PANDUAN MUTU
UNTUK
LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK
BENIHDAN BIBITTERNAK
UNIVERSITAS UDAYANA
Oleh :
Disetujui : Disiapkan :
Prof. Dr. Nyoman Suparta, MS Prof. Dr. Drh. Nyoman Suarsana, MSi
Ketua Dewan Pengarah Manajer Mutu
DISTRIBUSI
Salinan
Terbitan Pemegang Status
Nomor
Paraf
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita sekalian atas tersusunnya Panduan
Mutu untuk Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak Universitas Udayana.
Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Pasal 13 ayat (4) dan (5)
maka dibentuk Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak ini dalam rangka
menjamin mutu benih dan bibit ternak yang beredar. Panduan Mutu ini digunakan sebagai
acuan kerja Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak Universitas Udayana.
Panduan ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan benih dan bibit
ternak sehingga mampu meningkatkan kualitas hasil, produktivitas, dan nilai tambah bagi
peternak serta memperluas kesempatan kerja. Pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan panduan
mutu ini.
Manajer Puncak
KEBIJAKAN MUTU
SASARAN MUTU
Tercapainya konsistensi mutu benih dan bibit ternak yang tersertifikasi
Proses penerbitan Sertifikat Produk Pengguna Tanda (SPPT) SNI terhadap
produk yang disertifikasi paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah hasil
keputusan Komisi Teknis.
Tercapainya status terakreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).
KOMITMEN MUTU
Menerapkan kebijakan dan mencapai sasaran mutu
Menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu yang
memenuhi persyaratan sesuai Standar Nasional Indonesia ISO/IEC
17065:2012 tentang penilaian kesesuaian-persyaratan untuk lembaga
sertifikasi produk, proses dan jasa.
Seluruh komponen yang terkait berpartisipasi aktif dalam penerapan dan
pemeliharaan sistem manajemen mutu pelayanan jasa serifikasi produk
pengguna tanda Standar Nasional Indonesia secara efektif dan efisien.
Denpasar,...... 2015
Manajer Puncak
No Halaman
Cikal bakal Unud adalah Fakultas Sastra Udayana cabang Universitas Airlangga
yang diresmikan oleh P. J. M. Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno, dibuka oleh J.
M. Menteri P.P dan K. Prof. DR. Priyono pada tanggal 29 September 1958 sebagaimana
tertulis pada Prasasti di Fakultas Sastra Jalan Nias Denpasar. Universitas Udayana
secarasah berdiri pada tanggal 17 Agustus 1962 dan merupakan perguruan tinggi negeri
tertua di daerah Provinsi Bali.Sebelumnya, sejak tanggal 29 September 1958 di Bali
sudah berdiri sebuah Fakultas yang bernama Fakultas Sastra Udayana sebagai cabang
dari Universitas Airlangga Surabaya. Fakultas Sastra Udayana inilah yang merupakan
embrio dar ipada berdirinya Universitas Udayana. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
PTIPNo.104/1962, tanggal 9 Agustus 1962, Universitas Udayana secara syah berdiris
ejak tanggal 17 Agustus 1962. Tetapi oleh karena hari lahir Universitas Udayana jatuh
bersamaan dengan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia maka perayaan
Hari Ulang Tahun Universitas Udayana dialihkan menjadi tanggal 29 September dengan
mengambil tanggal peresmian Fakultas Sastra yang telah berdiri sejak tahun 1958,
Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak Universitas Udayana dibentuk
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 75/Permentan/OT.140/11/2011 tentang
Lembaga Sertifikasi Produk Bidang Pertanian. LSPro ini memiliki visi dan misi sebagai
berikut :
1. Visi
Menjadi LSPro yang independen dan profesional
2. Misi
1. Melaksanakan proses sertifikasi produk benih dan bibit ternak secara mandiri
2. Menetapkan benih dan bibit ternak bersertifikat sesuai dengan standar SNI
3. Melindungi kepentingan konsumen terhadap penggunaan benih dan bibit ternak
dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Tujuan
1. Terwujudnya proses sertifikasi secara mandiri tanpa ada intervensi dari pihak luar
2. Tercapainya benih dan bibit ternak bersertifikat sesuai dengan standar SNI
3. Meningkatkan daya saing benih/bibit yang diproduksi
Paraf
Ruang Lingkup Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI yang dilaksanakan oleh
Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan mencakup produk benih dan bibit ternak yang memenuhi SNI
seperti tercantum pada Lampiran 8.2.
1.2. Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak Universitas Udayana menggunakan
sistem sertifikasi produk tipe 3 (tiga) dan 5 (lima) yang merupakan salah satu atau
gabungan dari:
Penjelasan sistem sertifikasi produk tipe 1 (satu) sampai 6 (enam) tercantum pada
Lampiran 8.7.
Paraf
2. Acuan
2.1. Standar Nasional Indonesia ISO/IEC 17065:2012 tentang Penilaian kesesuaian
– Persyaratan untuk lembaga sertifikasi produk, proses dan jasa.
2.2. Standar Nasional Indonesia ISO/IEC 17025:2008 tentang Penilaian kesesuaian
– Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi.
2.3. Standar Nasional Indonesia ISO 9001:2008 tentang Sistem manajemen mutu –
Persyaratan.
2.4. Standar Nasional Indonesia 19-19012 tahun 2005 tentang Panduan audit sistem
manajemen mutu dan/atau lingkungan.
2.5. Standar Nasional Indonesia 19-10012-1 tahun 1995 tentang Pedoman auditsistem
mutu, bagian 1: Audit (adopsi dari ISO 10012-1).
2.6. Standar Nasional Indonesia seperti tercantum pada Lampiran 8.2.
2.7. Pedoman Standardisasi Nasional 302-2006 tentang Penilaian kesesuaian –
Fundamental sertifikasi produk.
2.8. Pedoman Standardisasi Nasional 303-2006 tentang Penilaian kesesuaian –Kosakata
dan prinsip umum.
2.9. Pedoman Standardisasi Nasional 304-2006 tentang Penilaian kesesuaian –
2.10. Pedoman Standardisasi Nasional 305-2006 tentang Penilaian kesesuaian Pedoman
penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk.
2.11. Pedoman Standardisasi Nasional 306-2006 tentang Penilaian kesesuaian Ketentuan
umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI.
2.12. Pedoman Standardisasi Nasional 307-2006 tentang Penilaian kesesuaian Pedoman
bagi lembaga sertifikasi untuk melakukan tindakan koreksi terhadap penyalahgunaan
tanda kesesuaian atau terhadap produk bertanda kesesuaian namun ternyata
berbahaya.
2.13. Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Pembibitan yang Baik (Good Breeding
Practice) seperti tercantum pada Lampiran 8.3.
2.14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 75/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Lembaga
Sertifikasi Produk Bidang Pertanian.
3. Definisi
a. Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak Universitas Udayana yang selanjutnya
disebut dengan LSPro Benih dan Bibit Ternak adalah pihak yang mengakses dan
melakukan sertifikasi sistem manajemen mutu dan produk benih dan bibit ternak dengan
mengacu pada standar sistem manajemen mutu dan Standar Nasional Indonesia yang
digunakan.
b. Lembaga Sertifikasi adalah pihak yang mengakses dan melakukan sertifikasi sistem
manajemen mutu dengan mengacu pada standar sistem manajemen mutu yang
digunakan dan dokumen pelengkap lain yang telah diterbitkan dan dipersyaratkan untuk
sistem tersebut.
c. Produk adalah benih dan/atau bibit ternak yang diproduksi oleh pemohon sesuai Standar
Nasional Indonesia.
d. Benih Ternak adalah bahan reproduksi ternak yang berupa mani (semen), sel telur
(oocyt), telur bertunas dan embrio.
e. Bibit Ternak adalah ternak yang mempunyai sifat unggul dan mewariskan serta
memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan.
f. Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukkan sebagai penghasil
pangan, bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya yang terkait dengan
pertanian.
g. Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut dengan SNI adalah spesifikasi
teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak
terkait dengan memperhatikan syarat kesehatan, keamanan, keselamatan, lingkungan,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdasarkan pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional dan berlaku secara
Nasional.
h. Tanda SNI adalah tanda atau simbol yang dibubuhkan pada produk/kemasan yang telah
disertifikasi, yang menyatakan telah terpenuhinya persyaratan standar.
i. Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap barang dan/atau jasa.
j. Akreditasi adalah serangkaian kegiatan pengakuan formal oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN) yang menyatakan bahwa suatu lembaga/laboratorium telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi tertentu.
l. Bukti Audit adalah rekaman, pernyataan mengenai fakta atau informasi lain yang terkait
dengan kriteria audit dan dapat diverifikasi.
m. Kriteria audit adalah seperangkat kebijakan, prosedur atau persyaratan.
n. Auditor adalah orang yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan audit.
o. Auditi adalah organisasi atau personel yang diaudit.
p. Dokumen tidak terkendali adalah dokumen yang tidak perlu dimutakhirkan.
q. Dokumen terkendali adalah dokumen yang terjamin kemutakhirannya dan diberikan
kepada pihak terkait secara langsung.
r. Kompetensi adalah atribut dan kemampuan seseorang yang ditunjukkan dalam
menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
s. Laboratorium uji adalah laboratorium yang telah terakreditasi atau ditunjuk Menteri
Pertanian dan memiliki fasilitas untuk melakukan pengujian mutu produk.
t. Pemohon adalah produsen benih dan/atau bibit ternak yang mengajukan permohonan
sertifikasi.
u. Pemeriksaan Dokumen Pemohon adalah pemeriksaan kelengkapan dokumen
permohonan.
v. Pengambilan Contoh adalah proses pengambilan contoh benih atau bibit ternak yang
dilaksanakan pada proses produksi atau di peredaran.
w. Sertifikat adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi, Lembaga
Personel, Lembaga Inspeksi Mutu Pertanian dan Laboratorium Penguji Mutu Produk
yang telah diakreditasi atau yang ditunjuk Menteri Pertanian untuk menyatakan bahwa
barang, jasa, proses, sistem atau personel telah memenuhi standar persyaratan.
x. Sistem Manajemen Mutu adalah tatanan kerja yang mencakup struktur organisasi,
prosedur, proses, sumber daya dan tanggung jawab, untuk menerapkan manajemen
mutu.
LEMBAGA SERITIFIKASI PRODUK No. Bagian :3
BENIH DAN BIBIT TERNAK Terbitan / Revisi : 1/0
y. Surveilen adalah suatu tindakan pengawasan dan monitoring terhadap produsen agar
standar dan persyaratan sertifikasi terpenuhi.
k. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit
dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budidaya ternak, panen, pasca
panen, pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya.
l. Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai penghasil
pangan, bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya yang terkait dengan
pertanian.
m. Perbibitan adalah kegiatan budidaya yang menghasilkan bibit ternak untuk keperluan
sendiri atau untuk diperjualbelikan.
n. Perbibitan sapi bali adalah suatu sistem yang berkaitan dengan segala urusan di bidang
bibit sapi bali yang antara lain meliputi pemuliaan, perbanyakan, produksi, peredaran,
pemasukan dan pengeluaran, pengawasan mutu, pengembangan usaha dan
kelembagaan bibit sapi bali.
o. Bibit sapi bali yang selanjutnya disebut bibit adalah sapi baii yang mempunyai sifat unggul
dan dapat mewariskan sifat unggui tersebut, serta memenuhi persyaratan tertentu untuk
dikembangbiakkan.
q. Calon bibit sapi bali jantan adalah sapi bali jantan berumur antara 24 bulan sampai kurang dari 36
bulan yang dapat diperkirakan menjadi bibit setelah melalui proses penilaian yang di dasarkan pada
catatan silsilah, fenotifik, dan/atau informasi ilmiah lainnya.
r. Bibit sapi bali jantan adalah sapi bali jantan berumur 36 bulan atau lebih yang dapat diperkirakan
menjadi bibit setelah melalui proses pencatatan yang didasarkan pada catatan silsilan, fenotifik,
dan/atau informasi iman lainnya.
t. Calon bibit sapi betina adalah sapi betina berumur kurang dan 16 bulan yang dapat
diperkirakan menjadi bibit setelah melalui proses penilaian yang didasarkan pada catatan
silsilah, f enotipik, dan atau inf ormasi lmiah lainnya.
u. Standarisasi bibit adalah proses spesifikasi teknis bibit yang dibakukan dan disusun berdasarkan
konsensus semua pihak yang terkait, dengan memperhatikan syarat mutu genetik, syarat-syarat
kesehatan hewan, serta perkembangan IPTEK, untuk memberi kepastian manfaat yang akan
diperoleh.
LEMBAGA SERITIFIKASI PRODUK No. Bagian :3
BENIH DAN BIBIT TERNAK Terbitan / Revisi : 1/0
v. Sertifikasi bibit adalah proses penerbitan surat keterangan tentang standar mutu bibit dan
atau cakm bibit sapi beli jantan setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta
memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan.
w. Surat Keterangan Kelayakan Bibit adalah proses penerbitan surat keterangan tentang standar
kelayakan bibit sapi bali setelan rneJalui proses pemeriksaan, pengawasan dan memenuh: semua
persyaratan untuk diedarkan sesua< Standar Nasional Indonesia sapt Bali
Nomor.7355:2008.
y. Peternak adalah perorangan warga Negara Republik Indonesia atau korporasi yang
melakukan usaha peternakan.
z. Perusahaan peternakan adalah orang perorangan atau korporasi, baik yang berbentuk
badan usaha maupun yang bukan badan usaha, yang didirikan dan berkedudukan dalam
wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia yang mengelola usaha peternakan dengankriteria
danskala tertentu.
4. ORGANISASI
4.1. Pendahuluan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan Pasal 13 ayat (4) dan (5), dan Peraturan Pemerintah Nomor 48
Tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak, maka
ditetapkan Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak di Universitas Udayana
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 75/Permentan/OT.140/11/2011
tentang Lembaga Sertifikasi Produk Bidang Pertanian.
LSPro Benih dan Bibit Ternak ini merupakan lembaga yang memiliki tugas dan fungsi
memberikan pelayanan jasa Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI bagi benih dan
bibit ternak. Agar operasionalisasi dan keberadaan LSPro Benih dan Bibit Ternak diakui
secara nasional dan internasional, maka LSPro Benih dan Bibit Ternak ini menerapkan
persyaratan standar sistem manajemen mutu sesuai dengan SNI ISO/IEC 17065:2012
tentang Penilaian kesesuaian – Persyaratan untuk lembaga sertifikasi produk, proses
dan jasa yang merupakan adopsi identik dari ISO/IEC 17065:2012, Conformity
assessment – Requirements for bodies certifying products, processes and services.
LSPro Benih dan Bibit Ternak melakukan sertifikasi produk benih dan bibit ternak
secara tidak memihak dan menjamin personelnya bebas dari tekanan komersial,
keuangan, atau tekanan lain yang mengkompromikan ketidakberpihakan. Dalam
penerapannya LSPro Benih dan Bibit Ternak mengidentifikasi risiko ketidakberpihakan
sertifikasi secara berkelanjutan sesuai Dokumen Prosedur (DP) No. 2-5.2-2 tentang
Konflik Kepentingan dan Kerahasiaan. Proses sertifikasi dapat diakses oleh seluruh
produsen yang produknya termasuk di dalam ruang lingkup sertifikasi.
Apabila terjadi perubahan persyaratan sertifikasi, maka LSPro Benih dan Bibit Ternak
akan menginformasikan kepada pemohon agar dapat melakukan penyesuaian dalam
waktu yang ditentukan sesuai DP No. 2-5.2-3 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI.
4.2. Kedudukan LSPro Benih dan Bibit Ternak dengan organisasi Universitas Udayana
sebagai berikut:
UNIVERSITAS
UDAYANA
Keterangan:
1 : Garis komando
2 : Garis koordinasi umum
3 : Garis koordinasi khusus (terkait dengan pendanaan)
Struktur Organisasi LSPro Benih dan Bibit Ternak berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 877/Kpts/SR.120/F/07/2013 tentang Personel
Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Benih dan Bibit Ternak Universitas Udayana, sebagai
berikut.
Dewan
Pengarah Universitas
Udayana
Manajer
Puncak
Auditor
Eksternal Komisi Teknis
Manajer
Administrasi Manajer Teknis Manajer Mutu Auditor
Internal
STAFF STAFF
STAFF
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
4.3.1.5.1.3. Mengawasi penerapan kebijakan dan sistem manajemen mutu LSPro Benih
dan Bibit Ternak yang telah ditetapkan termasuk pelaksanaan audit internal.
4.3.1.5.1.4. Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu kepada Manajer Puncak setiap
proses sertifikasi.
4.3.1.6. Staf
Staf bertugas:
4.3.1.6.1. Membantu tugas manajer
4.3.1.6.2. Melaksanakan tugas sesuai dengan arahan manajer dan deputi.
4.3.1.9.2. Anggota Komisi Teknis dijamin independensinya dari kegiatan evaluasi dan
memiliki kompetensi teknis yang relevan dengan ruang lingkup sertifikasi
produk yang sedang dipertimbangkan.
4.3.1.9.3. Anggota Komisi Teknis berjumlah ganjil (minimal 3 orang) pada saat pelaksanaan
rapat Komisi Teknis dan biodatanya dikelola oleh Manajer Administrasi.
4.3.1.11.2. Personel subkontrak mencakup Tenaga Ahli dan Auditor. Tenaga Ahli dapat
diberdayakan sebagai pendamping Komisi Teknis atau pendamping Auditor.
Dalam hal sebagai pendamping Komisi Teknis mempunyai tugas memberikan
pertimbangan teknis terhadap putusan sertifikasi, sedangkan sebagai
pendamping Auditor mempunyai tugas memberikan pertimbangan teknis
terhadap proses produksi benih atau bibit yang disertifikasi.
4.3.1.11.3. Auditor subkontrak mempunyai tugas melakukan audit sistem manajemen mutu
dan/atau teknis proses produksi.
4.3.1.11.4. Daftar laboratorium penguji, Tenaga Ahli dan Auditor yang disubkontrak dikelola
oleh Manajer Administrasi.
4.4. LSPro Benih dan Bibit Ternak menjamin personel yang dipekerjakan memiliki
kompetensi yang memadai sesuai DP No. 2-4.3-3 tentang Term Of Reference Komisi
Teknis Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI, DP No. 2-4.3-4 tentang Term of
Reference Dewan Pengarah, DP No. 2-4.3-5 tentang Term of Reference Personel
LSPro, dan DP No. 2-4.3-6 tentang Term of Reference Auditor Eksternal,
4.5. Pelatihan dan pemantauan personel sertifikasi produk benih dan bibit ternak
4.5.1. Untuk menjamin hasil sertifikasi, personel permanen dan subkontrak yang digunakan
LSPro Benih dan Bibit Ternak dijamin memiliki kompetensi sesuai fungsinya, dengan
menetapkan kompetensi minimal bagi personel yang relevan serta memantau
kinerjanya.
4.5.2. Apabila diperlukan LSPro Benih dan BIbit Ternak memberikan pelatihan bagi personel
sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi dan kemampun sesuai DP 2-4.3-1
tentang Pelatihan Personel LSPro.
Dewan Pengarah, Personel, Komisi Teknis dan Auditor Eksternal LSPro Benih dan Bibit
ternak dalam melaksanakan tugas dan fungsi terkait dengan pelayanan sertifikasi benih
dan bibit ternak dijamin independen dan bebas dari konflik kepentingan, dengan
menandatangani pernyataan sesuai DP No. 2-5.2-2 tentang Konflik Kepentingan dan
Kerahasiaan.
Sesuai dengan karakteristik benih dan bibit ternak, LSPro Benih dan Bibit Ternak
mengembangkan persyaratan sertifikasi produk tipe sistem 3 dan 5 dengan
menggunakan standar internasional (Lampiran 8.7), dalam hal ini standar sistem
manajemen mutu dan/atau Standar Nasional Indonesia yang relevan untuk produk yang
disertifikasi yang memenuhi ISO/IEC Guide 7 (Pedoman KAN 14:2001).
Seluruh dokumentasi yang terkait dengan sertifikasi disediakan bagi pemohon baru atau
yang telah memiliki SPPT SNI. Pengendalian dokumen yang terkait sertifikasi dilakukan
sesuai DP No. 2-5.1-4 tentang Pengendalian Dokumen Sistem Mutu.
5.3. Subkontrak
Apabila diperlukan, LSPro Benih dan Bibit Ternak dapat mensubkontrakkan sebagian
kegiatan sertifikasi melalui nota kesepakatan kepada laboratorium penguji, Tenaga Ahli
dan/atau Auditor Eksternal. Subkontrak dengan laboratorium penguji dilakukan terhadap
laboratorium penguji yang telah diakreditasi oleh KAN, atau Lembaga Akreditasi Negara lain
yang telah mempunyai Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan KAN, atau yang
berdasarkan kompetensinya ditunjuk oleh Menteri Pertanian, dan subkontrak
dengan Tenaga Ahli dan/atau Auditor Eksternal hanya dilakukan terhadap Tenaga Ahli
dan/atau Auditor yang kompeten. Pelaksanaan subkontrak sesuai dengan DP No. 2-5.3-1
tentang Subkontrak.