Makalah GDH Fixx Print
Makalah GDH Fixx Print
OLEH
KELOMPOK 1
A. Latar belakang
Usia anak sekolah dasar merupakan usia yang sedang memasuki masa
pertumbuhan dan Pertumbuhan pada usia anak sekolah dasar merupakan masa-masa
pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita, dan pada saat itu pula
pertumbuhan sosial, emosional, kognitif seperti perkembangan memori, pemikiran
kritis, kreativitas, bahasa juga mengalami perkembangan. Gizi merupakan proses
tumbuh kembang fisik yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang fisik,
sistem saraf dan otak serta tingkat kecerdasan yang bersangkutan. Pemenuhan gizi
yang tepat sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak
sekolah dengan baik/ optimal (ari istianty dan rusilanti, 2013: 153).
Kebutuhan gizi usia usia anak sekolah disesuaikan dengan banyak sedikitnya
aktivitas yang dilakukan oleh anak sangat mempengaruhi, untuk itu ada beberapa dan
sumber zat gizi yang perlu diketahui tercukupi kebutuhannnya. Aktivitas fisik
memerlukan energi diluar kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktivitas fisik adalah
gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas
fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan
jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan za-zat gizi
dan oksigen ke seluruh tubuh dan mengeluarkan sisa-sisa tubuh (merryana adriani dan
bambang wirjatmadi, 2012: 264). Masukan gizi yang tepat, baik dalam jumlah
maupun jenisnya berpengaruh terhadap proses tumbuh. Usia, berat badan dan tinggi
badan mempengaruhi angka kecukupan gizi masing-masing anak namun rata-rata
kebutuhan gizi anak usia sekolah dasar untuk angka kecukupan energi yang diperlukan
anak usia anak laki-laki dan perempuan usia tahun 7-9 adalah 1850 kkal, sedangkan
untuk usia 10-12 tahun adalah 2100 kkal dan untuk anak perempuan 2000 kkal.
Kebutuhan gizi harian yang diperlukan anak untuk mendukung aktivitas anak yaitu
karbohidrat, protein, lemak, air dan serat. Seorang anak memerlukan energi diperlukan
untuk mendukung aktifitas fisik anak agar berjalan lancar dan berproduktivitas
optimal. Aktifitas yang cukup tinggi dan kebiasaan makan yang tidak teratur pada
anak sering mengakibatkan ketidak seimbangan antara asupan dan kecukupan gizi.
Ketidak seimbangan antara asupan dan kecukupan gizi akan menimbulkan masalah
gizi, baik itu masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Gizi lebih merupakan salah satu
masalah gizi yang terjadi di indonesia. Persentase orang yang mengalami gizi lebih
semakin meningkat, termasuk pada anak sekolah dasar. Berdasarkan data dari riset
kesehatan dasar oleh kesehatan tahun 2013, 18,8 % anak usia 5-12 tahun mengalami
gizi lebih. Angka ini bahkan semakin tinggi, terutama pada sekolah-sekolah dikota
besar dan sekolah dengan banyak siswa dari golongan ekonomi menengah ke atas
(hartanti sandi wijayanti dkk, 2016: 5). Gizi lebih memiliki berbagai dampak pada
kesehatan anak, berikut beberapa dampak dari gizi lebih yaitu: memicu depresi,
pubertas dini, gangguan pernafasan, masalah psikologi saat remaja, kegemukan saat
dewasa dan memicu penyakit degeneratif (seperti jantung koroner, diabetes, stroke).
Selain gizi lebih, gizi kurang juga merupakan salah satu masalah gizi yang banyak
terjadi di indonesia.
Masalah gizi anak usia sekolah disebabkan adanya ketidak seimbangan antara
asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit
(infeksi). Hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2007 menyebutkan bahwa masalah gizi
pada anak usia sekolah yang utama hingga saat ini adalah kurang energi protein (kep),
gangguanmakibat kekurangan yodium (gaky), kurang vitamin a, dan anemia defisiensi
besi (depkes, 2008). Salah satu masalah gizi di dunia adalah anemia, diperkirakan
sekitar 50% penyebab anemia adalah defisiensi besi (who, 2008). Individu yang
kekurangan zat besi rentan terhadap anemia dan memiliki daya tahan yang buruk
(sharkey, 2003). Hasil riskesdas (2007) menyebutkan sekitar 40% anak indonesia usia
1-14 tahun menderita anemia (depkes, 2008). Data dari who tahun 2008 menunjukkan
kira-kira 24,8% atau 1,62 milyar dari populasi dunia menderita anemia dan 25,4%
darinya merupakan anak usia sekolah. Penderita anemia diperkirakan hampir 30% dari
populasi dunia. Prevalensi anemia untuk anak balita sekitar 43%, anak usia sekolah
37%, lelaki dewasa hanya 18%, dan wanita tidak hamil 35% (arisman, 2002).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh reniati tahun 2008 prevalensi siswa
sd yang menderita anemia sebanyak 45%. Anemia gizi besi (agb) diderita oleh 8,1 juta
anak balita, 10 juta anak usia sekolah, 3,5 1 juta remaja putri dan 2 juta ibu hamil
(depkes, 2008). Anemia defisiensi besi disebabkan kurangnya cadangan zat besi dalam
tubuh, jika zat besi tidak cukup didalam tubuh dibandingkan dengan apa yang
dibutuhkan oleh tubuh, besi yang disimpan didalam tubuh mulai digunakan. Jika
simpanan besi habis maka produksi sel darah merah dan hemoglobin dalam tubuh
berkurang sehingga menyebabkan anemia (proverawati, 2011). Hb berfungsi untuk
mengambil dan melepaskan oksigen di dalam darah dan kemudian dialirkan dari paru-
paru ke jaringan perifer. Kadar hb pada seseorang yang menderita anemia lebih rendah
dibandingkan yang tidak anemia. Kadar hb yang rendah akan mengakibatkan suplai
oksigen ke dalam jaringan-jaringan tubuh pada orang yang menderita anemia akan
mengalami gangguan, karena alat transportasi dan yang diangkutnya berkurang,
sehingga proses metabolisme menjadi tidak optimal dan energi yang dihasilkan juga
tidak optimal. Energi yang tidak optimal akan mempengaruhi latihan ketahanan
aerobik seseorang (ganong, 2003). Kekurangan besi (anemia defisiensi besi) pada
umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan,
menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan
tubuh dan gangguan penyembuhan luka (almatsier, 2004).
B. Rumusan masalah
1. Fisiologi dan metabolisme anak sekolah
2. Kebutuhan gizi anak sekolah
3. Penilaian status gizi anak sekolah
4. Masalah gizi anak sekolah
5. Menu sehat untuk anak sekolah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan fisiologi dan metabolisme pada anak sekolah
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan kebutuhan anak sekolah
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan penilaian status gizi pada anak sekolah
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan masalah gizi pada anak sekolah
5. Untuk mengetahui dan menjelaskan menu sehat untuk anak sekolah
BAB 11
PEMBAHASAN
b. Metabolisme
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme,
termasuk yang terjadi di tingkat sel. Tiga tujuan utama metabolisme yaitu:
Konversi makanan menjadi energi untuk menjalankan proses seluler
Konveersi makanan/bahan bakar menjadi bahan penyusun protein, lipid, asam nukleat
dan beberapa karbohidrat
Pembuangan limbah nitrogen. Reaksi yang dikatalisis oleh enzim ini memungkinkan
organisme untuk tumbuh dan berkembang biak, mempertahankan strukturnya, dan
merespons lingkungannya.
anak-anak pada pada usia sekolah sangat sering melakukan aktivitas fisik. Aktivitas
fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktivitas fisik
adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama
aktivitas fisik berlangsung, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk
bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan energi tambahan untuk
mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengeluarkan sisa-sisa
dari tubuh. Penggunaan energi di luar amb (angka metabolisme basal) bagi bayi dan
anak selama masa pertumbuhan adalah untuk bermain dan sebagainya. Besar kecilnya
angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh intensitas kegiatan jasmani tersebut.
Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti
lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan makanan sumber
karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni. Semua makanan yang
dibuat dari bahan makanan tersebut merupakan sumber energi.
c. Lemak
otak manusia terdiri dari hamper 60% lemak. Asam lemak adalah salah satu molekul yang
paling penting dalam menentukan integritas dan kemampuan otak( chang, dkk.2009). Dua
jenis lemak yang penting untuk otak adalah asam lemak omega 3 dan omega 6. Asam
lemak omega 3, penting untuk perkembangan otak selamaperiode janin dan postnatal.
Omega 3 akan diubah menjadi asam dokosaheksanoat (dha) yang dibutuhkan untuk
pematangan fungsional retina dan korteks visual. Rendahnya asupan asam lemak omega 3
dapat menyebabkan masalah penglihatan terutama memengaruhi retina. Asam lemak
omega 6 juga penting dalam fungsi otak karena memengaruhi pelepasan neurotransmitter
dan juga mempengaruhi kemampuan neuron untuk menggunakan glukosa
(chang,dkk.2009). Asam lemak omega 6 akan diubah menjadi asam arakhidonat (aa).
Asam lemak esensial diperlukan tubuh untuk pemeliharaan kesehatan yang optimal tetapi
mereka tidak dapat disintesis oleh tubuh dan harus diperoleh dari sumber makanan. Asam
lemak omega 3 terdapat pada lemak ikan laut, sedangkan asam lemak omega 6 terdapat
pada lemak biji-bijian, seperti pada kacang tanah, kedelai, biji bunga matahari, dan wijen.
d. Vitamin dan mineral
beberapa vitamin dan mineral berfungsi untuk membantu kerja otak. Beberapa vitamin
yang diperlukan oleh otak, di antaranya adalah tiamin dan vitamin bo yang membantu
pertumbuhan organ juga sistem saraf pusat pada bayi. Vitamin b6 juga membantu
mengubah triptofan menjadi serotonin. Vitamin b12 membantu perkembangan otak janin
dan sistem saraf. Asam folat membantu pembentukan zat-zat di dalam otak yang penting
untuk menyimpan data dalam daya ingat. Asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan
selubung saraf otak setelah bayi lahir.
selain vitamin, mineral juga dibutuhkan untuk membantu kerja otak. Beberapa mineral
yang diperlukan adalah kalsium yang membantu proses fisiologis dalam otak. Zat besi
dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel otak yang memproduksi myelin dan enzim yang
mensintesis neurotransmiter. Kekurangan zat besi selama kehamilann dapat
mengakibatkan risiko serius bagi ibu dan bayi termasuk penurunan kemampuan belajar
serta memori secara permanen. Seng ditemukan dalam kadar tinggi di otak di mana ia
melakukan peran katalitik, struktural, dan pengaturan metabolisme sel. Defisit jangka
pendek dari seng dapat mengganggu fungsi mental dan neurologis, sementara defisit
jangka panjang dari seng, terutama saat kehamilan, mengakibatkan penurunan perhatian,
kemampuan belajar, memori, dan perilaku neuropsikologis. Lodium merupakan
komponen hormon tiroksin dan berperan dalam perkembangan mental serta kecerdasan.
Lodium dibutuhkan untuk mielinisasi sistem saraf pusat dan untuk perkembangan otak
normal. Kekurangan mineral ini selama periode kritis perkembangan saat kehamilan
dapat mengakibatkan retardasi mental serta perkembangan saraf yang lebih rendah.
Lodium dapat difortifikasi pada garam, sedangkan bahan alami yang mengandung iodium
adalah sayuran, daging, dan ikan (anderson, 2011).
Kekurangan :
Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun.
Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak,
sehingga diperlukan 2 orang untuk melakukannya.
3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah
dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB
adalah merupakan indeks yang independen terhadap umur. Jeliffe pada tahun
1966 telah meperkenalkan indeks ini untuk mengindentifikasi status gizi.
Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat
ini.
Kelebihan :
Tidak memerlukan data umur.
Dapat membedakan proporsi badan ( Gemuk, normal, kurus )
Kelemahan :
Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut pendek,
cukup tinggi badan dan kelebihan tinggi badan menurut umurnya,
karena faktor umur tidak dipertimbangkan.
Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan
pengukuran panjang atau tinggi badan pada kelompok anak.
Membutuhkan 2 macam alat ukur.
Mengukur relatif lebih lama.
Membutuhkan 2 orang untuk melakukan.
Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama
bila dilakukan oleh kelompok non-profesional.
4. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)
Lingkar Lengan Atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan
otot dengan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas berkorelasi
dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Lingkar lengan atas merupakan
parameter antropometri yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh
tenaga yang bukan profesional. Kadar posyandu dapat melakukan pengukuran
ini.
Lingkar lengan atas sebagimana dengan berat badan merupakan
parameter yang labil, dapat berubah-ubah dengan cepat. Oleh karena itu, LLA
merupakan indeks status gizi saat kini. Perkembangan LLA yang besarnya
hanya terlihat pada tahun pertama kehidupan (5,4 cm), sedangkan 5 tahun
sangat kecil yaitu kurang lebih 1,5 cm pertahun dan kurang sensitif untuk usia
lanjutnya ( Jelliffe, 1966)
Kelebihan :
Indikator yang baik untuk menilai KEP berat.
Alat ukur murah, sangat ringan, dan dapat dibuat sendiri.
Alat dapat diberi kode warna untuk menemukan tingkat keadaan gizi,
sehingga dapat digunakan oleh yang tidak dapat membaca dan
menulis.
Kelemahan :
Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat.
Sulit menentukan ambang batas.
Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak terutama usia 5
tahun yang perubahannya tidak nampak nyata.
b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat, metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.hal inidapat dilihat pada jaringanepitel
seperti kulit, mata, rambutan dan mukosa oral atau pada organ organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroit. Penggunaan metode ini umumnya
untuk survey klinis seca cepat. Survey ini di rancang untuk mendeteksi secar tepat
tanda tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gisi seseorang denga melakukan
pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit (supariasa, 2001).
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang
diuju secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang di gunakan antar lain, darah, urin, tinja, dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot (supariasa, 2001). Metode ini digunakan utntuk
suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keaadaan malnutrisi yang lebuh
parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia falid
dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gisi yang spesifik
(supariasa, 2001).
d. Biofisik.
Penentuan statu gisi biofisik adalah metode penan tuan dengan melihat
kemampuan fungsi khususnya jaringan dan perubahan struktur dari jaringan
umumnya dapat digunakan dalam situsi tertentu seperti, gejadian buta senja epidemic.
Penelian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3 , yaitu (supariasa,
2001):
1. Survey konsumsi makanan.
Survey ini adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang di konsumsi. Pengumpulanya dapat
memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,
keluarga dan individu. Survey ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan sat gizi.
2. Statistic vital
Pengukaran status gisi dengan statistic vital merupakan dengan
menganalisis data beberapa statistic kesehatan seperti angka kematian berdasrkan
umur, angka kesakitan dan kematian akibat tertentu dan data lainya yang
behubungan dengan gizi.
3. Factor ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai interaksi beberapa factor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim,
tanah, irigaasi, dan lainya. Pengukuran factor ekologi dipandang sangat penting
untuk mengetahui malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untukmelakukan
program interfensi gizi.
E. Menu sehat
Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam penyajian hidangan yang
memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang. Menu berasal dari kata ‘menu”
ysng berarti suatu daftar yang tertulis secara rinci. Sedangkan definisi menu adalah
rangkaian beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk
seseorang atau kelompok orang untuk setiap kali maka, yaitu dapat berupa hidangan pagi,
siang dan malam. Hidangan dalam satu hari idealnya terdiri dari 3 kali makan utama dan 2
kali makanan selingan atau snack.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan
proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan
perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.
Pola menu seimbang mulai dikembangkan pada tahun 1950 dengan istilah “empat sehat lima
sempurna”.
Anak anak pada usia sekolah juga tidak kalah penting dalam mendapatkan gizi yang benar.
Karena anak pada usia ini masih terus tumbuh dan memerlukan asupan gizi yang baik dan
memadai. Asupan gizi ini berpengaruh pada kebutuhan gizi anak. Maka dari itu diperlukan
takarang yang sesuai untuk pemberian gizi pada anak usia sekolah. Berikut adalah takaran
gizi yang di anjurkan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah.
a. Sarapan anak sekolah.
Selama di sekolah anak anak butuh energy yang cukup untuk berkonsentrasi penuh
dalam menerima pelajaran dan menjalankan aktifitas lainnya.
Sarapan adalah makanan khusus untuk otak karna berhubungan erat dengan kecerdasan
mental, memberikan nilai positif terhadap aktifitas otak sehingga menjadi lebih peka, cerdas
dan mudah untuk berkonsentras. Sarapan sehat juga dapat meningkatkan asupan zat gizi
penting seperti kalsium, zat besi, serat, folat, vitamin a, vitamin c, dan protein. Anak yang
sarapan secara teratur mempunyai kemungkinan lebih kecil untuk menjadi kelebihan berat
badan dibandingkan anak yang tidak teratur sarapannya.
Sarapan sebaiknya memenuhi 1/4 dari kebutuhan energy sehari dan jugga mengikuti pola gizi
seimbang yang terdiri atas sumber kabohidrat (60-68 %), protein (12-15%), lemak (15-25%)
sertavitamin dan mineral. Selain itu juga sebaiknya porsi sarapan jangan terlalu banyak
karena akan mengganggu system pencernaan dan aktifitas anak. Sarapan sehat harus
mengandung serat tinggi seperti sereal atau oatmeal, susu atau olahannya ( keju, yougert),
dan buah. Sereal, oatmeal, roti, kentang dan mie dapat menjadi pengganti nasi agar menu
makanan bervariasi setiap hari. Di indonesia, contoh menu sarapan yang biasa dikonsumsi
adalah lontong sayur, bubur ayam, nasi goreng/nasi uduk, nasi putih atau roti. Guna
memenuhi kebutuhan protein menu sarapan biasa ditambahkan dengan telur dadar/ orak-
arik/ ceplok, ayam goreng, perkedel daging, dan susu.
b. Makan siang anak sekolah
Makanan yang dikonsumsi anak saat siang sangat penting untuk mempertahankan energy
sepanjang siang.setelah anak pulang sekolah, biasanya anak lapar dan mencari makanan
untuk dimakan. Usahakan menu makan siang memberikan sepertiga energy, vitamin dan
mineral pada anak, seperti meningkatkan jumlah kalori serta protein.
c. Makan malam anak sekolah.
Anak anak biasanya menerima gizi yang lebih baik ketika makan malam secara rutin dengan
keluarganya, yang artinya anak anak cenderung mengkonsumsi asupan kandungan gizi yang
lebih seimbang, lebih rendah kadar gula dan lemaknya dibandingka jika mereka menyiapkan
atau membeli makanannya sendiri.
BAB 111
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usia anak sekolah dasar merupakan usia yang sedang memasuki masa
pertumbuhan dan Pertumbuhan pada usia anak sekolah dasar merupakan masa-masa
pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita, dan pada saat itu pula pertumbuhan
sosial, emosional, kognitif seperti perkembangan memori, pemikiran kritis, kreativitas,
bahasa juga mengalami perkembangan.
Kebutuhan gizi usia usia anak sekolah disesuaikan dengan banyak sedikitnya
aktivitas yang dilakukan oleh anak sangat mempengaruhi, untuk itu ada beberapa dan
sumber zat gizi yang perlu diketahui tercukupi kebutuhannnya.
Penilaian status gizi pada anak dapat dinilai secara langsung dan tidak
langsung.penilaian status gizi langsung terdiri dari beberapa metode,
Antropometri,biofisik, biokimia, dan klinis.Penilian status gizi secara tidak langsung
dapat dibagi menjadi tiga yaitu, survei konsumsi makanan,statistic vital dan factor
ekologi.
Masalah gizi anak sekolah disebabkan adanya ketidak seimbangan anatara
asupan(intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit
infeksi.masalah gizi utama pada anak sekolah yang utama ialah kurang energi
protein(kep),gangguan akibat kekurangan yodium (gaky),kurang vitamin a dan anemia
defisiensi besi,karies gigi dan alergi (depkes,2008).
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam
jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan.
B. Saran
1. Untuk Orang Tua
Mengajarkan kepada anak untuk makan sehat empat sehat lima sempurna karena
pada usia sekolah otak anak sedang berkembang hingga kecerdasaannya akan
berkembang pesat jika diberikan gizi yang yang baik dan sehat atau gizi seimbang.
Pritasari,dkk. Bahan ajar ilmu gizi,Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: Kemenkes
RI:2017.
Depkes RI. (2008). System kewaspadaan dini(SKD) KLB- gizi buruk. Jakarta:
Direktorat Bina gizi masyarakat.
https://www.academia.edu/9426152/gizi_daur_hidup
https://www.academia.edu.makalah_gizi_anak_sekolah