Anda di halaman 1dari 9

PERKUMPULAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN DIKDASMEN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONEISA (PGRI) BANDAR LAMPUNG


SMP PGRI 1 BANDAR LAMPUNG
Jl. Cut Nyak Dien No. 27/A Durian Payung 35152 Bandar Lampung Telp. (0721) 262530

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KELOMPOK

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Sosial
C Fungsi Layanan Pengembangan
D Tujuan 1. Peserta didik/konseli dapat menjalin persahabatan
yang lebih akrab
2. Peserta didik/konseli dapat memahami sikap empati
di lingkungan pertemanan.
3. Melalui sikap empati, peserta didik dapat memperluas
jaringan pertemanan dalam lingkungan social
masyarakat.

E Topik Sikap Empati Terhadap Teman


F Materi Lampiran I
F Sasaran Layanan Kelompok 1 Kelas 8
Diskusi dan Tanya jawab, curah pendapat, kerja
G Metode dan Teknik kelompok
H Waktu 1 x 45 menit
I Media dan Alat spidol, whiteboard
J Tanggal Pelaksanaan 03 Agustus 2018
K Sumber Bacaan cara-mengenalkan-empati-pada-anak%2C75

L Uraian Kegiatan
1 Tahap Awal (5 menit )
a Pernyataan Tujuan - Siswa menjawab salam
- Siswa menyimak Guru BK/Konselor dalam
menyampaikan tujuan layanan yang meliputi aspek
afektif, kognitif dan psikomotor
b Pembentukan - Siswa mmbentuk kelompok yang terdiri dari 6
Kelompok orang
(Penjelasan tentang - Ketua kelompok membagi penugasan pada setiap
langkah-langkah anggota kelompok sesuai topic
kegiatan kelompok) - Setiap anggota kelompok bertangggung jawab
untuk mendapatkan materi tentang sikap empati
terhadap teman
c Mengarahkan Siswa memberikan pendapat tentang
kegiatan(konsolidasi) - pengertian sikap empati
- apa pembahasan tentang sikap empati itu penting
untuk di diskusikan ?
- manfaat dari mendapatkan materi tentang sikap
empati
d Tahap Peralihan (Transisi) ( 3 menit )
- Guru BK/Konselor a Siswa menanggapi pertanyaan guru BK tentang
menanyakan kalau kesiapan kelompok dalam melaksanakan tugas
b Siswa diberikan kesempatan bertanya kepada
ada siswa yang
guru BK tentang tugas-tugas yang belum di
belum mengerti dan
pahami
memberikan
c Siswa menyimak Guru BK/Konselor menjelaskan
penjelasan
kembali secara singkat tentang tugas dan tanggung
(storming)
jawab peserta dalam melakukan kegiatan

- Guru BK/Konselor a Siswa menanggapi pertanyaan Guru BK/Konselor


menyiapkan siswa tentang kesiapan para peserta untuk melaksanakan
untuk melakukan tugas
komitmen tentang
b Setelah semua siswa menyatakan siap, selanjutnya
kegiatan yang akan
Guru BK/Konselor memulai ke tahap kerja
dilakukannya
( Norming)
2 Tahap Inti/Kerja ( 25 menit )
a Eksperientasi - siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok
(proses/kegiatan yang kecil
dialami peserta didik - siswa saling mengajukan pertanyaan ,
dalam suatu kegiatan menjawab dan menyampaikan pendapat
bimbingan berdasarkan
teknis tertentu)
b Refleksi (Pengungkapan 1 Refleksi Identifikasi.
perasaan, pemikiran dan Setiap anggota kelompok merespon
pengalaman tentang apa pertanyaan yang diberikan oleh guru BK
yang terjadi dalam untuk mengungkap tentang apa yang terjadi
kegiatan bimbingan) pada saat mengikuti kegiatan (What
Happened). ,melalui pertanyaan di bawah
ini :
a. ”hal baru apa yang kamu dapatkan dari
diskusi ini “
b. “ bagaimana sikap empati yang selama
ini kamu tampilkan “ ?
c. “Untuk hal – hal yang selama ini belum
kamu lakukan dengan sikap empati ,
bagaiman cara memperbaikinya “?
d. “Apakah diskusi dengan topic sikap
empati bermanfaat “?
e. “Manfaat apa saja yang anda dapatkan?”
2 Refleksi Analisis.
konseli menganalisis dan memikirkan (think)
sebab-sebab mengapa mereka menunjukkan
perilaku tertentu dan apa yang akan dilakukan
selanjutnya (so what) Sesuai petunjuk guru
BK , seperti menjawab pertanyaan berikut :
a. “Apakah pentingnya peserta didik
memiliki sikap empati?;
b. “Apakah sulit bersikap empati “?
a) “Bagaiman peserta didik bersikap empati
kepada teman yang tertimpa musibah
banjir?”
3 Refleksi Generalisasi.
Siswa membuat rencana tindakan untuk
memperbaiki perilaku yang dianggap sebagai
kelemahan dirinya (Plan) sesuai petunjuk
guru BK. Kemudian rencana tindakan untuk
memperbaiki perilaku sebagai tanda peserta
didik memiliki kesadaran untuk berubah
(Now What).
Contoh pertanyaan:
a. Rencana apa yang akan anda lakukan
untuk dapat menumbuhkan sikap empati
sesama teman ?;
b. Jika kamu menemukan teman yang
kurang memiliki sikap empati terhadap
orang lain, sebaiknya apa yang akan kamu
lakukan?”
3 Tahap Pengakhiran (Terminasi) ( 5 menit )
Menutup kegiatan dan tindak A Siswa menyelesaikan tugas kelompok
lanjut kecilnya dengan baik, sebagai wujud
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

B Setiap siswa secara aktif mampu


mengutarakan ide dan pendapat dalaam
proses bimbingan kelompok tentang topic
pembahasan sikap empati.
C Akhir dari tahap ini adalah menutup kegiatan
layanan secara simpatik (Framming)
M Evaluasi ( 2 menit )
1 Evaluasi Proses A Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan
kelompok.
B Siswa dapat membangun dinamika kelompok
C Siswa menyimak penjelasan Guru BK dalam
memberikan penguatan dalam didik
membuat langkah yang akan dilakukannya
2 Evaluasi Hasil A Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap
pengalaman konseli dalam bimbingan
kelompok
B Anggota kelompok dapat menyadari
pentingnya sikap empati
C Mengamati perubahan perilaku peserta
setelah bimbingan kelompok .

Bandar Lampung, September 2020


Mengetahui,
Kepala SMP PGRI 1 Bandar Lampung Guru BK

DINA AFIANTI, S.Pd. DWI BERTIANTINA, S.Pd


NIP. 196604261991032007 NIP.

Lampiran 1.

Materi Empati

Dunia yang semakin global dan ekonomi pasar yang penuh dengan persaingan ketat membuat
tenggang rasa dan empati sosial masyarakat semakin rendah. Itu kenapa seringkali terjadi
konflik sosial di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat mencegah meluasnya dan
meminimalkan dampak negatif dari globalisasi adalah mensosialisasikan rasa empati sejak
dini. Keluarga adalah struktur sosial terkecil yang mampu membentengi patologi sosial yang
terus menggejala khususnya masyarakat Indonesia.

Secara naluriah anak sudah mengembangkan empati sejak bayi. Awalnya empati yang
dimiliki sangat sederhana, yakni empati emosi. Misalnya pada usia 0-1 tahun, bayi bisa
menangis hanya karena mendengar bayi lain menangis, barulah di usia 1-2 tahun, anak
menyadari kalau kesusahan temannya bukanlah kesusahan yang mesti ditanggung sendiri.
Walaupun demikian, rasa empati pada anak harus diasah. Bila dibiarkan rasa empati tersebut
sedikit demi sedikit akan terkikis walau tidak sepenuhnya hilang, tergantung dari lingkungan
yang membentuknya.
Banyak segi positif bila kita mengajarkan anak berempati. Mereka tidak akan agresif dan
senang membantu orang lain. Selain itu empati berhubungan dengan kepedulian terhadap
orang lain, tak heran kalau empati selalu berkonotasi sosial seperti menyumbang,
memberikan sesuatu pada orang yang kurang mampu. Empati berarti menempatkan diri
seolah-olah menjadi seperti orang lain. Mempunyai rasa empati adalah keharusan seorang
manusia, karena di sanalah terletak nilai kemanusiaan seseorang. Oleh karena itu, setiap
orang tua wajib menduplikasikan rasa empati kepada anak-anaknya. Menurut Ubaydillah
(2005) empati adalah kemampuan kita dalam menyelami perasaan orang lain tanpa harus
tenggelam di dalamnya. Empati adalah kemampuan kita dalam mendengarkan perasaan orang
lain tanpa harus larut.

Empati adalah kemampuan kita dalam meresponi keinginan orang lain yang tak terucap.
Kemampuan ini dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan kita
dengan orang lain (connecting with). Selain itu Empati merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam melakukan hubungan antar pribadi dengan coba memahami suatu
permasalahan dari sudut pandang atau perasaan lawan bicara. Melalui empati, individu akan
mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu permasalahan.
Memahami orang lain akan mendorong antar individu saling berbagi. Empati merupakan
kunci pengembangan leadership dalam diri individu.

Kemampuan empati harus selalu di latih atau di asah sejak dini. Bahkan, meskipun usia
seseorang telah beranjak dewasa, harus tetap melatih empati. Ada beberapa langkah yang di
lakukan agar kemampuan empati kita terbentuk antara lain :

1. Rekam semua emosi pribadi Setiap orang pernah mengalami perasaan positif maupun
negatif, misalnya sedih, senang, bahagia, kecewa dan lain sebagainya. Pengalaman
pengalaman tersebut apabila kita catat atau rekam akan membantu kita memahami
perasaan yang sama saat kondisi tertentu menjumpai kita kembali. Di samping itu ketika
kita mengetahui perasaan tersebut sedang di alami seseorang/orang lain, kita dapat
memahami kondisi tersebut sehingga kita dapat memperlakukannya sesuai dengan apa
yang di harapkannya. Cara mencatat atau merekamnya dapat berupa tulisan atau sekedar
mengingat ingat dalam alam sadar kita.

Untuk menyempurnakan langkah di atas, ada baiknya memperhatikan cara lebih spesifik,
sebagai berikut :
a. Membangkitkan kesadaran dan perbendaharaan ungkapan emosi
b. Meningkatkan kepekaan terhadap perasaan orang lain
c. Membantu memahami perspektif orang lain selain dari sudut pandangnya sendiri

2.  Perhatikan lingkungan luar ( orang lain )


Memperhatikan lingkungan luar atau orang lain akan memberikan banyak informasi
tentang kondisi orang di sekitar kita. Informasi ini sangat penting untuk di jadikan
panduan dalam mengambil pilihan prilaku tertentu. Informasi ini juga dapat di jadikan
pembanding dengan diri kita tentang apa yang sedang terjadi, sehingga kita dapat
mengetahui apakah perasaan dan prilaku kita sudah sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
Memperhatikan orang lain merupakan ketrampilan tersendiri yang tidak semua orang
menyukainya. Memperhatikan tidak sekedar melihat orang perorang tetapi juga mencoba
menghilangkan perasaan perasaan subyektif kita saat memperhatikan, sehingga akan
muncul keinginan untuk mendalami perasaan orang yang kita lihat tersebut.

3.   Dengarkan curhat orang lain


Mendengarkan adalah sebuah kemampuan penting yang sering di butuhkan untuk
memahami masalah atau mendapatkan pemahaman yang lebih jelas terhadap
permasalahan yang sedang di hadapi oleh orang lain. Kemampuan mendengarkan juga
harus dilatih agar memberikan dampak yang positif dalam interaksi sosial kita. Syarat
yang di butuhkan untuk dapat mendengarkan adalah menghilangkan atau meminimalkan
perasaan negatif atau prasangka terhadap obyek yang menjadi sasaran dengar. Di samping
itu juga perlu adanya kemauan untuk membuka diri kita untuk orang lain, khususnya
dengan memberikqan kesempatan orang lain untuk berbicara yang dia inginkan tanpa kita
potong sebelum selesai pembicaraannya. Mendengar keluh kesah atau cerita gembira
orang lain akan mampu memberikan pengalamanlain dalam suasana hati kita.
Mendengarkan cerita sedih akan mampu mebawa kita ke dalam suasana hati orang lain
yang sedang  bersedih dan dapat membangkitkan keinginan untuk memahami masalah
dan  atau perasaan orang tersebut. Begitu pula perasaan yang lain. Semakin banyak cerita,
masalah dan ungkapan perasaan yang kita dengarkan akan membuat kita semakin kaya
dengan pengalaman tersebut dan pada akhirnya semakin mengetahui bagaimana cara
memahami orang lain atau perasaanya.

4.   Bayangkan apa yang sedang di rasakan orang lain dan akibatnya untuk diri kita
Membayangkan sebuah kejadian yang di alami orang lain akan menarik diri kita ke
dalam sebuah situasi yang hampir sama dengan yang di alami orang tersebut. Refleksi
keadaan orang lain dapat membuat kita merasakan apa yang sedang  di alami orang
tersebut dan mampu membangkitkan suasana emosional. Membayangkan sebuah kondisi
tersebut dapat lebih mudah manakala kita pernah mengalami perasaan atau kondisi yang
sama. Seseorang yang sering membayangkan apa yang di alami atau di rasakan orang
lain dan akibat yang akan di timbulkan manakala hal tersebut terjadi pada diri kita saat
kejadian atau setelah kejadian akan memudahkan kita merasakan suasana emosi
seseorang manakala melihat kejadian kejadian yang berkaitan dengan situasi penuh
dengan emosi emosi tertentu.

5.    Lakukan Bantuan Secepatnya


Memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang orang yang membutuhkan dapat
membangkitkan kemampuan empati. Respon yang cepat terhadap situasi di lingkungan
sekitar yang membutuhkan bantuan akan melatih kemampuan kita untuk empati.
Bantuan yang kita berikan tidak perlu menunggu waktu yang lebih lama tetapi kita
berusaha memberikan segenap kemampuan kita saat melihat atau menyaksikan orang
orang yang membutuhkan. Pertolongan yang kita berikan akan menstimulus keadaan
emosi kita untuk melihat lebih jauh perasaan orang yang kita beri pertolongan dan
semakin sering kita memberikan respon dengan cepat akan semakin mudah kita
mengembangkan kemampuan empati kepada orang lain.

Ada beberapa manfaat yang dapat kita temukan dalam kehidupan pribadi dan sosial
manakala kita mempunyai kemampuan berempati, di antaranya :

1.  Menghilangkan sikap egois


Orang yang telah mampu mengembangkan kemampuan empati dapat menghilangkan
sikap egois (mementingkan diri sendiri). Ketika kita dapat merasakan apa yang di rasakan
orang lain, memasuki pola pikir orang lain dan memahami prilaku orang tersebut, maka
kita tidak akan berbicara dan berprilaku hanya untuk kepentingan diri kita tetapi kita akan
berusaha berbicara, berpikir dan berprilaku yang dapat di terima juga oleh orang lain serta
akan mudah memberikan pertolongan kepada orang lain. Kita akan berhati hati dalam
mengembangkan sikap dan prilaku kita sehari hari, khususnya jika kita berada pada
kondisi yang membutuhkan pertolongan kita.

2.  Menghilangkan kesombongan
Salah satu cara mengembangkan empati adalah membayangkan apa yang terjadi pada
orang lain akan terjadi pula pada diri kita. Manakala kita membayangkan kondisi tersebut
maka kita akan terhindar dari kesombongan atau tinggi hati karena apapun akan bisa
terjadi pada diri kita jika tuhan menghendaki. Kita tidak akan merendahkan orang lain
karena kita telah mengetahui perasaan dan memahami apa yang sebenarnya terjadi,
sehingga orang yang memiliki kemampuan empati akan cenderung memiliki jiwa rendah
hati dan senantiasa memahami kehidupan ini dengan baik.

3. Mengembangkan kemampuan evaluasi dan kontrol diri


Pada dasarnya empati adalah suatu usaha kita untuk melakukan evaluasi diri sekaligus
mengembangkan kontrol diri yang positif. Kemampuan melihat diri orang lain baik
perasaan, pikiran maupun perilakunya merupakan bagian dari bagaimana kita
merefleksikan keadaan tersebut dalam diri kita. Jika kita telah mempunyai kemampuan
ini maka kita telah dapat mengembangkan kemampuan evaluasi diri yang baik dan
akhirnya kita dapat melakukan kontrol diri yang baik artinya kita akan senantiasa berhati
hati dalam melakukan perbuatan atau memahami lingkungan sekitar kita..

Akhirnya kita akan bisa dikatakan sebagai seseorang yang memiliki karakteristik
kemampuan empati, jika memiliki beberapa syarat berikut :
a. Melibatkan proses pikir secara utuh dengan segala macam resiko perbedaan pendapat,
rasa,  bahkan kemungkinan konflik. Melalui pengolahan terus menerus maka individu
bisa mengenal status perasaannnya, lalu kuat berempati dan kemudian memanfaatkan
emosinya dalam kehidupan kerja
b. Mampu bertindak seperti : Mampu menerima sudut pandang orang lain
Individu mampu membedakan antara apa yang di katakan atau di lakukan orang lain
dengan reaksi dan penilaian individu itu sendiri. Dengan perkembangan aspek kognitif
seseorang, kemampuan untuk menerima sudut pandang orang lain dan pemahaman
terhadap perasaan orang lain akan lebih lengkap dan akurat sehingga ia mampu
memberikan perlakuan dengan cara yang tepat
c.  Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain
Individu mampu mengidentifikai perasaan perasaan orang lain dan peka terhadap
hadirnya emosi dalam diri orang lain melalui pesan non verbal yang di tampakkan,
misalnya nada bicara, gerak gerik dan ekspresi wajah. Kepekaan yang sering di asah akan
dapat membangkitkan reaksi spontan terhadap kondisi orang lain, bukan sekedar
pengakuan saja.
d. Mampu mendengarkan orang lain
Mendengarkan merupakan sebuah keterampilan yang perlu di miliki untuk mengasah
kemampuan empati. Sikap mau mendengar memberikan pemahaman yang lebih baik
terhadap perasaan orang lain dan mampu membangkitkan penerimaan terhadap perbedaan
yang terjadi.

Cara Meningkatkan Empati

Kemampuan empati terkadang memang tidak dapat langsung muncul dari diri seseorang
begitu saja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan empati,yaitu:
1. Peduli, perhatian dari kita kepada orang lain dalam hal ini adalah komunikan, sejauh mana
komunikasi dapat terbentuk sehingga orang lain dapat merasa nyaman karena
diperhatikan.
2.  Berguru, dengan belajar kepada mereka yang telah nyata dianggap memiliki kemampuan
empati yang tinggi, misalnya seorang rohaniawan, psikolog, maupun dokter di rumah
sakit tempat perawat mengabdi.
3. Berlatih, sepandai dan sepintar apapun kalau tidak pernah berlatih maka akan kalah
dengan mereka yang masih pemula tetapi rutin untuk rajin berlatih mengasah
kemampuan empatinya.
4.   Berbagi pengalaman, ingatlah bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik dan melalui
pengalaman kita dapat menjadi bijaksana, dengan berbagi pengalaman dengan sesama
rekan sekerja maka diharapkan kita akan lebih tangguh dan hebat.

Anda mungkin juga menyukai