Sungai adalah air yang mengalir secara alamiah melalui sebuah saluran alam. Berdasarkan debit airnya, sungai
dibagi dalam tiga jenis yaitu sungai permanen, sungai periodik, dan sungai episodik. Sungai permanen adalah
sungai yang debit airnya hampir tetap sepanjang tahun. Baik pada musim penghujan maupun musim kemarau
perbedaan debit airnya tidak terlalu besar. Sungai periodik adalah sungai yang airnya melimpah pada musim
penghujan dan kecil pada musim kemarau. Sungai-sungai jenis ini sering terdapat di Pulau Jawa karena daerah
aliran sungai di Pulau Jawa sudah berubah menjadi daerah pertanian. Sungai episodik adalah sungai yang debit
airnya besar pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau. Sungai-sungai seperti ini terdapat di
daerah-daerah yang musim kemaraunya lebih panjang dibandingkan musim penghujannya.
Interpretasi yang sesuai dengan isi teks laporan hasil observasi tersebut adalah . . .
Sungai adalah air yang mengalir secara alamiah melalui sebuah saluran alam.
Sungai periodik adalah sungai yang airnya melimpah pada musim penghujan dan kecil pada musim kemarau.
Sungai episodik adalah sungai yang debit airnya besar pada musim penghujan dan kering pada musim
kemarau.
Sungai permanen adalah sungai yang debit airnya hampir tetap sepanjang tahun.
Sungai periodik sering terdapat di Pulau Jawa karena daerah aliran sungai di Pulau Jawa.
2. Pernyataan sesuai dengan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah . . .
Mengetahui dengan jelas dan pasti data yang diperlukan pada saat observasi.
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir,
membentuk, dan memiliki kebudayaan yang khas. Kebudayaan tersebut terkait dengan ketergantungannya
pada pemanfaatan sumber daya pesisir. Kawasan pesisir adalah suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan
laut. Mata pencaharian masyarakat pesisir sebagian besar di sektor pemanfaatan sumber daya kelautan, seperti
nelayan, pembudi daya ikan, penambangan pasir, dan transportasi laut.
Hutan pantai secara khusus menjadi habitat dan lokasi peneluran penyu. Di Jawa dan Bali, misalnya, tercatat
ada tiga spesies penyu yang secara teratur berkunjung ke hutan pantai untuk bertelur. Spesies penyu tersebut di
antaranya penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu belimbing
(Dermochelys coriacea). Satwa lainnya yang mudah dijumpai adalah berbagai spesies burung, seperti elang
laut perut putih dan elang bondol. Tutupan hutan yang relatif terbuka juga memudahkan kita mengamati
burung air yang berkunjung, seperti bangau, cangak, kuntul, dan bebek. Beberapa spesies burung laut, seperti
cikalang dan dara laut, juga dapat ditemukan dalam kelompok yang besar.
Kondisi lingkungan permukiman masyarakat pesisir, khususnya nelayan, masih belum tertata dengan baik dan
terkesan kumuh. Kebanyakan rumah nelayan masih berstruktur kayu dan semipermanen. Di lingkungan
tersebut biasanya juga belum terdapat sarana mandi, cuci, dan kakus.
Disadur dari: http://adarwin120594.com
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir,
membentuk, dan memiliki kebudayaan yang khas. Kebudayaan tersebut terkait dengan ketergantungannya
pada pemanfaatan sumber daya pesisir. Kawasan pesisir adalah suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan
laut. Mata pencaharian masyarakat pesisir sebagian besar di sektor pemanfaatan sumber daya kelautan, seperti
nelayan, pembudi daya ikan, penambangan pasir, dan transportasi laut.
Fakta yang terdapat dalam kutipan teks laporan hasil observasi tersebut adalah . . .
Di lingkungan tersebut biasanya juga belum terdapat sarana mandi, cuci, dan kakus.
Mata pencaharian masyarakat pesisir sebagian besar di sektor pemanfaatan sumber daya kelautan.
Sungai adalah air yang mengalir secara alamiah melalui sebuah saluran alam. Berdasarkan debit airnya, sungai
dibagi dalam tiga jenis yaitu sungai permanen, sungai periodik, dan sungai episodik. Sungai permanen adalah
sungai yang debit airnya hampir tetap sepanjang tahun. Baik pada musim penghujan maupun musim kemarau
perbedaan debit airnya tidak terlalu besar. Sungai periodik adalah sungai yang airnya melimpah pada musim
penghujan dan kecil pada musim kemarau. Sungai-sungai jenis ini sering terdapat di Pulau Jawa karena daerah
aliran sungai di Pulau Jawa sudah berubah menjadi daerah pertanian. Sungai episodik adalah sungai yang debit
airnya besar pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau. Sungai-sungai seperti ini terdapat di
daerah-daerah yang musim kemaraunya lebih panjang dibandingkan musim penghujannya.
Teks laporan hasil observasi yang sesuai dengan fakta tersebut adalah . . .
Hutan mangrove memiliki peran ekologis yang besar bagi kehidupan manusia. Hutan mangrove telah berabad-
abad lamanya dijadikan tumpuan jutaan orang yang hidup di pesisir. Hutan ini memiliki banyak fungsi mulai
dari penyedia sumber makanan, bahan baku industri, mencegah banjir, mencegah erosi, hingga fungsi rekreasi.
Hutan mangrove tersebar di 123 negara yang memiliki iklim tropis dan subtropis. Biasanya mangrove
menyukai arus laut hangat sepanjang garis khatulistiwa hingga 20° ke utara dan selatan. Terkadang ditemukan
hingga lintang 32° ke utara dan selatan. Hutan mangrove tersebar mulai dari benua Amerika, Afrika, Asia,
hingga ke Australia.
Hutan mangrove atau hutan bakau adalah ekosistem hutan daerah pantai yang terdiri atas kelompok
pepohonan yang bisa hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi. Salah satu ciri tanaman mangrove
memiliki akar yang menyembul ke permukaan.
Penampakan mangrove seperti hamparan semak belukar yang memisahkan daratan dengan laut. Kata
mangrove berasal dari kata mangue (bahasa Portugis) yang berarti tumbuhan, dengan grove (bahasa Inggris)
yang berarti belukar.
Meski wilayah sebaran hutan mangrove cukup luas, hanya mangrove tropis yang memiliki densitas spesies
tinggi. Lebih dari sepertiga luasan mangrove tropis ada di Asia Tenggara. Dari jumlah itu, spesies yang masuk
wilayah Indonesia mencapai lebih dari 80%.
10. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
1) Menentukan cara mencatat hasil observasi.
2) Menentukan letak atau tempat observasi dilakukan.
3) Menentukan objek atau orang yang akan diobservasi.
4) Mengetahui dengan jelas dan pasti data yang diperlukan pada saat observasi.
5) Menentukan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data agar observasi berjalan tertib dan lancar.
Fakta yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi tersebut adalah . . .
Mata pencaharian masyarakat pesisir sebagian besar di sektor pemanfaatan sumber daya kelautan.
Masyarakat di kawasan pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
Kebanyakan rumah nelayan sudah berstruktur tembok dan permanen.
Kebanyakan rumah nelayan masih berstruktur kayu dan semipermanen.
Di lingkungan tersebut biasanya juga belum terdapat sarana mandi, cuci, dan kakus.
12. Bacalah teks laporan hasil observasi berikut!
Ikan tuna memiliki bentuk tubuh yang sedikit banyak mirip dengan torpedo disebut fusiform, sedikit
memipih di sisi-sisinya dengan moncong meruncing. Sirip punggung (dorsal) dua berkas, sirip punggung
pertama berukuran relatif kecil dan terpisah dari sirip punggung kedua. Di belakang sirip punggung dan sirip
pangkal terdapat sederetan sirip-sirip kecil tambahan yang disebut finlet. Sirip ekor bercabang dalam
(bercagak) dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Di kedua sisi batang ekor terdapat dua
lunas samping berukuran kecil. Tubuh ikan tuna kebanyakan terdapat barut badan (corselet), yakni bagian
belakang kepala dan di sekitar sirip dada ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan agak besar. Sementara itu,
bagian tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang belakang (vertebrae) ikan tuna berjumlah
antara 31–66 buah.
Disadur dari: Andi Abriana, Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Ikan, Makassar, Sah Media, 2017
Kalimat fakta teks laporan hasil observasi tersebut ditunjukkan oleh kalimat . . . .
1) dan 2)
1) dan 3)
2) dan 3)
3) dan 4)
4) dan 5)
19. Bacalah teks laporan hasil observasi berikut!
Penyu adalah hewan sejenis reptilia. Penyu mempunyai tulang dalam dan luar. Di bagian dalam terdapat
tulang rangka. Sementara itu, di bagian tubuh luar terdapat tempurung. Tulang-tulang iga penyu menyatu
dengan tempurungnya. Tulang pinggul dan bahunya berada di dalam tulang iganya sehingga seluruh
tempurung melindungi bagian dalam tubuhnya. Di seluruh dunia terdapat tujuh jenis penyu. Jenis-jenis penyu
tersebut yaitu penyu belimbing, penyu hijau, penyu tempayan, penyu sisik, penyu pipih, penyu lekang, dan
penyu kemp’s ridley. Setiap jenis penyu memiliki tempurung yang berbeda. Penyu dengan tempurung terbesar
adalah penyu belimbing. Sementara itu, jenis penyu terkecil adalah penyu kemp’s ridley.
Disadur dari: Koen Setyawan, Seri Binatang Langka Indonesia: Penyu dan Badak, Jakarta, Elex Media
Komputindo, 2013
Teks laporan hasil observasi yang sesuai dengan fakta tersebut adalah . . .
Berbeda dengan jenis cemara lain yang hidup di dataran tinggi yang dingin, cemara udang justru hidup di
daerah pesisir dengan pantai berpasir yang suhu udaranya lebih tinggi. Spesies ini juga toleran terhadap garam
sehingga angin pesisir yang mengandung banyak garam tidak akan mengganggu kehidupan spesies ini. Pohon
yang mampu tumbuh hingga 45 meter ini juga toleran terhadap tanah yang tercemar limbah.
Pohon cemara udang kebanyakan ditanam di sepanjang pantai untuk menahan kekuatan angin yang
menerpa daerah pesisir dan untuk meneduhkan kawasan pesisir. Tanaman ini juga berguna untuk menahan
erosi dan membantu proses nitrifikasi di dalam tanah karena perakaran tanaman ini bersimbiosis dengan
mikroba yang mengikat nitrogen. Pohon ini juga ditanam di kawasan reklamasi untuk membantu menstabilkan
tanah di kawasan tersebut.
Pohon cemara udang memiliki daun yang kecil, silindris, dan bersisik, biasanya berwarna hijau muda
hingga keabu-abuan. Batang pohon ini tertutupi oleh kulit kayu yang keras dan bertekstur kasar. Batang pohon
ini berwarna cokelat kemerahan hingga abu-abu. Akar dari pohon ini sangat rapat, yang digunakan untuk
mencengkeram substrat yang tidak stabil seperti pasir.
Sifat pohon ini yang mampu tumbuh dengan cepat, mudah diperbanyak, dan mampu tumbuh dari pokok
batang yang sudah ditebang menjadikan pohon ini sering dikultur untuk dimanfaatkan kayunya atau hanya
sekadar untuk rehabilitasi kawasan pesisir. Pohon yang dimanfaatkan kebanyakan adalah pohon yang masih
muda.
Nama umum lokal spesies ini di Indonesia adalah ”cemara udang”. Beberapa daerah juga menyebutnya
dengan ”cemara laut”. Pohon ini juga dikenal dengan nama Horsetail She-Oak karena kumpulan daunnya yang
menyerupai rambut pada ekor kuda. Pohon ini merupakan tanaman asli Asia Tenggara dan Australia Utara.