Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENDALAMAN TEKNIK SAMPLING DAN FLEBOTOMI

TEMA 2: PENGAMBILAN DARAH KAPILER

PERTEMUAN 3,4,5,6 DAN 7

Nama : Arifah Safitri

NIM : 1911304002

Gol./Kelompok : A/A1

Instruktur : Rizky Akbar Assalamy, S.Tr.Kes.

Mochammad Reza Desianto, S.Tr.AK.

PRODI D4 ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2020
PENGAMBILAN DARAH KAPILER

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam pengambilan darah kapiler
2. Untuk mengetahui cara pengambilan darah kapiler
3. Untuk memperoleh darah kapiler dalam jumlah kecil, kurang dari 0,5 mL

B. Dasar Teori
Darah merupakan salah satu jaringan dalam tubuh yang berbentuk cair
berwarna merah. Karena sifat darah yang berbeda dengan jaringan lain
mengakibatkan darah dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain sehingga
dapat menyebar ke semua bagian tubuh. Penyebaran tersebut harus terkontrol
dan harus tetap berada pada satu ruangan agar darah benar-benar dapat
menjangkau seluruh jaringan di dalam tubuh melalui suatu sistem yang disebut
sistem kardiovaskuler, yang meliputi jantung dan pembuluh darah. Dengan
sistem tersebut darah dapat diakomodasikan secara teratur dan diedarkan
menuju organ dan jaringan tersebar di seluruh tubuh. Darah didistribusikan
melalui pembuluh darah dari jantung ke seluruh tubuh dan akan kembali lagi
menuju jantung. Sistem ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sel atau
jaringan akan nutrien dan oksigen, serta mentransport sisa metabolisme sel atau
jaringan keluar dari tubuh (Nugraha, 2015).
Darah kapiler adalah darah yang didapat dari pembuluh kapiler yang
sangat kecil di mana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol makin
menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang
sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja, yaitu lapisan endotelium.
Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk
cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui
pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen
dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbon dioksida (Pearce, 2006).
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy
yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada
macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture),
tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah
cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering
dikaitkan dengan venipuncture (Atmaja, 2018).
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang
berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang
digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah di ujung jari tangan
(fingerstick) atau anak daun telinga. Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit
(heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki. Lokasi
pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti
vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau
sianosis setempat (Atmaja, 2018).
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan
sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar
Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method)
(Atmaja, 2018)

C. Metode
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah hemolancet, pen
lancet, dan tabung kapiler
2. Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah kapas alkohol dan
wax
3. Cara Kerja
a. Pengambilan darah kapiler pada orang dewasa
Dipilih jari yang akan dilakukan penusukan, telapak tangan dan
jari yang akan ditusuk, dipijat terlebih dahulu, kemudian diusap
dengan alkohol 70% dan dibiarkan kering. Lalu bagian tersebut
dipegang supaya tidak bergerak dan ditekan sedikit supaya rasa nyeri
berkurang. Lalu ditusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam
sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusuk
lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini mengakibatkan
darah encer dan juga melebar di atas kulit, sehingga susah
ditampung. Setelah darah keluar, tetes pertama dibuang dengan
memakai kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk
pemeriksaan. Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan
jangan diperas-peras untuk mencegah terbentuknya jendalan.
b. Pengambilan darah kapiler pada bayi dan anak-anak
Dipilih bagian yang akan ditusuk, yaitu: permukaan
lateral/medial tumit dan permukaan plantar jempol kaki. Bagian kulit
yang akan ditusuk harus didesinfeksi terlebih dahulu dengan alkohol
70%, lalu dikeringkan dengan kapas yang steril. Kulit setempat
dipegang dan ditegangkan dengan memijatnya antara dua jari, untuk
menghindari gerakan tiba-tiba. Penusukan dilakukan dengan gerakan
yang cepat dengan memakai lancet steril. Tusukan dilakukan dengan
arah tegak lurus pada garis sidik jari. Tetesan darah yang pertama
kali keluar dihapus dengan menggunakan kapas steril dan tetesan
berikutnya baru boleh digunakan untuk pemeriksaan. Darah yang
diperoleh dimasukkan ke dalam tabung atau botol spesimen sampai
batas volume yang dikehendaki.

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
No Nama Alat Gambar Fungsi

Untuk
1 Hemolancet pengambilan
darah kapiler

Untuk pemantik
2 Pen Lancet
hemolancet
Untuk
mensterilkan
Kapas area yang akan
3
Alkohol dilakukan
pengambilan
darah

Untuk tempat
Tabung
4 menampung darah
Kapiler
kapiler

Untuk penutup
5 Wax
tabung kapiler

2. Pembahasan
Dalam pengambilan darah kapiler, digunakan beberapa alat dan
bahan, yaitu hemolancet, pen lancet, kapas alkohol, tabung kapiler, dan
wax.
Hemolancet merupakan jarum kecil disposable yang digunakan untuk
pengambilan darah kapiler dipermukaan kulit atau ujung jari pasien. Bisa
berupa classic lancet yang terpisah dari pemantiknya, atau bisa berupa
automatic lancet yang bisa langsung digunakan tanpa pemantik lagi
(Yayuningsih, Prayitno, & Mazidah, 2017).
Pen Lancet merupakan pemantik hemolancet yang digunakan untuk
pengambilan darah kapiler. Memiliki beberapa skala yang bisa diatur
kedalaman dari tusukan oleh jarum terhadap kulit yang akan diambil
darahnya (Yayuningsih, Prayitno, & Mazidah, 2017).
Kapas Alkohol merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah
menyerap dan dibasahi dengan antiseptik berupa etil alkohol 70%. Tujuan
penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang
dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area
penusukan agar risiko infeksi bisa ditekan (Yayuningsih, Prayitno, &
Mazidah, 2017).
Tabung kapiler merupakan tabung kecil dengan diameter 1 mm
sehingga memiliki daya kapilaritas atau menyerap cairan darah yang akan
diambil. Cukup dengan menempelkan salah satu ujungnya, maka darah
akan mengisi tabung sesuai kebutuhan. Tabung kapiler dengan anti
koagulan bertanda strip merah, sedangkan tanpa anti koagulan dengan
strip biru.
Wax merupakan dempul atau penutup yang digunakan sebagai
penahan dasar tabung hematokrit sehingga di saat penyimpanan sampel
darah atau pemutaran nilai hematokrit. Darah bisa bertahan di dalam
tabung.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan
pengambilan darah kapiler agar tidak menjadi sumber kesalahan
pengambilan sampel, adalah (Yayuningsih, Prayitno, & Mazidah, 2017):
1. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan
peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi oleh radang,
trauma, dan sebagainya, kongesti atau sianosis setempat.
2. Jangan menusuk paralel dengan guratan sidik jari karena dapat
menyebabkan darah mengalir ke bawah jari dan susah ditampung.
3. Tusukan pada fingerstick biasanya lebih menimbulkan rasa nyeri
daripada venipuncture. Hal ini disebabkan karena lokasi penusukan
dekat tulang dan banyak serabut saraf.
4. Perhatikan kedalaman tusukan, jangan terlalu dalam karena darah
akan lebih sulit berhenti mengalir, jangan terlalu dangkal karena
sedikit darah keluar.
5. Jangan memeras jari lokasi tusukan terlalu keras, cairan jaringan
yang keluar akibat perasan tersebut akan mengencerkan darah yang
keluar.
6. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Hal ini menyebabkan
darah terencerkan, juga dapat mengakibatkan tetesan darah melebar
di atas kulit sehingga sukar diisap dalam pipet.
7. Tetesan darah pertama dipakai untuk pemeriksaan, hal ini dapat
memberikan hasil yang berbeda pada pemeriksaan (rendah palsu).
8. Terjadi bekuan darah karena lambat bekerja.
9. Terjadi hemolisis akibat penekanan bagian tusukan yang terlalu
keras.

E. Kesimpulan
Pengambilan darah kapiler merupakan pengambilan darah melalui tusukan
kulit, yang dilakukan untuk mendapatkan sampel darah dalam jumlah sedikit,
kurang dari 0,5 mL, untuk pemeriksaan yang hanya membutuhkan sedikit
sampel darah.
Daftar Pustaka

Atmaja, I. G. (2018). Gambaran Kadar Hemoglobin Dengan Pemeriksaan


Menggunakan Metode Point Of Care Testing Dan Hematology Analyzer.
Denpasar: Politeknik Kesehatan Denpasar. Karya Tulis Ilmiah.

Nugraha, G. (2015). Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta


Timur: Trans Info Media.

Pearce, C. E. (2006). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Yayuningsih, D., Prayitno, H., & Mazidah, R. (2017). Hematologi: Program Keahlian
Teknologi Laboratorium Medik untuk SMK/MAK Kompetensi Keahlian
Teknologi Laboratorium Medik. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai