Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMANFAATAN ENZIM DALAM SEGALA BIDANG


DI SUSUN
O
L
E
H
NAMA : AYUATIKAH RAMADHANI
NPM : 184301007
KELAS : 4A (Perbaikan)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN
MEDAN
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
2.1 Pengertian Enzim.................................................................................................................4
2.2 Pemanfaatan Enzim dalam Segala Bidang...........................................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

Page 1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Unsur-unsur kimia pada sel hidup mengalami berbagai proses dan reaksi. Pada setiap reaksi
kimia organik dibutuhkan katalisator untuk mempercepat reaksi kimia. Enzim memiliki fungsi
sebagai biokatalisator yaitu mempercepat proses suatu reaksi kimia tanpa ikut terlibat dalam
reaksi tersebut. Maksudnya, enzim tidak ikut berubah menjadi produk melainkan akan kembali
ke bentuk asalnya setelah reaksi kimia selesai. Enzim mengubah molekul awal zat, substrat,
menjadi hasil reaksi yang molekulnya berbeda dari molekul awal (produk).
Sejak tahun 1926 pengetahuan tentang enzim atau enzimologi berkembang dengan cepat.
Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata enzim mempunyai gugus bukan protein, jadi
termasuk golongan protein majemuk. Enzim semacam ini (holoenzim) terdiri atas protein
(apoenzim) dan suatu gugus bukan protein. Enzim merupakan zat yang paling menarik dan
penting di alam. Pertama, sangat penting untuk menyadari bahwa enzim bukanlah benda hidup.
Mereka benda mati, sama seperti mineral. Tapi juga tidak seperti mineral, mereka dibuat oleh sel
hidup. Enzim adalah benda tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup. Oleh karena itu, enzim
sudah tidak diragukan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Tidak hanya dalam
kehidupan manusia, tetapi bagi hewan dan tumbuhan. Bahkan bisa dikatakan bahwa enzim
berperan penting dalam kelangsungan alam ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian enzim ?
2. Jelaskan pemanfaatan enzim dalam segala bidang ?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian enzim
2. Dapat mengetahui pemanfaatan enzim dalam segala bidang

Page 2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Enzim

Enzim merupakan protein yang dihasilkan oleh organisme dan berfungsi sebagai
katalisator hayati yang sangat efisien. Enzim biasanya terdapat dalam sel dengan konsentrasi
yang sangat rendah, dimana mereka dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengubah posisi
kesetimbangan, artinya baik laju reaksi maju maupun laju reaksi kebalikannya ditingkatkan
dengan kelipatan yang sama.

2.2 Pemanfaatan Enzim dalam Segala Bidang


A. Pemanfaatan Enzim Dalam Bidang Farmasi

Metabolisme obat dilakukan oleh sistem enzim yaitu CYP-450 yang berperan penting
dalam mencegah terjadinya akumulasi obat dan zat beracun dalam tubuh. Namun, kemampuan
induksi CYP-450 dapat menurun seiring dengan pertambahan usia atau terjadinya disfungsi
organ (misalnya sirosis hati, atau hepatitis).

Isoenzim juga dapat dipengaruhi oleh oleh konsekuensi dari gangguan isoenzim lainnya
. Misalnya, senyawa warfarin memiliki 2 sisi yaitu sisi R - dan S – enansiomer. Sisi S - warfarin
enentiomer memiliki efek antikoagulan secara signifikan lebih besar . Enzim CYP1A2
memetabolisme R – warfarin, dan enzim CYP2C9 memetabolisme sisi S - warfarin .

Dimetabolisme oleha CYP-2C9

S-warfarin obat dapat termetabolisme secara sempurna


,sehingga menjadi metabolit inaktif dan mudah dieksresi.

R-Warfarin merupakan sisi non aktif yang dimetabolisme oleh enzim CYP-1A2,

Dimetabolisme CYP-1A2

R-warfarin tidak memiliki efek karena R-warfarin merupakan bukan


sisi aktif enzim.

Namun dalam hal ini.

Dimetabolisme oleh CYP-2C9

Page 3
S-warfarin warfarin terakumulasi dalam dosis stabil.

karena R - warfarin menghambat enzim CYP2C9 .

Dalam contoh ini , obat seperti ciprofloxacin meningkatkan kemampuan warfarin sendiri
sebagai obat pencegah pengentalan darah.

CYP1A2

Ciprofloxacin kemudian R-warfarin menghambat enzim CYP2C9, dan S-


warfarin tidak dapat dimetabolisme secara sempurna.

Bila ciprofloxacin menghambat CYP1A2 pada sisi R-warfarin, maka secara tidak langsung sisi
S-warfarin juga dihambat. Sehingga warfarin akan teramukulasi didalam tubuh, dan menjadi
toksik.

B. Pemanfaatan Enzim dalam Makanan

Ditinjau dari sumber dan manfaatnya, enzim dimanfaatkan dalam makanan, karena enzim
merupakan alat yang ideal digunakan untuk memanipulasi bahan-bahan biologis. Beberapa
keuntungan penggunaan enzim dalam pengolahan makanan adalah aman terhadap kesehatan
karena bahan alami, mengkatalisis reaksi yang sangat spesifik tanpa efek samping, aktif pada
konsentrasi yang rendah, dan dapat digunakan sebagai indikator kesesuaian proses
pengolahan. Walaupun demikian, dari ribuan enzim ditemukan oleh para ahli
biokimia, hanya sebagian kecil enzim dapat dimanfaatkan dalam makanan. Hal ini disebabkan
oleh ketidaksesuaian kondisi reaksi enzim, ketidakstabilan enzim selama pengolahan, atau karena
biaya yang terlalu mahal untuk menggunakan enzim dalam pengolahan makanan.

Enzim dimanfaatkan untuk menghasilkan produk bioteknologi dalam bidang makanan,


diantaramya: Pembuatan gula cair dari bahan pati seperti singkong, sagu, jagung, ubi jalar atau
jenis ubi-ubian lainnya memerlukan kerja berbagai enzim pemecah pati yaitu : (1) Alfa amilse,
Glukoamilase, dan Glukosa isomerase. (2) Protease dalam pembuatan bir diperlukan, baik dalam
tahap hidrolisis makanan protein untuk pertumbuhan ragi bir maupun dalam tahap penjernihan
bir. (3) Penambahan alfa amilase dan protease dalam pembuatan roti dan kue, akan memperbaiki
tekstur roti. Beberapa enzim yang berperan dalam bidang makanan diantaranya: (1) enzim

Page 4
xilanase, (2) enzim pektinase, (3) enzim lipase, (4) enzim selulase, (5) enzim phytase, (6) enzim
glukosa oksidase, (7) enzim papain.

C. Pemanfaatan Enzim dalam Bidang Kesehatan dan Diagnosa Penyakit

Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok:

1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit
tertentu.
Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip
bahwasanya secara teoritis enzim intrasel seharusnya tidak terlacak di cairan ekstrasel dalam
jumlah yang signifikan. Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim yang berada di cairan
ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang mati dan pecah sehingga mengeluarkan
isinya (enzim) ke lingkungan ekstrasel, namun jumlahnya sangat sedikir dan tetap. Apabila
enzim intrasel terlacak di dalam cairan ekstrasel dalam jumlah lebih besar dari yang seharusnya,
atau mengalami peningkatan yang bermakna/signifikan, maka dapat diperkirakan terjadi
kematian (yang diikuti oleh kebocoran akibat pecahnya membran) sel secara besar-besaran.
Kematian sel ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti keracunan bahan kimia (yang
merusak tatanan lipid bilayer), kerusakan akibat senyawa radikal bebas, infeksi (virus),
berkurangnya aliran darah sehingga lisosom mengalami lisis dan mengeluarkan enzim-enzimnya,
atau terjadi perubahan komponen membrane sehingga sel imun tidak mampu lagi mengenali sel-
sel tubuh dan sel-sel asing, dan akhirnya menyerang sel tubuh (penyakit autoimun) dan
mengakibatkan kebocoran membrane.

Contoh penggunaan enzim sebagai petanda adanya suatu kerusakan jaringan adalah sebagai
berikut:

 Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan perfusi darah ke


glomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu protein serum
yang berfungsi untuk menaikkan tekanan darah

 Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase (ALT serum) hingga mencapai seratus kali
lipat (normal 1-23 sampai 55U/L) menunjukkan adanya infeksi virus hepatitis, peningkatan
sampai dua puluh kali dapat terjadi pada penyakit mononucleosis infeksiosa, sedangkan
peningkatan pada kadar yang lebih rendah terjadi pada keadaan alkoholisme.

Page 5
 Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali
menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan lain-lain.

2. Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis.

Sebagai reagensia diagnosis, enzim dimanfaatkan menjadi bahan untuk mencari petanda
(marker) suatu senyawa. Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa petanda yang
dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya. Kelebihan penggunaan enzim sebagai suatu
reagensia adalah pengukuran yang dihasilkan sangat khas dan lebih spesifik dibandingkan
dengan pengukuran secara kimia, mampu digunakan untuk mengukur kadar senyawa yang
jumlahnya sangat sedikit, serta praktis karena kemudahan dan ketepatannya dalam mengukur.
Contoh penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai berikut:
 Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis  dan bakteri Arthobacter
globiformis  dapat digunakan untuk mengukur asam urat.
 Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol-oksidase yang
dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens.
 Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita alkoholisme dan keracunan alcohol
dapat dilakukan dengan menggunakan enzim alcohol dehidrogenase yang dihasilkan
oleh Saccharomyces cerevisciae, dan lain-lain.
3. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.

Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja dengan memperlihatkan reagensia
lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak. Senyawa yang dilacak dan diukur sama sekali
bukan substrat yang khas bagi enzim yang digunakan. Selain itu, tidak semua senyawa memiliki
enzimnya, terutama senyawa-senyawa sintetis. Oleh karena itu, pengenalan terhadap substrat
dilakukan oleh antibodi. Adapun dalam hal ini enzim berfungsi dalam memperlihatkan
keberadaan reaksi antara antibodi dan antigen. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

 Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim Linked Immuno Sorbent Assay), antibodi
mengikat senyawa yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudah ditandai dengan enzim
akan mengikat senyawa yang sama. Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu
direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya adalah zat berwarna yang tidak dapat diperoleh
dengan cara imunosupresi biasa. Zat berwarna ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah
senyawa yang direaksikan. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah

Page 6
peroksidase, fosfatase alkali, glukosa oksidase, amilase, galaktosidase, dan asetil kolin
transferase.
 Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti obat
atau hormon ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya, menyebabkan antibodi tidak
dapat berikatan dengan molekul (obat atau hormon) tersebut. Enzim yang lazim digunakan
dalam teknik ini adalah lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase
D. Pemanfaatan Enzim dalam Industri Tekstil

Lipase digunakan dalam industri tekstil untuk membantu dalam penghapusan ukuran
pelumas , untuk menyediakan kain dengan lebih serap untuk meningkatkan levelness dalam
pencelupan . Penggunaannya juga mengurangi frekuensi coretan dan retakan pada sistem abrasi
denim . Persiapan komersial yang digunakan untuk desizing denim dan kain katun lainnya ,
mengandung kedua enzim alfa amilase dan lipase enzim. Rakuto Kasei Israel , Ltd adalah enzim
yang memproduksi untuk tekstil industri . Mereka menyediakan enzim untuk desizing , cuci batu
Denim dan Jeans , katalase sebagai Peroksida Kille (setelah pemutihan) , enzimatik cuci ,
polishing bio barang-barang rajutan , semua bahan kimia lainnya untuk jeans pengobatan cuci
batu dan pengobatan silikon. Dalam industri tekstil , poliester memiliki kelebihan kunci tertentu
termasuk kekuatan tinggi lembut di tangan , tahan peregangan , tahan noda , ketercucian mesin ,
ketahanan keriput dan abrasi perlawanan. Serat sintetis telah dimodifikasi secara enzimatis untuk
digunakan dalam produksi benang , kain , tekstil , karpet dan barang-barang konsumen lainnya .
Hal ini terkait dengan modifikasi karakteristik dari serat polyester sehingga poliester tersebut
lebih rentan terhadap pengobatan pasca - modifikasi . Penggunaan polyesterase ( terkait erat
dengan lipase ) untuk meningkatkan kemampuan dari kain poliester untuk senyawa kimia
serapan, seperti senyawa kationik , komposisi menyelesaikan kain , pewarna , antistatic
senyawa , senyawa anti - pewarnaan , senyawa antimikroba , senyawa antiperspiran dan / atau
senyawa deodoran. PCT Publication No WO 97/43014 ( Bayer AG ) menjelaskan degradasi
enzimatik polyesteramide dengan pengobatan larutan berair yang terdiri dari suatu esterase ,
lipase atau protease . JP 5344897 A ( Amano Farmasi KK ) menjelaskan komposisi lipase
komersial yang larut dalam larutan dengan poliester alifatik dengan hasil bahwa tekstur serat
ditingkatkan tanpa kehilangan kekuatan . Polimer alifatik polietilen juga diungkapkan yang dapat
terdegradasi oleh lipase dari Pseudomonas spp . PCT Publication No 97/33001 (Genencor
International , Inc) mengungkapkan suatu metode untuk meningkatkan kemampuan kebasahan
dan absorbansi dari kain poliester dengan memperlakukan dengan lipase.

Page 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Enzim merupakan protein yang dihasilkan oleh organisme dan berfungsi sebagai katalisator
hayati yang sangat efisien. Enzim biasanya terdapat dalam sel dengan konsentrasi yang sangat
rendah, dimana mereka dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengubah posisi kesetimbangan,
artinya baik laju reaksi maju maupun laju reaksi kebalikannya ditingkatkan dengan kelipatan
yang sama. Pemanfaatan enzim dalam segala bidang diantaranya yaitu:

1. Pemanfaatan enzim dalam bidang farmasi

2. Pemanfaatan enzim dalam bidang makanan

3. Pemanfaatan enzim dalam bidang kesehatan dan diagnose penyakit

4. Pemanfaatan enzim dalam bidang industri tekstil

Page 8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34692752/MAKALAH_BIOKIMIA_ENZIM_

https://www.academia.edu/16149328/MAKALAH_TENTANG_APLIKASI_ENZIM_DI_SEGA
LA_BIDANG

http://repository.wima.ac.id/543/2/BAB%201.pdf

https://dokumen.tips/download/link/peran-enzim-di-bidang-farmasidocx

https://queenofsheeba.wordpress.com/2011/02/10/peran-enzim-dalam-metabolisme-dan-
pemanfaatannya-di-bidang-diagnosis-dan-pengobatan/

http://technology-indonesia.com/teknologi-a-z/bioteknologi-industri/teknologi-enzim-xilanase-
untuk-industri-kertas-ramah-lingkungan/

Page 9

Anda mungkin juga menyukai