Manajemen Strategi Dalam Organisasi Nirl PDF
Manajemen Strategi Dalam Organisasi Nirl PDF
Manajemen strategi tidak saja diadopsi oleh perusahaan yang bertujuan mencari
keuntungan, akan tetapi juga untuk organisasi non-profit. Organisasi seperti ini mulai dari
Sekolah, Rumah Sakit, Gereja, dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang dikenal dengan istilah
Non Governmental Organization (NGO). Sebelumnya organisasi seperti ini tidak mengenal
pendekatan strategis
Konsep-konsep strategi yang sudah lama dimanfaatkan organisasi profit dapat diaplikasikan
di dalam organisasi non profit. Pengaplikasian tersebut, diperuntukan penyesuaian organisasi non
profit dengan lingkungannya, membuat keputusan-keputusan efektif secara stratejik, menangani
perubahan-perubahan, menciptakan keunggulan komparatif, dan meningkatkan peranan
kerjasama dengan organisasi profit. Akan tetapi, dalam pengaplikasiannya tetap memerlukan
adaptasi karena organisasi profit tidaklah tepat sama dengan organisasi non profit.
Pengaplikasian konsep strategi pada organisasi non profit dilakukan dengan empat pedoman :
1. Mengembangkan misi organisasi non profit secara jelas.
2. Mengidentifikasi publik sasaran.
3. Menciptakan deskripsi organisasi non profit yang mampu mengkomunikasikan misi kepada
publik.
4. Fokus menciptakan kepuasan publik sasaran.
Selanjutnya, beberapa aktifitas yang menempatkan organisasi non profit bekerjasama secara
menguntungkan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Membuat proyek bersama
2. Menyelenggrakan forum dengan sponsor bersama untuk mengkaji isu-isu pokok
3. Membentuk koalisi aktif
4. Mengembangkan program pertukaran kerja antara organisasi non profit dengan para praktisi
Pengaplikasian konsep strategi pada organisasi non profit memenuhi kebutuhan desakan
untuk melibatkan diri dalam pemasaran kewirausahaan dan keterampilan manajemen.
Pengaplikasian tersebut, membuahkan hasil pertumbuhan yang pesat penggunaan perencanaan
strategi yang memperluas wawasan manajemen pada istilah scanning lingkungan. Singkatnya,
dengan mengaplikasikan konsep strategi organisasi non profit ini, hasil akhirnya akan
berlangsung secara efektif dan efisien secara menguntungkan.
Bryson dan Roering (1987) mengidentifikasi lima model berbeda yang dapat digunakan untuk
penerapan manajemen strategis pada pemerintahan. Kelima model tersebut adalah :
3. Manajemen Stakeholder
Menurut Freeman (1984), pendekatan stakeholder pada manajemen strategis
dipredikatkan pada pengakuan dari kepentingan dan klaim bersaing baik di dalam maupun di
luar organisasi. Dari perspektif ini, tugas kritis ahli strategis adalah untuk mengapresiasi
kepentingan stakeholder dan merumuskan strategi untuk mengoptimalkan dukungan pada
organisasi. Dalam praktik, hal ini mensyaratkan organisasi untuk memetakan lingkungan
internal dan eksternal, mengidentifikasi pelaku yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
organisasi, menetapkan permintaan stakeholder, dan menilai sifat hubungan kekuasaan –
ketergantungan untuk melindungi dari ancaman, mengembangkan dukungan pada program dan
kebijakan, dan memperoleh sumber daya yang dibutuhkan. Secara internal organisasi
membutuhkan pembangunan kapasitas dan atau memperoleh pengendalian terhadap operasi
kritis.
Di Indonesia sendiri, Dengan aturan perundang-undangan yang ada, tepatnya peraturan yang
berkaitan dengan manajemen strategis dalam pengelolaan pemerintah daerah itu sendiri
diatur dalam Pasal 150 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Berdasarkan aturan dalam
undang-undang tersebut, manajemen strategis pada pemerintah daerah lebih mengarah pada
pendekatan sistem perencanaan strategis.
Dalam konteks persaingan global seperti sekarang ini, perusahaan kecil harus mengalihkan
strategi pada penggunaan sumber daya internal. Strategi pengembanga perusahaan harus
mengarah pada keahlian khusus secara internal yang bisa menciptakan produk unggul untuk
memperbesar pangsa produksi (manufacturing share).Manufacturing Share yaitu perusahaan
yang muncul pada berbagai produk yang mempunyai berbagai komponen yang sama dan tidak
lagi mencari pangsa pasar (market share) pada produk konsumen akhir seperti pada masa lalu.
Strategi resource-based ini, menurut Widjaja (1993:47) lebih murah dan ampuh karena usaha
kecil bisa memanfaatkan sumber daya alam dan tenaga kerja lokal.
Dari teori yang berbasis sumber daya tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam konteks
persaingan bebas seperti sekarang ini, para wirausaha harus menggunakan strategi pengelolaan
usahanya. Strategi pengembangan perusahaan, baik yang baru maupun yang sudah lama harus
mengarah pada penggunaan sumber daya internal, dengan mengarah kepada keahlian khusus
yang bisa menciptakan produk yang unggul untuk memperbesarmanufacturing share produk
konsumen akhir. Dengan strategi tersebut, wirausaha bisa lebih berkembang, baik dalam
persaingan lokal, nasional maupun internasional.
Menurut Granat (1991 dalam wijaya, 1994) ada beberapa langkah untuk mengembangkan
resource-based strategy, antara lain :
1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi sumber daya. Sumber daya itu diantaranya :
- Teknologi yang dimiliki.
- Kapabilitas karyawan.
- Paten dan merk.
- Keuangan.
- Kecanggihan pemasaran.
- Pelayanan dan pelanggan.
Sumber daya tersebut diklasifikasikan menjadi :
- Sumber daya finansial (financial resources)
- Sumber daya fisik (physical resources)
- Sumber daya manusia (human resources)
- Sumber daya teknologi (technological resources)
- Sumber daya reputasi organisasi (reputation organizational resources)
http://jodyferd.blogspot.com/2012/04/manajemen-strategi-beberapa-strategi.html