0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang mutasi dalam pemuliaan tanaman. Ia menjelaskan prospek, kendala, dan prosedur mutasi dalam pemuliaan tanaman, serta syarat dan prosedur standar pelepasan varietas tanaman baru yang telah melalui mutasi.
Dokumen tersebut membahas tentang mutasi dalam pemuliaan tanaman. Ia menjelaskan prospek, kendala, dan prosedur mutasi dalam pemuliaan tanaman, serta syarat dan prosedur standar pelepasan varietas tanaman baru yang telah melalui mutasi.
Dokumen tersebut membahas tentang mutasi dalam pemuliaan tanaman. Ia menjelaskan prospek, kendala, dan prosedur mutasi dalam pemuliaan tanaman, serta syarat dan prosedur standar pelepasan varietas tanaman baru yang telah melalui mutasi.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2020 1. Jelaskan secara detail, prospek, kendala dan prosedur baku penerapan mutasi dalam pemuliaan tanaman Jawaban : a. Prospek Penerapan Mutasi dalam Pemuliaan Tanaman Penerapan mutasi induksi di Indonesia dimulai pada tahun 1967 setelahberdirinya instalasi sinar Co60 di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Pasar Jum’at. Program pemuliaan mutasi secara intensifdimulai tahun 1972 dengan bantuan teknik dari International Atomic EnergyAgency (IAEA) yang berpusat di Wina. Prioritas kegiatan diarahkan pada perbaikanvarietas padi, yakni umur genjah, tahan terhadap serangan patogen, dan kekeringan, serta kualitas biji disenangikonsumen. Kemudian kegiatan dilanjutkan pada tanaman palawija, perkebunan,dan hortikultura. Mutasi dapat menimbulkan keragaman genetik yang berguna dalam pemuliaan tanaman pada tingkat tertentu, tetapi perubahan genetik itu bukanlah disebabkan oleh perubahan rekombinasi. Berbeda dengan pemuliaan melalui persilangan, pemuliaan mutasi dapat digunakan untuk memperoleh varietas unggul dengan memperbaiki beberapa sifat yang diinginkan, tanpa mengubah sebagian besar sifat baiknya. Keragaman tanaman melalui induksi mutasi iradiasi dapat dilakukan pada organ reproduksi tanaman seperti biji, setek batang, serbuk sari, akar rizoma dan kalus sedangkan mutagen fisik atau iradiasi untuk pemuliaan tanaman yang lazim digunakan adalah sinar gama. Prospek kultur in vitro untuk meningkatkan keragaman genetik terhadap perubahan sifat tertentu dan tipe tanaman yang beradaptasi dengan baik akan sangat baik untuk dikembangkan tanpa melalui hibridasi. Variasi yang berasal dari kultur jaringan harus di perhatikan secara serius sebagai komponen program pemuliaan tanaman dengan syarat: 1. Perubahan harus merupakan sifat yang penting seperti vigour, hasil, kemasakan, tipe tanaman, fertilisasi. 2. Variasi somoklonal yang menarik pada umumnya meliputi sifat positip yang belum ada pada nomor-nomor yang dihasilkan pemulia tanaman. 3. Variasi somoklonal yang nyata sebagai sumber bagi pemulia juga tergantung pada proses pembentukannya (pada galur-galur penting). b. Kendala Penerapan Mutasi dalam Pemuliaan Tanaman Pemuliaan dengan teknik mutasi memiliki kendala dimana mutasi iriadasi pada tanaman dapat menimbulkan abnormalitas. Hal ini menandakan telah terjadi perubahan pada tingkat genomm, kromosom dan DNA sehingga proses fisiologis pada tanaman menjadi tidak normal dan menghasilkan varietas-vaerietas genetic baru. Abnormalitas atau bahkan kematian pada populasi mutan (M1) merupakan akibat dari terbentuknya radikal bebas seperti H0, yaitu ion yang bersifat sangat labil dalam proses reaksi sehingga mengakibatkan perubahan (mutasi) pada tingkat DNA, sel atau jaringan. Selain itu, perlakuan dosis iradiasi tinggi akan mematikan bahan yang dimutasi. c. Prosedur Penerapan Mutasi dalam Pemuliaan Tanaman Mutasi dapat menyebabkan perubahan genetik di dalam sel somatic (mutasi somatik) yang dapat diturunkan dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan fenotip. Perubahan tersebut dapat terjadi secara lokal pada tingkat sel atau kelompok sel. Variasi yang ditimbulkan ada yang langsung dilihat, misalnya adanya perbedaan warna bunga, daun dan bentuk biji (ada yang berkerut ada yang tidak) ini disebut variasi sifat kualitatif. Namun ada pula variasi yang memerlukan pengamatan dengan pengukuran misalnya jumlah anak dan tingkat produksi. Dengan melakukan evaluasi keragaman morfologi, dapat dilihat perbedaan morfologi yang ada pada beberapa tanaman, terlebih untuk tanaman hasil mutasi pada pertanaman selanjutnya. Dibandingkan karakter morfologi yang mungkin muncul pada tanaman genrasi mutasi berikutnya, diharapkan apakah karakter yang muncul merupakan karakter-karakter yang lebih baik dalam kriteria pembentukan suatu kultivar baru, dimana perbedaan katakter morofologi yang menuju kearah yang lebih baik mungkin juga dapat menentukan serta mempengaruhi karakter produksi tanaman tersebut dan hasil dari tanaman menjadi lebih baik pula. 2. Uraikan syarat-syarat dan prosedur standar pelepasan varietas tanaman.
Sejak tahun 1971 Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan mengenai kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan masalah perbenihan yakni dengan dibentuknya Badan Benih Nasional atau BBN yang berada dalam lingkup Departemen Pertanian dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam susunan organisasi BBN ini antara lain dibentuk Tim Penilai dan Pelepas Varietas. Dalam kaitan ini pada tahun 1992 diberlakukan Undang Undang Nomor 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman di mana pengaturan pelaksanaannya tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995. Di sini antara lain ditegaskan bahwa dalam pelepasan varietas diperlukan berbagai kebutuhan kelembagaan, syarat-syarat dan prosedur pelepasan varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para pemulia suatu kajian tentang prosedur dan syarat-syarat dan prosedur pelepasan varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para pemulia suatu kajian tentang prosedur dan syarat-syarat pelepasan varietas untuk dapat dipenuhi pada waktu pengajuan usulan dan pembahasan oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat berjalan lancar. A. Syarat-Syarat Pelepasan Varietas Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 476/Kpts/Um 8/1977 menetapkan syarat-syarat dan prosedur pelepasan varietas: 1. Untuk varietas yang akan dilepas harus diberikan silsilah bahan asal dan cara mendapatkannnya. 2. Metode seleksi yang digunakan harus disebutkan 3. Untuk varietas yang akan dilepas harus diadakan percobaan adaptasi, dibandingkan dengan varietas baku, di beberapa tempat yang mewakili daerah, di mana varietas tersebut akan dianjurkan. 4. Percobaan adaptasi dilaksanakan sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. 5. Rancangan percobaan dan cara analisa data percobaan harus memenuhi kaidah statistik. 6. Untuk varietas yang akan dilepas harus tersedia cukup benih. B. Prosedur Pelepasan Varietas Tanaman 1. Permohonan pelepasan varietas diajukan secara tertulis kepada Menteri Pertanian melalui Ketua Badan Benih Nasional. 2. Permohonan pelepasan varietas tersebut harus dilampiri keterangan-keterangan mengenai hal-hal yang disebutkan dalam syarat-syarat pelepasan varietas, hasil percobaan dan deskripsi varietas. 3. Deskripsi varietas meliputi sifat-sifat morfologi, fisiologi, agronomi daya adaptasi, ketahanan terhadap hama/penyakit dan sifat-sifat yang dianggap perlu. 4. Setelah mendengarkan pendapat Ketua BBN, Menteri Pertanian dapat menyetujui atau menolak permohonan pelepasan varietas tersebut. 5. Keputusan tentang pelepasan varietas ditetapkan oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan. 6. Penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dimaksud dalam Surat Keputusan ini dapat dipertimbangkan oleh Menteri Pertanian atas saran Ketua Badan Benih Nasional.