1 Pengertian Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik ( Definisi ) yang kebanyakan herediter, dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolism lemak dan protein ( Askandar, 2000 )
Abses adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir
sebagai akibat dari infeksi yang melibatkan organisme piogenik, nanah merupakan suatu campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh enzim autolitik. (Morison, 2003)
Wagner (1983). membagi gangren kaki diabetik
menjadi enam tingkatan,yaitu: a. Derajat 0 , tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “. b. Derajat I, ulkus superfisial terbatas pada kulit. c. Derajat , ulkus dalam menembus tendon dan tulang d. Derajat , abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis. e. Derajat IV , gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis. f. Derajat V , gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
Dapat disimpulkan bahwa abses diabetes melitus
merupakan salah satu komplikasi dari penyakit diabetes melitus dimana terdapat lokalisasi infeksi yang melibatkan mikroorganisme piogenik dan proses mikroangiopati. 2 Asesmen a. Tanda – Tanda Vital. Keperawatan b. Riwayat penyakit terdahulu c. Penyebab abses (tertusuk, terbentur dan lain- lain) d. Pemeriksaan fisik (pain, palleness, parasthesia, pulsesness< paralisis), tanda tanda infeksi disekitar abses e. Pemeriksaan penunjang (lboratorium, radilogi) f. Adanya gangguan termoregulasi g. Pengkajian bio, psikosoial, spiritual dan budaya
3 Diagnosa a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
Keperawatan biologi atau insisi pembedahan b. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit c. Kerusakan Intergritas kulit berhubungan dengan trauma jaringan d. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan luka terbuka 4 Kriteria 1. Tanda – tanda vital dalam batas normal Evaluasi/ 2. Tanda tanda infeksi teratasi Nursing 3. Kelembaban interritas terjaga 4. Gangguan rasa nyaman teratasi Outcome 5. Tidak terjadi komplikasi 5 Intervensi 1. Kaji karakteristik nyeri Keperawatan 2. Lakukan manajemen nyeri 3. Kolaborasi analgetik 4. Kaji keadaan luka serta proses penyembuhannya 5. Rawat luka dengan teknik septik aseptik 6. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik 6 Informasi dan 1. Penjelasan mengenai Perkembangan penyakit Edukasi berkaitan dengan terapi dan tindakan yang sudah dilakukan. 2. Monitoring Tanda – Tanda Vital. 3. Istirahat dan aktifitas. 7 Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektifsetelah dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan. 8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan 9 Kepustakaan 1. Nanda NIC-NOC . ( 2015 ) . Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional 2015. Edisi Revisi Jilid 2. 2. Prof.dr.H.M.Sjaifoellah Noer. ( 1996 ).Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM. Edisi ketiga Jilid 1 3. Harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor dalam bahasa Inggris : kurt J. Lessebacher. Et. Al : editor bahasa Indnesia Ahmad H. Asdie. Edisi 13. jakarta : EGC. 1999 4. Siregar, R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit. Editor Huriawati Hartanta. Edisi 2. Jakarta:EGC,2004.