis vanadium pentaoksida) dan proses kamar
timbal (dengan katalis NO dan NO2).
G. UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
1. Unsur transisi periode keempat terdiri atas Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn.
2. Unsur transisi periode keempat cenderung membentuk orbital s dan d yang penuh
atau setengah penuh karena struktur elektron yang penuh atau setengah penuh
relatif lebih stabil.
3. Semua unsur transisi merupakan unsur logam, karena kulit terluar unsur transisi
hanya mengandung 1 atau 2 elektron akibatnya energi ionisasinya rendah, maka
mudah membentuk ion positif.
4. Titik lelehnya tinggi (kecuali Zn), bersifat paramagnetik (tertarik medan magnet),
umumnya berwarna, dan memiliki bilangan oksidasi lebih dari 1 jenis.
5. Unsur transisi periode keempat terdapat di alam sebagai senyawa yaitu oksida dan
sulfida yang dikenal dengan bijih logam.
6. Proses pengolahan suatu bijih menjadi logamnya disebut metalurgi. Secara
garis besar pengolahan logam melalui tiga tahap yaitu pemisahan, reduksi, dan
pemurnian.

Tugas Mandiri
Pelajari dan buat ringkasan tentang ion dan senyawa kompleks.
Soal-soal
Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (×) pada salah satu huruf A, B,
C, D, dan E.
1. Berikut ini yeng merupakan sifat gas mulia adalah . . .
A. terletak dalam sistem periodik pada periode kedelapan
B. nomor atom terkecil 8
C. sangat relatif
D. memiliki 8 elektron pada kulit terluarnya, kecuali He
E. merupakan molekul diatomik
2. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah . . .
A. helium
B. neon
C. argon
D. kripton
E. radon
3. Perhatikan beberapa sifat unsur berikut.
1) Mempunyai energi ionisasi yang relatif kecil
2) Keelektronegatifannya relatif besar
3) Umumnya senyawa mudah larut dalam air
4) Memiliki beberapa bilangan oksidasi
5) Bersifat oksidator kuat
Sifat dari unsur golongan alkali ditunjukkan oleh nomor . . .
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 5
D. 2 dan 4
E. 2 dan 5
4. Berikut ini yang bukan merupakan sifat halogen adalah . . .
A. dapat membentuk senyawa kovalen
B. dengan hidrogen membentuk senyawa yang bersifat asam
C. keelektronegatifan lebih besar jika dibandingkan dengan golongan unsur lain
D. membentuk molekul doatomik
E. merupakan reduktor kuat
5. Unsur halogen yang memiliki sifat oksidator terkuat adalah . . .
A. fluorin
B. klorin
C. bromin
D. iodin
E. astatin
6. Zat kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari berikut yang
mengandung unsur halogen adalah . . .
A. penyedap makanan
B. sakarin
C. asam benzoat
D. garam dapur
E. mentega
7. Sifat logam alkali dari atas ke bawah berikut yang tidak menunujukkan kenaikan
secara periodik adalah . . .
A. potensial reduksi
B. kereaktifan
C. keelektronegatifan
D. jari-jari atom
E. reduktor
8. Perhatikan gambar berikut.

Warna nyala barium ditunjukkan oleh nomor . . .


A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V
9. Unsur Si, CI, Mg, dan P terdapat dalam periode ketiga. Urutan unsur-unsur tersebut
dari yang paling kecil sifat pereduksinya adalah . . .
A. Si – Cl – Mg – P
B. Mg – Si – Cl – P
C. P – Mg – Cl – Si
D. Mg – Si – P – Cl
E. Cl – P – Si – Mg
10. Berdasarkan konfigurasi elektronnya pernyataan berikut yang benar tentang unsur-
unsur periode ketiga adalah . . .
A. Na paling sukar bereaksi
B. P, S dan CI cenderung membentuk basa
C. Si adalah logam
D. Na, Mg, dan AI dapat berperan sebagai pengoksidasi
E. energi ionisasi pertama Ar paling besar
BAB IV

SENYAWA TURUNAN ALKANA


Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh. Senyawa turunan alkana
merupakan senyawa yang dianggap berasal dari alkana, di mana salah satu atau beberapa
atom hidrogennya digantikan oleh atom atau gugus atom tertentu. Gugus pengganti ini
disebut sebagai gugus fungsi. Masing-masing gugus fungsi akan memberikan ciri khas pada
sifat fisik maupun kimia pada senyawa-senyawa yang memiliki gugus tersebut.
Dalam ilmu fikih dibahas mengenai hukum seputar penggunaan senyawa turunan
alkana, terutama golongan alkohol. Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan
memiliki pengetahuan yang cukup tentang senyawa turunan alkana beserta pemanfaatannya
sehingga bisa melihat dari sudut pandang yang lebih positif terhadap senyawa turunan alkana
yang ternyata memiliki banyak manfaat apabila digunakan secara tepat dan sesuai aturan
serta tuntunan agama Islam.
A. TATA NAMA SENYAWA
1. Alkohol (Alkanol)
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus hidroksil (−OH).
Senyawa alkohol dengan satu gugus −OH mempunyai rumus umum CnH2n+2O.
Berdasarkan jumlah atom C yang terikat pada atom C yang mengikat gugus −OH,
alkohol dibedakan menjadi:
a. alkohol primer, yaitu alkohol dengan gugus −OH terikat pada atom C primer
(atom C yang hanya terikat langsung dengan 1 atom C lainnya)
b. alkohol sekunder, yaitu alkohol dengan gugus −OH terikat pada atom C sekunder
(atom C yang terikat langsung dengan 2 atom C lainnya)
c. alkohol tersier, yaitu alkohol dengan gugus −OH terikat pada atom C tersier
(atom C yang terikat langsung dengan 3 atom C lainnya)

Tata Nama IUPAC


1. Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −OH
ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama
dengan mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-ol”. Misalnya, etana
menjadi etanol.
2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat gugus −OH
diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.

Tata Nama Trivial


Rumus alkohol dapat ditulis sebagai R−OH atau CnH2n+1OH di mana R adalah
gugus alkil CnH2n+1. Nama trivial alkohol yaitu alkil alkohol, diambil dari nama
gugus alkil yang mengikat gugus −OH.

2. Eter (Alkoksi Alkana)


Eter merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus alkoksi (−OR′).
Senyawa eter dengan satu gugus −OR′ mempunyai rumus umum CnH 2n+2O. Eter dapat
dilihat sebagai dua gugus alkil, yakni R dan R′ yang terikat pada satu atom O.
Tata Nama IUPAC
1. Gugus alkil yang lebih panjang ditetapkan sebagai rantai induk alkana.
Sedangkan, gugus alkil yang lebih pendek sebagai gugus alkoksi.

2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat gugus −OR′


diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.

Tata Nama Trivial


Rumus eter dapat ditulis sebagai R−O−R′ di mana R dan R′ adalah gugus alkil
CnH2n+1. Nama trivial eter diambil dari nama kedua gugus alkil R dan R′ yang
terikat pada atom O. Eter yang kedua gugus alkilnya sama diberi nama dialkil
eter. Eter yang kedua gugus alkilnya berbeda diberi nama alkil alkil eter, di mana
urutan penulisan nama gugus alkil tidak harus secara alfabetik.
3. Aldehida (Alkanal)
Aldehida merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus −CHO, yaitu
gugus karbonil (−CO−) pada ujung rantai. Gugus −CO− pada aldehida terikat dengan
satu atom H dan satu gugus alkil R. Senyawa aldehida dengan satu gugus −CO−
mempunyai rumus umum CnH2nO.
Tata nama IUPAC
Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −CHO
ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan
mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-al”. Misalnya, propana menjadi
propanal. Gugus fungsi −CHO selalu ditetapkan sebagai atom C nomor satu pada
rantai induk, sehingga tidak perlu dinyatakan nomor posisinya.

Tata Nama Trivial

Tabel 4.1. Tata nama trivial beberapa senyawa aldehida


4. Keton (Alkanon)
Keton merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karbonil (−CO−)
pada tengah rantai. Gugus −CO− pada keton terikat dengan dua gugus alkil R dan R′.
Senyawa keton dengan satu gugus −CO− mempunyai rumus umum CnH2nO.
Tata Nama IUPAC
1. Rantai terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −CO−
ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama
dengan mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-on”. Misalnya, propana
menjadi propanon.
2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga posisi gugus −CO− diprioritaskan
mempunyai nomor yang sekecil mungkin.

Tata Nama Trivial


Rumus keton dapat ditulis sebagai R−CO−R′ di mana R dan R′ adalah gugus alkil
CnH2n+1. Nama trivial keton diambil dari nama kedua gugus alkil R dan R′ yang terikat
pada atom O. Keton yang kedua gugus alkilnya sama diberi nama dialkil keton. Keton
yang kedua gugus alkilnya berbeda diberi nama alkil alkil keton, di mana urutan
penulisan nama gugus alkil tidak harus secara alfabetik.

5. Asam Karboksilat (Asam Alkanoat)


Asam karboksilat merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karboksil
(−COOH). Gugus −COOH merupakan gugus yang terdiri dari gugus karbonil (−CO−)
dan gugus hidroksil (−OH). Senyawa asam karboksilat dengan satu gugus −COOH
mempunyai rumus umum CnH2nO2.
Tata Nama IUPAC
1. Rantai terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −COOH
ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama
dengan awalan kata “asam” dan akhiran “-a” pada alkana diganti menjadi “-oat”.
Misalnya, butana menjadi asam butanoat.

2. Penomoran selalu dimulai dari atom C gugus −COOH sebagai atom C nomor 1.

Tata Nama Trivial


Nama trivial asam karboksilat secara umum diambil dari nama Latin sumber alami
asam karboksilat terkait. Misalnya, asam metanoat (HCOOH) disebut asam format
karena dapat ditemukan pada semut (Latin: formica). Asam butanoat disebut asam
butirat karena dapat ditemukan di dalam mentega (Latin: butyrum).
Tabel 4.2. Tata nama trivial beberapa senyawa asam karboksilat
Posisi cabang-cabang pada rantai induk dinyatakan dengan huruf Yunani (α, β, γ, dan
seterusnya hingga ω). Penomoran dimulai dari atom C-α (alfa), yaitu atom C nomor 2
yang terikat langsung dengan gugus −COOH, kemudian β (beta), γ (gamma), dan
seterusnya. Atom C yang berada di ujung rantai biasanya ditandai dengan ω (omega).

6. Ester (Alkil Alkanoat)


Ester merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karboalkoksi
(−COOR′). Gugus −COOR′ merupakan gugus yang terdiri dari gugus karbonil
(−CO−) dan gugus alkoksi (−OR′). Senyawa ester dengan satu gugus −COOR′
mempunyai rumus umum CnH2nO2.
Tata Nama IUPAC
Rumus ester dapat ditulis sebagai RCOOR′ dan nama IUPAC ester adalah alkil
alkanoat. Nama gugus alkil berasal dari nama gugus R′ yang terikat pada atom O.
Sedangkan, nama alkanoat diambil dari nama gugus RCOO.

Tata Nama Trivial


Nama trivial ester hampir sama dengan nama IUPAC-nya. Perbedaannya hanya nama
gugus alkanoat ester mengikuti nama trivial asam karboksilat.
Tabel 4.3. Tata nama trivial beberapa senyawa ester
7. Alkil Halida (Haloalkana)
Alkil halida merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki atom halogen −X (F,
Cl, Br, atau I). Senyawa haloalkana dengan satu atom halogen X mempunyai rumus
umum CnH2n+1X.
Tata Nama IUPAC
1. Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung atom
halogen ditetapkan sebagai rantai induk.
2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat atom halogen
diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.
3. Atom halogen diberi nama bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F), dan iodo (I). Nama
atom halogen ditulis terlebih dahulu sebelum nama cabang alkil.
4. Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis, maka nama dinyatakan dengan
awalan “di-”, “tri-”, “tetra-”, dan seterusnya. Misalnya, difluoro, trikloro, dan
sebagainya.

5. Jika terdapat lebih dari satu jenis atom halogen, maka prioritas penomoran
didasarkan pada kereaktifan atom halogen mulai dari F, Cl, Br, kemudian I. Akan
tetapi, penulisan nama tetap secara alfabetik, yaitu dari bromo (Br), kloro (Cl),
fluoro (F), lalu iodo (I).

Tata Nama Trivial


Pada monohaloalkana (haloalkana dengan hanya satu atom halogen), nama trivialnya
adalah alkil halida. Hal ini didasarkan pada rumus monohaloalkana yang dapat ditulis
sebagai R−X di mana R adalah gugus alkil.
B. KEISOMERAN
Isomer yaitu suatu senyawa dengan rumus molekul sama, tetapi rumus struktur atau
konfigurasinya berbeda. Keisomeran dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Keisomeran Struktur
Keisomeran struktur Terjadi karena perbedaan struktur
a. Isomer Kerangka
Terjadi pada senyawa yang memiliki rumus molekul dan gugus fungsi yang
sama, tetapi rantai induknya berbeda.
Contoh:

b. Isomer Posisi
Terjadi pada senyawa yang rumus molekul, gugus fungsi, dan kerangka
yang sama, tetapi posisi gugus fungsinya berbeda.
Contoh:

c. Isomer Fungsi
Terjadi pada senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus
fungsinya berbeda. Senyawa yang membentuk isomer fungsi yaitu:
 Alkohol dengan eter, rumus umumnya  CnH2n+2O
 Aldehid dengan keton, rumus umumnya CnH2nO
 Asam karboksilat dengan ester, rumus umumnya CnH2nO2  
2. Keisomeran Ruang
Keisomeran ruang terjadi karena perbedaan konfigurasi
a. Isomer Geometris
Terjadi karena perbedaan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Terjadi
pada senyawa ikatan. Isomer geometris mempunyai dua bentuk, yaitu: Bentuk
Cis terjadi apabila gugus sejenis terlek pada ruang sama, sedangkan  Bentuk
Trans terjadi apabila gugus sejenis terletak pada ruang yang berbeda.
Contoh: senyawa C2H2Br2

Cis 1,2-dibromo etana Trans 1,2-dibromo etana


b. Isomer optis
Isomer optis terjadi pada senyawa yang mempunyai rumus molekul sama,
tetapi jika keduanya dilewatkan pada cahaya terpolarisasi, maka keduanya
mempunyai sifat yang berbeda. Satu isomer memutar kekanan, isomer yang
lain memutar ke kiri. Senyawa yang memutar bidang cahaya terpolarisasi ke
kanan di sebut senyawa dekstro. sedangkan, senyawa yang memutar bidang
cahaya terpolarisasi ke kiri disebut senyawa levo. 
Contoh: asam laktat.

Senyawa dekstro merupakan bayangan cermin dari senyawa levo. Hal ini
berlaku juga sebaliknya. Menurut Lebel dan Vant’t Hoff, keisomeran optis di
sebabkan karenya adanya atom karbon asimetris dalam molekulnya. Atom
karbon asimetris yaitu atom karbon yang mengikat empat gugus yang berbeda.
Atom C asimetris ditandai dengan *.
Contoh :

Pada senyawa asam laktat tersebut atom C asimetris mengikat empat gugus
yang berbeda yaitu H, COOH, CH3, dan OH. Semakin banyak atom C
asimetris dalam molekulnya, semakin banyak pula konfigurasi molekulnya.
 
Tugas Kelompok
Buatlah laporan hasil studi literatur kelompok kalian tentang sifat, cara pembuatan, dan
kegunaan senyawa-senyawa turunan alkana. Buatlah tabel seperti contoh di bawah ini.

Rumus
No Senyawa Sifat Cara Pembuatan Kegunaan
Molekul
1 Alkohol
2 Eter
3 Aldehida
4 Keton
Asam
5
Karboksilat
6 Ester
7 Alkil
Halida
Soal-soal
Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (×) pada salah satu huruf A, B, C,
D, dan E.
1. Berikut rumus molekul dari aldehid (alkanal) yang benar adalah…
A. CnH2O
B. CnH2nO2
C. CnHnO2
D. CnH2nO
E. CnH2nO2n
2. Nama senyawa dibawah yang benar adalah…
A. 4-metil-2-kloro pentana
B. 3-metil-2-kloro pentana
C. 2,4-dikloro pentana
D. 1,4-dikloro 2-metil pentan
E. 1,3-dikloro pentane
3. Gugus fungsi keton, aldehid, dan eter berturut-turut adalah…
A. –O-, -COOH-, -CO-
B. –OH-, -O-, -COO-
C. –COO-, -CHO-, -O-
D. –O-, -CHO-, -O-
E. –CO-, -COH-, -O-
4. Aldehid dan keton memiliki gugus fungsi yang sama, yaitu…
A. gugus hidroksil
B. gugus karbinol
C. gugus karboksil
D. gugus karbonil
E. gugus amina
5. Nama senyawa CH3CH(C2H5)CHO adalah…
A. 2-etil propanal
B. 2-etil 1-propanal
C. 2-metil butanal
D. 3-metil butanal
E. 2-etil butanal
6. Alkil halida dapat dibuat dari suatu alkena melalui reaksi…
A. substitusi
B. adisi
C. eliminasi
D. polimerisasi
E. kondensasi
7. Keton dapat dibuat dengan cara mengoksdasi…
A. alkohol primer
B. alkohol sekunder
C. asam karboksilat
D. ester
E. aldehid
8. Senyawa karbon yang memperlihatkan gejala optis mempunyai…
A. ikatan rangkap
B. ikatan rangkap tiga
C. semua ikatan adalah ikatan tunggal
D. atom karbon asimetris
E. satu gugus –OH
9. Sebuah zat yang optis aktif mempunyai rumus molekul C 5H12O jika dioksidasi akan
menghasilkan aldehida. Zat itu adalah…
A. etoksi propana
B. 3-pentanol
C. 2-metil-2-butanol
D. Isopentanol
E. 2-metil-1-butanol
10. Nama struktur senyawa di bawah ini adalah…

A. 2,4-dimetil-3-heksanon
B. 2-etil-5-metil-3-pentanon
C. 2,4-dimetil-3-pentanon
D. 3,6-dimetil-3-heksanon
E. 2,5-dimetil-2-heksanon
BAB V

BENZENA DAN TURUNANNYA


Benzena merupakan salah satu bahan kimia yang banyak digunakan dalam industri
kimia, terutama sebagai prekursor dalam sintesis berbagai bahan kimia lainnya. Benzena
tergolong senyawa hidrokarbon aromatik. Istilah “aromatik” ini diberikan karena pada saat
pertama kali ditemukan banyak senyawa golongan ini yang memiliki aroma yang khas.
Namun, kini istilah “aromatik” dikaitkan dengan struktur dan sifat-sifat khas tertentu, selain
dari aromanya. Hal ini dikarenakan belakangan diketahui ada pula senyawa-senyawa
aromatik yang tidak berbau.
A. STRUKTUR BENZENA
Benzena memiliki rumus kimia C6H6. Perbandingan jumlah atom C dan H-nya
menunjukkan bahwa benzena sangat tidak jenuh. Pada mulanya, para ahli mengusulkan
bahwa benzena memiliki struktur alifatik dengan adanya ikatan rangkap dua ataupun tiga.
Namun, faktanya benzena tidak memperlihatkan sifat ketidakjenuhan dari struktur demikian.
Hasil eksperimen menunjukkan sifat-sifat benzena seperti:
1. Benzena ternyata sangat stabil (tidak reaktif).
Benzena tidak bereaksi dengan Br2, kecuali dengan bantuan katalis. Hal ini tidak sesuai
dengan sifat ketidakjenuhan alkena ataupun alkuna yang mudah diadisi oleh bromin.
2. Monosubstitusi atom halogen (X) pada benzena hanya menghasilkan satu jenis senyawa,
yaitu C6H5. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat keisomeran geometri sebagaimana
pada alkena.
Pada tahun 1865, August Kekulé mengajukan struktur benzena sebagai suatu cincin yang
terdiri dari 6 atom C dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua yang berselang-seling.
Namun demikian, struktur ini kembali tidak dapat menjelaskan sifat-sifat benzena seperti:
1. Benzena meskipun memiliki ikatan rangkap dua cenderung mengalami reaksi substitusi,
bukan reaksi adisi seperti alkena umumnya.
2. Berdasarkan pengukuran dengan difraksi sinar-X, benzena hanya memiliki satu panjang
ikatan antar atom C yaitu 0,139 nm, yang menunjukkan bahwa semua ikatan dalam
benzena sama atau setara.

Gambar 5.1. Model struktur benzena menurut Kekule


Berdasarkan fakta demikian, pada tahun 1931, Linus Pauling kemudian merumuskan struktur
benzena sebagai struktur hibrida resonansi, yaitu struktur yang berada di antara dua struktur
Kekulé. Struktur ini membentuk sistem delokalisasi elektron yang menstabilkan struktur.
Gambar 5.2. Struktur resonansi dari benzena menurut Linus Pauling. Tanda ↔ menunjukkan
beresonansi, bukan setimbang

Gambar 5.3. Struktur hibrida resonansi benzena dengan lingkaran dalam cincin menunjukkan
adanya delokalisasi elektron
B. TATA NAMA SENYAWA TURUNAN BENZENA
Senyawa turunan benzena dapat dianggap berasal dari benzena yang di mana salah satu
atau lebih atom H-nya diganti dengan substituen lain berupa atom seperti −Br ataupun gugus
atom seperti −COOH. Berikut aturan penamaan untuk senyawa-senyawa turunan benzena.
1. Jika satu atom H pada benzena diganti satu substituen seperti −Cl, −CH3, −NO2, −NH2,
−OH, −CHO, dan lain-lain, maka struktur dan penamaannya seperti berikut.

2. Jika terdapat lebih dari satu substituen, maka diberi penomoran searah atau berlawanan
arah jarum jam agar substituen-substituen mendapat nomor serendah mungkin. Untuk
substituen-substituen sejenis, digunakan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, dan heksa-.
Urutan prioritas penomoran untuk beberapa substituen umum yaitu sebagai berikut:
−COOH, −SO3H, −COOR, −CN, −CHO, −CO, −OH, −NH 2, −OR, −R, −X (F, Cl, Br,
I), −NO2
3. Jika terdapat dua substituen, selain dengan penomoran, juga dapat digunakan awalan
o- (orto) untuk posisi atom karbon nomor 1 dan 2, m- (meta) untuk posisi 1 dan 3, atau
p- (para) untuk posisi 1 dan 4.
Contoh:
4. Jika cincin benzena dianggap sebagai substituen, bukan sebagai induk, maka gugus
benzena yang kehilangan satu atom H (C6H5−) disebut gugus fenil. Sedangkan, gugus
metilbenzena (toluena) yang kehilangan satu atom H (C 6H5CH2−) disebut gugus
benzil.
Contoh:

C. SIFAT-SIFAT BENZENA
Benzena termasuk senyawa beracun dan bersifat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker). Benzena berwujud cair pada suhu ruang, tidak berwarna, dan
mudah menguap. Titik lelehnya 6°C dan titik didihnya 80°C. Strukturnya yang
simetris dan planar menyebabkan susunannya sebagai kristal lebih rapat dan
akibatnya titik lelehnya lebih tinggi dibandingkan heksana (−95°C). Seperti senyawa
hidrokarbon lainnya, benzena juga bersifat nonpolar. Oleh karena itu, benzena larut
dalam pelarut kurang polar atau nonpolar seperti eter dan tetraklorometana, namun
tidak larut dalam pelarut polar seperti air.
Benzena cenderung tidak begitu reaktif, namun mudah terbakar. Akibat
adanya sistem delokalisasi elektron yang menstabilkan benzena, benzena cenderung
mudah mengalami reaksi substitusi dibanding reaksi adisi. Reaksi substitusi pada
benzena melibatkan serangan pereaksi bermuatan positif parsial ataupun utuh yang
suka elektron (elektrofil) pada cincin benzena. Oleh karena itu, reaksi substitusi pada
benzena sering disebut sebagai reaksi substitusi elektrofilik. Reaksi-reaksi substitusi
pada benzena, antara lain:
1. Halogenasi
Benzena bereaksi dengan halogen seperti Cl2 dan Br2 dengan bantuan katalis
besi(III) halida (FeCl3 atau FeBr3) membentuk senyawa halobenzena.
Gambar 5.4. Reaksi halogenasi pada benzena
2. Nitrasi
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat dengan katalis asam sulfat pekat
membentuk nitrobenzena.

Gambar 5.5. Reaksi nitrasi pada benzena


3. Sulfonasi
Benzena bereaksi dengan SO3 dalam asam sulfat pekat bila dipanaskan membentuk
asam benzenasulfonat.

Gambar 5.6. Reaksi sulfonasi pada benzene


4. Alkilasi Fridel-Crafts
Benzena bereaksi dengan alkil halida dengan bantuan katalis aluminium klorida
(AlCl3) membentuk alkilbenzena.

Gambar 5.7. Reaksi alkilasi Fridel-Crafts pada benzene


D. KEGUNAAN BENZENA DAN TURUNANNYA
a. Benzena digunakan sebagai pelarut dan juga bahan dasar sintesis berbagai
senyawa turunan benzena seperti stirena, dan lain-lain.
b. Fenol bersifat asam lemah dan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
plastik dan obat-obatan. Fenol juga dapat digunakan sebagai antiseptik dan
disinfektan oleh karena sifatnya yang dapat mendenaturasi protein.
c. Toluena digunakan sebagai pelarut dan bahan baku pembuatan asam benzoat,
bahan peledak TNT, dan lain-lain.
d. Asam benzoat digunakan sebagai bahan pengawet makanan dan minuman.
e. Anilina digunakan untuk membuat zat-zat pewarna diazo.
f. Asam salisilat digunakan untuk membuat aspirin, perasa, minyak wangi, bedak,
salep anti jamur, dan sampo.
Soal-soal
Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (×) pada salah satu huruf A, B,
C, D, dan E.
1. Benzena memiliki sifat yang unik, yaitu lebih mudah mengalami substitusi daripada
adisi. Hal ini disebabkan oleh adanya…
A. resonansi proton
B. perpindahan atom H
C. resonansi elektron
D. perpindahan atom C
E. resonansi neutron
2. Reaksi benzena dengan metil klorida dengan penambahan katalis AlCl 3 menghasilkan
senyawa…
A. Anilin
B. Toluena
C. Fenol
D. Benzaldehid
E. Asam benzoat
3. Di antara senyawa aromatik berikut, yang diperoleh melalui reaksi halogenasi
adalah…
A. Anilin
B. DDT
C. Fenol
D. Asam benzoat
E. Klorobenzena
4. Di bawah ini tertera rumus bangun suatu senyawa turunan benzena. Nama senyawa
tersebut adalah…

A. 1-hidroksi-2,4-dinitrofenol
B. 1,3-dinitrofenol
C. 2,4-dinitrobenzena
D. 2,4-dinitrofenol
E. 2,4-dinitrotoluena
5. Nama senyawa berikut adalah…

A. Triklorotoluena
B. 2,3,5-triklorotoluena
C. 2,4,6-triklorotoluena
D. 1,3,5-triklorotoluena
E. 2,4,6-triklorometilbenzena
6. Berikut ini beberapa senyawa turunan benzena yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan.
(1) Asam benzoat
(2) Anilina
(3) Fenol
(4) Stirena
Senyawa yang digunakan untuk pengawet makanan dan desinfektan berturut-turut
terdapat pada nomor…
A. (1) dan (3)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
7. Senyawa turunan fenol digunakan untuk bahan…
A. pengawet makanan
B. antioksidan
C. disinfektan
D. obat-obatan
E. peledak
8. Nama senyawa di bawah adalah…

A. meta-diklorobenzena
B. orto-diklorobenzena
C. orto-klorobenzena
D. para-diklorobenzena
E. meta-benzenadikloro
9. Tokoh yang pertama kali mengemukakan struktur benzena adalah…
A. Wurtz
B. Kekule
C. Saytseff
D. Grignard
E. Wohler
10. Senyawa turunan benzena yang digunakan sebagai zat analgesik dan zat antipiretik
adalah…
A. Asam benzoat
B. Fenol
C. Asam asetilsalisilat
D. TNT
E. Anilin
BAB VI
MAKROMOLEKUL
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda tentu tidak asing lagi dengan bahan makanan,
seperti beras, jagung, daging, tempe, dan tahu. Anda juga pasti mengenal berbagai jenis
plastik. Berbagai perabotan rumah tangga, seperti ember, gayung, dan gelas yang terbuat dari
plastik. Bahan-bahan tersebut terbuat dari senyawa makromolekul atau polimer. Sesuai
dengan nama senyawa tersebut, makromolekul berarti molekul besar dengan berat molekul
yang besar. Tubuh manusia juga Allah Ta’ala ciptakan terdiri atas makromolekul-
makromolekul yang Anda kenal dengan karbohidrat, protein, dan lemak, yang tersusun dalam
tubuh kita dengan begitu detail dan sempurna sehingga kita dapat melakukan berbagai
aktivitas yang bermanfaat dengan baik dalam rangka beribadah kepada-Nya.
Sekarang, Anda pikirkan, apakah persamaan dan perbedaan antara bahan makanan
dan plastik? Apakah makromolekul dan polimer itu? Bagaimana sifat-sifat makromolekul?
Senyawa apa sajakah yang termasuk makromolekul? Jika Anda ingin mengetahui
jawabannya, pelajarilah bab ini.
A. POLIMER
Polimer adalah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang
tersusun dari gabungan ribuan hingga jutaan unit pembangun yang berulang. Plastik
pembungkus, botol plastik, styrofoam, nilon, dan pipa paralon termasuk material yang
disebut polimer. Unit kecil berulang yang membangun polimer disebut monomer.
Sebagai contoh, polipropilena (PP) adalah polimer yang tersusun dari monomer
propena.

Jenis-Jenis Polimer
1. Jenis polimer berdasarkan sumbernya
a. Polimer alam
yaitu polimer yang terdapat secara alami di alam. Contoh:
b. Polimer sintesis
yaitu polimer yang tidak ditemukan secara alami di alam. Contoh:

2. Jenis polimer berdasarkan monomer penyusunnya


a. Homopolimer
yaitu polimer yang tersusun dari satu jenis monomer. Contoh: polietilena
(etena), polipropilena (propena), polistirena (stirena), PVC (vinil klorida),
PVA (vinil asetat), poliisoprena (isoprena), dan PAN (akrilonitril).
b. Kopolimer
yaitu polimer yang tersusun dari dua jenis atau lebih monomer. Contoh: nilon
6,6 (heksametilendiamina + asam adipat), dakron (asam tereftalat + etilena
glikol), SBR (stirena + butadiena), dan ABS (akrilonitril + butadiena +
stirena).
3. Jenis polimer berdasarkan sifatnya
a. Termoplas
yaitu polimer yang melunak jika dipanaskan, dan dapat dicetak kembali
menjadi bentuk lain. Sifat ini disebabkan oleh struktur termoplas yang terdiri
dari rantai-rantai panjang dengan gaya interaksi antar molekul yang lemah.
Sifat-sifat lain dari termoplas adalah ringan, kuat, dan transparan. Contoh
termoplas adalah polietilena, polipropilena, PET, dan PVC.
b. Termoset
yaitu polimer yang memiliki bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika
dipanaskan. Sifat ini disebabkan oleh ada banyaknya ikatan kovalen yang kuat
antara rantai-rantai molekul. Pemanasan termoset pada suhu yang terlalu tinggi
dapat memutuskan ikatan-ikatan tersebut dan bahkan membuat termoset
menjadi terbakar. Contoh termoset adalah bakelit dan melamin.
c. Elastomer
yaitu polimer yang elastis; bentuknya dapat diregangkan, namun dapat
kembali ke bentuk semula setelah gaya tariknya dihilangkan. Elastisitas ini
disebabkan oleh struktur elastomer yang terdiri dari rantai-rantai yang saling
tumpang tindih dengan adanya ikatan silang (cross-link) yang akan menarik
kembali rantai-rantai tersebut kembali ke susunan tumpang tindihnya. Contoh
elastomer adalah karet alam (poliisoprena) dan karet sintetis SBR.
Reaksi Polimerisasi
Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut reaksi polimerisasi. Reaksi
polimerisasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Polimerisasi adisi
Polimerisasi adisi umumnya terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan
rangkap. Umumnya monomer yang direaksikan dalam polimerisasi adisi adalah
senyawa alkena dan turunannya. Dari reaksi polimerisasi adisi dihasilkan polimer
adisi sebagai produk tunggal. Contoh reaksi polimerisasi adisi:
a. Pembentukan polietilena (PE) dari etena

b. Pembentukan PVC dari vinil klorida

c. Pembentukan poliisoprena dari isoprene

2. Polimerisasi kondensasi
Polimerisasi kondensasi merupakan penggabungan monomer dengan reaksi kimia
yang terjadi antara dua gugus fungsi berbeda dari masing-masing monomer.
Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang masing-masing mempunyai
setidaknya dua gugus fungsi reaktif. Dari hasil polimerisasi kondensasi dihasilkan
polimer dan juga molekul-molekul kecil, seperti H 2O, HCl, dan CH3OH. Polimer
seperti poliester, poliamida, polikarbonat, dan poliuretana disintesis melalui reaksi
polimerisasi kondensasi. Contoh reaksi polimerisasi kondensasi:
a. Pembentukan poliester: PET dari dimetil tereftalat dan etilena glikol
b. Pembentukan poliamida: nilon 66 dari asam adipat dan heksametilendiamina

Aplikasi Polimer Sintesis

1. PVC
Poli(vinil klorida) (PVC) yang bersifat lunak digunakan untuk selang air, jas
hujan, dan insulasi listrik. Sedangkan, PVC yang bersifat kaku digunakan untuk
pipa dan pelapis lantai.
2. PS
Polistirena (PS) memiliki beberapa macam bentuk. Polistirena yang berbentuk
kaku dan mudah pecah digunakan untuk kotak kaset, peralatan makan seperti
sendok, garpu, dan pisau plastik. Polistirena berbentuk foam, yakni styrofoam,
memiliki sifat insulator panas yang baik. Oleh karena itu, styrofoam banyak
digunakan untuk wadah makanan/minuman dan juga gabus penahan benturan
dalam kemasan alat elektronik.

3. PE (HDPE dan LDPE)


Polietilena (PE) memiliki beragam bentuk. HDPE (high-density polyethylene)
adalah polietilena dengan sifat lebih kuat dan kaku yang banyak digunakan untuk
botol plastik dan mainan. LDPE (low-density polyethylene) adalah polietilena
dengan sifat lebih plastis dan titik leleh lebih rendah dibanding HDPE. LDPE
banyak digunakan untuk plastik lembaran, kantong plastik, dan pembungkus
kabel.
4. PP
Polipropilena (PP) digunakan untuk botol plastik, tali, karung plastik, karpet,
peralatan laboratorium, dan mainan.
5. PTFE
Politetrafluoroetilena (PTFE) yang dikenal juga dengan nama dagang Teflon,
memiliki sifat kuat, tidak reaktif, dan tahan panas. PTFE digunakan sebagai
gasket, pelapis tangki bahan kimia, dan pelapis panci anti lengket.

6. PPMA
Poli(metil metakrilat) (PMMA) yang dikenal juga dengan nama dagang Plexiglas
atau Lucite atau Perspex, memiliki sifat kuat, keras, ringan, dan transparan.
PMMA digunakan untuk alat optik, kaca jendela pesawat terbang, furnitur, dan
glove box.

7. PET
Poli(etilena tereftalat) (PET) yang dikenal juga dengan nama dagang Dacron atau
Terylene, banyak digunakan sebagai serat tekstil. Selain itu, PET juga banyak
digunakan sebagai botol minuman. Dalam bentuk film tipis, PET dengan nama
dagang Mylar bersifat kuat dan tahan terhadap robekan, sehingga digunakan untuk
pita perekam magnetik, layar perahu, dan kemasan barang.
8. Nilon
Nilon merupakan polimer berbentuk serat yang bersifat kuat, ringan, dan tahan
terhadap tegangan. Oleh karena itu, nilon banyak digunakan untuk membuat tali,
jala, parasut, tenda, jas hujan, karpet, dan sebagainya.
B. KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan jenis senyawa organik yang terdiri dari karbon,
hidrogen, dan oksigen yang merupakan sumber makanan dan energi yang penting
bagi manusia dan hewan. Karbohidrat dihasilkan oleh tumbuhan hijau pada proses
fotosintesis. Berdasarkan reaksi hidrolisis dan ukuran molekulnya, karbohidrat
dibedakan menjadi karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida) dan
karbohidrat kompleks (polisakarida).
1. Karbohidrat sederhana
Karbohidrat sederhana sangat mudah dikenali melalui rumus empirisnya, karena
perbandingan antara atom karbon, hidrogen, dan oksigennya yaitu 1:2:1,
contohnya adalah C3H6O3 (triosa) atau C5H5O10 (pentosa).
a. Monosakarida
Monosakarida (gula sederhana) merupakan karbohidrat yang paling sederhana
dan tidak dapat diurai atau dihidrolisis lagi menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana.
Gambar 6.1. struktur monosakarida

Monosakarida dapat berupa aldosa atau ketosa. Semua monosakarida


mempunyai atom C asimetris. Dalam hal ini, atom C asimetris terjadi jika
atom karbon mengikat empat gugus yang berbeda.
b. Disakarida
Disakarida terdiri dari dua buah monosakarida yang terikat melalui sintesis
dehidrasi yang membentuk suatu rantai. Ketika disakarida terbentuk, maka air
akan dihilangkan, sehingga proses pembentukannya disebut sintesis dehidrasi.
Disakarida dapat dibelah menjadi dua buah monosakarida sederhana dengan
menggunakan air kembali (hidrolisis). Contoh-contoh disakarida adalah
sukrosa (glukosa + fruktosa), laktosa (glukosa + galaktosa), dan maltosa
(glukosa + glukosa).

(a) (b) (c)


Gambar 6.2. Struktur molekul: (a) laktosa, (b) sukrosa, dan (c) maltosa
2. Karbohidrat kompleks (Polisakarida)
Polisakarida merupakan rantai yang panjang dari molekul-molekul gula yang
terikat bersama-sama. Di antara polisakarida yang paling terkenal adalah selulosa.
Selulosa membentuk dinding sel tumbuhan dan para ilmuwan memperkirakan
bahwa lebih dari satu triliun ton selulosa disintesis tumbuhan setiap tahunnya.
Selain selulosa, contoh polisakarida lainnya adalah amilum (zat pati).
Fungsi penting karbohidrat:
a. Sebagai komponen utama penyusun membran sel.
b. Sebagai sumber energi utama. Pada beberapa organ tubuh seperti otak, lensa mata,
dan sel saraf, sumber energinya sangat bergantung kepada glukosa dan tidak dapat
digantikan oleh sumber energi lainnya. Setiap 1 gram glukosa menghasilkan 4,1
kkal.
c. Berperan penting dalam metabolisme, menjaga keseimbangan asam dan basa,
pembentuk struktur sel, jaringan, dan organ tubuh.
d. Membantu proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan, misalnya
selulosa.
e. Membantu penyerapan kalsium, misalnya laktosa.
f. Merupakan bahan pembentuk senyawa lain, misalnya protein dan lemak.
g. Karbohidrat beratom C lima buah, yaitu ribosa merupakan komponen asam inti
yang amat penting dalam pewarisan sifat.
h. Sumber energi dalam proses respirasi.
C. PROTEIN
Protein adalah polimer yang tersusun dari monomer yang biasa disebut asam
amino. Asam amino adalah rangka karbon pendek yang mengandung gugus amino
fungsional yang melekat pada salah satu ujung kerangka dan gugus asam karboksilat
di ujung lain. Semua asam amino sekurang-kurangnya sebuah gugus amino (NH 2) dan
gugus karboksil (-COOH). Masing-masing dari 20 asam amino mempunyai gugus R
yang berbeda. Dalam hal ini, komposisi kimia dari gugus R yang khas menentukan
sifat-sifat asam amino, seperti reaktivitas, muatan ion, dan hidropobisitas relatif (sifat
ketidaksukaan terhadap air). 20 macam asam amino adalah sebagai berikut.

Gambar 6.3. Nama dan struktur asam-asam amino


Protein tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen
(N), dan terkadang mengandung zat belerang (S) dan fosfor (P). Protein merupakan
komponen utama makhluk hidup dan berperan penting dalam aktivitas sel. Protein
mengatur aktivitas metabolisme, mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia, dan menjaga
keutuhan strukur sel. Protein terdapat dalam semua jaringan hidup dan disebut sebagai
pembangun kehidupan. Protein mempunyai fungsi biologis tertentu, sehingga protein
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Komponen utama penyusun membran sel, seperti protein integral, protein perifer,
dan glikoprotein.
b. Sebagai sumber energi, setiap gramnya akan menghasilkan 4,1 kkal.
c. Bahan dalam sintesis substansi penting seperti hormon, enzim, zat antibodi, dan
organel sel lainnya.
D. LIPID
Lipid merupakan zat lemak yang berperan dalam berbagai sel hidup. Seperti
halnya karbohidrat, lipid tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen
(O), serta kadang kala ditambah fosfor (P) serta nitrogen (N). Beberapa di antaranya
disimpan sebagai sumber energi sekunder dan sebagian lain bertindak sebagai
komponen penting dari membran sel. Lipid terdapat pada tumbuhan, hewan, manusia,
dan mikroorganisme. Lipid terasa licin, tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam
alkohol, eter, dan pelarut-pelarut organik lainnya. Lipid terdiri dari beberapa jenis,
yang terpenting adalah lemak, fosfolipid, dan steroid.
1. Lemak
Lemak sangatlah penting, molekul organik kompleks yang digunakan sebagi suber
energi, hingga hal lain. Pembangun lemak adalah sintesis dehidrasi antara molekul
gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah rangkakarbon yang memiliki tiga gugus
alkohol. Rumus empirisnya adalah C3H4(OH)3. Asam lemak merupakan rantai
karbon yang panjang yang memiliki gugus karboksil. Jika terdapat rantai karbon
yang memiliki banyak ikatan hidrogen, maka disebut asam lemak jenuh.
Sedangkan, disebut tidak jenuh jika atom-atom karbonnya memiliki ikatan
rangkap lebih dari satu.

Gambar 6.4. Sintesis dehidrasi glisero dan asam lemak membentuk suatu
lemak
2. Steroid
Steroid merupakan senyawa turunan lipid yang tidak terhidrolisis. Steroid
berfungsi sebagai hormon, seperti hormon seks, hormon adrenal kortikal, asam
empedu, sterol, dan agen anabolisme. Contoh-contoh steroid antara lain adalah
kolesterol, esterogen, dan testosteron.

(a) (b) (c)


Gambar 6.5. Struktur molekul: (a) kolesterol, (b) testosteron, dan (c) estrogen
3. Fosfolipid
Fosfolipid merupakan lipid yang berjumlah banyak (sebagai lesitin atau
fosfatidietanolamin) yang di dalamnya asam fosfat serta asam lemak diesterifikasi
menjadi gliserol dan terdapat dalam semua sel hidup serta dalam plasma
membran. Fosfolipid merupakan jenis lemak majemuk. Struktur fosfolipid antara
lain adalah sebagai berikut.

Gambar 6.6. Struktur fosfolipid


Beberapa fungsi fosfolipid antara lain adalah: lesitin membawa lemak dalam
aliran darah dari satu jaringan ke jaringan lainya; fosfatidiletanolamin berperan
dalam proses pembekuan darah; dan fosfolipid merupakan komponen utam a
dinding sel.
Soal-soal
Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (×) pada salah satu huruf A, B,
C, D, dan E.
1. Berikut ini yang termasuk polimer alam adalah…
A. Nilon
B. Teflon
C. Pati
D. Plastik
E. Stirena
2. Contoh polimer kondensasi adalah…
A. polivinil Klorida
B. polyester
C. Teflon
D. Polistirena
E. Polietena
3. Hasil polimerisasi dari CH2 = CHCl adalah…
A. polivinil klorida
B. polietilena
C. polipropena
D. politetra fluoro etilena (teflon)
E. polistirena
4. Beberapa polimer sebagai berikut:
(1) amilum
(2) teflon
(3) asam nukleat
(4) selulosa
(5) dakron
Polimer yang merupakan polimer sintesis adalah…
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5
E. 2 dan 5
5. Di antara senyawa berikut yang paling mungkin sebagai monomer dalam suatu
polimerisasi adisi adalah…
A. HOCH2CH2COOH
B. CH3CH2CH2NH2
C. CH3CH2COOH
D. CH3CH2COCl
E. CH3CH=CH2
6. Polimer jenis plastik dibedakan menjadi termoseting dan termoplas. Pembagian
tersebut didasarkan pada…
A. bahan pembuat plastik
B. monomer pembentuknya
C. sifat terhadap panas
D. sifat terhadap lingkungan
E. jenis reaksi
7. Protein adalah suatu makromolekul yang komponen utamanya adalah…
A. Lipid
B. Hidrokarbon
C. Karbohidrat
D. Asam Amino
E. Asam Nukleat
8. Gugus molekul dari senyawa organik sebagai berikut:
I. –COH
II. –COOH
III. –OH
IV. –NH2
Gugus utama asam amino pada prinsipnya terdiri atas gugus…
A. I dan II
B. II dan III
C. III dan IV
D. II dan IV
E. I dan IV
9. Asam lemak yang membunyai ikatan antar atom C-nya merupakan ikatan tunggal (-
C-C-) adalah…
A. asam lemak jenuh
B. asam lemak tidak jenuh
C. asam lemak
D. asam lemak berkelanjutan
E. asam lemak tunggal
10. Pada suhu ruangan lemak berbentuk…
A. padatan
B. gas
C. cair
D. mengendap sebagian menguap
E. mengembun
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo, Unggul, 2018, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Penerbit Erlangga
Purba, Michael dan Sunardi, 2012, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Penerbit
Erlangga

Website:
https://materi78.wordpress.com/2013/06/25/kimia-2/ diakses tanggal 26 Juni 2020
https://materi78.wordpress.com/2013/06/25/kimia-3/ diakses tanggal 26 Juni 2020
https://materi78.wordpress.com/2013/06/25/kimia-4/ diakses tanggal 26 Juni 2020
http://temanbelajar.id/assets/collections/content/Kimia_12_3_Kimia_Unsur.pdf diakses
tanggal 7 Juli 2020
https://www.studiobelajar.com/senyawa-turunan-alkana/ diakses tanggal 7 Juli 2020
https://www.studiobelajar.com/benzena/ diakses tanggal 7 Juli 2020
https://www.studiobelajar.com/polimer/ diakses tanggal 7 Juli 2020
https://sakdimahblog.wordpress.com/kelas-xii/semester-ii/makro-molekul/ diakses tanggal
26 Juni 2020
https://www.studiobelajar.com/korosi/ diakses tanggal 9 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai