Nama mahasiswa : Khodijah Hari/tanggal : Kamis, 01-10-2020
NIM : 0432950919021
17. Nn. H, 16 tahun masuk IGD dengan kesadaran somnolent, menurut keluarga, klien
melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum baygon 1 botol ( 250 cc ), tenggorokan
terasa panas, mulut berbuih. Keluarga menemukan klien dalam kondisi tidak sadarkan diri.
TD 90 / 50mmHg, suhu 36 º C, pernafasan cepat takipneu dan makin lama semakin lambat.
RR : 26x/mnt. Nadi : 88x/mnt. Ekstremitas atas teraba dingin.
Intruksi :
1. Kelompokkan data dan tambahkan data lain untuk mendukung masalah diatas,
kemudian kelompokkan data-data tersebut sesuai prinsip pengkajian KGD (A, B, C, D,
E, 2. Data boleh ditambahkan sesuai dengan analisa kasus saudara
2. Tentukan diagnosa kegawatdaruratan berdasarkan prioritas (minimal 2 diagnosa)
3. Buat intervensi atau tindakan keperawatan (mandiri dan kolaborasi )
4. Buat Algoritma Triage dan EWSS
5. Buat Algoritma penatalaksanaan
6. Buat Patofisiologi/patoflow
7. Catatan :
a. point 5 dan 6 dapat menyusul dikumpulkan saat mau melakukan tindakan besok
b. semua jawaban yang diberikan dalam ujian SOCA ini harus berdasarkan referensi
seperti buku2 KGD, SDKI, SLKI , SIKI dan sebagainya
Identitas Pasien
Nama pasien : Nn. H Umur : 16 Tahun No RM : 322842
Nama keluarga : Sdr . A
Agama : islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : -
Diagnosa Medis : Fraktur digit V metacarpal sinistra
Datang ke Rs tanggal : Kamis 01 Oktober 2020 Pukul : 09.30 WIB
Riwayat kesehatan
Alasan MRS : klien melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum baygon 1
botol ( 250 cc ), tenggorokan terasa panas, mulut berbuih.
A:
B:
C:
D:
F : 36°C
Tentukan diagnosa kegawatdaruratan berdasarkan prioritas
1. Resiko aspirasi
2. Resiko bunuh diri
Mandiri
1. Definisi
Tindakan
Observasi
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan ( mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
Posisikan semi-fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
2. Definisi
3. Definisi
Mengidentifikasi, mencegah dan mengelola refleks pengeluaran isi lambung
Tindakan
Observasi
Identifikasi karakteristik muntah (mis. Warna, konsistensi, adanya darah, waktu,
frekuensi, dan durasi)
Periksa volume muntah
Identifikasi riwayat diet (mis. Makanan yang disuka, tidak disukai, dan budaya)
Identifikasi faktor penyebab muntah (mis. Pengobatan dan prosedur)
Identifikasi kerusakan esofagus dan faring posterior jika muntah terlalu lama
Monitor efek manajemen muntah secara menyeluruh
Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Terapeutik
Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. Bau tak sedap, suara, dan
stimulasi visual yang tidak menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah ( mis. Kecemasan, ketakutan)
Atur posisi untuk mencegah aspirasi
Pertahankan kepatenan jalan napas
Bersihkan mulut dan hidung
Berikan dukungan fisik saat muntah (mis. Membantu membungkuk atau
menundukkan kepala)
Berikan kenyamanan selama muntah (mis. Kompres dingin di dahi, atau sediakan
pakaian kering dan bersih)
Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi minimal 30 menit setelah
muntah
Edukasi
Kolaorasi
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Kolaborasi