sebagai Aditif
Afrizal Vachlepi
Balai Penelitian Sembawa - Pusat Penelitian Karet
Jl. Raya Palembang-Pangkalan Balai Km.29 Sembawa
Kotak Pos 1127 Palembang 30001 Sumatera Selatan
e-mail: a_vachlepi@yahoo.com
Diterima: 15 Nopember 2017 ; Direvisi: 13 Desember 2017 – 11 Juni 2018; Disetujui: 28 Juni 2018
Abstrak
Produk utama karet alam Indonesia adalah SIR 20. Peningkatan mutu dapat dilakukan dengan mengubah
produksi karet alam SIR 20 menjadi SIR 20 viskositas mantap (SIR 20CV). Produksi karet alam SIR 20CV
memerlukan bahan pemantap antara lain campuran hidrazin hidrat dan ammonium sulfat. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan mempelajari formulasi dan dosis penggunaan dari campuran bahan aditif
hidrazin hidrat dan ammonium sulfat dalam produksi karet alam viskositas mantap. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan faktor perlakuan terdiri dari persentase
campuran hidrazin hidrat dan ammonium sulfat (perlakuan A) dan dosis penggunaan aditif (perlakuan B) serta
kontrol (HNS dan blanko/tanpa aditif). Perlakuan A terdiri dari 50%:50% (A1), 70%:30% (A2) dan 30%:70%
(A3). Perlakuan B terdiri dari 0,05% (B1), 0,10% (B2), 0,15% (B3) dan 0,20% (B4). Parameter yang diamati
berupa kondisi penggumpalan lateks, kadar karet kering (KKK) dan mutu teknis (plastisitas awal/Po, indeks
ketahanan plastisitas/PRI, viskositas Mooney/MV, indeks kestabilan viskositas/SVI, kadar zat menguap dan
kadar abu). Analisa mutu teknis dibandingkan dengan persyaratan mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-
1903-2000 tentang Standard Indonesian Rubber (SIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
bahan aditif campuran hidrazin hidrat dan ammonium sulfat berpengaruh nyata pada parameter pH
penggumpalan lateks, kadar karet kering, Po, PRI, viskositas Mooney dan SVI dari karet alam SIR 20CV yang
dihasilkan. Perlakuan terbaik dihasilkan oleh perlakuan A3B1 yaitu perbandingan 30% hidrazin hidrat dan
70% ammonium sulfat dengan dosis 0,05%. Perlakuan A3B1 dapat menghasilkan karet alam SIR 20CV
dengan grade CV-70 sesuai dengan SNI 06-1903-2000.
Abstract
The main product of Indonesia natural rubber is SIR 20. The quality improvement can be done by converting
the production of natural rubber SIR 20 to SIR 20 constant viscosity (SIR 20CV). The production of natural
rubber SIR 20CV need the stabilizing agents among other a mixture of hydrazine hydrate and ammonium
sulfate. The research purpose was to find out and to study the formulation and dosage of the mixture
hydrazine hydrate and ammonium sulfate on the production of constant viscosity rubber. This research used
factorial completely randomized design with the treatment factor consist of percentage of mixture hydrazine
hydrate-ammonium sulfate (treatment A), additive dosage (treatment B) and control (HNS and blank/without
additive). The treatment A consists of 50%:50% (A1), 70%:30% (A2), and 30%:70% (A3). The treatment B
consists of 0.05% (B1), 0.10% (B2), 0.15% (B3) and 0.20% (B4). Parameters were latex coagulation
condition, dry rubber content, and technical quality (initial plasticity/Po, plasticity retention index/PRI, Mooney
viscosity/MV, stability viscosity index/SVI, volatile content and ash content). The analysis of technical quality
was compared with requirements of SNI 06-1903-2000 about SIR. The results showed that the use of mixed
additives of hydrazine hydrate and ammonium sulfate had a significant effect on the parameter pH of latex
coagulation, dry rubber content, plasticity, Mooney viscosity, and viscosity stability index of the rubber SIR
20CV. The best treatment was obtained by the treatment of A3B1, which is 30% hydrazine hydrate and 70%
ammonium sulfate with a dosage of 0.05%, because could produce natural rubber SIR 20CV with grade CV-
70 in accordance with SNI 06-1903-2000.
1
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 29 Nomor 1 Tahun 2018 Hal. 1 - 11
2
Afrizal Vachlepi Produksi Karet SIR 20CV Menggunakan Formula Hidrazin Hidrat dan Ammonium Sulfat
sebagai Aditif
rangkap molekul karet alam menjadi riset Balai Penelitian Sembawa, hidrazin
ikatan tunggal (jenuh) (Rahman et al., hidrat (Merck), ammonium sulfat (Merck),
2002) melalui reaksi hidrogenasi (Sa et P2O5 (Merck), asam format teknis 94%,
al., 2004). Penggunaan hidrazin hidrat kertas lakmus dan HNS teknis.
sebagai bahan pemantap mempunyai
keuntungan lain, yaitu tingkat korosi yang Peralatan
lebih rendah dibandingkan HNS Peralatan yang digunakan antara
(hidroksilamin netral sulfat) yang sudah lain bak penggumpal, gelas ukur, neraca
umum digunakan. HNS termasuk bahan (timbangan) merek OHAUS kapasitas 2
kimia yang bersifat korosi terhadap baja kg, gilingan terbuka kapasitas 1 kg per
karbon dengan kategori ketahanan jam, plastimeter Wallace MK II, Mooney
korosi mulai dari buruk sampai cukup viskometer merek SPRI Limited SP 53,
(Vachlepi dan Suwardin, 2016). oven Memmert kapasitas 80 liter, mesin
Walaupun menghasilkan karet creeper kapasitas 300 kg per jam dan
alam dengan nilai viskositas yang stabil muffle furnace (Sybron/Thermolyne).
atau konstan, tetapi nilai viskositas
tersebut masih tergolong besar atau Metode Penelitian
tinggi. Beberapa pembeli karet alam, Penelitian ini menggunakan
selain viskositas mantap juga rancangan acak lengkap (RAL) faktorial
menginginkan nilai viskositas yang dengan faktor perlakuan terdiri dari
rendah. Untuk mendapatkan karet alam persentase campuran hidrazin hidrat dan
yang mempunyai nilai viskositas rendah ammonium sulfat (perlakuan A), dosis
(low viscosity) juga memerlukan penggunaan aditif (perlakuan B) serta
penambahan bahan aditif. Senyawa kontrol (HNS dan blanko/tanpa aditif).
kimia yang dapat digunakan untuk Perlakuan A terdiri dari 50%:50% (A1),
menurunkan nilai viskositas karet alam 70%:30% (A2) dan 30%:70% (A3).
antara lain kelompok garam ammonium, Perlakuan B terdiri dari 0,05% (B1),
seperti ammonium sulfat (Vachlepi dan 0,10% (B2), 0,15% (B3) dan 0,20% (B4).
Suwardin, 2015b). Total perlakuan yang diberikan berjumlah
Perpaduan senyawa kimia 14 perlakuan (Tabel 1). Hasil analisa
hidrazin hidrat dan ammonium sulfat statistik akan dilanjutkan dengan uji jarak
diprediksi dapat menghasilkan karet berganda Duncan (DMRT).
alam 20CV. Penelitian mengenai Parameter yang diamati berupa
formulasi dan dosis penggunaan kedua kondisi penggumpalan lateks (pH dan
bahan aditif masih belum dilakukan waktu penggumpalan), kadar karet
terutama mengenai formulasi dan dosis kering (KKK) dan mutu teknis. Analisa
penggunaannya. Adapun tujuan mutu teknis terdiri plastisitas awal (Po),
penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks ketahanan plastisitas (plasticity
dan mempelajari formulasi dan dosis retention index/PRI), viskositas Mooney
penggunaan dari campuran bahan aditif (MV), indeks kestabilan viskositas/SVI,
hidrazin hidrat dan ammonium sulfat kadar zat menguap dan kadar abu. Hasil
dalam produksi karet alam viskositas analisa mutu teknis selanjutnya
mantap. dibandingkan dengan persyaratan mutu
Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-
BAHAN DAN METODE 1903-2000 tentang Standard Indonesian
Rubber (SIR) seperti yang tercantum
Bahan pada Tabel 2. Kadar karet kering karet
Penelitian ini dilakukan di dihitung menggunakan persamaan
Laboratorium Teknologi Pengolahan sebagai berikut :
Balai Penelitian Sembawa. Bahan yang ..... (1)
digunakan berupa lateks segar dari klon
karet PB 260 yang diperoleh dari kebun
3
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 29 Nomor 1 Tahun 2018 Hal. 1 - 11
5
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 29 Nomor 1 Tahun 2018 Hal. 1 - 11
Nilai Po karet alam yang menggunakan hidrazin hidrat dan ammonium sulfat
bahan aditif campuran hidrazin hidrat memenuhi persyaratan SNI 06-1903-
dan ammonium sulfat sekitar 35,5-43,0. 2000. Sedangkan karet alam kontrol,
Angka ini mengindikasikan bahwa bahan baik K1 maupun K2, belum memenuhi
aditif campuran hidrazin hidrat dan standar yang dipersyaratkan SNI 06-
ammonium sulfat dengan berbagai dosis 1903-2000. Pada SNI tersebut, karet
penggunaan mampu menghasilkan karet alam ekspor untuk standar SIR 20
alam dengan Po yang tinggi. adalah minimal 30 (Tabel 2). Untuk
meningkatkan nilai Po pada karet alam
50 kontrol dapat dilakukan dengan cara
ab a ab ab ab a
bc ab c
ab abc abc penggantungan. Metode ini banyak
40
digunakan pabrik karet remah dalam
Plastisitas awal/Po
d
30 mengatasi mutu plastisitas yang rendah.
e
20
90 a ab
10
Viskositas Mooney
viskositas Mooney (Gambar 4) dan 75 bc
indeks kestabilan viskositas/SVI 70 cd
(Gambar 5). Parameter viskositas 65 d
Mooney menggambarkan panjang rantai 60
55
molekul karet. Parameter mutu ini 50
memegang peranan penting dalam B1 B2 B3 B4 B1 B2 B3 B4 B1 B2 B3 B4 - -
proses pencampuran ketika pembuatan
kompon, baik untuk tingkat dispersi A1 A2 A3 K1 K2
bahan-bahan kimia di dalam karet Perlakuan formula aditif dan dosis penggunaan
maupun energi yang diperlukan untuk
penggilingan di mesin pencampur. Gambar 4. Nilai viskositas Mooney karet
Viskositas yang terlalu tinggi alam pada berbagai perlakuan
menyebabkan tingginya konsumsi daya
mesin pemproses. Sebaliknya jika Ket : angka-angka yang diikuti huruf yang
sama pada setiap baris berarti tidak
viskositasnya sangat rendah,
berbeda pada uji lanjutan Jarak
menyebabkan rendahnya gaya geser Berganda Duncan (DMRT) pada tingkat
pada pencampuran yang berakibat kepercayaan 95% (ά = 0,05)
material cenderung beraglomerasi maka
homogenitasnya rendah (Maspanger, 10 a
2008). Viskositas Mooney biasanya 8
ab ab ab ab ab
Indeks Kestabilan
ab ab ab ab ab ab
teknologi untuk mengetahui karakterisasi 4 b
partikel karet ditinjau dari 2
kemampuannya saat pemprosesan lebih 0
lanjut, termasuk pada saat pembuatan B1 B2 B3 B4 B1 B2 B3 B4 B1 B2 B3 B4 - -
kompon (Zheleva, 2013).
Parameter SVI lebih A1 A2 A3 K1 K2
menggambarkan perubahan nilai Perlakuan formula aditif dan dosis penggunaan
viskositas Mooney karet alam selama
proses penyimpanan sebelum karet alam Gambar 5. Nilai SVI karet alam pada
diproses lebih lanjut menjadi barang jadi berbagai perlakuan
karet. Nilai SVI ini menunjukkan
Ket : angka-angka yang diikuti huruf yang
seberapa stabil atau konstan viskositas
sama pada setiap baris berarti tidak
karet alam selama proses penyimpanan berbeda pada uji lanjutan Jarak
dan pengangkutan. Berganda Duncan (DMRT) pada
Seperti terlihat pada Gambar 4 tingkat kepercayaan 95% (ά = 0,05)
diketahui bahwa perlakuan yang
diberikan memberikan pengaruh yang Berdasarkan Gambar 5, nilai
signifikan terhadap nilai viskositas indeks kestabilan viskositas (stability
Mooney. Nilai viskositas karet alam yang viscosity index/SVI) karet alam secara
menggunakan bahan aditif campuran signifikan dipengaruhi oleh perlakuan
hidrazin hidrat-ammonium sulfat secara penggunaan bahan aditif. Karet alam
umum lebih tinggi dibandingkan kontrol. yang diberikan bahan aditif, baik
Nilai viskositas Mooney karet alam campuran hidrazin hidrat-ammonium
dengan perlakuan bahan aditif campuran sulfat maupun HNS, umumnya
hidrazin hidrat-ammonium sulfat sekitar mempunyai nilai SVI yang lebih rendah
72-82. Sedangkan karet alam kontrol dibandingkan kontrol tanpa bahan aditif.
hanya mempunyai nilai viskositas Nilai indeks kestabilan viskositas karet
Mooney sebesar 67 untuk HNS dan 59 alam dengan bahan aditif berkisar antara
8
Afrizal Vachlepi Produksi Karet SIR 20CV Menggunakan Formula Hidrazin Hidrat dan Ammonium Sulfat
sebagai Aditif
3-6, sementara itu kontrol tanpa bahan dipengaruhi oleh perlakuan penggunaan
aditif nilai indeks kestabilan viskositasnya bahan aditif.
hanya 9. Hasil analisa tersebut Hal ini terjadi karena dosis
mengindikasikan bahwa karet alam penggunaan bahan aditif sangat rendah,
tanpa bahan aditif lebih tidak stabil baik campuran hidrazin hidrat-
dibandingkan dengan karet alam yang ammonium sulfat maupun HNS, yaitu
ditambahkan bahan aditif. Nilai viskositas berkisar antara 0,05%-0,20%.
karet alam tanpa bahan aditif (blanko) Zat menguap di dalam karet
bisa mencapai 9 angka lebih tinggi sebagian besar terdiri dari uap air dan
dibandingkan viskositas awal yang hanya sisanya adalah zat-zat lain seperti serum
67. Setelah dilakukan penyimpanan, yang mudah menguap pada suhu
viskositas Mooney karet alam tanpa aditif 100 C. Adanya zat yang mudah
(blanko) dapat berubah menjadi 76. menguap didalam karet, selain dapat
Berdasarkan hasil analisa menyebabkan bau busuk, juga
viskositas Mooney dan SVI, perlakuan memudahkan tumbuhnya jamur yang
30% hidrazin hidrat dan 70% ammonium dapat menimbulkan kesulitan pada waktu
sulfat (A3) dengan berbagai dosis mencampurkan bahan-bahan kimia ke
penggunaan mempunyai nilai SVI yang dalam karet pada waktu pembuatan
paling rendah dengan rata-rata sekitar 3- kompon terutama untuk pencampuran
4 poin. Nilai viskositas Mooney dari karet karbon black pada suhu rendah (BSN,
alam tersebut berkisar antara 70-78. Dari 2000). Kadar zat menguap tertinggi
kedua paramater mutu ini, perlakuan terdapat dari karet alam dengan
A3B1 merupakan perlakuan terbaik perlakuan B1A3 sebesar 0,34%.
karena dengan dosis yang rendah Sedangkan kadar zat menguap terendah
(hanya 0,05%) dapat menghasilkan karet diperoleh karet alam pada perlakuan
alam yang memenuhi persyaratan A2B2 yaitu 0,21%.
sebagai SIR 20CV dengan grade CV-70 Hasil analisa kadar zat menguap
sesuai SNI 06-1903-2000 (Tabel 2). semua karet alam secara umum
memenuhi persyaratan mutu sebagai
Kadar Zat Menguap karet alam SIR 20CV dimana
Hasil analisa kadar zat menguap persyaratan kadar zat menguap dalam
yang disajikan pada Gambar 6 SNI 06-1903-2000 yaitu maksimum 0,80.
menunjukkan bahwa kadar zat menguap
karet alam secara umum tidak
0.40
0.35
0.30
Kadar zat menguap (%)
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
B1 B2 B3 B4 B1 B2 B3 B4 B1 B2 B3 B4 - -
A1 A2 A3 K1 K2
Perlakuan formula aditif dan dosis penggunaan
Gambar 6. Kadar zat menguap karet alam yang diberikan berbagai perlakuan bahan aditif dan
dosis penggunaannya
9
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 29 Nomor 1 Tahun 2018 Hal. 1 - 11
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
-0.10 B1 B2 B3 B4 B1 B2 B3 B4 B1 B2 B3 B4 - -
A1 A2 A3 K1 K2
Perlakuan formula aditif dan dosis penggunaan
Gambar 7. Kadar abu karet alam pada berbagai perlakuan bahan aditif dan dosis penggunaannya
10
Afrizal Vachlepi Produksi Karet SIR 20CV Menggunakan Formula Hidrazin Hidrat dan Ammonium Sulfat
sebagai Aditif
11