Adoc - Pub - Standar Akuntansi Keuangan Sak Berbasis Ifrs
Adoc - Pub - Standar Akuntansi Keuangan Sak Berbasis Ifrs
OLEH :
Wildha Ardhiyanto
(A311 12 268)
PENDAHULUAN
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption)
standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar
akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally
Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang
sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru
sebagian (harmonisasi). Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi
internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau diperlukan
adanya terhadap standar akuntansi internasional, dengan tujuan agar dapat menghasilkan
informasi keuangan yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis
kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan kreditor. Namun proses
harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara,
perbedaan sistem pemerintahan pada tiap-tiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan
multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi antar
negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.
Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam mengadopsi
IFRS. Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI mencanangkan konvergensi
penuh IFRS ke PSAK pada tahun 2012. Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat
memudahan pemahaman terhadap laporan keuangan yang dikenal secara internasional serta
dapat meningkatkan arus investasi
PEMBAHASAN
A. Pengertian IFRS
Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu
Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh
Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards Committee
(IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab guna menyusun
Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini
mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai
standar-standar barunya dengan nama IFRS.
B. Manfaat IFRS
Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan
IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut:
PSAK IFRS
43 Standart (PSAK) 37 Standart
8 Syari’ah Standart 8 IFRS
11 Interpretation (ISAK) 29 IAS
4 Tecnical Bulletins 27 Interpretations
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa 16 IFRIC Interpretation
Akuntabilitas Publik/UKM)
11 SIC
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas diikuti keseluruhan dan dirubah
menjadi PSAK, itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan
adoption. Sedikit gambaran saja untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan
dalam tabel berikut:
Karena proyek yang sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh
mana perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang
signifikan lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang
dilaporkan sangat berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan
keadaan.Contoh:
Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana
yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan
USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS)
kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus
merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan
dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut
masih sama, yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan
element laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
US GAAP IFRS
Menyediakan informasi yang berguna Menyediakan informasi yang menyangkut
untuk pengambilan keputusan investasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
dan kredit. posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
US GAAP IFRS
Relevan – terdiri dari: Relevan – terdiri dari:
Nilai prediksi – membantu pengguna Nilai prediksi
Nilai konfirmasi
memprediksi hasil dari kejadian masa
Materialitas
lalu, saat ini dan masa depan.
Nilai umpan balik – membantu
pengguna mengkonfirmasi dan
membetulkan nilai prediksi
sebelumnya.
Tepat waktu – tersedia sebelum
kehilangan kapasitas untuk
mempengaruhi keputusan
Dapat dipercaya – terdiri dari: Dapat dipercaya – terdiri dari:
Disajikan dengan jujur Disajikan dengan jujur
Netral Netral
Dapat diferivikasi Substansi mengungguli bentuk
Kehati-hatian (dimana ada
ketidakpastian, kesalahan dalam
menyediakn informasi dan menjamin
adanya konservatisme.
Kelengkapan
Dapat dibandingkan Dapat dibandingkan
Konsisten
US GAAP IFRS
1. Kelangsungan usaha 1. Kelangsungan usaha
2. Entitas ekonomi 2. Basis akrual
3. Unit moneter
4. Periodisitas
Level 4 : Pengungkapan dan Penyajian Laporan Keuangan
N Efek
Perbedaan IFRS PSAK
o konvergensi
1. Komponen Komponen laporan Komponen laporan
Laporan keuangan keuangan
Keuangan yang lengkap terdiri atas : lengkap terdiri atas :
lengkap - Laporan posisi keuangan - Neraca
- Laporan laba rugi
(neraca)
- Laporan perubahan
- Laporan laba rugi
ekuitas
komprehensif
- Laporan arus kas
- Laporan perubahan
- Catatan atas laporan
ekuitas
Keuangan
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan
keuangan
- Laporan posisi keuangan
komparatif awal
periode dan penyajian
retrospektif terhadap
penerapan kebijakan
akuntansi
Ekuitas : Laibilitas :
- Ekuitas yang dapat - Laibilitas jangka
diatribusikan ke pemilik pendek
- Laibilitas jangka
entitas induk
- Hak nonpengendali panjang
Laibilitas : Ekuitas :
- Laibilitas jangka panjang - Hak nonpengendali
- Laibilitas jangka pendek - Ekuitas yang dapat
diatribusikan ke
pemilik entitas
induk
3. Istilah minority Istilah minority interest Menggunakan istilah
interest (hak minoritas) diganti hak Minoritas
menjadi non controlling
interest (hak
nonpengendali) dan
disajikan dalam Laporan
perubahan ekuitas.
4. Pos luar biasa Tidak mengenal istilah Masih memakai
(extraordinary pos luar biasa istilah pos luar biasa
item) (extraordinary item) (extraordinary item)
5. Penyajian Laibilitas jangka panjang Tetap disajikan
laibilitas jangka disajikan sebagai laibilitas sebagai Laibilitas
panjang yang akan jangka pendek jika akan jangka panjang
dibiayai kembali jatuh tempo dalam 12
bulan meskipun perjanjian
pembiayaan kembali
sudah selesai setelah
periode pelaporan dan
sebelum penerbitan
laporan keuangan
US GAAP IFRS
1. Biaya historis 1. Biaya historis
2. Pengakuan pendapatan 2. Biaya sekarang (apa yang harus dibayar
3. Kesesuaian
hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering
4. Pengungkapan penuh
diperoleh dalam penilaian yang sama
dengan nilai wajar)
3. Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat
diperoleh saat ini jika asset dilepas
4. Nilai wajar
5. Pengakuan pendapatan
6. Pengakuan beban
7. Pengungkapan penuh
Efek
No Perbedaan IFRS PSAK
konvergensi
1. Perubahan Dicatat secara Sama seperti IFRS,
kebijakan atau retrospektif dan dicatat secara
prinsip akuntansi dilakukan penyajian retrospektif dan
kembali terhadap laba dilakukan penyajian
ditahan serta adanya kembali terhadap
penjelasan efek laba ditahan serta
kumulatif perubahan adanya penjelasan
pada saat periode efek kumulatif
dilakukan perubahan perubahan pada saat
periode dilakukan
perubahan
2. Kesalahan Konsep kesalahan Masih memakai
mendasar mendasar (fundamental konsep kesalahan
error) dihapus dan mendasar
diganti dengan Prior (Fundamental error)
period error (Kesalahan yang disajikan secara
periode lalu). retrospektif.
Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas
dapat dilihat. ada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:
1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah
methode equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan
lebih dari 20% kepemilikan.
3. Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan
(50%)
5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi
untuk “available for sale debt and equity securities”.
7. IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk “available for sale equity ”, namun
mengizinkan reversal untuk “available for sale debt securities” dan “held-
tomaturity securities”.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption)
standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar
akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally
Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang
sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru
sebagian (harmonisasi).
Meskipun banyak penolakan tetapi banyak pula tekanan untuk mengadopsi IFRS, dengan
demikian perlu ada yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS
yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS. Adanya harmonisasi
bahkan konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas
utama yaitu komparabilitas dan relevansi. Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk
memudahkan perbandingan laporan keuangan antara negara dan untuk pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
aji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13176/Ta4.doc
http://stefanusariyanto.wordpress.com/2011/08/18/sejarah-international-financial-reporting-
standards-ifrs/