Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

MMERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA


PROSEDUR DAN TATA CARA SERTFIKASI BENIH
BINA TANAMAN PANGAN DI DESA ARAS KECAMATAN AIR PUTIH
KABUPATEN BATUBARA PROVINSI SUMATERA UTARA

DISUSUN OLEH :
MUTIARA CHAIRUNNISSA
01.01.20.156

JURUSAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rah
mat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis menyelesaikan Lapor
an Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang berjudul “Prosedur dan Tata Cara Sert
fikasi Benih Bina Tanaman Pangan di Kecamatan Air Putih ”. Pelaksanaan merde
ka belajar ini merupakan program wajib yang dilaksanakan mahasiswa Program D
iploma IV Politeknik Pembangunan Pertanian Medan pada semester VI.
Penyusunan laporan ini tentu tidak hanya karena kerja keras penulis sendir
i, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapk
an terimakasih kepada dan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan lap
oran ini, diantaranya :
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si. selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan.
2. Tience Elizabeth Pakpahan, SP, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pertanian beserta
jajarannya.
3. Dr. Gusti Setiavani, STP. MP selaku Dosen Pengampu mata kuliah Penjaminan
Mutu.
4. Mukhlis Yahya,SP, MP selaku dosen Pembimbing Internal.
5. Junita Sitompul, selaku Pembimbing Eksternal .
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan lapo
ran ini dan penulis selanjutnya berharap semoga laporan ini dapat menjadi tuntuna
n untuk pelaksanaan kegiatan merdeka belajar kampus merdeka ini.

Batu Bara, Agustus 2023

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT 1
DAFTAR ISI

TOC \o "1-3" \h \z \u HYPERLINK "" \l "_Toc145583899"KATA PENGANTAR PAGEREF _Toc


145583899 \h i
DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
DAFTAR TABEL.................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR...........................................Error: Reference source not found
DAFTAR LAMPIRAN....................................... Error: Reference source not found
I. PENDAHULUAN............................................................................................ 4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................... 5
C. Manfaat......................................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 5
A. Penjaminan Mutu..........................................................................................5
B. Sertifikasi Benih............................................................................................6
C. Tujuan Sertifikasi Benih............................................................................... 7
D. Komponen dalam Sertifikasi Benih..............................................................8
E. Tahapan dalam Proses Sertifikasi Benih Tanaman....................................... 8
III. METODE PELAKSANAAN..................................................................... 12
A. Waktu dan Tempat.......................................................................................12
B. Alat dan Bahan............................................................................................12
C. Prosedur Pelaksanaan..................................................................................13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 14
A. Gambaran Umum Lokasi Magang..............................................................14
B. Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan.....................................................15
C. Sertfikasi Benih Bina Tanaman Pangan Melalui Prosedur Baku................16
D. Pemeriksaan Kebenaran Benih Sumber, Lapangan dan Pertanaman, Isolasi
Tanaman dan Alat Panen.................................................................................... 17
E. Isolasi.......................................................................................................... 19
F. Prosedur Kerja Pengajuan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan...................20
V. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 20
A. Kesimpulan................................................................................................. 20
B. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
LAMPIRAN...........................................................................................................23
Dokumentasi Kegiatan....................................................................................... 24

PAGE \* MERGEFORMAT 1
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


Tabel 1. Data Curah Hujan Kecamatan Air Putih 2021.........................................12

PAGE \* MERGEFORMAT 1
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Benih merupakan salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman yang me
megang peranan yang sangat penting, baik dalam memperbanyak tanaman maupu
n dalam mendapatkan produk hasil pertanian. Benih bermutu dengan kualitas yan
g tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karena itu, benih harus selalu dijaga k
ualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan hingga sampai di tan
gan petani untuk proses penanaman. Untuk menjaga kualitas benih tersebut, maka
peranan pengujian kemurnian benih menjadi sangat penting dan harus dilakukan t
erhadap benih baik ditingkat produsen benih, pedagang benih maupun pada tingka
t petani. Mutu benih sangat penting diperhatikan karena benih bukan merupakan b
enda mati yang dijual di pasaran kemudian dipakai atau dikonsumsi hingga habis
kegunaannya. Benih yang hendak digunakan oleh para konsumen (konsumen dala
m hal ini adalah petani) adalah benih yang memiliki kriteria sesuai dengan permin
taan atau selera masyarakat.
Kemurnian benih sangat penting untuk keperluan sertifikasi benih. Kemurni
an benih menunjukkan bahwa benih tersebut memiliki mutu dan kualitas yang bai
k. Benih yang bermutu dan berkualitas adalah benih yang diminati oleh setiap peta
ni. Karena dari benih bermutu inilah tanaman yang dibudidayakan petani dapat m
enghasilkan produksi tinggi. Kemurnian benih adalah persentase berdasarkan bera
t benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. Pengujian kemurnian benih
yang juga merupakan deskripsi mutu benih yang pada umumnya dicantumkan pad
a kemasan oleh pihak produsen merupakan pengujian yang bertujuan untuk memp
eroleh persentase kemurnian suatu lot benih. Prinsip dari pengujian ini yaitu deng
an memisahkan benih ke dalam tiga komponen, yaitu benih murni (benih yang di
maksud oleh pihak produsen), benih tanaman lain (benih komoditas lain atau varie
tas lain yang masih satu komoditas), dan kotoran benih.
Didalam Undang Undang No. 12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tan
aman dinyatakan bahwa benih dari varietas unggul yang telah dilepas oleh pemeri
ntah disebut benih bina. Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan un
tuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman (biji, akar, batang, dau

PAGE \* MERGEFORMAT 1
n, bagian yang lainya). Benih bina yang akan diedarkan harus melalui proses sertif
ikasi dan telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Benih Bina berasal dari hasil-hasil Penelitian, Unggul Lokal, Introduksi. Mo
tto Benih yaitu benih itu kecil dan indah, benih awal kehidupan, benih janji masa
depan. Klasifikasi benih yaitu Benih Penjenis (Label Kuning), Benih Dasar (Label
Putih); Benih Pokok (Label Ungu); Benih Sebar (Label Biru).
B. Tujuan
TujuanpelaksanaanPraktikum Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM) bagimahasiswa adalah:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami standar dan prosedur proses se
rtifikasi benih tanaman.
2. Mahasiswa mampu melakukan verifikasi form-Form isian permohonan sertifik
asi benih bina tanaman.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dari proses sertifikasi benih tanaman.
4. Mahasiswa mampu menetapkan standar kualitas benih tanaman
5. Mahasiswa menjelaskan peran dan tanggung jawab pihak terkait dalam proses
sertifikasi benih tanaman.
C. Manfaat
ManfaatPraktikum Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka(MBKM)ad
alahsebagaiberikut:
1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangandan sekaligusmelaku
kanserangkaianketerampilanyangsesuaidenganbidangkeahliannya.
2. Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk memantapkan keterampilan danpen
getahuannyasehinggakepercayaandankematangandirinyaakansemakinmeningka
t.
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnyadenga
n cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakandalambentuk
laporankegiatanyang sudahdibukukan.
4. Memberikan informasi pentingnya sertifikasi benih tanaman kepada petani .

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penjaminan Mutu

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Penjaminan mutu adalah proses atau upaya yang dilakukan untuk memastik
an produk atau layanan memenuhi standar atau kriteria tertentu yang telah ditetap
kan. Tujuan dari penjaminan mutu adalah untuk memastikan bahwa produk atau la
yanan tersebut konsisten dalam kualitas, aman, dan sesuai dengan kebutuhan atau
harapan pengguna.
Proses penjaminan mutu melibatkan sejumlah langkah dan kegiatan yang be
rtujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi masalah atau cacat yang
mungkin terjadi selama produksi atau penyediaan produk atau layanan. Beberapa
komponen utama dari penjaminan mutu meliputi:
1. Penerapan prosedur dan teknik untuk memantau dan mengendalikan kualitas pr
oduk atau layanan selama proses produksi atau penyediaan.
2. Standar kualitas yang telah ditetapkan. Standar kualitas mencakup kriteria tekni
s, fisik, dan fungsional yang harus dipenuhi oleh produk atau layanan.
Mata kuliah penjaminan mutu adalah suatu program akademik yang membe
rikan pemahaman tentang konsep, prinsip, dan teknik yang terlibat dalam memasti
kan kualitas produk atau layanan dalam berbagai bidang.
B. Sertifikasi Benih
Sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah m
elalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan dimana hasilnya memenuhi semua
persyaratan untuk diedarkan/dipasarkan untuk usaha tani. Jaminan mutu benih yan
g dipasarkan tercermin dalam sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi b
enih. Dalam sertifikat tersebut dicantumkan hasil pengujian rutin yang menggamb
arkan kualitas benih. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi petani pengguna beni
h dan menjamin kepastian hukum bagi produsen benih untuk memasarkan hasil pr
oduksinya.
Dengan demikian penangkar benih yang ingin memproduksi suatu varietas d
engan kelas benih tertentu harus mematuhi semua peraturan yang telah ditetapkan
pemerintah agar benih yang diproduksi dapat memperoleh sertifikat sebelum dipa
sarkan. Dipihak lain lembaga pemberi sertifikat, yang dalam hal ini BPSB, harus
mempunyai tolok ukur dan metode pengawasan pengujian standar untuk setiap be
nih tanaman. Hasil pengujian dicocokkan dengan batas maksimal dan minimal ya
ng telah ditetapkan pemerintah untuk setiap varietas dan kelas benih tertentu.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Di Indonesia, program sertifikasi benih dilakukan oleh Lembaga pemerintah,
sedangkan di luar negeri program ini selain dilakukan oleh Lembaga pemerintah j
uga dilakukan oleh badan swasta. Benih yang perlu memiliki sertifikat adalah sem
ua benih yang akan diperdagangkan, meliputi benih: Serealia, Hortikultura, Buah-
buahan, Tanaman hias dan Rumput-rumputan.
Di Indonesia untuk sementara ini benih yang harus memiliki sertifikat sebel
um diperdagangkan antara lain adalah: padi (oryza sativa), palawija jagung (zea m
ays), kedelai (glycine max), kacang tanah (arachis hypogea), kacang hijau (phaeol
us radiatus), sorghum (sorghum vulgare), sayuran: kubis (brassica oleracea), saw
i (brassica chinensis), wortel (daucus carota), cabe (capsicum sp.). Benih yang di
maksudkan dalam sertifikasi benih ini adalah benih sejati (true seed) yaitu benih y
ang dibentuk dari proses seksual pada tanaman.
C. Tujuan Sertifikasi Benih
Tujuan sertifikasi benih adalah memelihara kemurnian mutu benih dari varie
tas unggul serta menyediakannya secara kontinyu kepada petani. Sertifikasi merup
akan satu-satunya metode pemeliharaan identitas varietas benih di pasaran bebas.
Oleh karena itu sertifikasi menjadi sangat penting bagi tanaman lapangan yang se
bagian besar varietasnya dilepaskan secara umum dan benihnya dijual di pasaran
bebas. Pemberian sertifikat pada benih memberi berbagai arti, antara lain (Istianto,
E., & Sumekar, W. 2016) :
A. Bagi Produsen / Penangkar Benih
a. Sertifikat merupakan kepastian hukum, artinya benih yang bersertifikat terse
but telah memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku sesuai dengan s
tandar yang ditetapkan pemerintah, berdasarkan hasil analisis yang dilakuka
n oleh lembaga sertifikasi benih.
b. Sertifikat juga merupakan promosi karena dalam sertifikat tersebut terdapat
gambaran kualitas benih sehingga petani pengguna benih dapat mengetahui
apa yang akan diperoleh sebelum menentukan pilihannya.
B. Bagi Penguasa
a. Pemberian sertifikat merupakan kontrol terhadap benih yang akan dipasarka
n sehingga kepentingan petani pengguna benih dapat terlindungi.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
b. Pemberian sertifikat juga dapat dipakai untuk menentukan standar bagi beni
h yang diproduksi agar sesuai dengan ketentuan pemerintah sehingga hanya
benih yang memenuhi standar saja yang boleh diperdagangkan.
C. Bagi Konsumen Benih
a. Sertifikat merupakan jaminan mutu benih sehingga jika terjadi penyimpanga
n yang merugikan dan tidak sesuai dengan keterangan dalam label sertifikat
maka konsumen dapat menuntut produsennya.
b. Sertifikat juga sebagai sumber informasi bagi petani pengguna benih, karena
dalam label sertifikat tersebut tertulis kondisi benihnya.
D. Komponen dalam Sertifikasi Benih
Secara teknis produksi benih bersertifikat melibatkan dua komponen perben
ihan, yaitu produsen benih dan pengawas benih (Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih, BPSB).
Produsen benih adalah pihak yang melaksanakan kegiatan produksi benih sa
mpai benih siap disalurkan kepada yang memerlukan untuk bahan pertanaman. Bil
a tidak memiliki fasilitas pengolahan benih, produsen benih dapat memanfaatkan j
asa Unit Pengolah Benih atau yang setara untuk mengolah calon benihnya sehingg
a siap salur. Walaupun demikian tanggung jawab pengolahan benih tetap pada pro
dusen. Jadi dapatlah dikatakan bahwa kegiatan produksi benih bersertifikat mema
ng melibatkan dua pihak utama, yaitu produsen dan pengawas benih.
E. Tahapan dalam Proses Sertifikasi Benih Tanaman
Ada beberapa tahapan untuk mendapatkan sertfikat ,diantaranya (Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan . 2012) :
1. Permohonan Sertifikasi Benih
a. Pengajuan permohonan sertifikasi kepada BPSB setempat yang dilakukan p
aling lambat satu bulan sebelum tebar (tanam) dengan mengisi formulir. For
mulir isian mencakup tentang nama dan alamat pemohon (penangkar), letak
areal, asal benih sumber, rencana penanaman, sejarah lapangan, dan isolasi
(jarak/waktu) yang dilakukan. Setelah diisi, formulir diserahkan dengan ila
mpirkan label benih (kelas dan benih sumber) yang akan digunakan dan den
ah situasi lapangan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
b. Verifikasi dokumen untuk mendapatkan kepastian kebenaran nama, alamat p
rodusen, kebenaran benih sumber, kesesuaian jumlah benih dan luas areal ya
ng diajukan.
c. Pemberian nomor induk sebagai berikut : a.b.c/d.e.f. ( a: kode komoditas, b:
kode varietas, c: kode kelas benih/ d: kode wilayah, e: kode kabupaten, f: no
mor urut permohonan sertifikasi benih ).
d. Pemohon wajib membayar biaya pemeriksaan lapangan sertifikasi benih set
elah lulus verifikasi berkas permohonan sertifikasi.
2. Permohonan pemeriksaan lapang pendahuluan
Penangkar menyampaikan pemberitahuan siap untuk diperiksa lapang penda
huluan kepada BPSB setempat paling lambat 10 hari sebelum tanam atau semingg
u sebelum pemeriksaan lapang. Dalam pemeriksaan ini, pengawas BPSB akan me
nguji kebenaran data lapangan yang diajukan penangkar seperti dalam surat perm
ohonan sertifikasi. Jika data lapangan menunjukkan kesesuaian maka lahan penan
gkaran tersebut telah sah dinyatakan sebagai lahan produksi benih bersertifikat.
3. Permohonan pemeriksaan fase vegetatif
Pemeriksaan lapangan pertama dilakukan saat tanaman dalam fase pertumbu
han vegetatif atau sekitar 30 hari setelah tanam. Pengajuan permohonan pemeriksa
an diajukan kepada BPSB paling lambat 7 hari sebelum pemeriksaan. Pemeriksaa
n akan dilakukan terhadap keberadaan campuran varietas lain (CVL). Nilai standa
r CVL berbeda untuk setiap jenis tanaman dan kelas benih yang diproduksi.
Semakin tinggi kelas benih, semakin ketat standarnya. Sebelum pengawas
BPSB memeriksa, penangkar benih sebaiknya melakukan roguing agar standar lap
ang benih bersertifikat terpenuhi. Jika hasil pemeriksaan oleh pengawas BPSB me
nyatakan lulus, lahan tersebut dapat diteruskan untuk proses sertifikasi selanjutnya.
Jika lahan dinyatakan tidak lulus maka penangkar diwajibkan melakukan ro
guing ulang, dan selanjutnya mengajukan pemeriksaan ulang. Pemeriksaan ulang
hanya dapat dilakukan satu kali. Jika hasil pemeriksaan ulang lahan dinyatakan tid
ak lulus, maka lahan tersebut gagal untuk dijadikan areal produksi benih karena ke
murniannya tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan hanya diperbolehkan untuk
produksi non benih.
D. Permohonan pemeriksaan lapang fase generatif

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Pemeriksaan lapangan fase generatif hanya dilakukan bila telah lulus pada ta
hapan pemeriksaan sebelumnya. Pengajuan permohonan pemeriksaan lapang fase
generatif (saat berbunga) dilakukan satu minggu sebelum pemeriksaan dilakukan.
Dalam pemeriksaan ini juga diamati keberadaan dari CVL dengan pengamatan pa
da organ reproduktif, seperti warna dan bentuk bunga, serta saat berbunga.
Seperti pada pengawasan lapangan fase vegetatif, penangkar benih diberi ke
sempatan untuk melakukan pengawasan ulang jika hasil pemeriksaan dinyatakan t
idak lulus. Pemeriksaan ulangpun hanya diberikan satu kali.
E. Permohonan pemeriksaan alat-alat panen dan pengolahan benih
Alat-alat panen dan pengolahan benih pun dilakukan pemeriksaan . Tujuan p
emeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan dalam
panen dan pengolahan benih tidak membawa sumber kontaminan, seperti varietas
lain. Pengajuan pemeriksaan alat-alat panen dan pengolahan benih dilakukan palin
g lambat satu minggu sebelum panen atau bersamaan dengan pemeriksaan lapang
an fase menjelang panen.
Hal yang dilakukan pengawas BPSB dalam pemeriksaan ini adalah menjala
nkan semua alat pengolahan benih sehingga sisa-sisa kotoran dan benih dari prose
s pengolahan benih sebelumnya dapat keluar dan alat dapat dibersihkan.
F. Pengawasan pengolahan benih
Pengawasan pengolahan benih tidak diajukan oleh penangkar benih, tetapi
merupakan pengawasan langsung oleh petugas BPSB secara periodik selama masa
pengolahan benih dengan waktu yang tidak diberitahu kepada penangkar.
Tujuan dari pengawasan ini adalah memastikan bahwa selama dalam pengol
ahan benih tidak terjadi kecurangan yang dilakukan penangkar, misalnya mencam
purkan benih yang lulus lapangan dengan benih kadaluarsa atau benih tidak lulus l
apangan. Jika didapatkan penangkar yang melakukan kecurangan maka proses ser
tifikasi dapat dihentikan.
G. Permohonan pengambilan contoh benih
Tahapan selanjutnya adalah permohonan pengambilan contoh benih guna pe
ngujian di laboratorium analisis mutu benih BPSB. Pengambilan contoh benih ole
h pengawas BPSB dilakukan setelah pengolahan benih. Permohonan oleh penang
kar dilakukan 1 minggu sebelum pengawasan dilakukan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Sebelum dilakukan pengambilan contoh benih, penangkar diwajibkan telah
menempatkan dan mengemas benih secara tepat. Benih telah dikemas dengan kem
asan curah (belum dikemas dengan kemasan pemasaran) dan dikelompokkan berd
asarkan lot yang tepat, misalnya berdasarkan tanggal panen yang sama dari varieta
s yang sama. Lot benih ditempatkan sedemikian rupa sehingga setiap wadah benih
berpeluang sama untuk diambil contoh benihnya. Pengawas dapat membatalkan
pengambilan contoh benih jika diindikasikan adanya lot kelompok benih yang me
ncurigakan atau susunan penempatan benih tidak memungkinkan semua wadah di
ambil contoh benihnya.
H. Pengujian labolatorium
Contoh benih dari pengawas benih tanaman diterima resepsionis diteruskan
ke fungsional sertifikasi benih. Contoh benih dikirim ke laboratorium untuk dilak
ukan pengujian benih.
I. Penerbitan Sertifikat Benih
Setelah lulus di laboratorium diterbitkan sertifikat benih. Sertifikat benih an
tara lain berisikan nama dan alamat produsen benih, data kelompok benih, data ke
murnian varietas dan mutu benih, tanggal selesai pengujian dan masa edar. Sertifi
kat benih ditanda tangani oleh Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (B
PSB).
J. Pelabelan
a. Produsen benih mengajukan permohonan nomor seri label benih bersertifika
t dan atau segel kepada Balai Pengawasan dan SertifikasiBenih (BPSB).
b. Label harus dipasang pada tiap-tiap wadah benihy ang mudah terlihat.
c. Produsen mengajukan permohonan supervise pemasangan label kepada Bala
i Pengawasandan Sertifikasi Benih (BPSB).
d. Pengawas Benih Tanaman melakukan supervisi pada pemasangan label.
e. Pengawas Benih Tanaman membuat laporan hasil supervise pemasangan lab
el
f. benih siap disalurkan Badan Karantina Pertanian. (2019)
K. Permohonan pengawasan pemasangan label sertifikat
Tahapan akhir dari proses pembuatan benih bersertifikat adalah pengawasan
pemasangan label sertifikasi. Jika dalam pengujian laboratorium, benih penangkar

PAGE \* MERGEFORMAT 1
an dinyatakan lulus maka selanjutnya penangkar mengajukan pengawasan pemasa
ngan label sertifikat pada benih-benih yang akan dikemas dengan ukuran tertentu
(sesuai kebutuhan pasar) Badan Karantina Pertanian. (2019)
Dalam pengajuan ini, penangkar memohon nomor seri label serifikasi denga
n mencantumkan jumlah segel (seal) dan label sertifikasi yang diperlukan, nomor
pengujian, nomor kelompok benih yang bersangkutan, jenis, varietas, jumlah wad
ah, berat bersih tiap wadah, nama dan alamat produsen.
Adapun isi label meliputi hasil-hasil pengujian laboratorium yang terdiri dar
i nilai kadar air benih, kemurnian, daya tumbuh benih, serta kandungan kotoran da
n campuran varietas lain, selain identitas lain sesuai yang diajukan penangkar beni
h.
L. Permohonan pelabelan ulang
Benih bersertifikat yang telah mendekati atau habis masa edarnya dan akan
diedarkan kembali harus dilakukan pengujian dan pelabelan ulang. Produsen beni
h bersertifikat wajib mengajukan pengambilan contoh benih,
Mengujikanya dan kemudian memasang label ulangan pada kemasan benihn
ya. Prosedur dan pelaksanaan dari pelabelan ulang sama seperti pada prosedur pe
ngambilan contoh dan pengawasan pemasangan label sebelumnya. Pengajuan pela
belan ulang dilakukan satu bulan sebelum masa edar benih bersertifikat berakhir.
Pada kemasan benih, dicantumkan data analisis mutu benih terbaru dan dicantumk
an pula kose LU yang berarti Label Ulang.

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu dan pelaksanaan proses praktikum pengajuan sertfikasi benih tanama
n ini dilaksanakan di BPP Air Putih , Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara,
Provinsi Sumatera Utara dan pelaksanaan pengajuan sertifikasi benih tanaman ini
dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2023 .
B. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pengajuan sertfikasi benih tanaman,
yaitu :

PAGE \* MERGEFORMAT 1
1. Peralatan tulis
2. Laptop
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pengajuan sertifikasi benih tanaman,
yaitu :
1. Peraturan Menteri Pertanian RI No. 08 / Permentan / SR.120 / 3 /2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menter Pertanian NOmor 02 / Permentan / SR . 120 /
1 / 2014 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina.
2. Formulir permohonan sertifikasi bina benih tanaman .
3. Formulir kebenaran dokumen .
4. Laporan pemeriksaan lapangan .
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Mempelajari prosedur sertifikasi benih tanaman sebagai mana tertuang pada Pe
raturan Menteri Pertanian No. 08 / Permentan / SR . 120 / 3 /2015 tentang Peru
bahan atas Peraturan Menter Pertanian NOmor 02 / Permentan / SR . 120 / 1 / 2
014 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina.
2. Memainkan peran sebagai tenaga Pengawas Benih Tanaman (PBT) . Melakuka
n kunjungan ke petani/kelompok tani penangkar benih padi sawah yang akan m
engajukan sertfikasi benih. Jika seandainya tidak ada pilih satu petani/kelompo
k tani padi sawah yang akan dijadikan responden pada pelaksanaan praktikum i
ni.
3. Meminta petani/kelompok tani mengisi formulir 1 permohonan sertifikasi beni
h tanaman bina tanaman pangan sebagaimana tercantum pada lampiran petunju
k praktikum ini.
4. Lakukan verifikasi terhadap formulir permohonan yang diajukan oleh petani te
rsebut. Catat hasi verifikasi tersebut.
5. Melakukan pemeriksaan pendahuluan ke lahan petani/kelompok tani penangka
r benih atau petani/kelompotani budidaya padi sawah. Pemeriksaan mencakup:
a. Kebenaran dokumen sebelum tanam sampai dengan tanam, yaitu untuk men
dapatkan kepastian bahwa data yang diberikan atau dicantumkan dalam per
mohonan sertifikasi, termasuk label dan jumlah benih sumber, benar-benar s
esuai dengan keadaan yang ada di lapangan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
b. Kebenaran varietas, benih sumber dan kelas benih yang akan ditanam serta
kelas benih yang akan dihasilkan.
c. Rencana penanaman (varietas, tanggal tebar, tanggal tanam, kelas benih, lua
s areal).
d. Kondisi lahan (isolasi dan sejarah lapangan), yang akan dipergunakan sebag
ai areal sertifikasi
e. Kebenaran batas-batas areal yang akan digunakan untuk areal sertifikasi. Da
ta tersebut dicocokkan dengan peta lapangan yang telah dilampirkan pada pe
rmohonan. Pada pemeriksaan ini sekaligus dapat diketahui keadaan isolasi a
real tersebut.
6. Catat hasil pemeriksaan pendahuluan kedalam fomulir 2 sebagaimana terlampir.
7. Membuat laporan praktikum dari kegiatan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Magang


Desa Sukaraja merupakan salah satu desa dari Sembilan belas desa yang
ada di Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara Propinsi Sumatera Utara. Desa
memiliki luas areal (sawah/perkebunan) seluas 213,4 ha
Adapun posisi Desa Sukaraja dilihat dari perbatasan dengan daerah lain
sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aras
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kampung Kelapa
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanah Tinggi

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Secara Demografi Jumlah Penduduk di Desa Sukaraja sebanyak 3355 jiwa.
Kemudian secara sosial kultur Budaya didominasi suku yang dominan yaitu suku
Melayu, Jawa dan Batak. Dilihat dari segi mata pencaharian penduduknya, secara
umum di Desa Sukaraja adalah sebagai petani dengan komoditas utama padi dan p
erkebunan.
Tabel 1. Data Curah Hujan Kecamatan Air Putih 2021
Bulan Curah Hujan Jumlah Hari Hujan
(mm) (hari)
Januari 46 6
Februari 74 6
Maret 19 5
April 73 8
Mei 127 15
Juni 234 11
Juli 189 13
Agustus 95 10
September 408 17
Oktober 186 15
November 357 20
Desember 206 17
Sumber : Dinas Pertanian dan Pangan Batubara.
B. Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan
Sertifikasi benih adalah serangkaian prosedur pemeriksaan teknis perbanyak
an dan pengujian mutu di laboratorium terhadap calon benih dalam rangka penerbi
tan sertifikat benih yang berfungsi sebagai jaminan bahwa telah memenuhi standa
r mutu dan layak untuk diedarkan. Kegiatan sertifikasi benih dimulai sejak pertana
man sampai dengan pengujian mutu di labolatorium dengan tujuan untuk menjami
n kemurnian benih, mutu fisik dan mutu fisiologis benih sehingga memenuhi stan
dar mutu yang ditetapkan dan layak untuk disebar luaskan.
Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap benih ya
ng dilakukan oleh lembaga sertifikasi melalui pemeriksaan lapangan, pengujian la
boratorium dan pengawasan serta memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
(Perorangan, Badan Hukum, Instansi pemerintah). Syarat sertifikasi yaitu mengua
sai (lahan, sarana pengolahan benih, sarana penunjang, tenaga yang menguasai bid
ang perbenihan) . Didalam Undang Undang No. 12 Tahun 1992, tentang Sistem B
udidaya Tanaman dinyatakan bahwa benih dari varietas unggul yang telah dilepas
oleh pemerintah disebut benih bina. Benih bina yang akan diedarkan harus melalu
i proses sertifikasi dan telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh pe
merintah.
Benih Bina berasal dari hasil-hasil Penelitian, Unggul Lokal, Introduksi. Mo
tto Benih yaitu benih itu kecil dan indah, benih awal kehidupan, benih janji masa
depan. Klasifikasi benih yaitu Benih Penjenis (Label Kuning), Benih Dasar (Label
Putih); Benih Pokok (Label Ungu); Benih Sebar (Label Biru).
C. Sertfikasi Benih Bina Tanaman Pangan Melalui Prosedur Baku
Prosedur Sertifikasi benih bina tanaman pangan diselenggarakan oleh Satua
n Kerja Perangkat Daerah atas permohonan yang diajukan oleh produsen benih ya
ng telah terdaftar atau memperoleh rekomendasi sebagai Produsen Benih Bina dan
belum menerapkan sistem manajemen mutu, atau diselenggarakan oleh produsen
benih bina tanaman pangan yang sudah mendapat sertifikat sistem manajemen mu
tu dari Lembaga Sertifikasi Sitem Mutu (LSSM) yang terakreditasi oleh lembaga
akreditasi sesuai ruang lingkup di bidang perbenihan.
Yang berwenang melaksanakan sertifikasi adalah Balai Pengawasan dan Ser
tifikasi Benih (BPSB) dan juga Lembaga sertifikasi mandiri serta Lembaga Sertifi
kasi Standar Mutu. Sertifikasi benih bina tanaman pangan melalui SKPD dilakuka
n melalui prosedur baku, antara lain :
1. Permohonan sertifikasi benih tanaman pangan diajukan kepada SKPD paling la
mbat sebelum tanam, dengan melampirkan sejumlah label benih sumber sesuai
dengan jumlah benih sumber yang akan ditanam dan peta lapangan, dengan me
nggunakan formulir permohonan sertifikasi benih bina tanaman pangan .
2. Luasan satu unit sertifikasi benih bina tanaman pangan maksimal 10 ha.
3. Untuk sertifikasi benih yang dilakukan pada pertanaman tumpangsari, dapat
dilaksanakan apabila luas areal pertanaman yang disertifikasi lebih dari 50 % d
ari luas pertanaman.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
4. Satu unit areal sertifikasi benih bina tanaman pangan merupakan hamparan yan
g mempunyai batas yang jelas, dapat terdiri dari beberapa petak atau areal yang
terpisah dengan jarak tidak lebih dari 10 meter dan tidak dipisahkan oleh variet
as lain . Dan diajukan untuk satu varietas dan satu kelas benih, dengan batas wa
ktu tanam maksimal 5 hari untuk seluruh areal pertanaman yang akan disertifik
asi.
D. Pemeriksaan Kebenaran Benih Sumber, Lapangan dan Pertanaman, Isola
si Tanaman dan Alat Panen
1. Pemeriksaan Lapangan Pendahuluan melalui :
a. Kebenaran dokumen sebelum tanam sampai dengan tanam (data, label,jumla
h benih sumber).
b. Kondisi lahan (isolasi dan sejarah lapangan).
c. Kebenaran batas-batas areal (sesuai peta).
d. Kebenaran varietas, benih sumber dan kelas benih.
e. Rencana penanaman (varietas, tanggal tebar, tanggal tanam, kelas benih, lua
s areal).
f. Hasil pemeriksaan lapangan dilaporkan menggunakan formulir laporan pem
erikasaan lapangan pendahuluan .
2. Pemeriksaan Pertanaman
a. Produsen benih tanaman pangan harus menyampaikan permintaan pemeriks
aan pertanaman paling lambat satu minggu sebelum pelaksanaan pemeriksaa
n pertanaman kepada BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih)
b. Pemeriksaan pertanaman dapat dilakukan pada fase vegetatif, fase berbunga,
fase masak/menjelang panen.
c. Pelaksanaan pemeriksaan pertanaman :
 Memeriksa dokumen sebelumnya.
 Memeriksa letak, luas dan tanggal areal pertanaman.
 Mengetahui isolasi jarak dan waktu (khusus tanaman menyerbuk silang).
 Apabila pada pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan mutu, dapat dilak
ukan pemeriksaan ulang sebanyak 1 kali berdasarkan permintaan produse
n benih.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
 Laporan pemeriksaan pertanaman dibuat Pengawas Benih Tanaman dan d
isampaikan kepada produsen paling lambat 5 hari kerja setelah pemeriksa
an.
 Produsen harus mencantumkan identitas kelompok benih : nomor induk,
nomor kelompok benih, varietas, kelas benih, tanggal panen, jumlah wad
ah, volume benih.
 Kelompok Benih yang identitasnya meragukan proses sertifikasinya tidak
dilanjutkan.
3. Pengambilan Contoh dan Pengujian/Analisis Mutu Benih di Laboratorium.
a. Produsen Benih tanaman pangan mengajukan permohonan pengujian/analisi
s mutu benih kepada BPSB.
b. Contoh benih untuk pengujian/analisis mutu benih di laboratorium diambil d
ari kelompok benih yang sejarah pembentukan kelompoknya jelas dan serag
am mutunya.
c. Volume satu kelompok benih untuk masing-masing jenis tanaman tidak lebi
h dari ketentuan yang berlaku.
d. Pengujian/analisis mutu benih meliputi penetapan kadar air, analisis kemurn
ian dan pengujian daya berkecambah.
4. Penerbitan Sertifikat Benih Tanaman Pangan
a. Benih tanaman pangan yang memenuhi persyaratan sertifikasi dan dinyatak
an lulus, diterbitkan sertifikat Benih Tanaman Pangan.
b. Sertifikat diterbitkan oleh Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih(B
PSB).
c. Sertifikat benih tanaman pangan antara lain berisikan nama dan alamat prod
usen benih, data kelompok benih, data kemurnian varietas dan mutu benih, t
anggal selesai pengujian/analisis, dan masa edar.
5. Pelabelan
a. Pengawasan pemasangan label untuk mengetahui kebenaran pemasangan la
bel oleh produsen benih tanaman pangan.
b. Produsen benih mengajukan permintaan nomor seri label benih bersertifikat
atau segel kepada penyelenggara

PAGE \* MERGEFORMAT 1
c. Label dan atau segel harus dipasang pada tiap-tiap wadah benih yang mudah
dilihat.
d. Pengisian data label berdasarkan sertifikat Benih Tanaman Pangan Label be
nih berbentuk biji atau umbi berisi : Nama dan alamat produsen benih, nom
or seri label, jenis/varietas, kelas benih, nomor lot, cvl, benih murni, benih t
anaman lain, biji gulma, kotoran benih, daya berkecambah, kadar air, isi ke
masan...kg, tanggal akhir masa edar benih.
e. Pada label harus mencantumkan benih bina bersertifikat dan kelas benih.
f. Benih yang mengandung pestisida/bahan kimia lainnya diberi keterangan ba
han-bahan yang digunakan dan tanda jangan dimakan atau diberikan pada te
rnak.
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi persyaratan penangkaran, akan di
berikan :
1. Dapat dilakukan pemeriksaan ulang sebanyak 1 (satu) kali berdasarkan permint
aan dari produsen benih.
2. Berdasarkan permintaan dari produsen benih, apabila pada pemeriksaan pertan
aman tidak memenuhi persyaratan mutu untuk kelas benih yang dimaksud, ma
ka pertanaman tersebut dapat dinyatakan lulus untuk kelas benih yang lebih ren
dah, sepanjang masih memenuhi standar yang berlaku untuk kelas benih terseb
ut.
E. Isolasi
Isolasi adalah salah satu cara pengaturan tanam untuk memisahkan pertana
man dengan varietas lainnya agar tidak terjadi penyerbukan silang, pencampura
n varietas atau penularan penyakit tanaman, dapat menggunakan pengaturan jarak
dan waktu.
Isolasi jarak adalah jarak minimal yang harus dipenuhi antara suatu unit pe
nangkaran benih dengan pertanaman sejenis di sekelilingnya. Isolasi Waktu adalah
perbedaan waktu tanam minimal yang harus dipenuhi dari suatu unit penangkaran
benih dengan pertanaman sejenis di sekelilingnya sehingga waktu berbunga tidak
bersamaan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Isolasi penghalang (barrier) adalah tanaman atau benda penghalang (plastik,
fiberglass, dll) yang berfungsi sebagai penghalang penyebaran tepung sari dari per
tanaman padi yang lain di sekitar areal penangkaran.
F. Prosedur Kerja Pengajuan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
1. Melakukan pengajuan permohonan sertifikasi benih tanaman pangan kepada S
KPD paling lambat sebelum tanam, dengan melampirkan sejumlah label benih
sumber sesuai dengan jumlah benih sumber yang akan ditanam dan peta lapang
an, dengan menggunakan formulir pertama (formulir permhononan sertifikasi b
enih bina tanaman pangan).
Melakukan pemeriksaan pendahuluan ,dokumen permohonan pendahuluan
diverifikasi sesuai ketentuan pada formulir kedua (formulir pemeriksaan lapang
an pendahuluan).
2. Kesesuaian benih sumber dan calon lokasi diperiksa.
3. Melaksanakan pemeriksaan kebenaran varietas, benih sumber dan kelas benih
yang akan ditanam serta kelas benih yang akan dihasilkan.
4. Rencana penanaman (varietas, tanggal tebar, tanggal tanam, kelas benih, luas ar
eal).
5. Pada pemeriksaan ini sekaligus dapat diketahui keadaan isolasi areal tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari kegiatan pengajuan sertifikasi benih bina tanaman pangan yang
dilaksanakan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Sertifikasi benih adalah serangkaian prosedur pemeriksaan teknis perbanyakan
dan pengujian mutu di laboratorium terhadap calon benih dalam rangka penerbi
tan sertifikat benih yang berfungsi sebagai jaminan bahwa telah memenuhi stan
dar mutu dan layak untuk diedarkan.
2. Kegiatan sertifikasi benih dimulai sejak pertanaman sampai dengan pengujian
mutu di labolatorium dengan tujuan untuk menjamin kemurnian benih, mutu fi

PAGE \* MERGEFORMAT 1
sik dan mutu fisiologis benih sehingga memenuhi standar mutu yang ditetapka
n dan layak untuk disebar luaskan.
3. Yang berwenang melaksanakan sertifikasi adalah Balai Pengawasan dan Sertifi
kasi Benih (BPSB) dan juga Lembaga sertifikasi mandiri serta Lembaga Sertifi
kasi Standar Mutu.
4. Sertfikasi benih melalui prosedur baku mencakup pada proses pengujian dan pe
nilaian kualitas benih yang dilakukan berdasarkan standar yang telah ditetapka
n secara resmi. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa benih yang akan
beredar di pasaran atau digunakan oleh petani memenuhi kriteria kualitas terten
tu sesuai dengan regulasi yang berlaku.
5. Hasil pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan penangkaran:
a. Dapat dilakukan pemeriksaan ulang sebanyak 1 (satu) kali berdasarkan per
mintaan dari produsen benih.
b. Berdasarkan permintaan dari produsen benih, apabila pada pemeriksaan pert
anaman tidak memenuhi persyaratan mutu untuk kelas benih yang dimaksud,
maka pertanaman tersebut dapat dinyatakan lulus untuk kelas benih yang le
bih rendah, sepanjang masih memenuhi standar yang berlaku untuk kelas be
nih tersebut.
6. Isolasi bisa dengan waktu tanam dan jarak:
a. Apabila jarak minimal harus dipenuhi antara suatu unit penangkaran benih d
engan pertanaman sejenis di sekelilingnya.
b. Apabila perbedaan waktu tanam minimal yang harus dipenuhi dari suatu uni
t penangkaran benih dengan pertanaman sejenis di sekelilingnya sehingga w
aktu berbunga tidak bersamaan.
B. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan yaitu :
1. Tekankan pentingnya menggunakan benih bina yang telah disertifikasi dalam u
saha pertanian. Benih yang telah melalui proses sertifikasi memiliki jaminan ku
alitas yang lebih baik dan dapat meningkatkan hasil panen.
2. Menganjurkan kepada petani untuk melakukan pemantauan terhadap pertumbu
han tanaman dari benih yang telah disertifikasi. Pemantauan ini akan membant
u dalam mendeteksi dini potensi masalah atau gangguan pertumbuhan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
3. Berikan penekanan pada pentingnya sertifikasi benih dalam pemasaran produk
pertanian. Benih yang disertifikasi dapat meningkatkan nilai jual produk akhir.
4. Menjelaskan bahwa melalui sertifikasi benih, petani turut berkontribusi pada pe
ningkatan keamanan pangan masyarakat. Benih yang bermutu akan menghasilk
an hasil pertanian yang lebih sehat dan aman dikonsumsi.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Wartapa dan Asih Farmia, 2018. Buku Ajar Perbanyakan Benih Hibrida. Pu
sat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Per
tanian Kementerian Pertanian. Jakarta.
Agus Wartapa dan Asih Farmia, 2018. Buku Petunjuk Praktikum Perbanyakan Be
nih Hibrida. Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengemb
anganSDM Pertanian Kementerian Pertanian. Jakarta.
Ahmad. Manajemen Mutu Terpadu; Penerbit Nas Media Pustaka: Makassar, 2020;
ISBN 9786236714102
Badan Karantina Pertanian. (2019). Peraturan Karantina Pertanian Nomor 3 Tah
un 2019 tentang Sertifikasi Benih Tanaman.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Balai Benih Barongan, 2016. Hasil Praktek Mahasiswa STPP Jurluhtan Yogyakar
ta.UPTD Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. (2012). Pedoman Umum Sertifikasi Benih T
anaman Pangan. Departemen Pertanian.
Istianto, E., & Sumekar, W. (2016). Penerapan Sertifikasi Benih dalam Mendukun
g Ketahanan Pangan. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan
Kepmentan RI, Nomor : 1238/HK.150/C/12/2017. Tanggal : 5 Desember 2017. Pe
doman Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia 2013, No
mor 44 Tahun 2013. Tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi
Kerja. Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Pertanian Golongan Pokok P
roduksi Bibit Tanaman Sub Golongan Pengawasan Benih Tanaman Menja
di Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
Modul Diklat Dasar Terampil, 2010. Pengawas Benih Tanaman Mata Diklat Sertif
ikasi Benih. STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta.
Muhandri, T., dan Kadarisman, D. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan; IPB Pre
ss: Bogor, 2012; ISBN 9789794933688

LAMPIRAN

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Formulir Permohonan Serti Gambar 2. Formulir Laporan Pemeriks


fikasi Benih Tanaman Pangan aan Lapangan Pendahuluan

Gambar 3. Pemohon Melakukan Pengi


sisian Formulir Sertifikasi Gambar 4. Melakukan Survei Lapang

PAGE \* MERGEFORMAT 1

Anda mungkin juga menyukai