Anda di halaman 1dari 10

COLLATERAL SPREAD AND FINANCIAL DECELOPMENT

Authors : Jose M. Liberti and Atif R. Mian


Source : The journal of finance (LXV - 1), February 2010

1. LATAR BELAKANG
a) Permintaan terhadap asset yang dijaminkan merupakan biaya utama dalam
pembiayaan pada banyak model – model terkait dengan hambatan financial.
Diantaranya adalah pada penelitian Bernanke dan Gertler (1989), Kiyotaki dan Moore
(1997) dan Banerjee dan Newman (1993).
b) Hampir keseluruhan model teoritis yang ada mempostulasikan bahwa ketersediaan
jaminan merupakan hambatan yang melekat pada pembiayaan, dan hambatan
tersebut semakin kuat pada pasar keuangan yang belum atau sedang berkembang.
c) Namun demikian, belum banyak penelitian yang dilakukan pada pengaruh financial
development terhadap biaya collateral dari modal. Salah satu hambatannya adalah
sedikitnya kemungkinan ketersediaan data untuk melakukan penelitian tersebut,
yaitu terkait dengan nilai dan jenis collateral yang ditawarkan oleh borrower.
d) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah tingkat financial development
pada suatu Negara mempengaruhi biaya collateral dari modal yang dipergunakan
dengan menggunakan data cross-country yang berisi pinjaman – pinjaman bisnis
yang diberikan kepada usaha skala kecil dan menengah di 15 negara.

1
2. COMPONENT OF LINKS

Expected
default risk

H1
H2

Kharateristik Collateral
Perusahaan spread

H3
Financial
development
Creditor Right
Information Sharing

Control variables
Approved Loan
Country Fixed Effect
Industry Fixed Effect
Sales Size Fixed Effect
Private Credit to GDP

3. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN


a) “Apakah Expected default risk dan financial development merupakan factor resiko
yang mempengaruhi collateral spread perbankan ?”
b) “Apakah kharateristik perusahaan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap default
risk?”

4. TUJUAN PENELITIAN
a) Mengeksplorasi bagaimana tingkat pembangunan sector financial pada suatu Negara
mempengaruhi biaya jaminan dari modal dengan mempergunakan data cross-
country yang berisi pinjaman bisnis skala kecil dan menengah yang dikeluarkan oleh
bank multinasional yang beroperasi di 15 negara

5. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2
a) Studi – studi sebelumnya menunjukan bahwa pembangunan sector financial akan
menurunkan tingkat suku bungan pinjaman dan biaya kontrak dari pembiayaan (Qian
dan Strahan ( 2007) dan Lerner dan Schoar (2005)).
b) Stiglitz dan Weiss (1981) menunjukan bahwa biaya pinjaman bukanlah satu-satunya
mekanisme perhitungan yang cukup dalam menjelaskan pasar.
c) Masalah – masalah moral hazard dan seleksi terbalik yang terdapat pada kontrak
keuangan menyebabkan lender melihat lebih jauh pada komitment - dimana
collateral merupakan salah satu factor yang dominan – untuk melindungi dananya
dari resiko agensi peminjam dana (Boot, Thakor, dan Udell (1991), Smith dan Warner
(1979) dan Stulz dan Johnson (1985).
d) Salah satu cara dimana permintaan terhadap collateral menurun adalah dengan
beroperasinya financial development, dan penelitian ini adalah yang pertama
membahas keterkaitan antara collateral dan financial development, sedangkan
penelitian – penelitian sebelumnya lebih banyak membahas keterkaitan antara
collateral dengan resiko perusahaan di Amerika Serikat. Hasil – hasil penelitian
sebelumnya tersebut konsisten dengan temuan bahwa adanya collateral
meningkatkan resiko perusahaan (Ogler (1970), Hester (1979), Berger dan Udell
(1990, 1995), Jhon, Lynch, dan Puri (2003) dan Carey, Post, dan Sharpe (1998))
e) Artikel ini memiliki semangat yang sama dengan apa yang telah dilakukan oleh Qian
dan Strahan (2007) dimana mereka membandingkan kharateristik pinjaman pada 43
negara dan menemukan bahwa proteksi terhadap kreditor terasosiasi dengan
semakin besarnya konsentrasi dari kepemilikan pinjaman, semakin besarnya
partisipasi dari perbankan asing, jangka waktu peminjaman yang semakin panjang,
dan semakin rendahnya tingkat bunga pinjaman.
f) Perbedaan utama artikel ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Qian dan Strahan
(2007) adalah pada dampak dari rejim hukum terhadap collateral spread-nya,
sedangkan Qian dan Strahan (2007) lebih memfokuskan pada maturity, kepemilikan,
dan tingkat bunga pinjaman.

6. HIPOTESIS PENELITIAN
a) Expected default risk berpengaruh positif terhadap collateral spread
3
b) Kharateristik perusahaan memiliki pengaruh berbeda terhadap default perusahaan
c) Financial development berpengaruh negative terhadap collateral spread

7. DESAIN PENELITIAN
a) Data
 Sumber data berasal divisi pinjaman perusahaan kecil dan sedang dari perbankan
multinasional yang beroperasi di 15 negara berkembang
 Data berisi pinjaman yang diberikan bank kepada persuhaan pada tahun 2002 dan
mengevaluasinya setiap 6 bulan sekali hingga tahun 2004.
 Final sampel perusahaan adalah sebanyak 8.414 perusahaan dari total sampel
awal sebanyak 12.591 perusahaan dengan screening sampel sebagai berikut :
 Mengeluarkan sebanyak 766 perusahaan yang bangkrut pada awal periode
sampel
 Mengeluarkan sebanyak 2.005 perusahaan karena tidak adanya ex-ante
penilaian resiko setelah pinjaman diberikan kepada perusahaan sehingga
tidak dapat dinilai collateral spread-nya.
 Mengeluarkan sebanyak 1.406 perusahaan yang tidak menunjukan aktivitas
pinjaman perusahaan selama periode sampel karena tidak mengandung
informasi collateral
 Range dari Negara sampel memiliki perbedaan pada lokasi geografis,
pembangunan sector keuangan, dan pendapatan perkapitanya (Tabel 1). Jumlah
pinjaman antarnegara sampel juga tidak seragam sehingga muncul kemungkinan
data driven dari Negara sampel yang memiliki jumlah sampel pinjaman yang
cukup besar.

b) Measurement
 Setiap data pinjaman diobservasi indentitas peminjamnya, industry dan asal
negaranya. Observasi juga dilakukan pada jumlah pinjaman yang disetujui,
pinjaman outstanding, dan status dari kemungkinan default pinjaman, size
perusahaan dan resiko yang telah ditentukan oleh bank bersangkutan, serta tipe
dan nilai likuidasi collateral yang dipergunakan untuk mengamankan pinjaman
yang telah diberikan.

4
 Status default dari pinjaman ditentukan pada akhir periode sampel berdasarkan
sampel awal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Nilai 1 untuk pinjaman yang
default (selama 2 tahun), dan 0 untuk selainnya.
 Variabel utama adalah ex-ante risk grade dari peminjam yang terbagi pada
katagori A (best) hingga D (worst) yang menggambarkan resiko dari peminjam
pada saat pinjaman diberikan yang ditentukan oleh officer bank di bagian
peminjaman.
 Risk grade merupakan ex-ante assessment sebelum pinjaman diberikan dan
diukur berdasarkan dua sumber informasi
 Berasal dari ukuran – ukuran objektif performance fundamental perusahaan
dan industry semacam profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan track
record kredit sebelumnya.
 Berasal dari ukuran – ukuran subjektif dari performance perusahaan
semacam penilaian terhadap kualitas dan kepercayaan terhadap informasi
yang ada, interview terhadap manajemen dan site visit perusahaan.

c) Desain Penelitian
 Desain 1

Expected Default Risk Risk Grade


Collateral Spread
Collateralization Rate A ……………………. B …………..….……. C …………………….D

 Desain 2

Kharateristik Perusahaan Sales Size Indicator


Expected Default Risk
Default Probability 0 ……………………. 1 …………..….……. 2 …………………….3

 Desain 3

Financial Development Creditor Right &Information Sharing


Collateral Spread
Collateralization Rate A ……………………. B …………..….……. C …………………….D

8. MODEL STATISTIK

5
a) Desain 1
Yic = αc + β1*Xic + εic
b) Desain 2
Dic = β2 * Zic + αc + εic
c) Desain 3
Yic = αc + β3*(Xic * Fc) + εic

9. HIPOTESIS STATISTIK

 Model 1 : H1 : β1k = 0
H2 : β1k < 0

 Model 2: H1 : β2k = 0
H2 : β2k ≠ 0

 Model 3 : H1 : β3k = 0
H2 : β3k > 0

10. ROBUSTNESS TEST


Beberapa Uji ketangguhan (robustness test) dilakukan terhadap model yang telah disusun
oleh penulis. Beberapa uji yang dilakukan tersebut adalah :
a) Uji heterogenitas pada skala resiko
Uji heterogenitas dilakukan pada persamaan regresi no 5 yang merupakan regresi
prediksi terhadap default kredit perusahaan. Regresi tersebut dilakukan pada tingkat
default dengan data ex-post terhadap tingkat resiko yang ex-ante dengan pengaruh
yang tetap dari Negara (country fixed effect). Hal ini menyebabkan persamaan regresi
tersebut mengabaikan perbedaan – perbedaan resiko dari tingkat default kredit yang
diberikan yang ada pada masing – masing Negara sampel. Dengan demikian, regresi
yang ada mengasumsikan skala resiko adalah sama untuk semua Negara sampel.

Untuk menguji asumsi ini, dilakukan regresi dengan memasukan perbedaan skala
resiko Negara tersebut dan mengestimasi kembali collateral spread yang ada.
Perbedaan antarnegara tersebut diukur dengan mengelompokan Negara berdasarkan
tingkat pertumbuhan per kapita dan tingkat financial development masing-masing
Negara. Hasilnya menunjukan bahwa tidak ada signifikansi factor perbedaan
6
antarnegara terhadap skala resiko yang telah disusun. Dengan menggunakan
probabilitas default yang telah diprediksi dan melakukan regresi terhadap collateral
spread, ternyata menunjukan hasil yang sama. Dengan demikian, tidak terdapat bukti
bahwa perbedaan antarnegara tersebut berpengaruh terhadap skala resiko yang
diasumsikan sama.

b) Factor spesifik pada perusahaan


Uji terhadap factor spesifik perusahaan yang menyebabkan hasil regresi lemah adalah
terkait dengan supply collateral dari perusahaan yang memiliki lebih banyak collateral
yang mampu dijaminkan untuk mendapatkan tingkat bunga pinjaman yang lebih
murah. Jika hal ini terjadi, maka hasil regresi menunjukan kelemahan karena adanya
perbedaan kemampuan perusahaan dalam memberikan collateral yang dalam asumsi
regresi penelitian ini dinyatakan perusahaan memiliki kemampuan yang sama dalam
memberikan collateral.

Untuk mengujinya, penulis melakukan uji terhadap sampel perusahaan-perusahaan


dari Negara Argentina yang memiliki laporan keuangan yang lebih lengkap
dibandingkan dengan Negara lainnya. Konstruk variable yang dipergunakan adalah
Net worth perusahaan (total asset dikurangi total hutang selain ekuitas), net collateral
(asset-aset yang dapat menjadi collateral utama dikurangi kewajiban collateral yang
telah dilakukan perusahan). Dengan mengeluarkan pinjaman yang berasal dari bank
terkait, hasilnya menunjukan tidak terdapat perbedaan dari hasil regresi yang telah
dilakukan penulis.

Penulis juga melaporkan bagaimana perbedaan dari ukuran supply asset yang
dijaminkan berbeda dengan ex-ante tingkat resiko perusahaan. Regresi dilakukan
dengan memasukan pengaruh yang tetap dari industry sebagai control variable.
Hasilnya menunjukan bahwa supply dari collateral memiliki korelasi yang negative
dengan resiko perusahaan. Dengan demikian, factor supply side dari factor spesifik
perusahaan dan industry menjadi tidak relevan dalam mempengaruhi hasil regresi.

Factor spesifik lainny dari perusahaan adalah perbedaan dari sisi demand perusahaan
dimana perusahaan – perusahaan yang lebih sedikit beresiko adalah lebih produktif,
7
dan meminta tingkat bunga pinjaman yang lebih rendah dari collateral yang
dijaminkan. Namun demikian, hasil penelitian ini menyajikan korelasi yang negative
antara latent demand (yang diukur dengan profitabilitas) dengan resiko perusahaan.
Lebih jauh penulis menujukan korelasi yang positif antara besarnya pinjaman dengan
tingginya tingkat collateral yang dilakukan. Dengan demikian, latent demand tidak
berpengaruh signifikan terhadap model regresi yang dilakukan.

c) Generalisasi dari hasil penelitian


Uji ini dilakukan terhadap generalisasi hasil pengujian. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini memiliki perbedaan pada financial developmentnya yang diproxy
melalui creditor right dan information sharing.

Negara ampel yang diambil dalam penelitian ini keseluruhannya adalah Negara –
Negara berkembang. Hal ini memungkinkan hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi
untuk populasi yang lebih luas. Untuk mengujinya, penulis melakukan uji sebagai
berikut :
 Mereplikasi Negara-negara sampel penelitian yang dilakukan oleh Rajan dan
Zingales (1998) yang melakukan pengujian apakah financial development
memfasilitasi pertumbuhan penjualan pada 55 negara berkembang. Hasilnya
menunjukan kesesuain dengan sampel yang dipergunakan pada penelitian ini.
 Mereplikasi Negara-negara sampel penelitian yang dilakukan oleh Livine dan
Zervos (1998) yang melakukan pengujian apakah stock market dan perbankan
yang berfungsi dengan baik pada 48 negara mendorong pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang. Hasil pengujian pada Negara sampel tersebut sesuai
dengan hasil yang diperoleh pada penelitian ini
 Mereplikasi Negara sampel penelitian yang dilakukan oleh Laporta (1997) dan
DMS (2007) yang menguji determinant legal (hukum) terhadap pembiayaan
eksternal perusahaan pada 49 negara. Hasilnya juga sesuai dengan penelitan ini.

Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat digeneralisasi mengingat dengan


mempergunakan sampel Negara – Negara yang berbeda, hasilnya sesuai dengan
regresi yang dilakukan oleh peneliti pada artikel ini.

8
d) Alternative model default/collateral
Asumsi teoritis yang dipergunakan pada expected risk default perusahaan adalah
telah ditentukan sebelumny atau terserap pada resiko bisnis/kemampuan manajerial
bank sehingga tidak memperhitungkan default sebagai pilihan stratejik perusahaan.
Dengan demikian, tingkat default perusahaan akan mempengaruhi tingkat
penjaminan asset.

Kemungkinan terhadap perubahan default stratejik perusahaan tidak akan


mempengaruhi temuan – temuan empiric pada penelitian ini. Hal ini karena bank
akan segera merespon perubahan kemungkinan default perusahaan dengan meminta
collateral yang lebih besar sehingga tidak terdapat kekuatan prediktif dari perubahan
default perusahaan jika ini dipergunakan untuk mengukur ex-ante resiko dari
perusahaan.

11. REPLIKASI PENELITIAN


Penelitian ini dapat dilakukan di Indonesia pada spread collateral perbankan di Indonesia.
Beberapa variasinya adalah :
a) Berdasarkan jenis institusi perbankan yang bersifat bank umum dan BPR. Untuk bank
umum, sampel yang dipergunakan harus metching dengan asset yang dimiliki oleh
BPR. Selain itu, dapat juga dihitung collateral spread antara system pengelolaanya
yaitu antra perbankan konvesional dengan perbankan yang menggunakan system
syariah.
b) Berdasarkan jenis kepemilikan bank antara bank yang dimiliki pemerintah dengan
bank yang dimiliki oleh swasta. Sebagaimana point A, bank pemerintah harus memiliki
kesesuaian dengan bank swasta berdasarkan asset yang dimiliki.

Namun demikian, proxy financial development harus disesuaikan karena jika


menggunakan proxy legal hukum menjadi tidak relevan, kecuali mempergunakan Negara
– Negara ASEAN dan Cina untuk melihat collateral spread sebagai factor kompetitif yang
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masing – masing Negara.

9
Sebagaimana pada bab awal penelitan pada artikel ini, kesulitannya adalah bagaimana
mendapatkan data terkait dengan pinjaman yang diberikan oleh bank dan bagaimana
penetuan grade probabilitas default pinjaman yang dipergunakan oleh bank dalam
memberikan pinjamannya. Padahal sampel yang dipergunakan oleh peneliti adalah satu
bank multinasional yang beroperasi di beberapa Negara. Selama data terkait dengan
pinjaman yang diberikan bank dan penilaian probabilitas default-nya dapat diperoleh,
maka penelitian ini dapat direplikasi di Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai