Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN 4

KASUS PERUNDANG UNDANGAN TENAGA KESEHATAN, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, ETIKA


DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Tujuan

1. Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan


dapat mengetahui kasus kasus perundanga undangan yang
berkaitan dengan tenaga kesehatan , Narkotika, psikotropika
2. Mengetahui pasal- pasal yang terkait dalam kasus kasus
tersebut

B. Kasus
1. Seorang apoteker SS berpraktek sebagai APA diapotek QQ milik
seorang PSA bernama WW. Selama perjalanan menjadi apoteker,
beberapa kali apoteker SS merasa ada kejanggalan perihal stok
obat di apotek, terutama obat golongan keras, narkotik dan
psikotropika. Apoteker SS menangkap ada kecurangan dari PSA
WW yanbdiazepam dan valisanbe tanpa sepengetahuan apoteker
SS. Kejadian terus berlanjut, 3 bulan setelah ditegur apoteker SS
menemukan kejanggalan lagi pada resep psikotropika, dimana
resep yang diazepam jumlahnya 10 diganti menjadi 20 oleh AA
yang diminta oleh PSA WW.

2. Pada suatu hari ada pasien KI ingin membeli obat dengan resep.
Ternyata setelah di cek oleh apoteker TU isi resepnya berupa
obat penenang diazepam. Apoteker TU kenal dengan pembeli
karena beliau tetangganya. Karena diapotek obat tersebut kosong
dan apoteker TU kasian dengan tetangganya maka apoteker TU
membeli diazepam di apotek temannya dengan menuliskan
diazepam pada surat pemesanan khusus seperti dia pesan ke
PBF.

3. Apotek GG terkenal sangat ramai karena apotek tersebut sangat


kumplit sehingga banyak pasien datang yang membeli obat
kesana. Karena sangat ramai display obat di apotek tersebut acak
acakan sampai pernah ditemukan obat kodein ditempatkan
bersama dengan OWA. Apoteker ASH selama bekerja di bantu
oleh seorang AA dan admin, namun keberadaan apoteker hanya
ada seminggu 3 kali dan selebihkan tugas apoteker di gantikan
oleh AA.

4. Apoteker Z bekerja di apotek di daerah pinggiran di kota W,disana


apoteker Z didampingi oleh AA, suatu hari apoteker Z tidak
berangkat dan digantikan oleh AA . Tanpa sepengetahuan
apoteker , AA melayanani pembelian diazepam injeksi oleh bidan
parktek mandiri karena sudah langganan .Keesokan harinya
apoteker Z mengecek resep obat yang masuk ternyata ada copi
resep obat diazepam yang diberikan bidan itu sama seperti yang
minggu lalu dia terima. Setelah di kroscek ternyata AA nya
kemarin menjual obat diazepam kepada bidan praktek mandiri
yang hanya membawa kopi resep.

5. AA bernama KR bekerja diapotek yang sangat terkenal. Suatu


hari ada tetangganya datang ingin membeli Triheksipenidi. Karena
AA KR sangat dekat dengan tetangganya tersebut AA KR
memberikan obat tersebut tanpa sepengetahuan Apoteker tetapi
PSA dari apotek tersebut tahu kalo AA KR menjual obat tersebut.
PSA tidak mempermasalahkan karena yang dia tahu setiap hari
harus ada obat yang terjual

6. Suatu hari ada seorang pasien datang keapotek ingin menebus


resep obat yang isinya alprazolam, karena yang jaga diapotek
adalah PSA dan AA yang bukan seorang apoteker dia langsung
memberikan namun PSA tidak mencatat pada kartu stok obat
psikotropika karena beliau tidak tau. keesokan harinya apoteker
QQ mengecek kalau ada resep resmi alprazolam namun dia tidak
mengecek kartu stok karena dia berfikir kemarin yang
menyerahkan obat alprazolam adalah AA yang bekerja.
PERTEMUAN 5

KASUS PERUNDANG UNDANGAN TENAGA KESEHATAN, INDUSTRI


FARMASI, ETIKA DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Tujuan

1. Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan


dapat mengetahui kasus kasus perundanga undangan yang
berkaitan dengan tenaga kesehatan , industri farmasi
2. Mengetahui pasal- pasal yang terkait dalam kasus kasus
tersebut

B. Kasus

1. Apoteker AN bekerja sebagai medicl representativ (Medref)


disalah satu industri farmasi PMA. Sebagai salah satu cara untu
menarik perhatian dokter dalam mempromosikan produk obatnya,
maka apoteker AN bersedia menanggung biaya dan memfasilitasi
dokter tersebut untuk mengikuti simposium ilmiah diluar negeri,
yang sudah disetujui juga oleh industri tempat apoteker tersebut
bekerja

2. Apoteker S, seorang Manajer roduksi suatu Industri farmasi


diminta untuk memproduksi sediaan Tablet Captoprl 25 mg.
Sesuai dengan syarat standard dalam Farmakope Indonesia edisi
IV, syarat kadar Captopril tablet adalah 90 s.d. 110%. Guna
memproduksi 100.000 tablet Captopril 25 mg, Apoteker S
menimbang 2,300 kg sehingga tiap tablet mengandung rata-rata
96,00%. Obat dapat diproduksi dan secara peraturan perundang-
undangan memenuhi syarat kadar. Apoteker S dibanggakan oleh
pemilik industri dan mendapat bonus besar karena produksi
Captopril tablet menghasilkan laba yang banyak

3. Pemerintah telah menetapkan harga jual obat adalah 1- 3 kali


harga obat generiknya. Seorang apoteker yang menjabat sebagai
Manajer Produksi di suatu industri farmasi mendapati bahwa harga
bahan baku glibenclamide naik sehingga setelah diproduksi
menjadi tablet glibenclamide juga harga tinggi. Bila mengikuti
harga yang ditetapkan pemerintah, pabrik mengalami kerugian.
Diketahui bahwa pabrik farmasi yang memproduksi glibenclamide
tablet hanya oleh beberapa pabrik farmasi. 

4. PT Andalas Farma,Tbk baru saja mendatangkan bahan baku


tambahan berupa  Vivacel 101 karena bahan baku sebelumnya
yaitu Avicel PH 101 kebetulan stoknya sudah habis dari pemasok.
Avicel PH 101 biasanya digunakan sebagai bahan tambahan
untuk Tablet Amoksisilin 500 mg. Oleh karenanya, dilakukan
substitusi dari Avicel PH 101 dengan Vivacel 101 pada
formulanya. Pada saat proses produksi No. Bets T09 04 065
menggunakan bahan Vivacel 101 tersebut, ditemukan kegalalan
cetak. Pada menit ke 5 pencetakan berlangsung, tablet yang
diperoleh mengalami capping. Kekerasan yang diperoleh juga
rendah yaitu sekitar 5 kP (persyaratan 7-10 kP). Proses
pencetakan dihentikan dan supervisor melaporkan hali ini ke
Manager Produksi yang kemudian dilaporkan ke bagian
pengawasan mutu. Bagian pengawasan mutu meminta bagian
R&D untuk meyelidiki kasus tersebut.
PERTEMUAN 6

KASUS PERUNDANG UNDANGAN TENAGA KESEHATAN,


INDUSTRI OBAT TRADISIONAL, REGISTRASI OBAT
TRADISIONAL, ETIKA DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Tujuan

1. Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan


dapat mengetahui kasus kasus perundanga undangan yang
berkaitan dengan tenaga kesehatan , industri obat tradisional
dan registrasi obat tradisional
2. Mengetahui pasal- pasal yang terkait dalam kasus kasus
tersebut

B. Kasus

1. Berdasarkan hasil pengujian Balai Besar POM terhadap sampel


Obat Pil Zhui Fung Tan obat transisional cina yang katanya
dapat untuk mengatasi nyeri, Hasil Uji : Positif mengandung
paracetamol, namun hal ini tidak disadari oleh konsumen
karena mereka berfikir obat tersebut herbal dan dibungkus obat
tersebut tidak dituliskan kandungan paracetamol
2. Tim Satuan Reserse dan Narkoba Polres MD bersama Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggerebek industri
obat tradisional NSC, Selasa (19/9/2017) dini hari. "Polisi
menyita ribuan butir obat tradisional tak miliki izin edar, pabrik
obat tradisional itu sudah memproduksi obat ilegal dalam
delapan tahun terakhir. Hanya saja, pabrik mengakali untuk
pemasarannya. "Mereka ada yang memproduksi obat yang ada
izin edarnya. Tetapi banyak yang memproduksi obat yang tidak
miliki izin edarnya
3. Badan Pengawas Obat dan makanan menemukan puluhan
produk obat tradisional dan suplemen kesehatan stamina pria
yang mengandung bahan kimia obat (BKO). Seluruh temuan
tersebut berdasarkan hasil pengawasan BPOM terhadap
seluruh industri obat di Indonesia sejak November 2014 hingga
Agustus 2015. Dalam temuannya, BPOM mencatat ada 50
produk obat tradisional dan suplemen kesehatan stamina pria
yang mengandung BKO, dengan 25 produk diantaranya tidak
terdaftar.
4. Berdasarkan informasi melalui Post-Marketing Alert System
(PMAS), sebanyak 18 obat tradisional dan suplemen kesehatan
yang mengandung BKO. Jenis BKO yang dimaksud BPOM
jenis Aprodisiak (sildenafil dan turunannya) yang mencapai
98,5%. Sildenafil adalah obat keras yang hanya bisa digunakan
sesuai petunjuk dokter dan diindikasikan untuk disfungsi ereksi
serta hipertensi arteri Pulmonal. "Efek samping yang
ditimbulkan bila zat tersebut digunakan dengan tidak tepat
adalah kehilangan penglihatan, pendengaran, stroke, serangan
jantung dan kematian
5. Obat tradisional Shen Long Gingseng Powder. Pada label
kemasan obat tidak mencantumkan bahasa indonesia pada
informasi obat dan aturan pakai. Setelah dilakukan pengecekan
ulang di WEB BPOM ternyata nomor registrasi yang tertera
pada kemasan obat tersebut adalah fiktif.
6. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) kota SM
menemukan jamu-jamu antireumatik yang yang dinilai
membahayakan kesehatan konsumen. Jamu yang semestinya
tidak memberikan efek cespleng (mujarab sekali) ternyata
dicampur zat kimia agar manfaatnya cepat. jamu reumatik
ditambah fenilbutazon kemudian juga ditambah kortikosteroid.

Anda mungkin juga menyukai