Anda di halaman 1dari 2

Nama : Jajang Krisbiantoro

Kelas : D3TT06B
NIM :18201044
Quiz From Home K3
Kecelakaan kerja (2)

1. Gambarkan dan jelaskan piramida kecelakaan kerja.


A. Pengertian
Piramida Heinrich adalah salah satu topik yang bukan tidak terkenal di kalangan
para praktisi K3. Piramida yang dibuat oleh Herbert William Heinrich dalam bukunya
“Industrial Accident Prevention, A Scientific Approach”, menyatakan bahwa ketika di
suatu organisasi industri ada 1 kecelakaan yang menyebabkan kecederaan besar
(major injury), akan ada 29 kecelakaan yg akan menyebabkan kecederaan ringan
(minor injury), dan akan ada 300 kecelakaan yang tidak menyebabkan kecederaan
(nearmiss) [1].

Gambar 1.1 Piramida Heinrich [2].


Dengan melihat piramida rasio Heinrich ataupun Frank Bird yang pada dasarnya
menunjukkan bahwa kecelakaan disebabkan karena tindakan tidak aman, banyak
orang/praktisi K3/manajemen perusahaan yang beranggapan bahwa untuk
mengurangi kecelakaan di suatu perusahaan adalah dengan cara mengurangi frekuensi
kecelakaan yang jumlahnya/rasionya paling besar dan berada di bagian bawah
piramida (hampir celaka/nearmiss). Dianggap bahwa dengan mengurangi jumlah
hampir celaka/nearmiss yang merupakan awal dari kecelakaan karena tindakan tidak
aman, maka kita bisa mengurangi jumlah kecelakaan di piramida diatasnya dan
dengan harapan akhirnya kita bisa mencegah atau menghilangkan piramida teratas
yang merupakan kecederaan berat termasuk fatalitas [1]
B. Gambaram kasus

Gambar 1.2 Piramida kasus kecelakaan [3].


Suatu kejadian kecelakaan fatal , biasanya didahului dengan adanya 10 kali
kecelakaan ringan. Dan 10 kecelakaan ringan itupun sebelumnya juga didahului oleh
adanya 30 kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya peralatan (equipment damage) .
Sedangkan dari 30 kecelakaan yang berakibat rusaknya peralatan muncul setelah
andanya 600 kejadian nyaris celaka (near miss) . Near miss ini sendiri terjadi karena
adanya 10.000 sumber bahaya yang ada di sekitar pekerja.
Bilamana Piramida kecelakaan kita gambarkan sebagai suatu bangunan, maka
lantai dasar dari piramida tersebut adalah 10.000 sumber bahaya. Lalu lantai kedua
adalah 600 kejadian nyaris celaka , lantai ketiga adalah 30 kecelakaan yang
mengakibatkan kerusakan alat, lantai keempat 10 kecelakaan ringan dan lantai teratas
adalah 1 kecelakaan fatal . Pola perbandingan rumus piramida itu adalah 1 : 10 : 30 :
600 : 10.000 .
Dengan adanya rumus piramida kecelakaan ini, para ahli keselamatan kerja
berpendapat bahwa puncak daripada piramida tersebut dapat dihilangkan dengan cara
mengurangi atau menghilangkan beberapa kasus kecelakaan yang terjadi sebelumnya
atau yang berada di bawahnya. Dengan kata lain, bila kita hilangkan semua kasus
nyaris celaka maka bentuk bangunan piramida hanya sampai pada lantai keempat saja.
Atau bilamana kita kurangi angka kecelakaan yang berakibat rusaknya peralatan dari
angka 30 menjadi 20, maka kecelakaan ringan tidak akan mencapai angka 10 . Dan
kecelakaan ringan yang tidak mencapai angka 10 ini maka tidak akan menjadikan
munculnya 1 kejadian kecelakaan fatal [3].

Anda mungkin juga menyukai