Anda di halaman 1dari 11

Pengayaan Materi Mata Kuliah Fiqih Pertemuan Pertama

‫ وأﺻﻮل اﻟﻔﻘﻪ‬،‫ واﻟﻔﻘﻪ‬،‫ اﻟﺸﺮﻳﻌﺔ‬:‫ﺣﻮل اﻟﺘﻌﺮﻳﻒ‬


Syari’ah, Fiqh, Ushul Fiqh

Mata Kuliah Wajib Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FTIK)
(Kelas PAI D, E)

Dosen:
H. Ahmad Adnan Agus Syafi’i, S. Pd.I., M. Pd.

1
 
‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ‬
A. Definisi Fiqh

‫اﻟﻔﻘﻪ؟‬

:‫ ﻓﺨﺮج ﺑﺬاﻟﻚ‬،‫ ﻣﻌﺮﻓﺔ اﻷﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ اﻟﱵ ﻃﺮﻳﻘﻬﺎ اﻻﺟﺘﻬﺎد‬:‫ واﺻﻄﻼﺣﺎ‬،‫ اﻟﻔﻬﻢ‬:‫اﻟﻔﻘﻪ ﻟﻐﺔ‬
Artinya:

Apa yang dimaksud ilmu Fiqh?

Fiqh secara terminologi berarti faham, sedangkan menurut arti istilah: Mengetahui
hukum-hukum syari’at yang jalan memahaminya melalui ijtihad. Dengan definisi
tersebut maka tidak memasukkan:

.‫ ﻛﺎﻟﻌﻠﻢ ﺑﺄن اﻟﻮاﺣﺪ ﻧﺼﻒ اﻻﺛﻨﲔ‬:‫ اﻷﺣﻜﺎم اﻟﻌﻘﻠﻴﺔ‬-


.‫ ﺑﺄن اﻟﻨﺎر ﳏﺮﻗﺔ‬:‫ اﻷﺣﻜﺎم اﳊﺴﻴﺔ‬-
‫ ﻓﻠﻴﺲ اﻟﻌﻠﻢ ﺬﻩ‬،‫ وأن اﻟﺼﻠﻮات اﳋﻤﺲ واﺟﺒﺔ‬،‫ ﻛﺎﻟﻌﻠﻢ ﺑﺄن اﷲ واﺣﺪ‬:‫ اﻷﺣﻜﺎم اﻟﻘﻄﻌﻴﺔ‬-
.‫اﻟﺜﻼﺛﺔ ﻳﺴﻤﻰ ﻓﻘﻬﺎ ﰲ اﻻﺻﻄﻼح‬
Artinya:

- Hukum-hukum al-‘Aqliyah: Seperti mengetahui bahwa sesungguhnya bilangan satu


separoh dari dua.
- Hukum-hukum al-Hissiyyah: Yaitu sebagaimana api itu bisa membakar.
- Hukum-hukum al-Qath’iyyah: seperti mengetahui bahwa Allah Swt. Ia-lah Dzat yang
Esa, dan sesungguhnya shalat lima waktu hukumnya wajib.

Namun tidaklah pengetahuan ketiga hukum-hukum diatas dinamakan Fiqh secara arti
istilah.

‫ وﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎﳊﻜﻢ ﺳﺒﻌﺔ‬،‫ ﻫﻮ ﺧﻄﺎب اﷲ ﺗﻌﺎﱃ اﳌﺘﻌﻠﻖ ﺑﻔﻌﻞ اﳌﻜﻠﻒ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺗﻜﻠﻴﻔﻪ‬:‫اﳊﻜﻢ‬
‫ واﻟﺼﺤﻴﺢ اﳌﺸﻬﻮر أن‬.‫ واﻟﺼﺤﻴﺢ واﻟﻔﺎﺳﺪ‬،‫ واﳊﺮام‬،‫ واﳌﻜﺮوﻩ‬،‫ واﳌﺒﺎح‬،‫ واﳌﻨﺪوب‬،‫ اﻟﻮاﺟﺐ‬:‫أﺷﻴﺎء‬
١
.‫ واﻟﺘﺤﺮﱘ‬،‫ واﻟﻜﺮاﻫﺔ‬،‫ واﻹﺑﺎﺣﺔ‬،‫ واﻟﻨﺪب‬،‫ اﻹﳚﺎب‬:‫ وﻫﻲ‬،‫اﳊﻜﻢ ﲬﺴﺔ ﻓﻘﻂ‬
Apa yang dimaksud dengan Hukum?
                                                            
1
Muhammad ‘Alawi al-Maliki, al-Qawa’id al-Asasiyah fi Ushul al-Fiqh, (KSA-Madinah al-Munawarah
Fahrasah Maktabah al-Malik Fahd al-Wathaniyah Atsna’ an-Nasyr, cetakan kedua, 1432 H.), hal. 10.

2
 
Hukum ialah kepastian (firman) Allah Swt. yang berhubungan dengan pekerjaan
seseorang yang telah dibebani hukum saat ia dijatuhi undang-undang (hukum).

Hukum terbagi menjadi tujuh: wajib, sunah, mubah, haram, shohih, dan fasid (rusak).
Namun menurut pendapat yang masyhur bahwa hukum hanya ada lima saja: Wajib,
sunah, mubah, makruh, dan haram.

‫ ﻓﻮﻗﺎﻧﻪ ﻋﻠﻰ ﺳﺎﺋﺮ‬:‫ وﻓﻀﻠﻪ‬.‫ اﻣﺘﺜﺎل اﻷواﻣﺮ واﺟﺘﻨﺎب اﻟﻨﻮاﻫﻲ‬:‫ وﻓﺎﺋﺪﺗﻪ‬.‫ أﻓﻌﺎل اﻟﻜﻠﻔﲔ‬:‫وﻣﻮﺿﻮﻋﻪ‬
‫ ﻋﻠﻢ اﻟﻔﻘﻪ‬:‫ واﲰﻪ‬.‫ ﻫﻢ اﻷﺋﻤﺔ اﺠﻤﻟﺘﻬﺪون‬:‫ وواﺿﻌﻪ‬.‫ إﱃ ﺳﺎﺋﺮ اﻟﻌﻠﻮم اﳌﻐﺎﻳﺮة ﳍﺎ‬:‫ وﻧﺴﺒﺘﻪ‬.‫اﻟﻌﻠﻮم‬
‫ ﻣﻦ اﻟﻜﺘﺎب واﻟﺴﻨﺔ واﻹﲨﺎع‬:‫ واﺳﺘﻤﺪادﻩ‬."‫وﻳﺴﻤﻮﻧﻪ اﻟﻴﻮم "ﻋﻠﻢ اﳊﻘﻮق" و"ﻋﻠﻢ اﻟﺸﺮﻳﻌﺔ‬
‫ واﻟﻜﻔﺎﺋﻲ‬،‫ اﻟﻮﺟﻮب اﻟﻌﻴﲏ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﻋﻠﻴﻪ ﺻﺤﺔ اﻟﻌﺒﺎدة واﳌﻌﺎﻣﻠﺔ واﳌﻨﺎﻛﺤﺔ‬:‫ وﺣﻜﻤﻪ‬.‫واﻟﻘﻴﺎس‬
‫ اﻟﻘﻀﺎﻳﺎ اﻟﱵ‬:‫ وﻣﺴﺎﺋﻠﻪ‬،‫ واﻟﻨﺪب ﻓﻴﻤﺎ زاد ﻋﻠﻰ ذاﻟﻚ‬،‫ﻓﻴﻤﺎ زاد ﻋﻠﻰ ذاﻟﻚ إﱃ ﺑﻠﻮغ درﺟﺔ اﻟﻔﺘﻮى‬
٢
.‫ﺗﺬﻛﺮ ﻓﻴﻪ‬
Objek yang dikenai hukum ialah mereka orang-orang yang sudah mukallaf
(baling/dewasa). Keuntungannya: menjalankan perintah-perintah dan menjauhi
larangan-larangan. Keutamaannya: mengungguli ilmu-ilmu yang lain. Wilayah
hubungannya: memiliki hubungan pada banyak ilmu-ilmu lain yang terdiri dari berbagai
jenis. Para pencetusnya: mereka para imam-imam ahli ijtihad (sangat membidangi
penggalian hukum). Nama ilmu tersebut: ilmu Fiqh, dan orang banyak juga menamainya
dengan nama ‘ilmu hak-hak’ dan ‘ilmu syari’ah’. Bahan-bahan yang digali dalam
hukum: ialah al-Qur’an, al-Hadits, al-Ijma’, dan al-Qiyas. Hukum mempelajarinya:
Fardlu ‘Ain didalam ruang lingkup hal materi ibadah, mu’amalah, perkawinan,
sedangkan fardlu Kifayah ialah disaat melebihi pada pokok pembahasan didepan, serta
persoalan-persoalan yang dibahas: putusan-putusan (ketetapan) yang dituturkan
didalamnya.

                                                            
2
As-Sayyid Sholih bin Ahmad bin Salim al-‘Idrus, I’lam al-Bararah bi al-Mabadi al-‘Asyarah, (Malang:
al-‘Uraidli, t.t.), hal. 19-20.

3
 
B. Ruang Lingkup Fiqih3

(‫ اﳉﻨﺎﻳﺎت‬،‫ اﳌﻨﺎﻛﺤﺎت‬،‫ اﳌﻌﺎﻣﻼت‬،‫ﻛﺘﺎب اﻟﻌﺒﺎدات‬:‫ ﻫﻲ‬،‫)ﻣﻦ اﳌﻮﺿﻮﻋﺎت اﻟﻔﻘﻬﻴﺔ‬


Artinya: Objek-objel (secara global dalam pembahasan Fiqih) terdapat empat wilayah:
Hal-hal yang berkaitan dengan ibadah, mu’amalah, pernikahan, dan hukum pidana.

‘Ulama-‘ulama Syafi’iyyah (pengikut madzhab imam asy-Syafi’i rahimahullah yang


mayoritas diikuti oleh orang Indonesia, mereka membagi lapangan hukum Islam kepada
empat bagian: Ibadat, Mu’amalat, Munakahat (perkawinan dan hal-hal berhubungan
dengannya), dan Jinayat (hukuman/’uqubat).

Empat lapangan tersebut dapat juga diringkas menjadi dua, yaitu urusan akhirat
(ibadat), dan urusan duniawi (tiga lapangan lainnya. Dengan adanya Mu’amalat,
dimaksudkan agar manusia sebagai makhluk berketurunan bisa berlangsung pula.
Dengan adanya hukuman, maka kehidupan suatu negeri (masyarakat) bisa
dipertahankan.

Terkadang satu kitab fiqih dengan lainnya terdapati susunan yang tidak sama, bahkan
ada bab-bab yang tidak Nampak sangkut pautnya dengan bagian yang mencakup bab-
bab tersebut. Misalnya bab Wakaf, pembebasan hamba sahaya (budak), pinjaman (al-
Qrdlu) dan kurban dimasukkan dalam bagian mu’amalat, sedangkan bab-bab tersebut
lebih tepat untuk dimasukkan dalam bagian ibadah.

Pada masa sekarang, ada sementara penulis yang membagi lapangan hukum Islam selain
ibadah, menurut sistim pembagian pada hukum positif (Barat), yaitu menjadi hukum
privat (al-Qanun al-Khash), dan hukum umum (al-Qanun al-‘Am). Hukum privat Islam
meliputi hukum-hukum perdata (mu’amalat), hukum dagang (at-Tijarah) dan hukum
acara (al-Murafa’at) dan hukum privat internasional (ad-Dauliyah al-Khash). Yang
termasuk dalam hukum umum ialah hukum pidana (al-Jina’i), hukum ketata-negaraan,
administrasi dan keuangan (as-Siyasat asy-Syar’iyah, ad-Dusturi, al-Idari, al-Mali), dan
hukum internasional (al-Fiqh ad-Dauli) yang meliputi hukum perdata internasional dan
hukum publik internasional.

                                                            
3
Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, (Jakarta, PT. Bulan Bintang, cetakan ketujuh,
1995), hal. 37-38.

4
 
C. Definisi Syari’at

‫ﻣﺎ ﻫﻲ اﻟﺸﺮﻳﻌﺔ؟‬
٤
.‫ اﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻫﻲ اﻟﻄﺮﻳﻖ ﰲ اﻟﺪﻳﻦ‬:‫ وﻗﻴﻞ‬،‫اﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻫﻲ اﻹﺗﺌﺘﻤﺎر ﺑﺎﻟﺘﺰام اﻟﻌﺒﻮدﻳﺔ‬
Artinya:

Apa yang dimaksud dengan Syari’ah?

Syari’ah ialah pedoman didalam menetapi ibadah, pendapat lain: Syari’at ialah jalan
didalam agama.

:‫ﻣﺼﺎدر اﻟﺘﺸﺮﻳﻊ اﻹﺳﻼﻣﻲ أرﺑﻌﺔ‬

.‫ اﻟﻘﻴﺎس‬:‫ واﻟﺮاﺑﻊ‬،‫ اﻹﲨﺎع‬:‫ واﻟﺜﺎﻟﺚ‬،‫ اﻟﺴﻨﺔ‬:‫ واﻟﺜﺎﱐ‬،‫ اﻟﻜﺘﺎب‬:‫اﻷول‬

،‫ اﻟﻘﺮآن ﻫﻮ اﻟﻠﻔﻆ اﳌﻨﺰل ﻋﻠﻰ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ اﳌﻨﻘﻮل إﻟﻴﻨﺎ ﺑﲔ دﻓﱵ اﳌﺼﺤﻒ‬:‫أوﻻ‬ -

.‫ واﻋﻠﻢ؛ أن اﻟﻘﺮآن اﻟﻌﻈﻴﻢ ﻫﻮ اﳌﺎدة اﻷوﱃ ﻟﻠﻔﻘﻪ‬.‫ﺗﻮاﺗﺮا‬


Sumber-sumber Syari’at Islam ada empat:

Pertama: al-Qur’an, kedua: al-Hadits, ketiga: al-Ijma’, dan keempat: al-Qiyas.

Pertama: al-Qur’an yaitu lafadz yang diturunkan kepada baginda nabi Muhammad
Saw. yang telah dipindahkan untuk kita yang terdapat didalam papan-papan kayu
(lembaran-lembaran) mushaf, secara berturut-turut. Dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya al-Qur’an yang diturunkan kepada baginda nabi Muhammad Saw ialah
sebagai bahan pokok untuk ilmu Fiqh.

Allah Swt. berfirman didalam surat al-Anbiya ayat 10:

.[١٠:‫﴿ﻟََﻘ ْﺪ أَﻧْـَﺰﻟْﻨَﺎ إِﻟَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻛِﺘَﺎﺑًﺎ ﻓِ ِﻴﻪ ِذ ْﻛ ُﺮُﻛ ْﻢ أَﻓَ َﻼ ﺗَـ ْﻌ ِﻘﻠُﻮ َن﴾ ]اﻷﻧﺒﻴﺎء‬
Artinya: “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di
dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada
memahaminya?”
Dan firman Allah Swt. didalam surat al-A’raf ayat 157:

ِ ِ ‫﴿واﺗﱠـﺒـﻌﻮا اﻟﻨ‬
[١٥٧ :‫ﺤﻮ َن﴾ ]اﻷﻋﺮاف‬
ُ ‫اﻟْ ُﻤ ْﻔﻠ‬ َ ِ‫ﱡﻮر اﻟﱠﺬي أُﻧْ ِﺰَل َﻣ َﻌﻪُ أُوﻟَﺌ‬
‫ﻚ ُﻫ ُﻢ‬ َ َُ َ
                                                            
4
Ali bin Muhammad al-Jurjani, at-Ta’rifat, (Surabaya: al-Haramain, t.t.), hal. 124.

5
 
Artinya: “…. dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al
Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.”

.((‫ وﺳﻨﺔ ﻧﺒﻴﻪ‬،‫ ﻛﺘﺎب اﷲ‬:‫ ))ﺗﺮﻛﺖ ﻓﻴﻜﻢ أﻣﺮﻳﻦ ﻟﻦ ﺗﻀﻠﻮا ﻣﺎ ﲤﺴﻜﺘﻢ ﻤﺎ‬: ‫وﻗﺎل‬
Dan sabda baginda nabi Muhammad Saw.: “Aku tinggalkan kalian semua dua hal,
jika kalian berpegang teguh pada keduanya takkan pernah tersesatkan, yaitu al-
Qur’an dan sunah nabi-Nya (al-Hadits).”

:‫وﰲ ))ﺟﺎﻣﻊ اﳌﻌﻴﺎر(( ﻋﻦ اﻹﻣﺎم اﳌﺎروزي‬

‫ ودﻟﻴﻞ ﺻﺪق‬،‫ وأﻳﺔ رﺳﻮﳍﻢ‬،‫ وﻣﻔﺰع أﻫﻞ اﳌﻠﺔ ووزرﻫﻢ‬،‫ وﻗﻄﺐ اﻷﺣﻜﺎم‬،‫اﻟﻘﺮآن ﻗﺎﻋﺪة اﻹﺳﻼم‬
.‫دﻳﻨﻬﻢ‬
Dan didalam kitab al-Mi’yar datang penjelasan dari imam al-Maruzi: “al-Qur’an
(sumber) kaidah Islam, poros hokum-hukum, tempat pengungsian pengikut agama
dan orang-orang terkemuka mereka, ayat rasul-rasul mereka, dan argumen kejujuran
agama mereka.”

.‫ وﺗﻘﺮﻳﺮاﺗﻪ‬،‫ وأﻓﻌﺎﻟﻪ‬،‫ اﻟﺴﻨﺔ اﻟﻨﺒﻮﻳﺔ ﻫﻲ أﻗﻮال اﻟﻨﱯ ﺻﻠّﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ‬:‫ ﺛﺎﻧﻴﺎ‬-

‫ وﺑﺴﻄﻬﺎ وﺗﻔﺎﺻﻴﻠﻬﺎ‬،‫وﳎﻤﻮع اﻷﺣﺎدﻳﺚ اﻟﱵ ﺗﺪور ﻋﻠﻴﻬﺎ أﺣﻜﺎم اﻟﻔﻘﻪ؛ ﳓﻮ ﲬﺲ ﻣﺌﺔ ﺣﺪﻳﺚ‬
.((‫ﳓﻮ أرﺑﻌﺔ آﻻف ﺣﺪﻳﺚ ﻛﻤﺎ ﰲ ))إﻋﻼم اﳌﻮﻗﻌﲔ‬
Kedua: as-Sunnah an-Nabawiyyah (hadits baginda nabi Muhammad Saw., pekerjaan-
pekerjaannya, dan ketetapan-ketetapannya.

Jumlah hadits yang diolah untuk dikaji pelajaran fiqhnya sekitar 500 hadits,
sedangkan penjelas dan perinci (hadits lainnya) sekitar 4000 hadits sebagaimana
penjelasan didalam kitab “al-Muaqi’in”.

‫ ﻣﻌﺠﺰ‬،‫ ﻣﺘﻌﺒﺪ ﺑﺘﻼوﺗﻪ‬،‫ ﻷن اﻟﻘﺮآن ﻛﻼم رب اﻟﻌﺰة‬،‫واﻟﺴﻨﺔ ﰲ اﻟﺪرﺟﺔ اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺑﻌﺪ اﻟﻘﺮآن اﻟﻌﻈﻴﻢ‬
.‫ ﻗﻄﻌﻲ اﻟﺜﺒﻮت ﻟﺘﻮاﺗﺮﻩ‬،‫ﺑﺒﻼﻏﺘﻪ‬

6
 
‫ ﻷن اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ رﺿﻮان‬،‫ وﻫﺬا ﳑﺎ ﻻﺧﻼف ﻓﻴﻪ‬،‫ ﻓﻬﻮ ﻣﻘﺪم ﻋﻠﻴﻬﺎ‬،‫وﻟﺬاﻟﻚ إذا وﺟﺪ ﻗﺮآن ﺻﺮﻳﺢ‬
٥
.‫اﷲ ﻋﻨﻬﻢ ﻣﺎﻛﺎﻧﻮا ﻳﺴﺄﻟﻮن إﻻ ﻋﻤﺎ ﱂ ﳚﺪوﻩ ﻣﺼﺮﺣﺎ ﺑﻪ‬
Al-Hadits menempati posisi kedua (yang dijadikan penggalian hukum) setelah al-
Qur’an mulia, karena sesungguhnya al-Qur’an ialah firman Allah Swt., membacanya
dihitung ibadah, tak terkalahkan keindahannya, dijaga dengan pasti
keberlangsungannya.

Oleh karena itu, jika ada ayat al-Qur’an setelah diteliti kandungan makna hukumnya
benar-benar jelas maka didahulukan, dan ini disepakati semua ulama, karena
sesungguhnya yang terjadi di kalangan sahabat adalah bahwa mereka tidaklah
membahas persoalan terkecuali saat persoalan yang belum ditemukan jawabannya
hukumnya secara jelas.

‫ اﻹﲨﺎع وﻫﻮ اﺗﻔﺎق ﳎﺘﻬﺪي اﻷﻣﺔ ﺑﻌﺪﻩ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼم واﻟﺴﻼم ﰲ ﻋﺼﺮ ﻣﻦ اﻷﻋﺼﺎر‬:‫ ﺛﺎﻟﺜﺎ‬-
.‫ وﻟﻜﻦ اﻹﲨﺎع ﻻ ﺑﺪ أن ﻳﺴﺘﻨﺪ إﱃ ﻛﺘﺎب أو ﺳﻨﺔ ﻻ ﳜﺮج ﻋﻨﻬﻤﺎ‬،‫ﻋﻠﻰ ﺣﻜﻢ ﻣﻦ اﻷﺣﻜﺎم‬
‫ وﻫﻮ ﻋﺼﻤﺔ اﻷﻣﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﻣﻦ اﺟﺘﻤﺎﻋﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺿﻼﻟﺔ ﰲ‬،‫وﺣﺠﺔ اﻹﲨﺎع ﻣﺒﻨﻴﺔ ﻋﻠﻰ أﺻﻞ‬
‫ﲔ ﻟَﻪُ ا ْﳍَُﺪى َوﻳَـﺘﱠﺒِ ْﻊ َﻏْﻴـَﺮ َﺳﺒِ ِﻴﻞ‬ ِ ِ َ ‫ ﴿وﻣﻦ ﻳﺸﺎﻗِ ِﻖ اﻟﱠﺮﺳ‬:‫ دﻟﻴﻠﻪ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ‬،‫أﻣﺮ دﻳﻨﻬﺎ‬
َ ‫ﻮل ﻣ ْﻦ ﺑَـ ْﻌﺪ َﻣﺎ ﺗَـﺒَـ ﱠ‬ ُ َ ُ ْ ََ
.[١١٥ :‫ﲑا﴾ ]اﻟﻨﺴﺎء‬ ِ ْ ‫اﻟْﻤ ْﺆِﻣﻨِﲔ ﻧـُﻮﻟﱢِﻪ ﻣﺎ ﺗَـﻮﱠﱃ وﻧُﺼﻠِ ِﻪ ﺟﻬﻨﱠﻢ وﺳﺎء‬
ً ‫ت َﻣﺼ‬َ َ َ َ ََ ْ َ َ َ َ َ ُ
Ketiga: al-Ijma’ yaitu kesepakatan para ulama-ulama ahli ijtihad umat Islam ini
setelah baginda nabi Muhammad Saw. dari maka ke masa untuk sebuah hukum dari
berbagai pembahasan hukum, akan tetapi konsekuensi Ijma’ juga harus berpegangan
pada al-Qur’an dan al-Hadits dan tidak boleh keluar dari keduanya.

Argumentasi Ijma’ dibangun pada hal yang pokok, karena Ijma’ notabene sebagai
penjaga umat Islam dari tergelincirnya pada jurang kesesatan didalam persoalan
agama. Hal ini berlandaskan firman Allah Swt surat an-Nisa ayat 115: “Dan
Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu[348] dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”

‫ ﺷﺬ إﱃ اﻟﻨﺎر(( رواﻩ‬،‫ وﻣﻦ ﺷﺬ‬،‫ وﻳﺪ اﷲ ﻣﻊ اﳉﻤﺎﻋﺔ‬،‫ ))ﻻ ﲡﻤﻊ أﻣﱵ ﻋﻠﻰ ﺿﻼﻟﺔ‬: ‫وﻗﻮﻟﻪ‬
.‫اﻟﱰﻣﻴﺬي‬

                                                            
5
Muhammad ‘Alawi al-Maliki al-Hasani, Syari’at Allah al-Khalidah, (KSA-Madinah al-Munawarah
Fahrasah Maktabah al-Malik Fahd al-Wathaniyah Atsna’ an-Nasyr, cetakan kedua, 1423 H.) dan (al-
Maktabah al-Anwar Rembang Jawa Tengah, 1425 H/2004 M.), hal. 12.

7
 
Artinya: Sabda baginda nabi Muhammad Saw; “Tidaklah umatku akan berkumpul
dalam kesesatan, dan ‘Tangan Allah’ (kekuasaan Allah) menyertai jama’ah
(Ijma’/kebersamaan), barang siapa ‘syadz’ (tergolong aneh/tidak pada umumnya)
maka ia pun ‘syadz’ masuk ke neraka.”

‫ ﺛﺒﺖ ﺑﻪ اﻷﺣﻜﺎم ﻛﻤﺎ ﺛﺒﺖ‬،‫ ﻣﺘﻌﺒﺪ ﺑﻪ‬،‫وﻣﺬﻫﺐ اﳉﻤﻬﻮر أن اﻹﲨﺎع ﺣﺠﺔ ﰲ اﻟﺪﻳﻦ‬
٦
.‫ﺑﺎﻟﻨﺼﻮص اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ‬
Artinya: Menurut madzhab Jumhur (kebanyakan para ‘ulama) menyatakan:
Sesungguhnya Ijma’ sebagai argumen didalam agama, termasuk ibadah pelakunya,
hukum-hukum yang telah ditetapkan sepertihalnya nash-nash syari’at.

‫ ﻛﺈﳊﺎق اﻟﻨﺒﻴﺬ ﺑﺎﳋﻤﺮ ﰲ‬،‫ اﻟﻘﻴﺎس ﻫﻮ إﳊﺎق ﻓﺮع ﺑﺄﺻﻞ ﳌﺴﺎواﺗﻪ ﻟﻪ ﰲ ﻋﻠﺔ ﺣﻜﻤﻪ‬:‫ راﺑﻌﺎ‬-
.‫ ووﺟﻮب ﺣﺪ ﺷﺎرﺑﻪ ﳌﺴﺎواﺗﻪ ﻟﻪ ﰲ اﻹﺳﻜﺎر‬،‫اﳊﺮﻣﺔ‬
،‫ ﻣﻦ ﻧﺺ‬،‫ ﺑﻞ ﻻﺑﺪ ﰲ اﻋﺘﺒﺎرﻩ ﻣﻦ دﻟﻴﻞ ﻳﺪل ﻋﻠﻴﻪ‬،‫وﻻ ﻳﻜﻔﻲ وﺟﻮد اﳉﺎﻣﻊ ﺑﲔ اﻷﺻﻞ واﻟﻔﺮع‬
.‫ وﻗﺪ ﻗﺎس اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ واﻟﺘﺎﺑﻌﻮن وﻣﻦ ﺑﻌﺪﻫﻢ ﻋﻠﻤﺎء اﻷﻣﺼﺎر‬.‫ أو اﺳﺘﻨﺒﺎط‬،‫أو إﲨﺎع‬
ِ ‫ﺎﻋﺘَِﱪُوا ﻳَﺎ أ‬
‫ُوﱄ‬ ْ َ‫ ﴿ﻓ‬:‫ ﻗﺎل ﺗﻌﺎﱃ‬.‫ وأرﺷﺪ اﻟﻘﺮآن إﻟﻴﻪ‬، ‫وﻗﺪ ﺟﺎء اﻟﻌﻤﻞ ﺑﻪ ﰲ زﻣﻦ رﺳﻮل اﷲ‬
٧
[٢ :‫ﺼﺎ ِر﴾ ]اﳊﺸﺮ‬
َ ْ‫ْاﻷَﺑ‬
Artinya:

Keempat: al-Qiyas yaitu menemukan (menyamakan) hukum ‘far’i’ (cabang) pada


hukum ‘ashl’ (pokok) guna mengetahui kesamaan pokok terhadap‘far’i’ (cabang)
didalam segi ‘illah (alasan) penentuan hukum tersebut, seperti menemukan
(menyamakan) substansi ‘nabidz’ (perasaan anggur) didalam keharaman, dan
sehingga disamakan juga wajibnya hukuman yang dibebankan peminumnya karena
kesamaan ‘nabidz’ dengan ‘khomr’ dari segi sama-sama dapat menjadikan mabuk.

Namun tidak cukup hanya dengan adanya bisa disamakan antara pokok dan cabang,
akan tetapi harus dengan dalil yang dinilai menunjukkannya didalam memutuskannya
pula, baik dari Nash, Ijma’, ataupun istinbath, dan para shahabat dan tabi’un serta
‘ulama setelah mereka menggunakan Ijma’ (dalam memutuskan hukum). Dan
sungguh telah terbukti penggunaan dengan Ijma’ di masa baginda nabi Muhammad
Saw., dan al-Qur’an juga telah menunjukkan arahan tersebut, firman Allah Swt. surat
al-Hasyr: 2: “…. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-
orang yang mempunyai wawasan.”

                                                            
6
Ibid…. 31.
7
Ibid….32

8
 
D. Definisi Ushu al-Fiqh

‫ﻣﺎ أﺻﻮل اﻟﻔﻘﻪ؟‬

‫ وﻫﻮ ﻟﻔﻆ ﻣﺮﻛﺐ ﺗﺮﻛﻴﺒﺎ إﺿﺎﻓﻴﺎ‬،‫إﻋﻠﻢ أن ﻟﻔﻆ أﺻﻮل اﻟﻔﻘﻪ ﻫﻮ ﻟﻘﺐ ﳍﺬا اﻟﻔﻦ اﳌﺨﺼﻮص اﳌﺪون‬
.(‫ ﻣﻀﺎف )ﻟﻔﻆ أﺻﻮل( وﻣﻀﺎف إﻟﻴﻪ )اﻟﻔﻘﻪ‬،‫ﻣﻦ ﺟﺰأﻳﻦ‬
Artinya:

Apa yang dimaksud Ushul Fiqh?

Mengertilah bahwa sesungguhnya lafadz Ushul Fiqh adalah ‘Laqab’ (nama julukan)
untuk disiplin ilmu yang khusus dan tersusun rapi ini, lafadz ‘Ushul Fiqh’ merupakan
lafadz yang tersusun dengan penggabungan dua bagian lafadz, ‘Mudlaf’ (lafadz Ushul)
dan ‘Mudlaf Ilaih’ (lafadz Fiqh).

‫ ﻫﻮ اﻟﺸﻲء اﶈﺴﻮس أو اﳌﻌﻘﻮل اﻟﺬي ﻳﺒﲏ ﻋﻠﻴﻪ ﻏﲑﻩ ﻛﺄﺻﻞ اﳉﺪار اﻟﺬي ﻫﻮ‬:‫اﻷﺻﻞ ﻟﻐﺔ‬
.‫أﺳﺎﺳﻪ‬

.‫واﻟﻔﺮع ﻫﻮ اﻟﺸﻲء اﻟﺬي ﻳﺒﲏ ﻋﻠﻰ ﻏﲑﻩ ﻛﻔﺮوع اﻟﺸﺠﺮة ﻷﺻﻮﳍﺎ وﻓﺮوع اﻟﻔﻘﻪ ﻷﺻﻮﻟﻪ‬
Kata/lafadz al-Ashlu (asal/pokok/pondasi) secara arti bahasa ialah sesuatu yang dapat
diraba atau diterima akal dan dapat disandari padanya oleh perihal lain, seperti
asal/pangkal untuk tembok adalah pondasi tembok.

Dan kata/lafadz al-Far’u (cabang) yaitu sesuatu yang terbangun oleh seuatu yang lain,
seperti cabang-cabang pohon membentuk/menempel pada pangkalnya sedangkan Fiqih
merupakan cabang-cabang dari pangkal/pokoknya.

:‫أﺻﻮل اﻟﻔﻘﻪ اﳌﻌﺘﱪ ﰲ ﺗﻌﺮﻳﻔﻪ‬

‫ وﻣﻄﻠﻖ‬،‫ ﻛﺎﻟﺒﺤﺚ ﰲ ﻣﻄﻠﻖ اﻷﻣﺮ ﺑﺄﻧﻪ ﻟﻠﻮﺟﻮب ﺣﻘﻴﻘﺔ‬،‫ ﻃﺮق اﻟﻔﻘﻪ اﺠﻤﻟﻤﻠﺔ ﻻ ﻃﺮﻗﻪ اﳌﻔﺼﻠﺔ‬:‫أوﻻ‬
.‫اﻟﻨﻬﻲ ﺑﺄﻧﻪ ﻟﻠﺘﺤﺮﱘ ﺣﻘﻴﻘﺔ‬

.‫ ﻛﻴﻔﻴﺔ اﻹﺳﺘﺪﻻل ﺎ‬:‫وﺛﺎﻧﻴﺎ‬

9
 
٨
.‫ ﻓﻬﺬﻩ اﻟﺜﻼﺛﺔ ﻫﻲ اﻟﻔﻦ اﳌﺴﻤﻰ ﺬا اﻟﻠﻘﺐ‬.‫ ﺻﻔﺎت ﻣﻦ ﻳﺴﺘﺪل ﺎ وﻫﻮ اﺠﻤﻟﺘﻬﺪ‬:‫وﺛﺎﻟﺜﺎ‬
Ushul Fiqh, menurut arti istilah yang notabene dibenarkan didalam pendefinisiannya
diartikan diantaranya sebagai berikut:

Pertama: Jalan-jalan ilmu Fiqh secara global, bukan jalan secara terperinci, seperti
pembahasan didalam substansi suatu perintah yaitu menunjukkan kewajiban pada
hakikatnya, dan larangan menunjukkan keharaman secara haqiqi.

Kedua: Cara-cara (jalan tempuh) pencarian dalil (argument)


Ketiga: Nilai bagi ‘ulama yang berusaha berargumen (menggali hukum) yaitu mujtahid.

Maka dengan adanya tiga definisi-definisi untuk bidang ilmu diatas dijulukilan ilmu ini
dengan julukan tersebut (Ushul Fiqh).

‫ ﻋﻠﻢ ﻳﻌﺮف ﺑﻪ أﺣﻮال اﻷدﻟﺔ واﻷﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ أن ﻟﻪ دﺧﻼ‬:(‫وﺣﺪﻩ )اﻟﺘﻌﺮﻳﻒ اﻷﺧﺮ‬
.‫ﰲ إﺛﺒﺎت اﻷﺣﻜﺎم ﺑﺎﻷدﻟﺔ‬
Definisi lain menyebutkan bahwa: Ushul Fiqh ialah ilmu yang mempelajari keberadaan-
keberadaan dalil-dalil dan hukum-hukum syara’ sekiranya ilmu ini memasukkan
penetapan suatu hukum berdasarkan dalil-dalil tertentu.

‫ واﻷﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ‬،‫ اﻷدﻟﺔ اﻟﺴﻤﻌﻴﺔ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ إﺛﺒﺎت اﻷﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﺎ‬:‫وﻣﻮﺿﻮﻋﻪ‬
.‫ﺛﺒﻮ ﺎ ﺑﺎﻷدﻟﺔ اﻟﺴﻤﻌﻴﺔ‬
Objek pembahasannya: Dalil-dalil sama’i (al-Qur’an, al-Hadits) sekiranya untuk
menetapkan hukum-hukum syari’ah, dan sebaliknya hukum-hukum syari’ah dapat
ditetapkan (dikokohkan) dengan dalil-dalil sama’i.

‫ ﻣﻌﺮﻓﺔ اﻷﺣﻜﺎم اﻟﺮﺑﺎﻧﻴﺔ ﲝﺴﺐ اﻟﻄﺎﻗﺔ اﻹﻧﺴﺎﻧﻴﺔ ﻟﻴﻨﺎل ﺑﺎﳉﺮﻳﺎن ﻋﻠﻰ ﻣﻮﺟﺒﻬﺎ اﻟﺴﻌﺎدة‬:‫وﻏﺎﻳﺘﻪ‬
.‫اﻟﺪﻳﻨﻴﺔ واﻟﺪﻧﻴﻮﻳﺔ‬
Ujung pembahasannya: Mengetahui/mempelajari hukum-hukum Allah Swt. sesuai kadar
kemampuan secara manusiawi guna meraih limpahan karena melaksanakan kewajiban
tersebut kebahagiaan dunia-akhirat.

                                                            
8
  Muhammad ‘Alawi al-Maliki, al-Qawa’id al-Asasiyah fi Ushul al-Fiqh, (KSA-Madinah al-Munawarah
Fahrasah Maktabah al-Malik Fahd al-Wathaniyah Atsna’ an-Nasyr, cetakan kedua, 1432 H.), hal. 9. 

10
 
:‫ وواﺿﻌﻪ‬.‫ وﻟﻐﲑﻩ اﳌﺒﺎﻳﻨﺔ‬،‫ ﻟﻠﻌﻠﻢ اﻟﻔﻘﻪ اﻷﺻﻞ‬:‫ وﻧﺴﺒﺘﻪ‬.‫ ﺑﻔﻀﻞ ﻣﻮﺿﻮﻋﻪ وﻓﻀﻞ ﻏﺎﻳﺘﻪ‬:‫وﻓﻀﻠﻪ‬
.‫ ﻣﻦ اﻟﻜﺘﺎب واﻟﺴﻨﺔ‬:‫ واﺳﺘﻤﺪادﻩ‬.‫ ﻋﻠﻢ أﺻﻮل اﻟﻔﻘﻪ‬:‫ واﲰﻪ‬.‫اﻹﻣﺎم اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬
:‫ وﻣﺴﺎﺋﻠﻪ‬.‫ اﻟﻔﺮض اﻟﻜﻔﺎﺋﻲ إذا ﻓﻌﻠﻪ اﻟﺒﻌﺾ ﰲ ﻛﻞ ﻧﺎﺣﻴﺔ ﺳﻘﻂ اﳉﺮح ﻋﻦ اﻟﺒﺎﻗﲔ‬:‫وﺣﻜﻤﻪ‬
٩
.‫ واﻟﻨﻬﻲ ﻳﻘﺘﻀﻲ اﻟﺘﺤﺮﱘ‬،‫ ﻛﺎﻷﻣﺮ ﻳﻘﺘﻀﻲ اﻟﻮﺟﻮب‬،‫ﻗﻀﺎﻳﺎﻩ‬
Keutamaannya: Sangat utama sebab utama objek pembahasannya dan utama pula tujuan
akhir pembahasannya. Hubungannya: Ushul Fiqih bagi ilmu Fiqh sebagai pokok,
sedangkan bagi ilmu lain sebagai penjelas. Pelopornya: al-Imam asy-Syafi’i Radliallahu
‘Anhu. Namanya: ‘Ilmu Ushul Fiqh. Bahan-bahan kajiannya: al-Qur’an dan al-Hadits.
Hukumnya: Fardlu Kifayah, sehingga disaat sebagian kaum muslimin telah
mempelajarinya di tiap wilayah maka jatuhlah dosa yang lain. Persoalan-persoalannya:
Keputusan-keputusan/Penetapan-penetapan Ushul Fiqh, seperti perintah menuntut
kewajiban, sedangkan larangan menuntut keharaman.

                                                            
9
 As-Sayyid Sholih bin Ahmad bin Salim al-‘Idrus, I’lam al-Bararah bi al-Mabadi al-‘Asyarah, (Malang:
al-‘Uraidli, t.t.), hal. 27-28.

11
 

Anda mungkin juga menyukai