DI SUSUN OLEH :
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seorang
yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau
yang kompeten.
dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien
yang mengacu pada suatu pemikiran atau ide tentang kebidanan yang
mencakup beberapa hal yang berkenaan dengan bidan dan kebidanan yang
profesi.
Tujuan konsep asuhan kebidanan adalah menjamin kepuasan dan
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kebidanan.
1.3 MANFAAT
PEMBAHASA
dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang
nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi pada wanita
pada suatu pemikiran atau ide tentang kebidanan yang mencakup beberapa
hal yang berkenaan dengan bidan dan kebidanan yang akan memberikan
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
secara sah mendapat lisensi untuk praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai
seorang profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel, bermitra dengan
asuhan dan nasihat yang diperlukan selama masa kehamilan, persalinan dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak. Asuhan tersebut
kegawatdaruratan.
Karena itu dalam praktiknya bidan harus sensistif terhadap kebutuhan dan
Budaya
( Agama & Suku)
Aktualisasi
Penghargaan hak-hak
Sosial
Perempuan sebagai
Ekonomi
(Kelas & Usia) hak asasi manusia ;
pandangan hak-hak
reproduksi sebagai hak
perempuan
Sensitif
Gender Politik
Bidan yang sensitive gender tidak hanya menangani masalah fisik pasiennya
saja.
Ceramah sebagai metode pengajaran kognitif, harus tumbuh dari hati dan
Pluralitas, etnis, usia dan sebagainya. Toleransi dan sifat sensitif terhadap elemen
merupakan kekerasan terhadap perempuan dan anak ). Oleh karena itu, bidan
harus mendukung kebijakan dan program yang dapat meningkatkan hak asasi
hak asasi manusia dan sebuah pemahaman tentang tanggung jawab yang
(1993), Visi dan Strategi Global ICM (1996), definisi bidan yang dikeluarkan
oleh ICM/ FIGO/ WHO (1972), dan Deklarasi Universal PBB tentang Hak
harkat dan martabatnya sebagai manusia dalam segala situasi dan pada seluruh
dengan rasa hormat atas dasar kemanusiaan, dimana setiap orang harus
merujuk pada hak asasi manusia dan bertanggung jawab atas konsekuensi atau
Konfederasi juga meyakini bahwa salah satu peran terpenting dari bidan
pelayanan kesehatan harus menghormati budaya, etnis/ ras, gender dan pilihan
individu disetiap tingkatan dimana tidak satupun dari hasil ini mebahayakan
bidan menghadapi situasi yang berpotensi mebahayakan diri atau orang lain,
2.5 Gender
perempuan dan laki-laki. Hal ini ditentukan oleh nilai-nilai sosial budaya
yang berkembang.
menjadi tugas perempuan, sementara di daerah lain itu menjadi tugas laki-
laki.
dengan vagina, rahim, dan payudara), hormon yang dominan dalam tubuh
bertukar kesenangan.
khusus dan
budaya untuk memahami bagaimana pemikiran khusus dan keyakinan tentang
perawatan anak dan pekerjaan rumah tangga atau sering disebut peran
untuk konsumsi rumah tangga atau pasar atau yang dikenal dengan peran
produktif.
Mereka harus berpakaian dengan cara yang berbeda, tertarik kepada isu
atau topik yang berbeda, tertarik kepada isu dan topik yang berbeda dan
memiliki respon yang tidak sama dalam segala situasi. Ada persepsi yang
disepakati bersama bahwa apa yang dilakukan oleh laki-laki baik dan
keperewanan,
tidak pernah memulai aktivitas seksual dan melindungi diri dari hasrat
seksual laki-laki yang tidak terkendali. Dalam masyarakat tertentu, hal ini
seksual dan secara alami tidak dapat setia pada satu pasangan.
dan seksualitas. Kekuasaan laki-laki dan kontrol atas sumber daya dan
negara, serta melalui aturan dan peraturan institusi sosial yang formal.
besar kepada laki-laki atas kekayaan dan hak dalam perkawinan, serta
bersikukuh bahwa ayah si anak lah yang menjadi wali resmi, bukan sang
ibu.
4. Akses ke dan kontrol atas Sumber Daya
dan kontrol atas sumber daya terjadi dalam kelas sosial, ras, atau kasta.
Tetapi, perempuan dan laki-laki dari raskelas sosial tertentu dapat saja
memiliki kekuasaan yang lebih besar dari laki-laki yang berasal dari
kesehatan, tetapi tidak memiliki kendali atas pelayanan apa saja yang
Perempuan memiliki akses dan kendali yang kurang atas banyak jenis
perkembangan ilmiah.
organisasi sosial.
Informasi/pendidikan
Waktu
minat seseorang.
Mempunyai akses ke dan kontrol yang lebih besar atas sumber daya
kelompok sosial manapun. Hal ini dapat menjadi kekuasaan kekuatan fisik,
untuk
mengambil keputusan karena merekalah memegang otoritas. Laki-laki kerap
kali memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam membuat keputusan atas
reproduksi dan seksualitas. Kekuasaan laki-laki dan kontrol atas sumber daya
negara, serta melalui aturan dan peraturan institusi sosial yang formal.
besar kepada laki-laki atas kekayaan dan hak dalam perkawinan, serta atas
bersikukuh bahwa ayah si anak lah yang menjadi wali resmi, bukan sang ibu.
aktivitasnya, ruang fisik yang mereka tempati dan orang-orang yang berhubungan
dengan mereka. Namun, perempuan memiliki akses ked an control yang kurang atas
sumber daya daripada laki-laki, khususnya akses ke pendidikan dan fasilitas pelatihan
yang terbatas.
berbasis gender daalam peran dan tanggung jawab, pembagian pekerjaan, akses ked an
control atas sumber daya, dalam kekuasaan dan keputusan mempunyai konsekuensi
maskulinitas dan feminitas yang berbeda berdasarkan budaya, suku dan kelas social.
Sangat penting memilikin pemahaman yang baik tentang konsep dan mengetahui
pembangunan.
Pada status kesehatan perempuan dan laki-laki. Konsekuensi boleh jadi
meliputi: “risiko yang berbeda dan kerawanan terhadap infeksi dan kondisi
diakibatkan oleh penyakit dan konsekuensi social yang berbeda dari penyakit
dan kesehatan.
dapat dirasakan
kesehatan baik laki-laki maupun perempuan sejak lahir hingga lanjut usia.
NO KETIDAKSETARAAN KETIDAKSETARAAN
laki-laki.
2 Perempuan mempunyai akses Laki-laki menikmati akses sumber
sumberdaya ekonomi.
pelatihan.
masyarakat.
sangat tinggi.
3.2 HAM
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
Baharuddin Lopa
menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,
(Mansyur Effendi,1994).
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan meruapak
Secara kodrati, perempuan dan laki-laki adalah dua jenis kelamin yang
disalah artikan sebagai sebuah sekat yang membentengi ruang gerak. Dalam
menyusui, laki-laki tidak punya. Demikian juga jakun dan testikel yang
menyusui bagi perempuan. Tapi gender yang mengacu pada peran, perilaku
dan kegiatan serta atribut lainnya yang dianggap oleh suatu masyarakat
budaya tertentu sebagai sesuatu yang pantas untuk perempuan atau pantas
pria dan wanita. Pada masyarakat Jawa dari strata tertentu misalnya, merokok
pernah dalam satu masa, dokter kandungan tidak boleh dilakoni kaum hawa.
Juga mitos gender seputar hubungan seksual, dimana isteri tabu meminta
suaminya untuk pakai kondom. Jadi yang ber-KB adalah kaum perempuan.
pasangan suami istri bahwa tidak hanya kaum wanita yang diharuskan
memakai KB namun kaum laki-laki pun perlu memakai KB bila ingin
Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 307/100 ribu kelahiran dan Angka
Kematian Bayi (AKB) mencapai 45/1000 kelahiran hidup. Tak pelak lagi,
terhadap pelayanan kesehatan. Hal itu disebabkan tiga hal, yakni jarak
pelayanan kesehatan. Dalam masalah ini bidan desa atau bidan yang
pelayanan kesehatan yang layak kepada para wanita ataupun pria yang
kesehatan laki-laki. Mereka, kaum ibu di pedesaan ini, lebih nyaman kalau
Banyak keluarga yang kurang mampu, sehingga harus berpikir dua kali
untuk menuju rumah sakit atau rumah bersalin. Sebagai seorang bidan,
status ekonominya.
kesehatan reproduksi dan anak ketimbang laki-laki. Hal itu bisa jadi ada
dan nilai gender serta perilaku yang berdampak negatif terhadap kesehatan.
fungsi, diantaranya:
Memberikan hak kepada semua pasangan dan individual untuk
keinginan kliennya.
terbaik.
mereka sekarang.
laut,padahal ikan laut itu bergizi tinngi dan banyak mengandung protein
yang bagus untuk kesehatan ibu dan janin,tapi mitos dalam budaya mereka
biasa atau belatih dari bambu,padahal seharus naya semua alat yang di
Jadi tugas kita sebagai tenaga kesehatan bidan dalam upaya untuk
secara baik dan benar sesuai prosedur kesehatan yang ada.dan pemerintah
mengurangi kematian ibu dan bayi yang dalam program pemerintah di beri
a. Jawa Tengah :
b. Jawa Barat :
c. Masyarakat Betawi :
Berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting
d. Daerah Subang :
persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi
daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan
KEBIDANAN
mencegah atau mengobati penyakit pada dirinya sendri untuk penyakit tipe
ringan,seperti demam.
bangsa sakit,maka negara lemah”.jadi kita sebagai tenga kesehatan bidan harus
harapkan bisa meningkatkan kondisi atau derajat kesehtan dan gizi dalam
lakukan pendekatan
Pendekatan melalui langsung pada setiap individunya sendri,mungkin
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam konsep Hak Asasi Manusia (HAM), bidan memiliki beberapa fungsi,
diantaranya:
untuk mempunyai anak serta hak atas informasi yang berkaitan dengan hal
yang terbaik.
maksimal kepada pasien tanpa harus membeda – bedakan baik dari suku,
http://brilianaputrimawaddah.blogspot.com/2010/10/peran-fungsi-dan-
kompetensi-bidan.html
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2094305-pengertian-regulasi/
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2094305-pengertian-
regulasi/#ixzz1JVKrqqFP