Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

DASAR-DASAR PEMULIAAN TANAMAN


“Mutasi”

Oleh :

NAMA : IMELIA PARAPA’


NIM : D1B1 18 030
KELAS :C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
1. Jelaskan secara detail, prospek, kendala dan prosedur baku penerapan mutasi dalam
pemuliaan tanaman
Jawaban :
a. Prospek Penerapan Mutasi dalam Pemuliaan Tanaman
Penerapan mutasi induksi di Indonesia dimulai pada tahun 1967 setelahberdirinya
instalasi sinar Co60 di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Pasar Jum’at. Program pemuliaan
mutasi secara intensifdimulai tahun 1972 dengan bantuan teknik dari International Atomic
EnergyAgency (IAEA) yang berpusat di Wina. Prioritas kegiatan diarahkan pada
perbaikanvarietas padi, yakni umur genjah, tahan terhadap serangan patogen, dan
kekeringan, serta kualitas biji disenangikonsumen. Kemudian kegiatan dilanjutkan pada
tanaman palawija, perkebunan,dan hortikultura.
Mutasi dapat menimbulkan keragaman genetik yang berguna dalam pemuliaan
tanaman pada tingkat tertentu, tetapi perubahan genetik itu bukanlah disebabkan oleh
perubahan rekombinasi. Berbeda dengan pemuliaan melalui persilangan, pemuliaan mutasi
dapat digunakan untuk memperoleh varietas unggul dengan memperbaiki beberapa sifat
yang diinginkan, tanpa mengubah sebagian besar sifat baiknya. Keragaman tanaman
melalui induksi mutasi iradiasi dapat dilakukan pada organ reproduksi tanaman seperti biji,
setek batang, serbuk sari, akar rizoma dan kalus sedangkan mutagen fisik atau iradiasi
untuk pemuliaan tanaman yang lazim digunakan adalah sinar gama.
Prospek kultur in vitro untuk meningkatkan keragaman genetik terhadap perubahan
sifat tertentu dan tipe tanaman yang beradaptasi dengan baik akan sangat baik untuk
dikembangkan tanpa melalui hibridasi. Variasi yang berasal dari kultur jaringan harus di
perhatikan secara serius sebagai komponen program pemuliaan tanaman dengan syarat:
1. Perubahan harus merupakan sifat yang penting seperti vigour, hasil, kemasakan,
tipe tanaman, fertilisasi.
2. Variasi somoklonal yang menarik pada umumnya meliputi sifat positip yang belum
ada pada nomor-nomor yang dihasilkan pemulia tanaman.
3. Variasi somoklonal yang nyata sebagai sumber bagi pemulia juga tergantung pada
proses pembentukannya (pada galur-galur penting).
b. Kendala Penerapan Mutasi dalam Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan dengan teknik mutasi memiliki kendala dimana mutasi iriadasi pada
tanaman dapat menimbulkan abnormalitas. Hal ini menandakan telah terjadi perubahan
pada tingkat genomm, kromosom dan DNA sehingga proses fisiologis pada tanaman
menjadi tidak normal dan menghasilkan varietas-vaerietas genetic baru. Abnormalitas atau
bahkan kematian pada populasi mutan (M1) merupakan akibat dari terbentuknya radikal
bebas seperti H0, yaitu ion yang bersifat sangat labil dalam proses reaksi sehingga
mengakibatkan perubahan (mutasi) pada tingkat DNA, sel atau jaringan. Selain itu,
perlakuan dosis iradiasi tinggi akan mematikan bahan yang dimutasi.
c. Prosedur Penerapan Mutasi dalam Pemuliaan Tanaman
Mutasi dapat menyebabkan perubahan genetik di dalam sel somatic (mutasi somatik)
yang dapat diturunkan dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan fenotip. Perubahan
tersebut dapat terjadi secara lokal pada tingkat sel atau kelompok sel. Variasi yang
ditimbulkan ada yang langsung dilihat, misalnya adanya perbedaan warna bunga, daun dan
bentuk biji (ada yang berkerut ada yang tidak) ini disebut variasi sifat kualitatif. Namun ada
pula variasi yang memerlukan pengamatan dengan pengukuran misalnya jumlah anak dan
tingkat produksi. Dengan melakukan evaluasi keragaman morfologi, dapat dilihat
perbedaan morfologi yang ada pada beberapa tanaman, terlebih untuk tanaman hasil mutasi
pada pertanaman selanjutnya. Dibandingkan karakter morfologi yang mungkin muncul
pada tanaman genrasi mutasi berikutnya, diharapkan apakah karakter yang muncul
merupakan karakter-karakter yang lebih baik dalam kriteria pembentukan suatu kultivar
baru, dimana perbedaan katakter morofologi yang menuju kearah yang lebih baik mungkin
juga dapat menentukan serta mempengaruhi karakter produksi tanaman tersebut dan hasil
dari tanaman menjadi lebih baik pula.
2. Uraikan syarat-syarat dan prosedur standar pelepasan varietas tanaman.

Sejak tahun 1971 Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan mengenai kegiatan-


kegiatan yang berhubungan dengan masalah perbenihan yakni dengan dibentuknya Badan
Benih Nasional atau BBN yang berada dalam lingkup Departemen Pertanian dan
bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam susunan organisasi BBN ini antara
lain dibentuk Tim Penilai dan Pelepas Varietas. Dalam kaitan ini pada tahun 1992
diberlakukan Undang Undang Nomor 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman di mana
pengaturan pelaksanaannya tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995.
Di sini antara lain ditegaskan bahwa dalam pelepasan varietas diperlukan berbagai
kebutuhan kelembagaan, syarat-syarat dan prosedur pelepasan varietas. Dalam tulisan ini
akan disampaikan kepada para pemulia suatu kajian tentang prosedur dan syarat-syarat dan
prosedur pelepasan varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para pemulia suatu
kajian tentang prosedur dan syarat-syarat pelepasan varietas untuk dapat dipenuhi pada
waktu pengajuan usulan dan pembahasan oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas, sehingga
apa yang menjadi tujuan dapat berjalan lancar.
A. Syarat-Syarat Pelepasan Varietas
Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 476/Kpts/Um 8/1977 menetapkan
syarat-syarat dan prosedur pelepasan varietas:
1. Untuk varietas yang akan dilepas harus diberikan silsilah bahan asal dan cara
mendapatkannnya.
2. Metode seleksi yang digunakan harus disebutkan
3. Untuk varietas yang akan dilepas harus diadakan percobaan adaptasi, dibandingkan
dengan varietas baku, di beberapa tempat yang mewakili daerah, di mana varietas
tersebut akan dianjurkan.
4. Percobaan adaptasi dilaksanakan sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh dapat
dipercaya.
5. Rancangan percobaan dan cara analisa data percobaan harus memenuhi kaidah statistik.
6. Untuk varietas yang akan dilepas harus tersedia cukup benih.
B. Prosedur Pelepasan Varietas Tanaman
1. Permohonan pelepasan varietas diajukan secara tertulis kepada Menteri Pertanian
melalui Ketua Badan Benih Nasional.
2. Permohonan pelepasan varietas tersebut harus dilampiri keterangan-keterangan
mengenai hal-hal yang disebutkan dalam syarat-syarat pelepasan varietas, hasil
percobaan dan deskripsi varietas.
3. Deskripsi varietas meliputi sifat-sifat morfologi, fisiologi, agronomi daya adaptasi,
ketahanan terhadap hama/penyakit dan sifat-sifat yang dianggap perlu.
4. Setelah mendengarkan pendapat Ketua BBN, Menteri Pertanian dapat menyetujui atau
menolak permohonan pelepasan varietas tersebut.
5. Keputusan tentang pelepasan varietas ditetapkan oleh Menteri Pertanian dengan Surat
Keputusan.
6. Penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dimaksud dalam Surat Keputusan ini dapat
dipertimbangkan oleh Menteri Pertanian atas saran Ketua Badan Benih Nasional.

Anda mungkin juga menyukai