Anda di halaman 1dari 7

I.

Pendahuluan
a. Latar belakang
Tempe adalah makanan khas masyarakat Indonesia sejak
dahulu. Bahan dasar pembuatan tempe umumnya kacang kedelai.
Tempe ini selain harganya murah, makanan ini memiliki kandungan gizi
yang tinggi. Tempe merupakan "makanan sejuta umat". Mengapa bisa
dibilang begitu? Karena tempe adalah makanan yang merakyat hanya
dengan uang Rp.200,00 saja sudah bisa dapat tempe. Jadi semua
golongan masyarakat bisa menikmati berbagai menu olahan tempe.
Sekarang kacang kedelai sebagai bahan pokok pembuatan tempe
mahal. Jadi banyak penjual tempe yang mengurangi jumlah
produksinya. Hal tersebut membuat kami mencoba untuk mencari
alternatif lain pengganti kacang kedelai. Selanjutnya kami mencoba
untuk menjadikan "biji nangka" sebagai dasar pembuatan tempe.
Karena kebanyakan manusia hanya mengkonsumsi daging buahnya
saja, sedangkan biji nangka atau beton hanya di buang sia sia.

b. Batasan masalah
Di produk ini kami hanya membuat tempe beton (biji nangka)
yang dimasak seperti tempe biasa dan selanjutnya setelah ±24 jam
diragi dan disimpan ditempat yang lembab.

c. Tujuan
1. Untuk mengetahui dapatkah biji nangka dijadikan sebagai bahan
alternatif lain dalam pembuatan tempe.

2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan tempe


menggunakan biji nangka.

3. Memanfaatkan limbah biji-bijian yang ada di lingkungan masyarakat


menjadi makanan yang bisa di makan
4. Meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat
5. Memotivasi masyarakat untuk mengembangkan kreatifitas
6. Memasarkan produk yang unik dan menarik serta ramah
lingkungan
7. Menambah lapangan kerja baru

d. Manfaat produk ini


1. Untuk makanan pengganti tempe kedelai
2. Untuk menambah protein
3. Untuk makanan pengganti nasi sebagai karbohidrat
4. Meningkatkan nilai gizi masyarakat
5. Meningkatkan pendapatan keluarga

II. Isi dari Hasil Temuan


a. Landasan teori
Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang
difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ("ragi tempe"). Tempe
adalah makanan khas masyarakat Indonesia sejak dahulu. Selain
harganya murah, makanan ini memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Karena harga kedelai sekarang melambung tinggi, membuat
kami mencoba untuk mencari alternatif lain pengganti kacang kedelai
yaitu menjadikan "biji nangka" sebagai dasar pembuatan tempe.
Tempe yang dihasilkan dari usaha ini adalah biji nangka dimasak
seperti tempe kedelai biasa dan selanjutnya setelah ±24 jam diragi dan
disimpan ditempat yang lembab.
Tempe bisa diolah menjadi makanan apa saja mulai
direbus,dipanggang, maupundigoreng. Selain itu tempe juga bisa
dimasak dari yang sederhana menjadi yang mewah, dimasak dengan
sayur atau dengan daging juga bisa. Tempe ini bisa bertahan ±2 hari.
Kandungan dari biji nangka adalah
1. Karbohidrat (36,7 g/100 g)
2. Protein (4,2g/100 g)

3. Energi (165 kkal/100 g), sehingga dapat dimanfaatkan


sebagai bahan pangan yang potensial. Biji nangka juga merupakan
sumber mineral

b. Alat dan bahan


1. Alat
- Kompor
- Panci
- Tampah
- Ember

- Saringan
- Sendok

2. Bahan
a) Bahan Baku dari usaha ini adalah biji nangka/beton.
b) Bahan Penolong
1) Daun pisang untuk membungkus
tempe beton
2) Ragi untuk menumbuhkan jamur
rhizopus
3) Tali rafia
4) Air

c. Cara kerja (proses produksi)


1. Biji nangka dicuci bersih lalu direndam selama ± 1 jam.
2. Hasil perendaman biji nangka direbus hingga berbuih.
3. Saring biji nangka yang telah direbus.
4. Dikupas kulitnya dan biji nangka dipotong kecil-kecil mirip
kedelai
5. Rendam biji nangka selama ± 1 malam.
6. Kukus biji nangka beberapa menit.
7. Tiriskan biji nangka hingga kadar air berkurang.
8. Aduk biji nangka dengan ragi secukupnya sampai rata.
9. Bungkus biji nangka yang telah berisi ragi dengan daun
pisang
10. Tutup rapat tempe beton dengan kain.
11. Simpan tempe di tempat lembab.
12. Setelah 24 jam, tempe siap diolah.

III. Pembahasan
a. Proses Penghitungan Produksi
1 kg biji nangka menghasilkan 80 biji tempe yang dibungkus
dengan daun pisang. Kapasitas produksi dapat berubah sesuai dengan
adanya bahan baku. Biaya untuk memproduksi tempe harga Rp 150,00
sebanyak 80 buah per kg adalah Rp 150,00 x 80 = Rp 12.000,00

b. Study Kesukaan
Kami pernah menguji tempe beton ini kepada orang umum di
desa saya Gamol, Paremono dari 10 orang yang mencicipi tempe beton
saya 6 dari orang itu menyatakansukaa tempe beton tersebut.

c. Prospek Pengembangan
Dengan munculnya inovasi produk baru tempe beton yang
menarik perhatian masyarakat, maka untuk mengembangkan usaha ini
sangat bagus keuntungannya. Karena bahan baku mudah di dapat dan
murah. Yang tadinya beton tidak mempunyai nilai jual setelah diolah bisa
mempunyai nilai jual. Disertai pengambangan pproduk tersebut seperti
memperbanyak bentuk produk, memperbanyak rasa produk, dan tetap
menomorsatukan kwalitas produk.
IV. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Usaha tempe beton ini merupakan usaha yang bergerak dalam
bidang pangan. Bahan yang digunakan adalah beton (biji nangka),
daun pisang, dan ragi tempe. Produk yang dihasilkan adalah sebuah
produk baru yaitu tempe yang bahan dasarnya adalah beton (biji
nangka).
Tempe beton ini mejadikan beton (biji nangka) yang tadinya
kalau makan nangka bijinya dibuang dan yang tadinya beton (biji
nangka) tidak mempunyai nilai jual setelah diolah bisa mempunyai nilai
jual.

b. Saran
1. Bagi Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah sebaiknya memberikan pembinaan kepada
produsen agar bisa mengelola usahanya dengan baik sehingga
mendapat hasil yang memuaskan.

2. Bagi Konsumen
Konsumen harus dapat memilih mana makanan yang sehat,
tanpa pengawet, pewarna, atau zat kimia lainnya. Karena pasti
banyak makanan yang sehat tanpa zat-zat berbahaya tersebut.

3. Bagi Produsen
Produsen harus mencoba untuk membuat inovasi baru dalam
pembuatan produknya. Seperti memproduksi produk yang baru dan
menarik konsumen. Dengan memanfaatkan limbah-limbah yang
masih berguna dikembangkan menjadi barang yang bernilai jual.
LAMPIRAN

Gambar 1 dari proses pembuetan tempe beton

Gambar 2 tempe beton yang sudah jadi

Anda mungkin juga menyukai