Anda di halaman 1dari 21

TUGAS DISKUSI KELOMPOK7KEPEMIMPINAN DAN BERFIKIR SISTEM

KESEHATAN MASYARAKAT

“GAYA KEPENGIKUTAN”

DOSEN PENGAMPU:

dr. Adila Kasni Astiena, MARS

ANGGOTA KELOMPOK 7:

Adhelya Asti Pramesti 1911212025


Ageng Prabowo 2011216002
Hafizhah Nurul Hidayah 1911213012
Nadia Fironika 1911213042
Nadhiyatul Alhamda 1911213007
Andrilla Putri Anti Pratama 2011216009
Dina Oktavia 2011216011
Fajri Razes 2011216003

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

1
2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Individu-individu dalam suatu organisasi memiliki peran masing-masing untuk


dijalankan. Secara umum, individu berperan sebagai pemimpin (leader) dan juga sebagai
pengikut (follower). Bahkan, banyak juga individu yang memiliki peran keduanya, sebagai
pemimpin sekaligus pengikut pada saat yang bersamaan. Artinya, dalam suatu struktur
jabatan, individu yang bersangkutan memiliki gaya kepemimpinan (leadership) dan
kepengikutan (followership).
Saat pertama kali kita mendengar kata “pengikut,” mungkin yang muncul dalam pikiran
kita adalah individu yang melayani orang lain, atau yang mengikuti perintah orang lain,
bahkan meniru orang lain. Begitu pula saat kita mendengar kata “pemimpin,” yang muncul
dalam pikiran kita adalah individu yang memimpin orang lain, atau yang memberi perintah
pada orang lain, mungkin juga seorang penguasa. Padahal pengikut memiliki peran yang
penting dalam pencapaian visi dan misi sebuah organisasi.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas Gaya Kepengikutan, karena pengikut
merupakan salah satu tonggak keberhasilan dari sebuah tujuan, selain itu dalam menjalankan
sebuah organisasi seorang pemimpin memiliki berbagai jenis pengikut yang memiliki cara
kerja yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Pengikut
2. Pola Hubungan Pemimpin dan Pengikut
3. Gaya Kepengikutan
4. Karakteristik Pengikut yang Baik

1.3 Tujuan
Setelah membaca makalah ini, pembaca akan mengerti tentang:

2
1. Definisi Pengikut
2. Pola Hubungan Pemimpin dan Pengikut
3. Gaya Kepengikutan

1.4 Manfaat
Dengan membaca makalah ini, pembaca mampu menganalisis gaya-gaya
kepengikutan yang ada dalam suatu organisasi. Pembaca mampu mengerti bagaimana
cara menjadi pimpinan yang bisa mengetahui keadaan pengikutnya. dan bagaimana
cara menjadi pengikut yang efektif dalam suatu organisai

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepengikutan

Pengikut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses kepemimpinan. Tidak
ada pemimpin tanpa pengikut dan keberhasilan pemimpin tergantung pada pengikutnya. Ada
sejumlah istilah yang dipergunakan untuk istilah pengikut seperti constitutient, partisipant,
atau subordinate.

Menurut Josept C.Rost(1995) mendefinisikan pengikut sebagai berikut : “Follower as


a concept, connoted a group who were part of the sweaty masses and therefore separated
from elites, not able to act dilligently without guidance and control of others, willing to let
other people take control their lives and unproductive unless directed by others.”

Maka, pengikut dapat diartikan sebagai orang yang berinteraksi dengan, dipengaruhi
dan mempengaruhi pemimpin untuk ikut serta dalam merealisasi visi sistem sosial. Interaksi
antara pemimpin dan pengikut merupakan inti kepemimpinan. Interaksi antara pemimpin dan
pengikut merupakan suatu kontinum dari tidak aktif menjadi aktif. Seseorang dikatakan
pengikut jika ia bersimpati dengan visi dan pola pikir pemimpin walaupun ia tidak ikut serta
dalam perubahan yang dilakukan oleh pemimpin untuk merealisasi visinya. Dalam interaksi
ini pemimpin berusaha mempengaruhi pengikut dan sebaliknya pengikut juga berusaha
mempengaruhi pemimpinnya.

2.2 Pola hubungan pemimpin dan pengikut

1. Pola Teori Orang Besar

Menurut pendapat klasik seorang pemimpin merupakan orang besar yang ketika lahir
memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Demikian juga pengikut memang sudah
ditakdirkan untuk menjadi pengikut ketika ia dilahirkan.Menurut pendapat ini para nabi, raja,
4
kaisar,presiden dan pemimpin masyarakat lainnya memang sudah ditakdirkan untuk menjadi
nabi, raja, kaisar, dan sebagainya ketika dilahirkan (Leaders are born)

Pendapat ini mendudukkan pemimpin dan pengikut pada tempat yang berbeda.
Pemimpin dan pengikut berada pada sastra yang berbeda, dipisahkan oleh tirai atau batas
struktur sosial. Pengikut tidak dapat menjadi pemimpin dan sebaliknya pemimpin tidak dapat
berubah dipimpin oleh pengikutnya. Pemimpin menetapkan tujuan sistem sosial dan
memerintahkan para pengikutnya untuk mencapai tujuan tersebut. Pengikut memang sudah
diciptakan tugasnya sebagai pelaksana untuk mencapai tujuan pemimpin

2. Pola Birokrasi

Dalam pola birokrasi pemimpin merupakan atasan dan pengikut merupakan bawahan
yang tersusun dalam struktur hirarki birokrasi organisasi. Antara atasan dan bawahan terdapat
pembatas yang jelas dan hubungan keduanya diatur oleh norma hirarki birokrasi organisasi.
Pemimpin yang terdiri sejumlah level hirarki atau ekselon mencapai bawahannya untuk
mencapai tujuan organisasi

Tujuan organisasi dijabarkan menjadi tujuan pemimpin puncak yang kemudian


dijabarkn menjadi tujuan pemimpin menengah dsb. Dan selanjutnya dijabarkan menjadi
tujuan pelaksana. Ini disebut hirarki tujuan dalam organisasi. Masing-masing level pemimpin
dan pelaksana kemudian berusaha mencapai tujuan masing-masing melalui pelaksanaan
aktivitas manajerial.

3. Pola Sejajar

Dalam pola ini pemimpin dan pengikut mempunyai kedudukan yang sama dalam
kepemimpinan, pemimpin dan pengikut mempunyai peran yang berbeda, akan tetapi mereka
harus bekerja sama. Pola hubungan sejajar terdiri dari 3 pola :

a. Pola Transaksi

Dalam pola transaksi pengikut dan pemimpin mempunyai kedudukan yang sama. Dalam
transaksi pemimpin akan memberikan sesuatu kepada pengikut jika pengikut bersedia
memilih dirinya untuk menduduki posisi tertentu atau melakukan sesuatu yang dikehendaki
pemimpin.Pola ini sering terjadi di kepemimpinan politik dan perusahaan yang menggunakan
kepemimpinan transaksional.

5
b. Pola Transformasi

Dalam pola ini pemimpin dan pengikut mempunyai kedudukan yang sama dengan fungsi
yang berbeda. Pemimpin dan pengikut saling memotivasi untuk mencapa tujuan yang
berbeda.

c. Pola Rotasi dan Tujuan

Pola rotasi dan tujuan dikemukakan oleh Ira Challeff (1955) dalam bukunya The Courageous
follower:Standing Up to and for our leaders. Dalam pola ini pemimpin dan pengikutnya
mempunyai tujuan yang sama. Tujuan terseut merupakan lem atom yang mengikat keduanya.
Pemimpin dan pengikut mengorbit keliling tujuan. Para pengikut tidak mengorbit keliling
pemimpin.

d. Pola demokratis

Dalam pola demokratis kedudukan pemimpin sama dengan kedudukan para pengikutnya.
Pemimpin merupakan salah seorang dari beberapa pengikutnya yang terpilih untuk
memimpin para anggota. Pemimpin berkewajiban untuk memimpin para anggota dengan cara
yang telah dibuat bersama antara pemimpin dan pengikutnya. Pemimpin diangkat dengan
prosedur dan periode tertentu.

3. Pola Paternalis

Dalam pola paternalistik hubungan antara pemimpin dengan pengikut sebagai hubungan
antara orangtua dengan anaknya. Pemimpin mempunyai kewajiban untuk memimpin
pengikut dengan memberi petunjuk atau pengarahan dan pengikut mempunyai kewajiban
untuk mematuhi petunjuk pemimpin.

Jenis hubungan paternalistik antara pemimpin dan pengikut lainnya adalah hubungan antara
mentor dan protege. Dilembaga pendidikan, mentor adalah guru sedangkan protege adalah
murid atau mahasiswa yang mempelajari teori.

2.3 Gaya Kepengikutan

Gaya kepengikutan adalah pola perilaku yang digunakan oleh pengikut dalam interaksi
sosial dengan pemimpinnya.  Istilah pola perilaku disini dipakai dalam pengertian dinamis,
tidak statis. Artinya pengikut dapat merubah pola perilakunya dari satu jenis pola perilaku ke

6
pola perilaku lainnya tergantung situasi yang dihadapinya. Dengan kata lain pengikut dapat
menggunakan sejumlah perilaku dalam waktu dan situasi yang berbeda.
      Walaupun pengikut sangat penting dalam kepemimpinan, tidak banyak pakar menaruh
perhatianya kepada pengikut seperti perhatian terhadap pemimpin. Oleh karena itu jumlah
teori mengenai gaya kepengikutan lebih sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan
teorimengenai gaya kepemimpinan. Teori yang berhubungan dengan kepengikutan:
1.      Teori kepengikutan dinamik

Teori Kepengikutan Dinamik atau Followership Dynamics dikemukakan oleh Joseph


A.stenger, George E. Manners, Jr dan Thomas W. Zimmerer (2001). Mereka berpendapat
bahwa manajer yang sukses selalu mempelajari dan merespon kepada perilaku para pengikut.
Peran pemimpin adalah meyakinkan pengikut bahwa jika mereka meningkatkan kinerjanya
akan menerima imbalan atau peningkatan sekuriti. Menurut mereka perilaku-perilaku
pengikut ditentukan oleh 2 dimensi:

a.       Enhancement self (peningkatan diri sendiri)

Yaitu keinginan pengikut untuk berpartisipasi dalam sistem status dan imbalan organisasi.
Pengikut ingin lebih banyak tanggung jawab dan risiko. Jadi pengikut ingin bermain “solo”
untuk menjadi bintang dalam mendapatkan status dan imbalan untuk diri sendiri.

b.      Protection of self (perlindungan diri)

Yaitu kekhawatiran dari pengikut untuk gagal dan keinginannya untuk melindungi dirinya
dari kegagalan. Pengikut juga takut akan konsekuensi sosial dari kegagalan. Contoh dari
perilaku menghadapi kegagalan adalah apati, defensif, dan melakukan agresi.

Berdasarkan tinggi rendahnya kedua dimensi tersebut terbentuk 9 gaya kepengikutan seperti
berikut:

7
Gaya Kepengikutan Follower Dynamics

PROTECTION OF SELF
ENHANCE High                                            Medium                                             
M ENTOF       low
  SELF The Game Player The Achiever The Kamikaze
(pemain (pencapai prestasi) (kamikaze)
pertandingan)  Produktif. ·    Tingkat energi
·    Mensubsitut status Menetapkan tujuan tinggi. Produktif.
untuk kinerja. terus-menerus. Menekankan pada
Memfokuskan pada Memerlukan perubahan organisasi.
High
isyarat politik. balikan. Gerakan Sering bodoh. Dapat
Defensif. pasti untuk menimbulkan biaya
Mempergunakan perubahan. mahal untuk
hubungan kekuasaan organisasi.
untuk menolak
perubahan
The Bureucrat The Super The Artist (Artis)
(birokrat) Follower (pengikut ·    Produktif. Sikap
·    Produktif. Senang super) positif kearah
simbol status akan·    Produktif. perubahan. Harus
tetapi mengenal Perlindungan diri menghitung lever
Medium
keterbatasan personal. sedang. Sejumlah risiko. Sering bekerja
Prngambil resiko gerakan diarahkan untuk kepuasan diri
rendah.mempertahank untuk perubahan. sendiri tapi senang
an status quo. Pengikut bernilai mendapat pujian.
tertinggi.
The Apatetic The Donkey The Devian
(Apatetik) (keledai) (penyimpang)
·    Tidak produktif·    Tingkat ·    Tak mungkin untuk
defensif. Menarik produktivitas di motivasi. Sikap
diri. Apatis karena rendah. Tidak masa bodoh. Turn-
low takut. punya minat over-rate tinggi.
terhadap sistem Dapat destruktif.
formal status dan
imbalan. Tak ada
gerakan kecuali di
dorong.

1)     Gaya kepengikutan pemain pertandingan (The Game player)

8
Gaya kepengikutan ini ditandai denganpeningkatan diri sendiri tinggi dan
perlindungan diri tinggi dari kegagalan. Pengikutnya berupaya meningkatkan simbol status,
imbalan dan menghindari kegagalan dan resiko secara terus menerus. Pemain pertandingan
sensitif terhadap politik organisasi dan jika berupaya tetapberkuasa sangat bernilai bagi
pemimpin. Akan tetapi pengikut jenis ini defensif dan resistan terhadap perubahan. Keadaan
ini berbahaya bagi pemimpin karena game player mempergunakan kekuasaan dan simbol-
simbol secara efektif untuk mendapatkan dukungan, menolak perubahan dan memperoleh
posisi optimal dalam konflik.

Makin lemah pemimpin, makin sukses dan berhasil pengikut jenis ini. Manajer yang
baik mungkin tidak menyukai Game Player akan tetapi dapat memanfaatkan dengan
memanipulasi simbol status yang diinginkan pengikut ini. Game Player menghindari resiko
dengan meramalkan berpihak kepada yang benar terrhadap suatu masalah berdasarkan siapa
yang mendukungnya. Para pengikut jenis Game player senang mengitari pemimpin dan
memperoleh kekuasaan dari eksekutif yang lebih tinggi. Mereka kemudian melaksanakan
tugas dengan ilusi sebagai produser.

Para Game Player mudah diidentifikasi sebab kesenangan akan status. Mereka senang


berfoto dengan eksekutif kunci, ruang kerja penuh dengan medali, penghargaan, serrtifikat
dan sebagainya untuk menciptakan ilusi yang terus-menerus mengenai kekuasaan dan
pengaruh. Game player biasanya mempunyai pendidikan formal untuk memperkuat
kredibilitasnya. Pengikut jenis ini mudah dimanajemeni akan tetapi tak pernah loyal.

2)     Gaya kepengikutan pencapaiprestasi (The Achiever)

Para pengikut pencapai prestasi adalah pengikut yang menyenangi simbol-simbol


nyata yang mencerminkan kesuksesan dan mengambil resiko, akan tetapi menghindari risiko
besar untuk memperoleh kesuksesan. Mereka merupakan orang-orang yang produktif,
menentukan tujuan dan menginginkan balikan prestasi tinggi. Mereka orang yang menerima
dan ikut serta menciptakan perubahan.

The Achiever ingin mengembangkan hubungan personal dengan pekerjaan dan


supervisornya. Mereka mengharapkan pemimpin mengetahui pengetahuan teknikal,
bagaimana mencapai hasil dan kemampuan memberikan imbalan, jika tidak pengikut jenis ini
akan menurunkan rasa hormat mereka kepada pemimpinnya. Memanajemeni pengikut tipe
pencapai prestasi memerlukan kompetensi lebih tinggi dari memanajemenipengikut jenis

9
lainnya. Para pengikut pencapi prestasi memerlukan seorang manajer yang merencanakan ke
muka, tegas dan dinamik. Mereka juga memerlukan rencana aktivitas baru, melaksanakan
rencana, sukses dan mendapatkan imbalan.

3)      Gaya kepengikutan kamikaze

Pengikut tipe ini merupakan orang yang menginginkan perubahan organisasi apapun
risikonya. Akan tetapi Kamikaze merupakan orang yang tidak matang, mempunyai konsep
mengembangkan diri sendiri kecil, tidak takut gagal dan mempunyai kebutuhan simbol
kesuksesan yang besar. Mereka umumnya pengikut yang produktif dan inovatif.

Walapun merupakan pengikut yang produktif dan inovatif, mereka bukan problem
solver yang baik. Mereka melihat problem dan langsung mengambil kesimpulan. Mereka
merupakan orang yang sangat antusias terus-menerus akan tetapi sering menimbulkan
ketersinggungan bagi orang yang berhubungan bagi mereka. Pemimpin sebaiknya
memberikan tugas yang memerlukan penyelesaian cepat dengan imbalan yang nyata.
Kamikaze mudah dimanajemeni pada awal pelaksanaan tugas akan tetapi sering
menimbulkan ketersinggungan bagi orang yang berhubungan dengan mereka. Karena
perilakunya yang beresiko tinggi terhadap organisasinya, pemimpin harus mempunyai
rencana dari awal untuk mengeluarkan perilaku kamikaze dari tugas.

4)     Gaya kepemimpinan birokrat

Pengikut jenis birokrat terutama terdapat pada organisasi yang birokrasinya ketat yang
menurut Max Weber merupakan aparat yang ideal. Dari sini birokrat merupakan pengikut
yang produktif, menginginkan status, memperoleh peningkatan jabatan dan kekuasaan.
Sungguhpun demikian mereka memahami keterbatasan perannya. Para birokrat merupakan
orang pengambil risiko rendah, bahkan sering tidak mau mengambil risiko. Jika diperlukan
adanya perubahan sering menjadi ragu-ragu dan menunda-nunda untuk menghindari
kegagalan.

      Dalam organisasi yang pertumbuhanya lambat, birokrat dianggap sebagai pengikut yang
sangat baik oleh pemimpin. Tingkat kerjanya tetap, perilaku mereka dapat diramalkan dan
dapat dipercaya serta mudah dimanajemeni karenanya dalam kepemimpinan birokratik,
pemimpin banyak menciptakan birokrat. Akan tetapi jika lingkungan internal dan eksternal
organisasi berubah mereka bereaksi lambat. Jika pemimpin dapat mengarahkan dan
melindungi, mereka akan mengikutinya. Para birokrat merupakan administrator yang baik.

10
Mereka mempertahankan sistem birokrasi, tidak mentoleransi ambiguitas dan
mempertahankan lingkungan kerjanya.

5)     Gaya kepengikutan super (Super Follower)

Pengikut super merupakan bentuk tertinggi dari kepengikutan. Pengikut jenis ini
menginginkan imbalan walaupun tidak sebanyak pencapai prestasi. Ia berupaya mendapatkan
posisi dengan risiko sedang dan umumnya sangat produktif dalam posisinya. Ia mempunyai
motivasi kerja dan berprestasi tinggi untuk perubahan, ia dapat digerakkan pemimpin
disamping dapat bekerja secara mandiri dalam menghadapi situasi baru dan mempunyai
komitmen tinggi terhadap organisasi. Ia menyeimbangkan antara apa yang ia berikan kepada
organisassi dan apa yang ia peroleh dari organisasi.

Pengikut super mudah dimanajemeni sebab mereka matang, terbuka dan sopan yang
tidak ditemukan dalam pengikut Kamikaze atau Pemain Pertandingan. Ia merupakan aset
organisasi yang sesungguhnya yang perlu diberi imbalan.

6)     Gaya kepengikutan Artis

Pengikut tipe artis bekerja untuk menghasilkan kinerja dan kepuasan individu secara
provesional yang dapat menimbulkan resiko bagi orang lain. Jadi pengikut dengan tipe ini
merupaka orang yang produktif, walaupun pemimpin harus sabar memonitornya dalam
waktuyang lama. Untuk mengarahkan dan memperkecil risiko. Artis juga seorang yang suka
pamer dan menginginkan pengakuan dari organisasi.

Motivasi seorang artis adalah menemukan pekerjaan yang cocok untuk dirinya yang
sering berbeda dengan pekerjaan teman sekerjanya. Ia juga mengerjakan pekerjaan dengan
caranya sendiri yang sering tidak sesuai dengan prosedur organisasi. Sifat ini sering
menimbulkan masalah dalam memanajemeni mereka.

7)     Gaya kepengikutan Apatetik

Ciri khas dari gaya kepemimpinan apaoertik adalah keinginan kecil untuk
berpartisipasi dalam sistem formal organisasi tetapi ingin memperoleh imbalan. Jika pengikut
tidak mempunyai keinginan seperti itu ditambah kekawatiran kegagalan, mereka akan
bersikap dan berprilaku apatis. Mereka berprilaku defensif dan menarik diri. Sifat apatis ini
sering disebabkan sejarah organisasi dan pemimpin dalam memeberikan imbalan dan reaksi
terhadap kegagalan yang tidak menyenangkan mereka.

11
Untuk menanggulangi apatisme dari para pengikut apapetik, pemimpin perlu
meredesain elemen struktural pekerjaan yang menjadi sumber apatis. Pendekatannya antara
lain pemberian tanggungjawab, pelatihan dan perubahan pekerejaan. Ini perlu dilakukan
karena pengikut apapetik merupakan kanker dalam organisasi. Mereka sembunyi dalam
sistem pekerjaan, dibawah permukaan mereka melawan perubahan yang akan merugikan
mereka. Para pengikut apapetik sulit dipimpin tanpa kemungkinan untuk memecat mereka.

8)   Gaya Kepengikutan Keledai.


Perbedaan antara pengikut apapetikdan pengikut keledai adalah jumlah kekuasaan
yang dapat diterapkan kepada mereka. Para pengikut tipe keledai merespon terhadap
perubahan bukan karena harapan imbalan formal. Pengikut tipe keledai sangat sedikit
bergerak, kecuali didorong karenanya produktifitasnya rendah. Pola perilaku pengikut keledai
seperti di asumsikan oleh teori X nya McGregor karena itu kepemimpinan yang cocok adalah
otoritarian. Produktifitas hanya dihasilkan jika dilakukan ancaman hukuman secara terus-
menerus.
Para pengikut keledai tidak menginginkan yang ditawarkan pemimpin, jika mereka
menginginkan tidak akan berepengaruh terhadap peningkatan upaya dan kinerjanya. Mereka
mengharapkan imbalan untuk upaya mereka tapi tanpa mengkaikan dengan kinerjanya.

9)   Gaya kepengikutan Penyimpang


Para pengikut jenis ini, tidak mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dengan sitem
andalan dan tidak takut keliatan gagal dalam organisasi, karenanya mereka merespon
bertentangan dengan organisasi. Mereka masa bodoh mengenai apa yang dipikirkan
pemimpin dan turnovernya tinggi. Para pengikut ini seperti semut merah, harus dihindari
sebelum menggigit. Mereka sulit dirubah karena itu perekrutan dan seleksi karyawan baru
harus berupaya menghindari calon karyawan jenis ini.
Steger, Manner,dan Zimmerer menemukan 4 faktor yang mempengaruhi pemilihan
gaya kepengikutan dan intensitasnya oleh para pengikut, yaitu : (1) simbol status, (2) Imbalan
terhadap kenaikan kinerja, (3) Asumsi mengenai tanggung jawab dan (4) respon organisasi
terhadap kegagalan individual pengikut.

12
Tabel 1. Jenis Gaya Kepengikutan Muncul karena Distribusi Imbalan

Imbalan untuk kenaikan Kerja disuatu posisi

Tinggi Tinggi Rendah

Imbalan untuk Birokrat Pertandingan Pencapai Prestasi


posisi

? Kamikaze
Rendah

Tabel 2. Jenis Gaya Kepengikutan yang Muncul karena reaksi kegagalan dan Toleransi
Ekspresi Diri

Toleransi Ekspresi

Tinggi Tinggi Rendah

Birokrat ?
Reaksi Negatif

Terhadap kegagalan
Artis Pengikut Super
Rendah

Tabel 3. Jenis Gaya Kepengikutan karena distribusi kekuasaan

Kekuasaan Organisasi

Tinggi Tinggi Rendah

Kekuasaan Apatetik Apatetik memberikan

Kompensasi

Rendah Keledai Penyimpang

13
Steger, Manners Jr. dan Zimmerer berpendapat bahwa gaya kepengikutan dapat
menjadi hambatan perubahan organisasi. Dengan memahami kecenderungan perilaku para
pengikutnya, pemimpin dapat menyusun strategi perubahan. Menurut mereka ada 3
pendekatan untuk perubahan organisasi ะ (I) pendekatan kekuasaan langsung, (2) pendekatan
perkembangan suportif dan (3) pendekatan manipulatif berliku. Ketiga pendekatan tersebut
merupakan strategi yang paling tepat untuk melakukan perubahan tergantung pada besarnya
perubahan dan target jenis kepengikutan para pengikut. Tabel 5 mengemukakan pola dasar
pendekatan perubahan yang cocok untuk setiap jenis gaya kepengikutan.

Karena Pengikut Super, Pencapai Prestasi, Kamikaze dan Artist mau mengambil risiko dan
ingin peningkatan prestasi maka strategi dukungan dan developmental lebih cocok. Birokrat
juga mendapat dukungan dan penjelasan dan pengembangan walaupun pemimpin agak
menyembunyikan fakta perubahan. Makin besar proteksi diri dari Pemain Pertandingan
makin besar keperluan untuk pendekatan manipulatif.

Tabel 5. Pendekatan Perubahan terhadap Gaya Kepengikutan

Perlindungan Diri atau Perluasan Diri

Tinggi Tinggi Rendah

Tinggi Pemain Pencapaian Kamikaze


Pertandingan

Sedang Birokrat Pengikut Super Artis

Apatetis Keledai Penyimpang

Rendah

Keterangan kolom :
Kuning = Kekuasaan Langsung
Biru = Suportif & Developmental
Coklat = Kekuasaan Langsung, Berlika liku & Manipulatif

2. Teori Kepengikutan Robert Kelley

14
Robert Kelley (1992) dalam bukunya berjudul The Power Of
Followership mengemukakan teorinya mengenai gaya kepengikutan berdasarkan 2 dimensi:
1. Dimensi Derajat Berpikir Kritis atau Independent Critical Thingking (as vertikal)
dengan skala dari 0 sampai 60.
Yaitu dimensi yang merupakan kontinum dari berfikir kritis independen (independent,
critical thingking)sampai dengan berfikir tidak kritis tergantung (dependent, uncritical
thingking). Pada ujung yang satu terdapat pengikut yang terbaik dalam dimensi ini adalah
individu yang berfikir untuk diri sendiri, memberikan kritik yang konstruktif, kreatif dan
inovatif. Pada ujung yang lain pengikut yang terburuk adalah pengikut yang harus diberitahu
apa yang harus dilakukan, tidak dapat kekamar mandi dan pengikut yang tidak berfikir.
Diantara kedua ujung itu terdapat pengikut yang memerlukan pengarahan dan tidak
menentang pemimpin.
2. Dimensi derajat keaktifan pengikut dalam bekerja atau degree of active
engagement in work (as horizontal dengan skala dari 0 sampai 60).
Dimensi ini merupakan kontinum dari aktif sampai ke pasif. Menurut Kelley pengikut yang
baik adalah pengikut yang mengambil inisiatif, mengasumsikan memilki organisasi,
berpartisipasi aktif, pemulla sendiri dan bekerja melebihi target yang ditetapkan. Pada ujung
yang lain adalah pengikut yang paling buruk yaitu pengikut yang pasif, malas, memerlukan
dorongan, memerlukan supervisi yang terus-menerus dan menghindari tanggungjawab.
Ditengah-tengah adalah pengikut yang menyelesaikan pekerjaannya tanpa supervisi setelah
diberi tahu apa yang harus dikerjakannya
Berdasarkan ke dua dimensi tersebut kelley menggolongkan pengikut menjadi 5 jenis yaitu:
1.      Allienated Followers (pengikut terasing)

Ciri utama jenis pengikut terasing adalah berfikir kritisnya tinggi sedangkan derajat
keikutsertaaanya dalam pekerjaan rendah. Ia seorang yang pasif dalam bertindak tapi sangat
kritis terhadap organisasi dan pemimpin. Pengikut jenis ini adalah pengikut yang menambah
luka bagi organisasi, iritan konstan yang menunjukkan aspek negatif (tak pernah
menunjukkan aspek positif) terhadap tujuan, kebijakan dan prosedur kerja organisasi.
Menurut kelley pengikut jenis ini jumlahnya 15 sampai 25 persen dlam organisasi.
Merek merupakan pengikut yang mampu melksanakan tugas akan tetapi sinis dan menambah
upaya mereka. Citra dirinya berbeda jelas dengan persepsi pemimpin mengenai citra diri
mereka. Para alienated follower sering melukiskan diri mereka sebagai orang netral
(marverik) yang berfikir untuk diri sendiri, mempunyai suatu skeptisme sehat dan sering

15
mengnggap dirinya sebagai suara hati organisasi. Pemimpin sering menganggap pengikut
jenis ini sebagai biang kerok, sinis, negatif dan kurang pertimbangan. Kelley yakin allienated
follower berasal dari exemplary  follower  (pengikut yang patut di contoh) yang mengeluh
karena kemunduran atau hambatan. Pengikut ini dapat kembali
menjadi  exemplary   follower  jika mereka dapat mengurangi tingkat kenegatifannya melalui
belajar sendiri dan problem solving konstruktif.
2.      Exemplarry Follower (pengikut patutu di contoh)

Para pengikut patut di contoh menunjukkan prilaku kepada pemimpin dan teman
kerjanya sebagai orang yang indenpenden, inovatif, kreatif, konsisiten dan mau membela
pemimpin. Ia menerapkan bakatnya untuk kepentingan organisasi bahkan ketika mereka
terbentur pada hambatan birokratik, teman kerja passif atau situasi pragmatik. Pemimpin
yang efektif sangat menghargai pengikut seperti ini. Ia dapat bekerjasama dengan pemimpin
dan rekan kerjanya.
Exsemplary follower berpikir kritis dan aktif, dan untuk menciptakan pengikut jenis ini
Kelley menyarankan pemimpin untuk memilih pengikut yang mempunyai karakteristik jenis
ini dan menciptakan kondisi yang menimbulkan dan mengembangkan perilaku seperti ini.

Gambar 1. Jenis Kepengikutan Menurut Kelley (1992)

3.      Pragmatist Follower ( pengikut pragmatis)

Seorang pengikut pragmatis tingkat berfikir kritiknya dan sifat sedang dan menurut kelley
jumlahnya 25-35 persen dari seluruh pengikut. Ia jarang setia terhadap tujuan organisasi tapi
tak pernah berusaha untuk merubahnya. Ia meletakkan segala sesuatu dalam perspektif dan
tahu bagaimana menyelesaikan pekerjaan serta mampu menjga organisasi tetap nerjalan

16
sesuaia arahnya dengan menggunakana aturan main. Akan tetapi dalam waktu bersamaan ia
akan bermain politik melakukan tawar-menawar untuk keuntungan dirinya sendiri. Kerena
tidak senang mengaitkan dirinya secera keseluruhan pada organisasi, maka kinerjanya
sedang-sedang saja.

4.      Passive Follower (pengikut pasif)

Pengikut pasif derajat berfikirnya rendah dan dan keikutsertaan dalm pekerjaan pasif dan
jumlahnya 5 sampai 10 persen dari semua pengikut. Ia tergantung pada pemimpin ntuk
melaksanakan tugasnya yang ia lakukan tanpa antusias. Ia tidak punya inisiatif dan tanggung
jawab dan selalu diarahkan serta tidak melakukan pekerjaannya melebihi yang telah
ditetapkan.
Para pemimpin memandang pengikut pasif merupakan hasil personalitas pengikut bukan
akibat perannya dalam organisasi, mereka menganggap pengikut ini malas, tak kompoten, tak
termotivasi bahkan bodoh.
5.      Confromist Follower (pengikut konformis)

Pengikut konformis berfikir tidak kritis tapi ikut sertanya dalam pekerjaan sangat aktif.
Ia mempunyai karakteristik Exemplarry Follower yaitu aktif melaksanakan tugas dan dan
karakteristik Pasive Follower yaitu berfikir tidak kritis. Jumlahnya 20 sampai 30 persen dari
jumlah pekerja. Ia melaksanakan tugas tanpa kritik dan aktif melaksanakannya. Oleh karena
itu sering disebutyes men  atau dalam bahasa jawa Pejah Gesang Ndrek.

2.4 Karakteristik Pengikut yang Efektif

Kepemimpinan yang efektif pengikut memerlukan pengikut yang efektif. Agar dapat
efektif pengikut memerlukan karakteristik tertentu. Karakteristik pemimpin dan pengikut
harus mempunyai kesamaan karena keduanya harus bekerjasama. Tanpa kesamaan akan
terjadi konflik antara pemimpin dan pengikut. Jika persyaratan seorang pemimpin harus
berani, jujur, kompeten dan bekerja keras, pengikutnya harus seperti itu pula. Berikut
merupakan karakteristik pengikut yang efektif :

1. Integritas

Seorang pengikut dinyatakan memiliki integritas jika mengidentifikasikan dirinya dengan


melaksanakan norma-norma organisasi dalam upaya merealisir visi organisasi. Ia menyatu
dan memiliki komitmen tinggi untuk melaksanakan visi pemimpinnya. Istilah integritas juga

17
berarti kejujuran. Pengikut yang efektif bukan pengikut yang tanpa hak memanfaatkan norma
dan visi organisasi untuk kepentingan diri sendiri. Ia berusaha mencapai visi organisasi yang
sangat menentukan kehidupan anggota masyarakat dan nasibnya. Jika organisasi
berkembang, hidupnyapun akan berkembang.

2. Mandiri

Pengikut yang mandiri artinya ia memahami dan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik
dengan sedikit bantuan dari pimpinannya. Disamping itu, punya motivasi internal yang tinggi
untuk mencapai visi kepemimpinan.

3. Mempunyai kompetensi Tinggi

Pengikut yang efektif selalu meningkatkan kompetensinya, pengetahuan dan pengalaman


agar ia mampu melaksanakan tugasnya. Menurut Robert E Kelley (1995) Pengikut yang
efektif menguasai keterampilan yang berguna bagi organisasinya. Ia mempergunakan standar
kerja yang tinggi jika dibandingkan persyaratan lingkungan kerjanya dan terus
mengembangkan kemampuan profesionalnya.

4. Adaptif

Kepemimpinan selalu berkaitan dengan perubahan oleh karena itu pengikut yang efektif
harus adaptif terhadap perubahan artinya pengikut mampu menyesuaikan dengan perubahan
yang terjadi.

5. Kesiapan Tinggi

Hersey, Barchard dan Johnson berpendapat bahwa pengikut yang efektif merupakan pengikut
yang punya kesiapan atau readlines tinggi. Kemampuan kematangan pengikut adalah
kemampuan (ability) dan kemauan (willingness).

a) Kemampuan adalah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dibawa


individu atau kelompok untuk melaksanakan tugas atau aktivitas tertentu.
b) Kemauan adalah sampai seberapa tinggi individu atau kelompok mempunyai
percaya diri, komitmen dan motivasi untuk melaksanakan tugas atau aktivitas
tertentu.

6. Berani

18
Menurut Ira Challef (1995), pengikut harus memiliki 5 keberanian (courage) :

a) Berani memikul tanggung jawab


b) Berani melayani
c) Berani menantang
d) Berani berpartisipasi pada perubahan
e) Berani untuk meninggalkan pemimpin

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

19
Keberhasilan suatu pimpinan tidak terlepas dari pengikut yang ia miliki. Suatu organisasi
akan maju jika pemimpin memiliki kesamaan visi dengan pengikutnya. Dalam menjalankan
organisasi terdapat berbagai macam gaya pengikutan yang dimiliki oleh masing-masing
pengikut dalam sebuah organisasi. Gaya pengikutan menentukan bagaimana cara seorang
pengikut merespon dan berinteraksi pimpinannya.

Gaya pengikut terdiri dari beberapa macam, seperti Gaya kepengikutan pemain
pertandingan, Gaya pengikutan pencapai prestasi, Gaya kepengikutan kamikaze, Gaya
kepengikutan super, Gaya kepengikutan artis, Gaya kepengikutan Keledai dan Gaya
kepengikutan Apatetik, dimana masing-masing gaya kepengikutan memiliki karakteristik dan
cara kerja yang berbeda-beda.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca dapat mengaplikasikannya


dalam kehidupan sehari-hari apalagi sangat diperlukan dalam dunia kerja nanti, terlebih jika
nantinya pembaca akan menjadi pemimpin yang mengepalai beberapa pengikutPenulis
menyarankan agar pembaca bisa melanjutkan penulisan makalah ini dengan bahan yang lebih
luas sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang gaya kepengikutan.

Daftar Pustaka

Wirawan. Kapita Selekta Teori Kepemimpinan. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia &
Uhamka Press; 2003.

20
Sofyan F. Gaya Kepengikutan 2013.
from:http://ebysangnutrisionist.blogspot.com/2013/11/gaya-kepengikutan.html. diakses 14
Februari 2015

Budiarto Y. Followership : Sisi Lain Kepemimpinan yang Terlupakan.3(1).

21

Anda mungkin juga menyukai