Strategi-Produk-dan-Distribusi-Jasa
Strategi-Produk-dan-Distribusi-Jasa
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemasaran Jasa
Dosen pengampu : Ratih Hesti Utami SE,MM
Disusun oleh :
Kelompok 3/6C
1. Sri Mutmainah (201511140)
2. Muhammad Fakhmi (201511142)
3. Ayu Septhiana Putri (201511176)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan
judul “Strategi Produk dan Distribusi Jasa” untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku
Konsumen dengan dosen pengampu Ratih Hesti Utami SE,MM.
Menurut kami makalah ini dibuat dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam merencanakan penawaran pasarnya, pemasar harus melihat lima tingkatan produk.
Setiap tingkatan menambah nilai pelanggan yang lebih besar, dan kelimanya merupakan
bagian dari hirarki nilai pelanggan (customer value hierarchy).
B. Diferensiasi produk.
Agar dapat dijadikan merek, produk harus didiferensiasikan. Produk fisik mempunyai
potensi deferensiasi yang beragam. Pada salah satu titik ekstrim, kita menemukan produk
yang memerlukan sedikit variasi; ayam, aspirin, dan baja.
Banyak produk dapat didiferensiasikan berdasarkan bentuk, uluran, bentuk, atau
struktur fisik produk. Perhatian dari berbagai bentuk dapat diambil oleh produk, seperti
aspirin. Meskipun pada dasarnya aspirin adalah komoditas, aspirin dapat didiferensiasikan
berdasarkan jumlah dosis, bentuk, warna, lapisan, atau waktu kerjanya. Dalam diferensiasi
produk biasnya, produk ditawarkan berdasarkan :
1. Fitur (feature)
Melalui survei, dapat diidentifikasi dan diseleksi tentang nilai pelanggan dibandingkan
biaya perusahaan untuk fitur yang melengkapi fungsi dasar produk.
2. Mutu kinerja
Empat level kinerja adalah: rendah, rata-rata, tinggi dan unggul. Perusahaan harus
merancang satu level kinerja yang sesuai dengan pasar sasaran dan level kinerja
pesaing.
3. Mutu kesesuaian (conformance quality)
Misalnya mobil A dirancang untuk mencapai kecepatan 6 mil per jam dalam 10 detik.
Jika setiap produk yang selesai dirakit memenuhi itu, dikatakan memiliki mutu
kesesuaian tinggi.
4. Daya tahan (durability).
Ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal/berat.
Biasanya pembeli bersedia membayar lebih untuk produk dengan reputasi ”tahan
lama”.
5. Keandalan (reability).
Adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam
periode waktu tertentu.
6. Mudah diperbaiki.
Sifat mudah diperbaiki yang ideal adalhjika pemakai dapat memperbaiki sendiri dengan
biaya yang relatif kecil.
7. Gaya (style)
Pembeli mobil membayar harga premium untuk Jaguar yang penampilannya luar biasa.
Setiap produk dapat dihubungkan dengan produk lain untuk memastikan bahwa perusahaan
menawarkan dan memasarkan kumpulan produk yang optimal.
Hirarki Produk.
Hirarki produk membentang dari kebutuhan dasar sampai barang tertentu yang memuaskan
kebutuhan tersebut. Kita dapat mengindentifikasi 6 tingkat hirarki produk :
Sebagian besar produk fisik harus dikemas dan diberi lebel. Banyak pemasar menyebut
pengemasan (packaging) sebagai P ke-lima, beserta harga (price), produk (product), tempat
(place), dan promosi (promotion). Meskipun demikian, sebagian besar pemasar memerlukan
pengemasan dan pelebelan sebagai elemen strategi produk. Jaminan dan garansi juga dapat
menjadi bagian penting strategi produk, yang sering tampil dalam kemasan.
1. Pengemasan.
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama yang dihadapi oleh pembeli dan mampu menarik
atau menyingkirkan pembeli. Kemasan juga mempengaruhi pengalaman produk konsumen
dikemudian hari. Beberapa factor mempeunyai kontribusi terhadap semakin banyaknya
penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran.
Dari perspektif perusahaan dan konsumen, kemasan harus mencapai sejumlah tujuan :
1. Pelebelan.
Lebel bisa berupa gantungan sederhana yang ditempelkan pada produk, atau gambar yang
dirancang secara rumit dan menjadi bagian dari kemasan. Lebel bisa membawa merek saja,
atau sejumlah besar informasi. Bahkan jika penjual memilih lebel sederhana, hokum mungkin
mensyaratkan lebih banyak.
1) Lebel mengindentifikasi produk atau merek, misalnya nama suncist yang dilekatkan
pada jeruk, dll.
2) Lebel dapat mempromosikan produk melalui grafis yang menarik. Teknologi baru
memungkinkan lebel dibungkus-susutkan 360 derajat untuk membungkus wadah dengan
grafis yang terang dan mengakomodasi informasi produk yang lebih banyak pada konsumen,
mengganti lebel kertas yang dilekatkan pada kaleng dan botol.
Semua penjual bertanggung jawab secara hokum untuk memenuhi harapan normal atau
rasional pembeli. Jaminan (warrenties) adalah pernyataan resmi kinerja produk yang
diharapkan oleh produsen. Produk dengan jaminan dapat dikembalikan kepada produsen atau
dibawa ke pusat perbaikan untuk diperbaiki, diganti, atau dikembalikan uangnya. Baik
tertulis maupun tersirat, jaminan tunduk pada hokum.
Jasa/layanan (service), didifinisikan semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu
pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan
kepemilikan apapun. Produksinya dapat atau tidak terkait dengan produk fisik. Meskipun
demikian, semakin banyak produsen, distribudtor dan pengecer yang menyediakan jasa
bernilai tambah, atau layanan pelanggan yang sangat baik, untuk mendiferensiasikan diri
mereka.
Komponen jasa bisa menjadi bagian kecil atau besar dari keseluruhan penawaran. Dapat
dibedakan menjadi lima kategori penawaran :
Pemasaran holistic untuk jasa memerlurkan pemasaran eksternal, internal, dan interaktif.
Pemasaran eksternal menggambarkan pekerjaan persiapan, penetapan harga, distribusi, dan
promosi normal sebuah jasa kepada pelanggan. Pemasaran internal menggambarkan pelatihan
dan pemotivasian karyawan untuk melayani pelanggan dengan baik. Konstribusi terpenting
yang dapat dilakukan departemen pemasaran tentunya adalah sangat pandai membuat orang
lain dalam organisasi mempraktekkan pemasaran.
Personel jasa membosankan tidak dapat menjawab pertanyaan sederhana, atau saling
berkunjung ke personel lain sementara pelanggan mengganggu, pelanggan akan berfikir dua
kali untuk melakukan bisnis lagi dengan penjual itu.
Model kualitas jasa dalam menyoroti kebutuhan utama untuk menghantarkan kualitas jasa
yang tinggi. Model ini mengindentifikasi lima kesenjangan yang menyebabkan kegagalan
pengiriman jasa :
Berdasarkan model kualitas jasa ini, peneliti mengindentifikasikan lima determinan kualitas
jasa berikut ini berdasarkan urutan arti pentingnya :
1. Keandalan, kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan andal dan
akurat.
2. Responsivitas, kesedian membantu pelanggan dan memberikan layanan tepat waktu.
3. Jaminan, pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemapuan mereka untuk
menunjukkan kepercayaan dan keyakinan.
4. Emapati, kondisi memperhatikan dan memberikan perhatian pribadi kepada
pelanggan.
5. Wujud, penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan bahan komunikasi.
Beberapa merek terkuat dunia adalah jasa – jasa harus ahli dalam mendiferensiasikan jasa
mereka. Diregulasi beberapa industry jasa utama – komunikasi, transportasi, energy,
perbankan – telah menghasilkan persaingan harga yang ketat. Selain bahwa pelanggan
memandang jasa sebagai bidang yang cukup homogin, mereka tidak terlalu memperhatikan
penyedia dan lebih memperhatikan harga.
Pengembangan strategi merek untuk merek jasa memerlukan perhatian khusus guna :
1. Memilih elemen merek, karena jasa tidak berwujud, dan karene pelanggan sering
membuat keputusan dan pengaturan tentang jasa ditempat yang jauh dari lokasi jasa
sebenarnya (di rumah atau di kantor), pengingat merek menjadi sangat penting. Jadi
nama merek yang mudah diingat menjadi penting.
2. Menetapkan dimensi citra, mengingat sifat manusiawi dari jasa tidak mengejutkan
jika kepribadian merek merupakan dimensi citra yang penting untuk jasa. Perusahaan
jasa juga dapat merancang program komunikasi dan informasi pemasaran sehinggan
konsumen belajar lebih banyak tentang merek dibandingkan informasi yang mereka
dapat dari pertemuan jasa saja.
3. Merencanakan strategi penetapan merek, terakhir jasa juga harus mempertimbangkan
pengembangan hirarki merek dan portofolio merek yang memungkinkan positioning
dan membidik segmen pasar yang berbeda. Pemasar dapat menetapkan merek kelas
jasa secara vertical berdasarkan harga dan kualitas. Perluasan vertical sering
memerlukan strategi subbrending yang menggabungkan nama korporat dengan nama
merek individual atau pemodifikasi.
Yang tidak kalah penting dalam industry jasa, adalah industry berbasis produk yang harus
menyediakan sejumlah jasa. Produsen peralatan-peralatan kecil, mesin kantor, traktor,
mainframe, pesawat terbang, semuanya harus meyediakan jasa pendukung produk. Jasa
pendukung produk menjadi tempat pertarungan utama untuk memberikan keunggulan
kompetitif.