Anda di halaman 1dari 8

EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT MANGGA

Prasetyowati, Karina Permata Sari, Healty Pesantri

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk menganalisa kemungkinan pemanfaatan


kulit mangga bila diektraksi menjadi pektin. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lama
pemanasan 30 min, 50 min, 70 min dan pH 2, 4, 6, 8. Kulit mangga ini mengalami perlakuan dicincang dan
diblender.
Mangga mengandung serat sebanyak 1,6 gram per 100 gram bahan. Selain itu, mangga
mengandung vitamin A, pektin, dan fruktosa. Kandungan gizi dalam mangga bermanfaat untuk menguatkan
jaringan tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi dehidrasi, melancarkan saluran pencernaan,
dan mencegah sembelit. Selain itu, zat gizi dalam mangga juga bisa digunakan untuk terapi kecantikan dan
berfungsi sebagai antikanker. Khusus penderita diabetes millitus sebaiknya tidak mengonsumsi mangga,
terutama mangga harum manis karena mengandung kadar gula tinggi.

Kata kunci : kulit mangga, pektin, analisa derajat esterifikasi

Abstract

This research represent research of antecedent to analyse possibility of exploiting of mango husk
if/when diektraksi become pectin. Variable which [is] used in this research [is] warm-up llama 30 min, 50
min, 70 and min of pH 2, 4, 6 8. this Mango husk experience of treatment choped up and diblender.
Pregnant mango [of] fibre counted 1,6 gram per 100 materials gram. Besides, pregnant mango [of]
vitamin of A, pectin, and fruktosa. Obstetrical [of] gizi in useful mango to strengthen body network,
improving body endurance, lessening to dehydration, launching digestive channel, and prevent constipation.
Besides, Iihat vitamin of gizi in mango also can be used for the therapy of to beauty and function as
antikanker. Special [of] patient of millitus diabetes shall not consume mango, especially odorous mango [of]
beloved because containing high sugar rate.

Keyword : mango husk, pectin, analyse degree of esterifikasi.

I. PENDAHULUAN terdapat pada bagian yang dianggap sebagai


Mangga merupakan salah satu jenis buah sampah yaitu pada bagian kulitnya.
yang mempunyai sumber vitamin dan mineral
yang banyak terdapat di indonesia. Selain dapat II. FUNDAMENTAL
dikonsumsi sebagai buah segar, mangga juga 2.1. Pektin
dapat diolah menjadi berbagai macam makanan Senyawa kimia pektin pertama kali
dan minuman, seperti sirup mangga, puding ditemukan oleh Vauguelin pada tahun 1790.
mangga, maupun buah kaleng segar. Pada Bracconot pertama kali memberikan istilah pektin,
umumnya bagian mangga yang sering dikonsumsi yang berasal dari bahasa Yunani Pektas yang
adalah buahnya saja sedangkan kulitnya hanya berarti mengental atau menjadi padat.
dibuang sebagai sampah padahal kulit mangga Pektin merupakan polisakarida penguat
mempunyai struktur yang cukup baik dan tekstur dalam sel tanaman yang terdapat diantara
mempunyai manfaat seperti pada bagian selulosa dan hemiselulosa. Bersama-sama selulosa
dagingnya. Pada buah – buahan ini umumnya dan hemiselulosa membentuk jaringan dan
mengandung senyawa-senyawa pektin yang memperkuat dinding sel tanaman. Senyawa-

42 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009


senyawa pektin ini juga merupakan perekat antara dinding selyang satu dengan yang lainnya.
(3) Ukuran partikel yang diekstraksi.
Kandungan metoksil pada rantai utama (4) Suhu pelarutan.
molekul pektin bervariasi, tergantung pada (5) Rasio pelarut dan bahan ekstraksi.
sumber pektinnya. Kandungan metoksil pektin (6) Jenis pelarut.
mempengaruhi kelarutan pektin dalam air karena (7) Jenis bahan yang diekstraksi.
gugus metoksil ini dapat mencegah pengendapan
dari rumus rantai poligalakturonat maka semakin (1) Derajat keasaman larutan ekstraksi (pH).
banyak gugus metoksil, pektin akan lebih mudah Kandungan ion hidrogen berpengaruh
larut dalam air. karena dapat mensubstitusi kalsium dan
Berdasarkan kandungan metoksilnya atau magnesium dari molekul protopektin sehingga
derajat esterifikasinya pektin dibagi menjadi dua menyebabkan protopektin terhidrolisis
bagian, yaitu : menghasilkan pektin yang larut dalam air.
(1) Pektin bermetoksil tinggi yaitu pektin
yang mengandung metoksil lebih dari (2) Waktu kontak bahan baku dengan pelarut
7% atau derajat esterifikasinya diatas Waktu kontak atau lama ekstraksi
50%. berpengaruh terhadap banyaknya ion hidrogen
(2) Pektin bermetoksil rendah yaitu pektin yang berhasil mensubstitusi kalsium dan
yang mengandung metoksil 3% sampai magnesium dari protopektin sehingga akan
7% atau derajat esterifikasinya antara menentukan jumlah pektin yang dapat terlarut
30% sampai 50%. dalam air.

2.1.1. Sifat Fisika dan Sifat Kimia Pektin (3) Ukuran partikel
Pektin adalak zat yang berbentuk Ukuran partikel akan berpengaruh
padatan yang berwarna putih kecoklatan. Sifat terhadap luas permukaan sentuhan antara solvent
fisika lainnya seperti kelarutan, viscositas, dan dan solute sehingga akan mempengaruhi jumlah
kemampuan membentuk gel tergantung dari pektin yang terlarut dalam air.
karakteristik kimia pektin itu sendiri seperti kadar
metoksil, derajat esterifikasi dan berat molekul. (4) Suhu pelarutan
Suhu pelarutan akan mempengaruhi
2.1.2. Kegunaan Pektin ikatan antar molekul protopektin. Suhu yang
Pektin banyak digunakan dalam tinggi menyebabkan ikatan antara molekul-
industri pangan karena kemampuannya molekul protopektin tersebut mudah terlepas dan
membentuk gel yang merupakan bahan dasar larut dalam air.
pembentuk jelli dan pengawetan buah.
Kemampuan pektin membentuk gel tergantung (5) Rasio pelarut dan bahan ekstraksi
pada kandungan metoksilnya. Pektin dengan Rasio antara pelarut dan bahan
kandungan metoksil tinggi dapat membentuk gel ekstraksi berpengaruh terhadap jumlah pektin
dengan penambahan gula, sedangkan dengan karena umumnya pelarut memiliki keterbatasan
derjat esterifikasinya yang rendah ( < 50%) untuk mengikat molekul-molekul pektin.
dapat membentuk gel dengan penambahan ion
bivalen seperti kalsium. (6) Jenis pelarut
Keberhasilan proses ekstraksi salah
2.2. Ekstraksi Pektin satunya dikarenakan pemilihan solvent yang tepat.
Isolasi pektin dari buah-buahan Kriteria pemilihan solvent antara lain adalah
didasarkan pada sifat pekti yang dapat larut dalam selektivitas, kelarutan, kekampuan tidak saling
air, sedangkan sebagian besar polisakarida lain bercampur, reaktivitas, titik didih dan kriteria-
seperti selulosa dan hemiselulosa yang bersama- kriteria pendukung lainnya seperti murah, tersedia
sama dengan pektin menyusun dinding sel dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak dapat
tanaman, bersifat tidak larut dalam air. terbakar, tidak eksplosif bila bercampur dengan
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam udara, tidak korosif, memiliki viskositas yang
ekstraksi pektin antara lain : rendah, serta stabil secara kimia dan termis.
(1) Derajat keasaman larutan ekstraksi (pH).
(2) Waktu kontak antara bahan yang
diekstraksi dengan pelarut.

Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009 43


(7) Jenis bahan yang diekstraksi baik dapat dilakukan analisa dibawah ini sebagai
Jika bahan yang diekstraksi memiliki standar kualitas dan kuantitas pektinnya :
struktur yang lunak maka ekstraksi dapat
berlangsung lebih cepat dan banyak molekul yang (a) kadar abu
akan terlarut. Tetapi jika bahan yang diekstraksi (b) kadar air
memiliki struktur yang keras maka diperlukan (c) berat ekivalen
perlakuan khusus agar bahan tersebut mudah (d) kadar metoksil
diekstraksi. (e) kadar asam anhidrogalakturonat
Pada proses ekstraksi pektin terdapat (f) derajat esterifikasi
tahapan-tahapan seperti berikut :
(1) Mixing (a) Kadar Abu
(2) Settling Kadar abu menyatakan banyaknya abu
(3) Isolasi setelah pembakaran. Kadar abu menunjukan
masih ada komponen anorganik yang tertinggal
(1) Mixing (pencampuran) dalam pektin. Semakin kecil kadar abu maka
Mixing yaitu pencampuran bahan baku kemurnian pektin akan semakin baik. Pektin
yaitu kulit mangga dengan air sebagai pelarut dan dengan mutu terbaik, kadar abunya 0%.
membiarkannya saling berkontak sehingga terjadi
perpindahan massa dengan cara difusi pada (b) Kadar Air
bidang antar permukaan bahan yang diekstrak dan Kadar air menyatakan kandungan air
pelarutnya.Jika jaringan tanaman yang kaya yang terdapat dalam pektin. Menurut Hui, pektin
pektin diekstraksi dengan air mendidih yang komersial biasanya memilki kadar air 8%. Kadar
diasamkan, maka ekstrak air panas akan air dipengaruhi oleh proses pemurnian pektin baik
mengandung pektin. dengan penguapan atau pada saat pengeringan.
Berdasarkan sifat pektin larut dalam air dan tidak
(2) Settling (pemisahan) larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter
Settling yaitu pemisahan larutan dan hidrokarbon.
ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara (c) Berat Ekivalen
pengendapan dan filtrasi. Pada tahap ini dilakukan Berat ekivalen menyatakan banyaknya
penambahan alkohol sampai dengan 80%. kandungan karboksil yang tidak tersesterifikasi
Alkohol yang ditambahkan dalam larutan pektin dalam rantai poligalakturonat pektin. Harga berat
akan bersifat sebagai pendehidroksi sehingga ekivalen ditentukan berdasarkan reaksi
keseimbangan antara pektin dengan air akan penyabunan gugus karboksil oleh NaOH dimana
terganggu dan pektin akan mengendap. Alkohol berat ekivalen akan berbanding terbalik dengan
dapat merusak kesetimbangan air dan pektin banyaknya volume NaOH yang digunakan untuk
karena alkohol berbobot molekul rendah sehingga bereaksi dengan gugus karboksil (HUI : 2040).
akan bercampur sempurna dengan air melalui Berat ekivalen pektin komersial yang
ikatan hidrogen. Penambahan alkohol ini akan berasal dari kulit mangga adalah sebesar 964
mengurangi jumlah ion atau molekul air sedangkan yang berasal dari kulit apel sebesar
disekeliling pektin sehingga pektin akan 250. Semakin kecil berat ekivalen maka
mengendap. kandungan metoksilnya semakin tinggi.

(3) Isolasi (d) Kadar metoksil


Isolasi yaitu proses pemisahan ekstrak Kadar metoksil menyatakan banyaknya
dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali gugus metil teresterifikasi pada ekstraksi kulit
pelarut. Isolasi dilakukan dengan menguapkan mangga. Kadar metoksil berpengaruh terhadap
pelarut. Dalam hal-hal tertentu, larutan ekstrak kemampuan pembentukan gel yang baik. Semakin
dapat langung diolah lebih lanjut atau diolah besar kandungan metoksil maka kemampuan
setelah dipekatkan. pembentukan gel akan semakin besar (Dudung
2.4. Analisa Pektin Muhidin : 9).
Berdasarkan pengertian, struktur,
reaksi kimia, sifat – sifat pektin, jenis – jenis (e) Kandungan asam anhidrogalakturonat
pektin serta kegunaan pektin maka untuk Penentuan kadar asam
mendapatkan kualitas dan kuantitas pektin yang anhidrogalakturonat penting untuk menentukan
kemurnian pektin. Semakin besar kadar asam

44 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009


anhidrogalakturonat maka pektin akan semakin dengan penimbangan yang selanjutnya dianalisa
murni karena semakin kecil kandungan secara kualitatif dengan menghitung kadar abu,
organiknya (HUI : 2042). kadar air, berat ekivalen, kandungan metoksil,
kadar asam anhidrogalakturonat dan derajat
(f) Derajat esterifikasi esterifikasi untuk menentukan kualitas masing –
Derajat esterifikasi adalah jumlah asam masing pektin yang diperoleh.
D-galakturonat tersesterifikasi per jumlah total
asam anhidrogalakturonat dikali 100 (Larry : 3.4. Prosedur Kerja
100). Derajat esterifikasi menentukan sifat – sifat 3.4.1. Isolasi Pektin
pektin terutama kelarutan dan pembentukan gel a. Penyediaan Sampel
pada pektin. Untuk sampel diambil kulit mangga
dari buah mangga yang matang, berwarna hijau
III. METODOLOGI PENELITIAN kekuning-kuningan dan belum ada tanda – tanda
kebusukan. Selanjutnya kulit mangga tersebut
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dicuci bersih sampai sisa – sisa kotoran yang
Penelitian ini dilakukan di menempel dapat keluar lalu kulit tersebut
laboratoriumUnit Proses Universitas Sriwijaya, dicincang kasar dengan pisau dan ada juga sampel
mulai bulan Juli sampai Oktober 2009. yang diblander halus.

3.2. Alat dan Bahan b. Ekstraksi Sampel


Alat Ekstraksi : Sebanyak 50 gram sampel yang sudah
siap dari dicincang atau blander kemudian
• Blender
ditambahkan dengan air sebanyak 250 ml lalu
• Kain Blacu diasamkan dengan HCl 1 N sampai sesuai dengan
• Pisau pH yang ditetapkan dalam rancangan percobaan.
Kemudian dipanaskan pada suhu 1000 C selama
• Penangas Air waktu tertentu yang telah ditetapkan. Selanjutnya
• Gelas Beker dilakukan penyaringan dengan kain blacu dan
diambil filtratnya.
• Kertas Saring
• Kertas ph meter c. Pengendapan Pektin
• Centrifuge Filtrat hasil penyaringan dituang ke
dalam gelas beker dan diuapkan dengan penangas
• Hot plate air sampai volume 250 mililiter. Filtrat
• Oven didinginkan lalu ditambahkan alkohol 96%
dengan perbandingan volume 1 : 1 dan
Bahan Ekstraksi : 1. Kulit Mangga
diendapkan selama satu malam. Endapan
2. Air
dipisahkan dari larutan dengan penyaringan yang
3. Alkohol 96%
menggunakan kertas saring. Endapan lalu dicuci
4. HCl 1 N
dengan alkohol 96% untuk menghilangkan sisa
Bahan Analisa : 1. HCl 0,25 N
asam.
2. NaOH 0,25 N
3. Indikator PP
d. Pemurnian Pektin
4. NaOH 1 N
Endapan dilarutkan dalam air panas,
5. NaCl Padat
kemudian diendapkan kembali dengan
penambahan alkohol 96%. Endapan dipisahkan
dari air dengan sentrifugasi. Gel pektin basah
3.3. Rancangan Percobaan
yang didapatkan dikeringkan dengan oven pada
Percobaan dilakukan dengan
suhu 1000 C selama 1jam. Berat endapan yang
menggunakan rancangan acak yang disusun secara didapat ditentukan dengan penimbangan.
faktorial dengan faktor – faktor sebagai berikut :
Jumlah perlakuan pada percobaan ini ada 24.
3.4.2. Analisa Kualitatif
Pektin yang didapat akan dimurnikan dengan a. Kadar Abu
pengendapan. Jumlah pektin yang didapat dari Ditimbang 0,5 gram pektin dalam
masing – masing faktor perlakuan ditentukan cawan porselen, lalu diabukan dengan furnace

Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009 45


pada suhu 3000 C. Abu didinginkan sampai
Grafik % Berat
temperatur kamar dalam desikator dan ditentukan
L1 Blender L2 Blender L3 Blender
beratnya. Untuk menentukan kadar abu digunakan
L1 Cincang L2 cincang L3 Cincang
rumus berikut :
70

gram abu 60
% abu = ----------------- x 100%

% Berat pektin
50
gram sampel 40
30
b. Kadar Air 20
Ditimbang 0,5 gram sampel dalam 10
cawan porselin, lalu dikeringkan dalam oven pada 0
suhu 800 C sampai 1000 C selama 15 sampai 30 0 2 4 pH 6 8 10

menit. Kemudian didinginkan dalam desikator dan Gambar 1. Grafik jumlah pektin dalam persen
ditimbang. Dipanaskan lagi dalam oven selama 30 berat terhadap bahan baku kulit mangga
menit, didinginkan dalam desikator lalu
ditentukan lagi beratnya. Proses ini dilakukan Jika dipandang ukuran bahannya, dapat
sampai beratnya konstan dan setelah penimbangan dilihat secara jelas jumlah pektin dari sample yang
berturut – turut kurang dari 0,2 miligram. Untuk di blender ( halus ) lebih banyak dibandingkan
menentukan kadar air digunakan rumus berikut : dengan jumlah pektin dari sample yang di cincang
( kasar ). Hal ini disebabkan makin kecil ukuran
partikel maka makin luas permukaan kontak
c. Berat Ekivalen antara solvent dan solute, sehingga makin banyak
Ditimbang 0,5 gram pektin dalam protopektin yang dapat terhidrolisis menjadi
erlenmeyer 250 mililiter, dilembabkan dengan pektin.
alkohol 96%. Kemudian ditambahkan 1 gram Hasil yang di peroleh pada kondisi pH
NaCl, 100 mililiter air dan 6 tetes indikator PP. yang berbeda menunjukan bahwa pada pH 2
Dilakukan titrasi perlahan dengan larutan NaOH jumlah pektin yang diperoleh lebih banyak di
0,1N hingga warna larutan berubah. Untuk banding jumlah pektin dari pH 4. Hal ini
menentukan berat ekivalen digunakan rumus disebabkan pH 2 yang lebih asam dari pH 4
berikut : memiliki lebih banyak ion hydrogen sehingga
d. Kandungan Metoksil kemungkinan kalsium dan magnesium yang
Larutan netral yang telah dititrasi pada disubtitusi lebih banyak. Dengan banyaknya
penentuan berat ekivalen yang berisi 0,5 gram kalsium dan magnesium yang tersubtitusi maka
pektin, ditambah 25 mililiter NaOH 0,25 N, jumlah pektin yang didapat makin banyak pula,
digoncang berlahan kemudian dibiarkan 30 menit pada pH 6 dan 8 jumlah pektin mengalami
pada temperatur ruang dalam labu tertutup, lalu penurunan dari pH 2 dan 4. Hal ini disebabkan
ditambahkan 25 mililiter larutan HCl 0,25 N dan pada pH 8 pektin cenderung tidak stabil karena
dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N dengan ikatan glikosida rantai poligalakturonat pektin
indikator PP sampai titik akhir. Untuk juga akan terhidrolisis sehingga molekul
menentukan kandungan metoksil digunakan protopektin yang terhidrolisis menjadi sedikit.
rumus berikut Jumlah pektin yang diperoleh semakin
meningkat dengan semakin lamanya waktu
pemanasan. Dari grafik terlihat bahwa pada
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN pemanasan 70 menit hasil yang didapat lebih
4.1. Jumlah Pektin banyak bila dibandingkan dengan lama
Grafik jumlah pektin dalam persen berat pemanasan 50 menit, begitu pula hasil yang
terhadap bahan baku kulit mangga pada berbagai didapat pada pemanasan 50 menit lebih banyak
kondisi pH dan lama pemanasan adalah sebagai dari lama pemanasan 30 menit. Hal ini disebabkan
berikut : waktu ekstraksi atau waktu kontak yang lebih
lama menyebabkan ion hydrogen yang berhasil
mensubtitusi kalsium dan magnesium dari
protopektin yang terhidrolisis akan menghasilkan
pektin yang banyak pula.

46 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009


Dari grafik jumlah pektin terhadap berat Grafik % Air
bahan baku kulit mangga untuk masing-masing 30 min Blender 50 min Blender 70 min Blender
30 min Cincang 50 min Cincang 70 min Cincang
perlakuan menunjukan hasil yang berbeda-beda, 14

berkisar antara 1,741 – 32,046. Kadar pektin yang 12


banyak dihasilkan pada perlakuan mangga yang
10
diblender dengan pH 2 dan lama pemanasan 70
8
menit, sedangkan kadar pectin terendah dihasilkan

% Abu
pada perlakuan mangga yang dicincang dengan 6

pH 8 dan lama pemanasan 30 menit. 4

2
4.2. Analisa Pektin 0
4.2.1. Analisa Kadar Abu 0 2 4
pH
6 8 10

Gambar 3. Grafik kadar air terhadap pH dan lama


Grafik % Abu pemanasan pada sampel yang diblender dan
30 min Blender 50 min Blender 70 min Blender sampel dicincang.
30 min Cincang 50 min Cincang 70 min Cincang
5 Persentase kadar air berkisar antara 3,74
4,5
% sampai dengan 11,34 % kadar air terkecil pada
4
3,5
sample yang dicincang dengan lama pemanasan
3 50 menit dan pH 8 ( U2L2P8 ). Sedangkan kadar
% Abu

2,5 air terbesar pada sample yang di cincang dengan


2 lama pemanasan 50 menit pH 4 ( U2L2P4 ).
1,5 Molekul air tunggal atau kelompok air dapat
1
terikat pada permukaan pektin melalui ikatan
0,5
0
hydrogen atau gugus –OH molekul pektin dengan
0 2 4 6 8 10 atom H dari molekul air, oleh karena itu
pH
penyerapan air oleh pektin selama proses ekstraksi
Gambar 2. Grafik kadar abu terhadap pH dan lama adalah proses penghilangan air atau pengeringan.
pemanasan pada sampel yang diblender dan Proses pengeringan dilakukan dalam oven dengan
sampel yang dicincang. suhu 60 0C selama 16 jam ( untuk mencegah
pektin terdegradasi ). Dengan suhu dan lama
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pemanasan ini diperkirakan kadar air tinggal 6
persentase kadar abu berkisar antara 0,2 % sampai sampai 10 persen. Air yang tersisa dianggap
dengan 4,62 %. Kadar abu terkecil pada sample terjepit diantara permukaan pektin dan sulit untuk
yang dicincang dengan lama pemanasan 70 menit dihilangkan. Semakin kecil kadar air maka
dan pH 4 ( U2L3P4 ). Sedangkan kadar abu kualitas pektin semakin baik.
terbesar pada sample yang diblender dengan lama
pemanasan 30 menit dan pH 8 ( U1L1P8 ). Pektin 4.2.3. Analisa Berat Ekivalen
dengan mutu terbaik seharusnya mengandung
kadar abu 0 persen. Kandungan abu pektin
Grafik Berat Ekivalen
kemungkinan dari komponen – komponen
30 min Blender 50 min Blender 70 min Blender
anorganik. Komponen anorganik dapat berupa 30 min Cincang 50 min Cincang 70 min Cincang

kalsium dan magnesium yang terhidrolisis 18000

bersama protopektin. 16000


14000
Berat Ekivalen

12000
4.2.2. Analisa Kadar Air 10000
8000
6000
4000
2000
0
0 2 4 pH 6 8 10

Gambar 4. Grafik berat ekivalen terhadap pH dan


lama pemanasan pada sampel yang diblender dan
sampel yang dicincang.

Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009 47


Berat ekivalen berkisar antara 2500 4.2.5. Analisa Kadar Asam
sampai dengan 16666,67. Berat ekivalen yang Anhidrogalakturonat
terkecil pada sample yang dicincang dengan lama
Grafik % Aua
pemanasan 50 menit dan pH 4 (U2L2P4).
30 min Blender 50 min Blender 70 min Blender
Sedangkan berat ekivalen terbesar pada sample
30 min Cincang 50 min Cincang 70 min Cincang
yang diblender dengan lama pemanasan 30 menit
120
dan pH 2 (U1L1P2). Harga berat ekivalen
ditentukan berdasarkan reaksi penyabunan gugus 100

karboksio oleh NaOH. Banyaknya volume NaOH 80

% Aua
yang digunakan untuk bereaksi dengan gugus 60
karboksil berbanding terbalik dengan nilai berat 40
ekivalen. Semakin besar volume NaOH maka
20
semakin kecil nilai berat ekivalen. Semakin kecil
0
berat ekivalen berarti kandungan metoksil pectin 0 2 4 6 8 10
semakin tinggi. pH

Gambar 6. Grafik kadar asam anhidrogalakturonat


4.2.4. Analisa Kadar Metoksil terhadap pH dan lama pemanasan pada sampel
yang diblender dan dicincang.
Grafik Kadar Metoksil
Kadar asam anhidrogalakturonat yang
30 min Blender 50 min Blender 70 min Blender
30 min Cincang 50 min Cincang 70 min Cincang
didapat berkisar antara 43,12 % sampai dengan
96,8 %. Kadar asam anhidrogalakturonat yang
18 terbesar pada sample yang diblender dengan lama
16
14
pemanasan 50 menit dan pH 4 ( U1L2P4 ).
Kadar Metoksil

12 Sedangkan kadar asam anhidrogalakturonat


10 terrendah didapat pada sample yang diblender dan
8 pH 6 ( U1L1P6 ).
6
4 Penentuan kadar asam
2 anhidrogalakturonat ( Aua ) penting untuk
0 menentukan kemurnian pektin. Pektin yang
0 2 4 pH 6 8 10
berasal dari alam mengandung 10 % atau lebih
Gambar 5. Grafik kadar metoksil terhadap pH dan komponen organik seperti arabinosa, galaktosa,
lama pemanasan pada sampel yang diblender dan ramnosa, dan jenis gula lainnya. Karena
sampel yang dicincang. kandungan Aua pektin dari kulit mangga yang
terbesar adalah 96,8 %, maka kandungan
Kadar Metoksil berkisar antara 7,378 % organiknya adalah sebesar 3,2 %.
sampai dengan 16,058%. Kadar terbesar
dihasilkan pada sample yang diblender dan 4.2.6. Analisa Derajad Esterifikasi
dicincang dengan lama pemanasan 50 menit dan Grafik Derajat Esterifikasi
pH 4 (U1L2P4 dan U2L2P4). Sedangkan kadar
30 min Blender 50 min Blender 70 min Blender
metoksil yang terendah dihasilkan pada sample
30 min Cincang 50 min Cincang 70 min Cincang
yang diblender dengan lama pemanasan 30 menit
99
dan pH 6 (U1L1P6). Pektin dengan kandungan
98
metoksil lebih kecil dari 7 % termasuk jenis 97
% Esterifikasi

pektin low ester metil. Pektin dari kulit mangga 96


yang dihasilkan rata-rata diatas 7% maka 95
94
termasuk jenis pektin high ester metal.
93
Kandungan metoksil pectin merupakan faktor 92
penting dalam penggunaan pektin terutama dalam 91
bidang industri pangan. Kandungan metoksil 0 2 4 pH 6 8 10

berpengaruh pada setting time pektin yaitu waktu Gambar 7. Grafik derajat esterifikasi
yang diperlukan untuk terbentuknya gel sejak terhadap pH dan lama pemanasan pada
ditambahkan bahan-bahan pembentuk gel. sampel yang diblender dan sampel yang
dicincang

48 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009


Derajat esterifikasi yang didapat berkisar DAFTAR PUSTAKA
antara 91,58 % sampai dengan 98,51 %. Derajad
esterifikasi yang terbesar didapat pada sample
yang di blender dengan lama pemanasan 30 menit Fessenden, R.J & J.S Fessenden, 1992, Kimia
dan pH 2 ( U1L1P2 ). Sedangkan derajad Organik II, Erlangga, Jakarta,
esterifikasi terkecil didapat pada sample yang hal 177,260.
dicincang dengan lama pemanasan 70 menit dan Wimarno, 1989, Kimia Pangan & Gizi, Gramedia
pH 4 ( U2L3P4 ). Pektin yang dihasilkan dari kulit Pustaka, Jakarta, hal 35.
mangga ini adalah pektin metoksil tinggi karena Amalia Dian & M. Hasan Maki, 2002, Pengaruh
derajad esterifikasinya diatas 50 %. Sedangkan Konsentrasi Solvent terhadap Ekstraksi
untuk derajad esterifikasi dibawah 50 % adalah Pektin dari Ampas Buah Jeruk Manis,
pektin metoksil rendah. Laporan Penelitian, Universitas
Sriwijaya, Inderalaya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Ichwanu Chairul & Wahyu Rosadi, 2001,
Ekstraksi Pektin dari Kulit Nenas,
5.1. Kesimpulan Laporan Penelitian, Universitas
Kesimpulan yang diperoleh dari Sriwijaya, Inderalaya.
penelitian ini adalah : Dudung Muhidin, 2001, Papain dan Pektin,
Penerbit Swadaya, Jakarta.
(1) Pada ukuran partikel yang lebih www.google.com
kecil ( diblender ), jumlah pektin www.wikipedia.org
yang diperoleh lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah pektin
dari ukuran partikel yang dicincang (
kasar )
(2) Semakin rendah pH maka jumlah
pektin yang didapat akan semakin
banyak
(3) Semakin lama pemanasan maka
semakin banyak pula pektin yang
diekstraksi.
(4) Kualitas pektin terbaik rata-rata
didapatkan pada sample yang
diblender pada sample yang
diblender pada pH 4 dengan lama
pemanasan 50 menit.

5.2. Saran
Hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut tidak pada kondisi yang optimum. Untuk
itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai ukuran
partikel lain dan juga lama pemanasan di atas 70
menit. Untuk derajad keasaman, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut, misalnya tanpa harus
menggunakan bahan pengasam sebab kulit
mangga itu sendiri memiliki pH yang asam ( pH
nya lebih kurang dari 4 ).

Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember 2009 49

Anda mungkin juga menyukai