Anda di halaman 1dari 3

NAMA :ELIZA FRISILIA

KELAS :XII APL

ANALISIS POTENSIOMETRI

1. DASAR TEORI

Potensiometri adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari ilmu pengukuran
potensial dari suatu elektroda. Pengukuran potensial elektroda banyak digunakan untuk
dalam ilmu kefarmasian terutama untuk pengukuran pH. Metode analisis potensiometri
ini didasarkan pada pengukuran potensial sel elektrokimia (Basset, 1994).

Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama
potensiometri langsung yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu aktivitas
ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH larutan air. Kedua
titrasi langsung, ion dapat dititrasi dan potensialnya diukur sebagai fungsi volume titran.
Potensial sel diukur sehingga dapat digunakan untuk menentukan titik ekuivalen. Suatu
potensial sel galvani bergantung pada aktifitas spesies ion tertentu dalam larutan sel,
pengukuran potensial sel menjadi penting dalam banyak analisis kimia (Basset, 1994).

Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan
elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh
dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan,
mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik itu dapat
diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator
yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau
bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi
dengan indikator (Rivai, 1995).

Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume pada
mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Dalam
titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran secara berurutan, dan
hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas grafik terhadap volume titran untuk
diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat
digunakan, namun jika tersangkut elektroda gelas, maka akan digunakan pH meter
khusus. Karena pH meter ini telah menjadi demikian biasa, maka pH meter ini
digunakan untuk semua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan
(Basset, 1994).

Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitu reaksi


pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksi redoks. Pada
reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan
membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa
dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas. Tetapan ionisasi harus
kurang dari 10-8. Sedangkan reaksi redoks dengan elektroda Pt atau elektroda inert dapat
digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat (KMnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3)
membentuk lapisan logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secara katoda
dalam larutan encer (Khopkar, 1990).

Potensial dalam titrasi potensiometri dapat diukur sesudah penambahan sejumlah kecil
volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu dengan perangkat automatik.
Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi. Elektroda indikator yang digunakan
dalam titrasi potensiometri tentu saja akan bergantung pada macam reaksi yang sedang
diselidiki. Jadi untuk suatu titrasi asam basa, elektroda indikator dapat berupa elektroda
hidrogen atau sesuatu elektroda lain yang peka akan ion hidrogen, untuk titrasi
pengendapan halida dengan perak nitrat, atau perak dengan klorida akan digunakan
elektroda perak, dan untuk titrasi redoks (misalnya, besi(II)) dengan dikromat digunakan
kawat platinum semata-mata sebagai elektroda redoks (Khopkar, 1990).

2. ALAT DAN BAHAN

-Erlenmeyer 250 ml
-Gelas kimia 1000 ml
-Gelas ukur 50 ml
-Labu ukur 250 ml
-Magnetik stirer
-Pipet tetes
-Ph meter
-Hot plate
-Buret
-Statif
-Klem
-Pipet volum dan bolp
-Corong
-NAOH
-H3PO4

3. LANGKAH KERJA
3.1 PENGENCERAN LARUTAN H3PO4 (ASAM FOSFAT)
-Di pindahkan larutan H3PO4 yang telah diukur ke dalam gelas kimia
-Ditambahkan 250 ml aquadest
3.2 PROSES TITRASI
-Dimasukan larutan NAOH kedalam buret
-Di letakkan hot plate di bawah buret dengan keadan sejajar
-Diletakkan larutan H3PO4 yang telah diencerkan tadi pada atas hot plate yang sudah diatur
suhunya, masukkan magneti stirer dan Ph meter ke dalamnya
-Dititrasi larutan H3PO4 menggubankan NAOH yang ada diburet
-Dilihat hasil ph dari larutan tadi dan catat hasil Ph yang di peroleh
-Diulang secara terus menerus agar dapat memperoleh nilai Ph yang signifikan
4. PERHITUNGAN
NO V pH ∆V ∆pH V rata- ∆𝑝𝐻 ∆V2 ∆2pH V ∆2𝑝𝐻
NAOH rata 1 ∆𝑉 rata- ∆𝑉2

rata 2
1 0 1,92 0 0 0 0 0 0 0 0
2 5 ml 1,48 5 0,44 2.5 0.088 25 0,1936 1,25 0.00774
3 6 ml 1,51 1 0,03 5,5 0,03 1 0,0009 4 0,0009
4 7ml 1,54 1 0.03 6,5 0,03 1 0,0009 6 0,0009
5 8ml 1,57 1 0.03 7.5 0,03 1 0,0009 7 0,0009

Anda mungkin juga menyukai