Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH STATISTIKA

“Pengukuran Kemencengan (skewness) dan keruncingan (kurtosis)”

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Rafi Ahmad Zaidan (P21345119062)

2. Rizkyah Putri Amalia (P21345119071)

3. Syifa Kamila (P21345119085)

4. Tenar Gebri Pusar Lestari (P21345119086)

5. Widya Nur Anggraini (P21345119087)

TINGKAT II KELAS D-III B JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

TAHUN 2020
1. Pengertian Skewness dan cara menentukan koefisien Skewness

Skewness adalah derajat ketidaksimetrisan suatu distribusi. Jika kurvafrekuensi suatu distribusi
memiliki ekor yang lebih memanjang ke kanan (dilihatdari meannya) maka dikatakan menceng
kanan (positif) dan jika sebaliknyamaka menceng kiri (negatif). Secara perhitungan, skewness
adalah momenketiga terhadap mean. Distribusi normal (dan distribusi simetris lainnya,misalnya
distribusi t atau Cauchy) memiliki skewness 0 (nol).Kemiringan sebuah diagram dari sebuah data
bergantung kepada penyebaran data yang merata atau tidak. Semakin banyak data yang
besar dansemakin sedikit data yang kecil maka kemiringan data tersebut akan condong kesebelah
kiri atau sering disebut kemiringan negatif.

Untuk mengetahui bahwa konsentrasi distribusi menceng ke kanan ataumenceng ke kiri,


dapat digunakan metode-metode berikut :
1.      Koefisien Kemencengan Pearson
Koefisien Kemencengan Pearson merupakan nilai selisih rata-rata dengan modusdibagi
simpangan baku. Koefisien Kemencengan Pearson dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
Sk = koefisien kemencengan pearson
Aoabila secar empiris didapatkan hubungan antarnilai pusat sebagai:

Maka rumus kemenccengan diatas dapat dirubah menjadi:

Jika nilai sk dihubungkan dengan keadaan kurva maka:


1)       Sk =0                   kurva memiliki bentuk simetris
2)       Sk>0                     Nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kanan (  terletak di
sebelah kanan Mo), sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kanan, kurva menceng ke
kanan atau menceng positif;
3)       sk< 0                      Nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kiri ( terletak di
sebelah kiri Mo), sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kiri, kurva menceng ke kiri atau
menceng negatif.

Contoh soal :
Berikut ini adalah data nilai ujian statistik dari 40 mahasiswa sebuah universitas.
Nilai Ujian Statistika pada Semester 2, 2010

a) Tentukan nilai sk dan ujilah arah kemencengannya (gunakan kedua rumus tersebut) !
b) Gambarlah kurvanya !
Penyelesaian:
Oleh karena nilai sk-nya negatif (-0,46) maka kurvanya menceng ke kiri ataumenceng
negatif.
b. Gambar kurvanya :                

2. Koefisien Kemencengan Bowley


Koefisien kemencengan Bowley berdasarkan pada hubungan kuartil-kuartil (Q1,Q2 dan Q3) dari
sebuah distribusi. Koefisien kemencengan Bowley dirumuskan :
Koefisien kemencengan Bowley sering juga disebut Kuartil Koefisien
Kemencengan.Apabila nilai skB dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan :
1) Jika Q3 – Q2 > Q2 – Q1 maka distribusi akan menceng ke kanan atau menceng secara
positif.
2) Jika Q3 – Q2 < Q2 – Q1 maka distribusi akan menceng ke kiri atau menceng secara
negatif.
3) skB positif, berarti distribusi mencengke kanan.
4) skB negatif, nerarti distribusi menceng ke kiri.
5) skB = ± 0,10 menggambarkan distribusi yang menceng tidak berarti dan skB> 0,30
menggambarkan kurva yang menceng berarti.
Contoh soal :
Tentukan kemencengan kurva dari distribusi frekuensi berikut :
Nilai Ujian Matematika Dasar I dari 111 mahasiswa, 1997

Penyelesaian :
Kelas Q1 = kelas ke -3

Karena skB negatif (=−0,06) maka kurva menceng ke kiri dengan kemencengan yang berarti.
3. Koefisien Kemencengan Persentil
Koefisien Kemencengan Persentil didasarkan atas hubungan antar persentil (P90,P50 dan P10) dari
sebuah distribusi. Koefisien Kemencengan Persentil dirumuskan :\

Keterangan :
skP= koefisien kemecengan persentil , P = persentil
4. Keofisien Kemencengan Momen
Koefisien Kemencengan Momen didasarkan pada perbandingan momen ke-3
dengan pangkat tiga simpang baku. Koefisien menencengan momen dilambangkan
dengan α3. Koefisien kemencengan momen disebut juga kemencengan relatif.
Apabila nilai α3dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan :
1) Untuk distribusi simetris (normal), nilai α3= 0,
2) Untuk distribusi menceng ke kanan, nilai α3 = positif,
3) Untuk distribusi menceng ke kiri, nilai α3= negatif,
4) Menurut Karl Pearson, distribusi yang memiliki nilai α3> ±0,50 adalah distribusi
yang sangat menceng
5) Menurut Kenney dan Keeping, nilai α3 bervariasi antara ± 2 bagi distribusi yangmenceng.
Untuk mencari nilaiα3, dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
a. Untuk data tunggal
Koefisien Kemencengan Momen untuk data tunggal dirumuskan :

α3 = koefisien kemencengan momen

2. Pengertian Kurtosis (keruncingan)

Kurtosis merupakan koefisien yang menentukan jenis kurva berbentukruncing atau normal atau
tumpul. Kurtosis dapat ditentukan dengan caramenjumlahkan perkalian antara frekuensi ke-i
dengan nilai ke-i dikurangkandengan rata- rata yang di pangkatkan empat dan berbanding
terbalik dengan perkalian banyaknya data atau jumlah frekuensi dengan simpangan baku
ataustandar deviasi dipangkatkan empat.

Berdasarkan keruncingannya, kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai
berikut :

1) Leptokurtik, Merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi.

2) Platikurtik, Merupakan distribusi yang memiliki puncak hampir mendatar

3) Mesokurtik, Merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak mendatar

Bila distribusi merupakan distribusi simetris maka distribusi mesokurtik ianggap sebagai
distribusi normal.
Untuk mengetahui keruncingan suatu distribusi, ukuran yang sering  digunakan

adalah koefisien kurtosis persentil.

1. Koefisien keruncingan

Koefisien keruncingan atau koefisien kurtosis dilambangkan dengan a4 (alpha 4).

Jika hasil perhitungan koefisien keruncingan diperoleh :

1) Nilai lebih kecil dari 3, maka distribusinya adalah distribusi pletikurtik

2) Nilai lebih besar dari 3, maka distibusinya adalah distribusi leptokurtik

3) Nilai yang sama dengan 3, maka distribusinya adalah distribusi mesokurtik

Untuk mencari nilai koefisien keruncingan, dibedakan antara data    tunggal dan

data kelompok.

a.       Untuk data tunggal

Tentukan keruncingan kurva dari data 2, 3, 6, 8, 11 !

Penyelesaian :

Karena nilainya 1,08 (lebih kecil dari 3) maka distribusinya adalah distribusi platikurtik.

b.      Untuk data kelompok


2.      Koefisien Kurtosis Persentil
Koefisien Kurtosis Persentil dilambangkan dengan K (kappa). Untuk distribusinormal,
nilai K = 0,263. Koefisien Kurtosis Persentil, dirumuskan :

Contoh soal :
Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi dari tinggi 100 mahasiswa universitas XYZ.
a. Tentukan koefisien kurtosis persentil (K) !
b. Apakah distribusinya termasuk distribusi normal !
Tinggi Mahasiswa Universitas XYZ
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Agus. 2008. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana.

Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
http://ikarokhmasari3.blogspot.com/2014/04/momen-kemiringan-dan-kurtosis_16.html

Anda mungkin juga menyukai