OLEH:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Akan tetapi, perlakuan aplikasi beberapa kali setelah tanam dan dengan penggunaan dosis
aplikasi yang tinggi, meskipun dapat menekan laju intrinsik penyakit, juga potensial
menimbulkan pengaruh samping berupa bahaya terhadap kesehatan manusia, dampak negatif
terhadap lingkungan, induksi penyakit bukan sasaran, dan ketahanan penyakit sasaran. Selain
itu, aplikasi pestisida beberapa kali dengan dosis tinggi juga akan meningkatkan biaya
pengelolaan penyakit karena harus disediakan pestisida dalam jumlah yang lebih banyak dan
biaya tenaga kerja yang juga semakin meningkat. Frekuensi dan dosis aplikasi fungisida
dengan demikian harus ditentukan untuk meminimalkan dampak samping dan
mengotimalkan biaya produksi terhadap nilai hasil tanaman yang dapat diselamatkan dengan
melakukan aplikasi dengan frekuensi dan dosis tertentu.
Tanaman tahan penyakit dapat menurunkan laju intrinsik penyakit bila ketahanannya
bersifat horizontal. Ketahanan horizontal adalah ketahanan tanaman yang dikendalikan oleh
banyak gen yang masing-masing memberikan kontribusi kecil tetapi bekerja terhadap banyak
isolat dalam jangka panjang (sehingga disebut horizontal). Misalnya, ketahanan kentang
kultivar Sebago terhadap Phytophthora infestans adalah ketahanan horizontal. Ketahanan
horizontal dikenal dengan banyak nama, meskipun tidak selamanya identik, misalnya
ketahanan poligenik, ketahanan jangka panjang (durable), atau ketahanan lapangan.
Ketahanan vertikal tidak menekan laju intrinsik penyakit, melainkan inokulum awal.
Mekanisme ketahanan tanaman terhadap patogen, baik ketahanan horizontal maupun vertikal,
dapat berupa mekanisme fisik-struktural atau fisiologis-biokemis. Mekanisme manapun yang
bekerja, ketahanan tanaman merupakan sifat relatif. Namun ketahanan vertikal memberikan
pengaruh yang lebih nyata dibandingkan ketahanan horizontal, tetapi mudah dipatahkan oleh
berkembangnya ras patogen baru. Ketahanan pada tanaman tahan penyakit hasil pemuliaan
pada dasarnya bersifat vertikal, sedangkan pada landraces tertentu bersifat horizontal.
Modifikasi lingkungan fisik tanaman yang dapat dilakukan untuk menurunkan laju intrinsik
penyakit adalah pengaturan tajuk tanaman dan alterasi tipe dan frekuensi irigasi. Laju
intrinsik penyakit hawar dini seledri dapat ditekan dengan menggunakan jarak tanam longgar
empat kali lebih longgar daripada jarak tanam normal. Pengairan dengan cara penggenangan
dapat memacu perkembangan penyakit yang memerlukan kondisi tanah jenuh air untuk
berkembang. Pada pihak lain, irigasi penyiraman (termasuk sprinkle) dapat memacu
perkembangan penyakit yang memerlukan peride kebasahan daun tertentu. Peningkatan
frekuensi irigasi pada umumnya memacu perkembangan banyak penyakit, tetapi pengurangan
frekuensi irigasi justeru memacu perkembangan penyakit yang disebabkan oleh patogen
lemah.
2.2 Kendala Pengelolaan Penyakit
Berbagai metode dan teknik pengelolaan penyakit telah dikembangkan, mulai dari
metode dan teknik yang sederhana sampai pada metode dan teknik yang paling canggih.
Namun dengan perkembangan metode dan teknik pengelolaan penyakit tersebut, berbagai
penyakit masih terus saja menyebabkan kehilangan hasil pada berbagai tanaman penting di
seluruh dunia. Penelitian untuk mengembangkan metode dan teknik pengelolaan penyakit
telah menggunakan biaya yang besar dan sementara itu nilai kehilangan hasil yang
diakibatkan oleh berbagai penyakit masih sangat sulit dapat diturunkan. Keberhasilan
pengelolaan penyakit agaknya tidak cukup hanya dengan tersedianya metode dan teknik
pengendalian penyakit. Berbagai faktor ikut menentukan dan dari faktor-faktor tersebut,
beberapa di antaranya justeru merupakan kendala dalam mencapai keberhasilan pengelolaan
penyakit tanaman.
Beberapa kandala yang sangat memperngaruhi keberhasilan pengelolaan penyakit adalah
sebagai berikut:
1. Kendala teknis berupa prioritas pada penggunaan pestisida dan tanaman tahan bersifat
vertikal.
2. Kendala ekonomis karena orientasi budidaya pertanian yang masih subsisten
3. Kendala politis karena batas-batas administratif pemerintahan terutama batas-batas
negara.
4. Kendala sosial karena tingkat keterdidikan yang masih rendah
5. Kendala budaya karena kepercayaan dan tradisi lokasi yang menyulitkan penerapan
pengelolaan penyakit.
2.3 Dampak Terhadap Metode Pengendalian Lain
1. Metode pengendalian lain akan ditinggalkan karena dengan menggunakan pestisida
lebih cepat dilihat dampaknya terhadap penurunan OPT
2. Penggunaan Pestisida yang berlebihan mampu menyebabkan populasi musuh alami
menjadi tergangu sehingga mempengaruhi pengendalian secara alami
3. Agen pengendalian hayati tidak bisa dilakukan karena lingkungan yang tercemar
pestisida.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Badan usaha milik swasta (BUMS) adalah badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh
pihak swasta yang berorientasi pada laba. PT AGRICON merupakan salah satu badan usaha
milik perusahaan swasta nasional yang mengabdikan layanan di bidang usaha distribusi
pestisida. Sampai saat ini, PT. AGRICON telah banyak melakukan pengembangan usaha,
peningkatan kualitas produk serta pelayanan bagi pelanggan.
Keterlibatan PT. Agricon dalam mempopulerkan Pestisida :
1. Menjangkau Pertanian secara Menyeluruh
PT. Agricon sebagai produsen pestisida, berkonsentrasi pada penyediaan sarana
produk pertanian dengan layanan yang berkualitas tinggi, mencakup mata rantai
pertanian mulai dari pengolahan, hasil produksi, pendayagunaan hasil, distribusi, serta
penyimpanan hasil pertanian. Dengan demikian, PT. Agricon akan siap untuk
menjawab kebutuhan pelanggan pada setiap mata rantai pertanian.
2. Produk untuk Petani dan Masyarakat
Para peneliti tanaman pangan di Indonesia telah menemukan berbagai varietas padi
jenis unggul baru yang menyebabkan perluasan penanaman yang diintegrasi dengan
program perlindungan tanaman. Oleh karena itu, PT. Agricon ikut andil dengan
menghasilkan produk-produk pestisida yang berteknologi tinggi dan ramah tanaman.
Dampak Terhadap Metode Pengendalian Lain
Metode pengendalian lain akan ditinggalkan karena dengan menggunakan pestisida lebih
cepat dilihat dampaknya terhadap penurunan OPT
Penggunaan Pestisida yang berlebihan mampu menyebabkan populasi musuh alami
menjadi tergangu sehingga mempengaruhi pengendalian secara alami
Agen pengendalian hayati tidak bisa dilakukan karena lingkungan yang tercemar
pestisida.
DAFTAR PUSTAKA
http://hanaannaa.blogspot.com/2012/11/pengendalian-hama-dan-penyakit.html
http://badanusaha.com/swasta