Anda di halaman 1dari 8

JURNAL MEDIA SAINS 2 (2): 96 - 103

P-ISSN : 2549-7413
E-ISSN : 2620-3847

Pengaruh Suhu Dan Waktu Simpan Terhadap Populasi Total Bakteri,


Coliform Dan Escherichia coli Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Effect of Save Temperature and Time on Population of Total Bacteria,


Coliform and Escherichia coli on Nile Tilapia (Oreochromis niloticus)
1*)Ni Putu Indah Lestari, 1Anak Agung Ayu Putri Permatasari
1
Program StudiBiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan Sains dan Teknologi, Universitas Dhyana Pura
*)
Email: ptindahlestari08@gmail.com

ABSTRAK
Ikan nila merupakan ikan yang dagingnya bisa dimanfaatkan yang bisa diolah menjadi
bahan pangan maupun minyak ikan. Ikan nila menjadi salah satu bahan pangan yang
dikonsumsi oleh masyarakat karena mengandung banyak nutrisi dan protein, akan tetapi ikan
nila juga merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kebusukan (Perishable food) yang
di sebabkan oleh kandungan protein yang dimiliki oleh ikan nila dan juga faktor lingkungan
yang mempermudah tumbuhnya mikroba pembusuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh suhu dan waktu simpan terhadap populasi total bakteri, coliform dan
E.coli pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
danmenggunakan Rancangan Acak lengkap Faktorial.Penanaman bakteri menggunakan metode
TPC dan MPN dengan 3 perlakuan dan masing – masing perlakuan terdiri atas 3 ulangan.
Perlakuan yang diberikan adalah suhu 10ºC dan 30ºC dengan waktu simpan 24 jam dan 48 jam.
Data yang di peroleh adalah data secara kuantitatif. Hasil penelitian kuantitatif dianalisis dengan
uji Anova pada taraf 95% (P<0,05). Dari hasil Anova yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji
Duncan untuk melihat perbedaan antara perlakuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu
dan waktu berpengaruh terhadap rata-rata populasi total bakteri, Coliform dan E.coli pada ikan
nila (Oreochromis niloticus) dimana suhu yang paling bagus menghambat adalah suhu 10ºC.
Kata kunci: Suhu, waktu simpan, total populasi bakteri, Coliform dan E.coli, Ikan nila

ABSTRACT
Parrot fish is an animal that can be utilized meat that can be processed into food and
fish oil. Parrot fish become one of the food ingredients in the consumption by the community
because it tastes and contains many nutrients and protein, but parrot fish is also a food that is
easy to experience decay (Perishable food) is caused by protein content owned by parrot fish
and also Environmental factors that facilitate the growth of microbial decomposition. This
study aims to determine the effect of temperature and time of storage of the total population of
bacteria, coliform and E. coli in parrot fish (Oreochromis niloticus).This study was performed
using pre-test post-test desaign of kontrol group disaign. This study uses 3 parrot fish. parrot
fish divied into 3 group : control group, treatment 1 and treatment 2. Control is without
treatment, treatment 1 is the storage of parrot fish at temperature of 10ºC and 30ºC with time
24 hours, and treatment 2 that is the storage of parrot fish at temperature of 10ºC and 30ºC
with time 24 hours.The results showed that temperature and time had no significant effect on
the total population of bacteria, Coliform and E.coli on parrot fish (Oreochromis niloticus) but
the temperature of 10ºC could inhibit the growth of the bacteria.
Keywords: temperature, time store, bacteria total population, Coliform and E.coli, parrot fish

96 J. Media Sains – September 2018


Lestari, N. P. I. dan A. A. A. P. Permatasari / Media Sains 2 (2) (2018)

PENDAHULUAN sangat bergantung pada reaksi – reaksi


Ikan nila (Oreochromis niloticus) kimiawi dan laju dari reaksi tersebut
merupakan salah satu komoditas ikan air tawar dipengaruhi oleh suhu maka pertumbuhan
yang memperoleh perhatian cukup besar dari bakteri sangat dipengaruhi oleh suhu.
pemerintah dan pemerhati masalah perikanan Perlakuan atau teknik penanganan ikan
dunia, terutama berkaitan dengan usaha berpengaruh terhadap tekstur, bau, rasa, dan
peningkatan gizi masyarakat di negara-negara total mikroba. Perlakuan lama penyimpanan
yang sedang berkembang. Prospek berpengaruh nyata terhadap penampakan luar
pengembangan budidaya ikan nila juga ikan, tekstur, bau, rasa, aroma, total plate
diperkirakan memiliki peluang yang memberi count (TPC), pH, dan kadar air. Untuk
andil cepatnya perkembangan usaha budidaya memperoleh mutu ikan segar sampai jangka
ikan nila.Selain untuk meningkatkan gizi waktu tertentu sebaiknya setelah ditangkap
masyarakat di negara berkembang, biaya ikan segera dimatikan kemudian dicuci dan
produksi ikan nila masih rendah dan disimpan di lemari pendingin. Penggunaan
keuntungan yang diperoleh cukup besar suhu rendah mempengaruhi fluktuasi nilai pH
(Jogonegoro, 2015). pada ikan nila. Penyimpanan ikan nila pada
Menurut Amri dan Khairuman (2008), suhu rendah menyebabkan aktivitas enzim
ikan nila merupakan ikan yang memiliki cita yang terdapat pada daging menjadi terhambat
rasa yang khas, dan terjangkau bagi sehingga kemunduran mutunya berjalan lebih
masyarakat yang mengakibatkan ikan nila lambat. Semakin rendah suhu yang digunakan
berkembang sangat pesat dan banyak diminati maka aktivitas enzim semakin terhambat (Aris
masyarakat dari semua kalangan. Sehingga et al., 2011). Sesuai dengan penelitian
perlu dijaga kualitas kesegaran ikan untuk Diyantoro (2007) dan Suhama (2016) dan
mempertahankan cita rasa dan minat tentang kualitas ikan bandeng bahwa
konsumen terhadap ikan nila, selain itu perlakuan suhu dan lama waktu simpan dapat
kualitas ikan segar juga sangat perlu mempengaruhi kualitas ikan.
diperhatikan karena ikan segar mempunyai
sifat yang mudah mengalami penurunan mutu BAHAN DAN METODE
yang diakibatkan oleh kegiatan enzim, dan Tempat pengambilan sampel dilakukan
kontaminasi dari bakteri yang bersifat patogen di Tambak Ruth, Jalan By Pass I Gusti Ngurah
yang menunjukkan bahwa mutu ikan sudah Rai, Denpasar, Bali dan pengujian sampel
rendah dan tidak layak untuk dikonsumsi. dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Kondisi lingkungan seperti temperatur FMIPA Universitas Udayana.Bahan yang
yang tinggi akan mempercepat proses digunakan dalam penelitian ini adalah Medium
pembusukan/kerusakan ikan. Masalah yang BGBB (Brilliant Green Bile 2% Broth),
sering timbul pada sektor perikanan adalah Medium endo agar atau EMBA, zat-zat untuk
dalam mempertahankan mutu ikan.Mutu ikan pewarnaan gram. Beberapa tahap uji yang
dapat terus dipertahankan jika ikan tersebut dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji Total
ditangani dengan benar, bersih, disimpan Plate Count (TPC) untuk menghitung total
dalam ruangan dengan suhu yang rendah. bakteri dan uji Most Probable Number (MPN)
Menurut Affandi dan Tang (2002) menyatakan untuk menghitung coliform dan E.coli. Pada
bahwa racun, suhu ekstrim, tekanan osmotik, metode TPC dilakukan pengenceran sampel
infeksi dapat menyebabkan respons fisiologis ikan yaitu menimbang 10 gram sampel ikan
yangberupa stres disebabkan kondisi eksternal dan dihancurkan dan diaduk secara merata.
seperti suhu. Efek kenaikan suhu air pada 34 Kemudian sampel dimasukkan ke dalam
C selama 2 jam dapat menyebabkan stres pada Erlenmeyer , lalu ditambahkan aquades steril
ikan berdampak terhadap kualitas ikan (Joseph hingga volume mencapai 100 ml. Sampel
dan Sujatha, 2010). dikocok perlahan lahan hingga sampel larut
Proses penurunan mutu (deteriorasi) dalam air. Kemudian memipet 1 ml ke tabung
pada ikan disebabkan oleh tiga macam reaksi 101 dimasukan ke tabung pengencer 102
kegiatan yaitu autolisis, kimiawi, dan dilakukan vortek dan dipipet tabung pengencer
bakteriologis (Ilyas, 1983). Menurut Pleczar 102 sebanyak 1 ml ke cawan petri., kemudian
(2007) mengatakan bahwa pertumbuhan cawan petri digoyangkan., dituangkan media

97 J. Media Sains – September 2018


Lestari, N. P. I. dan A. A. A. P. Permatasari / Media Sains 2 (2) (2018)

ke masing – masing cawan perti yang sudah EMBA, Kemudian diinkubasi pada suhu
berisi pengencer, setelah media padat cawan 370C selama 24 jam. Bila dalam sampel
petri lalu di balikan, diinkubasi 35ºC selama terdapat bakteri golongan coli, maka akan
24 – 48 jam. Dicatat dan dihitung koloni yang terlihat adanya koloni yang berwarna
tumbuh. merah kehijauan yang mengkilat
Pada metode MPN ada 3 tahapan uji 3. Uji Pelengkap; koloni golongan E.coli
yaitu: yang diisolasi dari medium Endo Agar/
1. Uji Dugaan; dipipet masing-masing 10 gr EMBA pada uji penetapan akan ditanam
sampel ikan dimasukkan ke dalam 3 seri pada medium kaldu laktosa dan medium
tabung reaksi yang berisi medium kaldu NA miring, diinkubasi pada suhu 370C
laktosa konsentrasi ganda, Dipipet selama 24-48 jam , dilakukan pewarnaan
masing-masing 1 ml sampel ikan ke Gram dari bakteri yang tumbuh pada
dalam 3 seri tabung reaksi yang berisi media miring, dari hasil positif ditandai
medium kaldu laktosa konsentrasi dengan terbentuknya gas dalam medium
normal, Dipipet masing-masing 0,1 ml kaldu laktosa dan dinding sel bersifat
sampel ikan ke dalam 3 seri tabung reaksi gram negative dan sel berbentuk batang.
medium kaldu laktosa konsentrasi
normal, Diinkubasi semua tabung pada ANALISIS DATA
suhu 370C selama 24-48 jam. Hasil yang Hasil penelitian kuantitatif dianalisis dengan
positif akan ditunjukkan oleh adanya gas uji Anova pada taraf 95% (P<0,05). Dari hasil
dalam tabung Durhan Anova yang berbeda nyata dilanjutkan dengan
2. Uji Penetapan; Tabung yang uji Duncan untuk melihat perbedaan antara
menunjukkan hasil positif diinokulasikan perlakuan. Data tersebut diaplikasikan dengan
kedalam medium BGBB dengan cara menggunakan program SPSS 16.0 for
mengambil 1 tetes dengan menggunakan windows.
jarum ose, Diinkubasi medium BGBB
yang telah diinokulasikan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
suspense bakteri yang tumbuh pada 1. Pengaruh suhu dan waktu terhadap
medium kaldu laktosa. Hasil positif total populasi bakteri
ditunjukkan oleh adanya gas dalam Hasil dari penelitian pengaruh suhu
tabung Durhan, Tabung yang telah terhadap populasi total bakteri pada ikan
menunjukkan positif ini, digesekkan pada nila (Oreochromis niloticus) ditunjukkan
permukaan medium Endo Agar atau pada gambar berikut :

30000
21900 21700
19800
20000
10100
10000 6000
2600
0
Kontrol Suhu 10ºC Suhu 30ºC
24 Jam 48 jam

Gambar 1. Rata - rata Jumlah Populasi Total Bakteri Pada Ikan Nila Dengan Suhu 10º C dan 30º
C Dan Waktu Simpan 24 Jam dan 48 Jam

Dari gambar 1. bahwa grafik rata – rata jumlah populasi total bakteri 219 x 102 CFU/g waktu
populasi bakteri pada ikan nila pada suhu 10º simpan 24 jam, 217 x 102 CFU/g dengan
C dan 30º C dan waktu simpan 24 jam dan 48 waktu simpan 48 jam, suhu 10ºC dengan
jam diatas dapat dilihat kontrol dengan jumlah jumlah populasi total bakteri 26 x 1002 CFU/g

98 J. Media Sains – September 2018


Lestari, N. P. I. dan A. A. A. P. Permatasari / Media Sains 2 (2) (2018)

waktu simpan 24 jam, 6x 103 CFU/g dengan 2. Pengaruh suhu dan waktu simpan
waktu simpan 48 jam, dan suhu 30ºC dengan terhadap bakteri Coliform dan E.coli
2
jumlah populasi total bakteri 101x 10 CFU/g pada ikan nila (Oreochromis niloticus)
waktu simpan 24 jam, 198x 102 CFU/g dengan Hasil dari penelitian pengaruh suhu
waktu simpan 48 jam. terhadap Coliform pada ikan nila
(Oreochromis niloticus) ditunjukkan pada
gambar berikut :

4000 3200
3000
2000 1500
1100 1000
1000
0 0
0
Kontrol Suhu 10ºC Suhu 30ºC

24 Jam 48 jam

Gambar 2. Rata - rata Jumlah Bakteri Coliform Pada Ikan Nila Dengan Suhu 10º dan 30º Dan
Waktu Simpan 24 Jam dan 48 Jam

Tabel 3. Data Uji Statistik Anova Bakteri Coliform Pada Ikan Nila Dengan Suhu 10º dan 30º
Dan Waktu Simpan 24 Jam dan 48 Jam.

Source N df Mean F Sig


Corrected Model 65 21898.23 6.37 .00
Suhu 62 155.55 13.00 .00

Dari gambar 2 dan tabel 3 grafik rata – waktu simpan 24 jam, 0 CFU/g dengan waktu
rata jumlah bakteri Coliform pada ikan nila simpan 48 jam, dan suhu 30ºC dengan jumlah
pada suhu 10º dan 30º dan waktu simpan 24 populasi total bakteri 11 x 102 CFU/g waktu
jam dan 48 jam diatas dapat dilihat kontrol simpan 24 jam, 11x 102 CFU/g dengan waktu
dengan jumlah populasi total bakteri 32x 102 simpan 48 jam.
CFU/g waktu simpan 24 jam, 15 x 102 CFU/g Hasil dari penelitian pengaruh suhu
dengan waktu simpan 48 jam, suhu 10ºC terhadap E. coli pada ikan nila (Oreochromis
dengan jumlah populasi total bakteri 0 CFU/g niloticus) ditunjukkan pada gambar berikut:

1000
700

500
200 200
0 0 0
0
Kontrol Suhu 10ºC Suhu 30

24Jam 48 jam

Gambar 3.Rata - rata Jumlah Bakteri E.coli Pada Ikan Nila Dengan Suhu 10º dan 30º Dan
Waktu Simpan 24 Jam dan 48 Jam

99 J. Media Sains – September 2018


Lestari, N. P. I. dan A. A. A. P. Permatasari / Media Sains 2 (2) (2018)

Dari gambar 3 bahwa rata – rata jumlah penangkapan, proses pengiriman ke tempat
E.coli pada ikan nila pada suhu 10º dan 30º pengujian, sampai sampel tiba di tempat
dan waktu simpan 24 jam dan 48 jam dapat pengujian.
dilihat kontrol dengan jumlah populasi total Hal tersebut juga sejalan dengan
bakteri 0 CFU/g waktu simpan 24 jam, 2 x 102 penelitian dari Laluraa dkk. (2014) dan
CFU/g dengan waktu simpan 48 jam, suhu Bontong (2012), dimana dalam penelitiannya
10ºC dengan jumlah populasi total bakteri 0 disebutkan bahwa populasi total bakteri dapat
CFU/g waktu simpan 24 jam, 0 CFU/g dengan disebabkan karena penanganan ikan yang
waktu simpan 48 jam, Dan Suhu 30ºC dengan kurang tepat seperti tempat dan peralatan yang
jumlah populasi total bakteri 2x 102 CFU/g kurang bersih dan sudah digunakan berkali-
waktu simpan 24 jam, 7 x 102 CFU/g dengan kali tanpa dicuci, ataupun pakan dan kondisi
waktu simpan 48 jam. air pada tambak. Sedangkan menurut
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat penelitian dari Djaafar (2007), disebutkan
bahwa rata – rata jumlah populasi total bakteri bahwa selain faktor kebersihan dan suhu pada
pada ikan nila (Oreochromis niloticus) pada saat penanganan ikan, faktor lain yang juga
waktu simpan 24 jam dengan kontrol, suhu berpengaruh terhadap bakteri Populasi total
10ºC dan suhu 30ºC terjadi peningkatan bakteri adalah faktor internal yaitu insang, isi
jumlah populasi total bakterinya yaitu kontrol perut, dan kulit yang merupakan sumber
dengan jumlah populasi total bakteri 219 x 102 kontamnasi mikrobia. Ada kemungkinan
CFU/g waktu simpan 24 jam, 217 x 1002 bahwa bakteri pada Populasi total bakteriyang
CFU/g dengan waktu simpan 48 jam, suhu ada pada bagian insang, maupun isi perut
10ºC dengan jumlah populasi total bakteri 26 x dapat menempel pada bagian daging ikan
1002 CFU /g waktu simpan 24 jam, 6x 103 karena proses pembersihan yang kurang
CFU/g dengan waktu simpan 48 jam, Dan maksimal. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu
Suhu 30ºC dengan jumlah populasi total 10 - 45ºC dengan suhu optimum 37 oC dan
bakteri 101 x 102 CFU/g gwaktu simpan 24 akan mati pada suhu 60ºC selama 30 menit
jam, 198x 1002 CFU/g dengan waktu simpan selain itu bakteri ini tidak tahan akan tempat
48 jam kering.
Berdasarkan hasil analisis statistik Lingkungan habitat asli ikan semasih
menunjukan bahwa perlakuan suhu dan waktu hidup juga sangat mempengaruhi pertumbuhan
simpan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) bakteri karena asosiasi kehidupan diantara
terhadap populasi total bakteri. Suhu dan organisme yang bersangkutan dan faktor non-
waktu simpan yang mampu menghambat total biologis karena ikan yang digunakan adalah
populasi bakteri adalah suhu 24 jam ini ikan yang diambil dari tambak misalnya,
dikarenakan bakteri mengalami fase pakan yang di berikan dan kuliatas air pada
logaritmik yaitu fase dimana bakteri tersebut tambak. Menurut Amalia dkk., (2015) dari
membelah diri dengan cepat biasanya fase ini hasil penelitiannya mengatakan juga bahwa
berlangsung selama 5 hari (Diantoro, 2007). lingkungan, pakan dan kualiats air sangat
Hasil dari penelitian Populasi total mempengaruhi tumbuhnya bakteri salah
bakteri tidak berpengaruh nyata hal ini satunya Coliform dan E.coli yang merupakan
disebabkan karena kondisi pada saat bakteri perairan.
pengambilan sampel dalam penelitian ini Jika dilihat dari hasil uji Faktorial suhu
digunakan jelly es yang tidak beku. Menurut x waktu tersebut tidak terdapat interaksi yang
Maulana et al., (2012) pengolahan ikan pada berpengaruh (P>0,05) terhadap jumlah
tahap awal telah dilakukan pendinginan pertumbuhan bakteri padaikan nila. Hal ini
dengan ditambahkan es sehingga suhu dapat disebabkan karena suhu optimum
turun sampai ± 0 oC. Cara ini dapat membantu pertumbuhan bakteri adalah 37ºC. Penelitian
agar ikan tersebut dapat diawetkan sifat-sifat ini sejalan dengan penelitian Nuraeni dkk
aslinya. Namun pada tahap pencucian, es akan (2000) yang menunjukan bakteri ini dapat
dipisahkan dan suhu menjadi tumbuh dalam suhu 10-45 oC dengan suhu
meningkat.Tinggi rendahnya jumlah bakteri optimum 37 oC, bakteri tersebut tergolong
pada sampel ikan sangat ditentukan oleh cara dalam bakteri psychrophilic yang hidup pada
penanganan ikan mulai dari budidaya, suhu rendah yaitu pada suhu 0ºC – 30ºC

100 J. Media Sains – September 2018


Lestari, N. P. I. dan A. A. A. P. Permatasari / Media Sains 2 (2) (2018)

Pertumbuhan populasi total bakteri pada 2011). Sesuai dengan penelitian Diyantoro
suhu 10ºC dan 30ºC dengan waktu simpan 24 (2007) dan Suhama (2016) dan tentang
dan 48 jam bertambah. Hal ini disebabkan kualitas ikan bahwa perlakuan suhu dan lama
oleh teknik penanganan ikan nila. Menurut waktu simpan dapat mempengaruhi kualitas
Nurjanah dkk., (2004) bahwa ikan nila ikan. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
memiliki tiga fase yaitu 1. pre rigor yaitu suhu 10ºC yang paling efektif untuk menjaga
Tahap pre rigor terjadi selama 2 jam setelah kualitas ikan nila dalam penelitian ini.Hal ini
ikan dimatikan. Dengan jumlah total bakteri disebabkan Escherichia coli merupakan
3,4 x 104 – 6,3 x 104 unit koloni/g. 2. rigor bakteri yang tergolong mesofil yaitu bakteri
mortis terjadi selama 10 jam (2-12 jam) yang mempunyai suhu pertumbuhan optimal
setelah ikan dimatikan dengan keadaan daging 15 - 45ºC dengan suhu minimum pertumbuhan
yang kaku dengan jumlah total bakteri 2,2x104 10-20ºC, dan suhu maksimum 40- 45ºC
-3,7x105, unit koloni/g, dan 3. post yaitu (Pelczar dan Chan, 1988). Hal ini disebabkan
terjadi setelah 12 – 24 jam setelah ikan karena suhu rendah dapat memperlambat
dimatikan dengan skor 3 – 5. Fase ini juga aktifitas bakteri serta reaksi kimia hingga
mempengaruhi pertumbuhan dan hilangnya kadar air pada suatu panggan
perkembangan bakteri. sehingga menghindari dari kerusakan suatu
Pada gambar 2 dapat dilihat rata – rata pangan oleh adanya pertumbuhan
jumlah Coliform pada ikan nila (Oreochromis mikroorganisme walaupun pada suhu rendah
niloticus) adalah kontrol dengan jumlah bakteri tersebut tidak mati (Gamar dan
populasi total bakteri 32 x102 CFU/g waktu Sherrington, 1994)
simpan 24 jam, 15 x 102 CFU/g dengan waktu Penelitian ini juga sejalan dengan
simpan 48 jam, suhu 10ºC dengan jumlah penelitian Murniyati dan Sunarman (2000)
populasi total bakteri 0 CFU/g waktu simpan bahwa pendinginan hanya bisa berhasil
24 jam, 0 CFU/g dengan waktu simpan 48 menghambat kegiatan bakteri, bakteri tersebut
jam, dan Suhu 30ºC dengan jumlah populasi masih tetap hidup dan melakukan perusakan
total bakteri 11 x 102 CFU/g waktu simpan 24 terhadap ikan, tetapi lebih lambat.
jam, 11x102 CFU/g dengan waktu simpan 48 Kegiatannya akan normal jika suhu ikan naik
jam. kembali. Oleh karena itu harus diusahakan
Pada gambar 4 bahwa rata – rata jumlah suhu ikan untuk tetap dingin. Berdasarkan
E.coli pada ikan nila (Oreochromis niloticus) penelitian dari Widiastuti dkk., (2010), cara
adalah kontrol dengan jumlah populasi total penanganan ikan yang baik untuk dikirim
bakteri 0 CFU/g waktu simpan 24 jam, 2 x 102 adalah ikan di pak dalam keadaan vacuum
CFU/g dengan waktu simpan 48 jam, suhu dengan suhu ± -15oC. Ini juga disebabkan
10ºC dengan jumlah populasi total bakteri 0 karena adanya beberapa faktor yang
CFU/g waktu simpan 24 jam, 0 CFU/g dengan mempengaruhi pertumbuhan bakteri seperti
waktu simpan 48 jam, dan suhu 30ºC dengan faktor alam yaitu temperatur, cahaya,
jumlah populasi total bakteri 2x102 CFU/g kelembaban, pH, O2 dari udara, tekanan
waktu simpan 24 jam, 7x 102 CFU/g dengan osmotic, pengaruh mikroorganisme di
waktu simpan 48 jam sekitarnya, dan faktor kimia pada media
Berdasarkan hasil analisis statistik tumbuh.Intensitas total populasi bakteri
Coliform menunjukan bahwa perlakuan suhu tergantung pada jumlah bakteri mula–mula,
dan waktu simpan berpengaruh nyata (p<0,05) cara penanganan, pengolahan, dan
terhadap bakteri Coliform dan pada hasil penyimpanan yang tidak bersih (hygiene)
analisis statistik E.coli menunjukan bahwa terhadap bahan mentah maupun produk
perlakuan suhu dan waktu simpan tidak olahan, dapat menyebabkan kontaminasi ikan.
berpengaruh nyata (p<0,05).Pada perlakuan Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
suhu dan waktu bakteri E.coli tersebut terdapat penelitian yang dilakukan Marada (2012)
interaksi antara suhu dan lama penyimpanan bahwa suhu rendah dapet menghambat
ikan nila terhadap jumlah E.coli dapat di pertumbuhan bakteri, namun bakteri tersebut
tunjukan pada hasil waktu x suhu (p>0,05). tidak dipungkiri akan tumbuh karena adanya
Semakin rendah suhu yang digunakan maka beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi
aktivitas enzim semakin terhambat (Aris et al., pertumbuhan bakteri pada ikan. Menurut

101 J. Media Sains – September 2018


Lestari, N. P. I. dan A. A. A. P. Permatasari / Media Sains 2 (2) (2018)

penelitian Lubis dkk., (2012), suhu rendah Carter, G. R., D. J. Wise. (2004).
mampu memperlambat metabolisme dari suatu Essential of Veterinary Bacteriology an
mikroorganisme serta menghambat terjadinya d Mycology. 6 th Ed. Iowa : Blackwell
reaksi – reaksi kimia. Publishing.
Pada suhu 30ºC jumlah bakteri Coliform Diyantoro. (2007). Pengaruh Lama
dan E.coli lebih tinggi dari pada suhu 10ºC. Penyimpanan Yang Berbeda dalam
Hal ini dikarenakan suhu rendah dapat Campuran Air Laut dan Es Terhadap
memperlambat aktifitas bakteri serta reaksi Mutu Kesegaran Ikan Nila.
kimia hingga hilangnya kadar air pada suatu http://elibrary.ub.ac.id/handle/12345678
pangan sehingga menghindari dari kerusakan 9/24788
suatu pangan oleh adanya pertumbuhan Faridz, R., Hafiluddin, M. Anshari, (2007).
mikroorganisme walaupun pada suhu rendah Analisis Jumlah Bakteri Pada
bakteri tersebut tidak mati Menurut Nuraeni Pengolahan Ikan TeriNasi di T. Kelola
dkk (2000) bakteri ini dapat tumbuh dalam Mina Laut Unit Sumenep. Jurnal
suhu 10-37oC dengan suhu optimum 37 oC. Embryo Vol. 4(2) p. 94-106.
Bakteri tersebut tergolong dalam bakteri Ilyas, S. (1983). Teknologi Refrigasi Hasil
psychrophilic yang hidup pada suhu rendah Perikanan. CV. Paripurna Jakarta
yaitu pada suhu 0ºC – 30ºC. Jogonegoro. (2015). Klasifikasi Dan Jenis –
Jenis Ikan Nila (Oreochormis niloticus).
KESIMPULAN .[online].http://www.tanijogonegoro.co
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai m2015/02/klasifikasi-morfologi-ikan-
berikut : nila.html opened on: : 23-01-2017
1. Suhu 10ºC dan 30ºC dan waktu simpan Joseph, J.B and S.S.Sujatha. (2010). Real time
24 jam dan 48 jam berpengaruh terhadap and quantitave (PCR) application to
rata - rata pertumbuhan Populasi total quantity and the expression protiks of
bakteri pada ikan nila (Oreochromis heat shock protein (HSP 70) genes in
niloticus). Namun hal ini tidak nile tilapia, Orechoromis niloticus, L.
berpengaruh nyata (p>0,05) jika dilihat and Oreochromis mossambicus. P. Int.
secara statistik. J. Fish. Aquat. 2(1):44-48
2. Suhu 10ºC dan 30ºC dan waktu simpan Kismiyati. (2009). Isolasi Dan Identifikasi
24 jam dan 48 jam berpengaruh terhadap Bakteri Gram Negatif Pada Luka Ikan
pertumbuhan rata – rata bakteri Coliform Maskoki (Carassius Auratus) Akibat
dan E.coli pada ikan nila (Oreochromis Infestasi Ektoparasit Argulus
niloticus). Sp..[online].http://download.portalgarud
a.org/article.php?article=18016&val=11
DAFTAR PUSTAKA 27.[diakses 25-05-17]
Amri, K.,dan Khairuman. (2008). Buku Pintar Lubis, Efawani dan Windarti. (2016). Re-
Budidaya 15 Ikan Konsumsi. PT. Inventarisasi jenis ikan di sungai sail
Agromedia Pustaka, Jakarta anak Sungai siak Kota pekanbaru –Riau
Affandi, R.dan U.Tang. (2002). Fisiologi Manajemen sumberdaya perairan.
Hewan Air. Pekan Baru.Universitas Fakultasperikanan dan ilmu kelautan.
Riau Press. Universitas Riau
Anggraini, R., M. Salim, E. Mardinah. (2013). Marada, H. (2012). Pengaruh Lama
Uji Bakteri Escherichia Coli yang Penyimpanan Ikan Cakalang Pada Suhu
Resistan Terhadap Antibiotik Pada Ikan Freezer Terhadap Jumlah
Kapas-Kapas di Sungai Batang Arau Bakteri.Skripsi. Jurusan Kesehatan
Padang. Jurnal Kimia Unand 2 (2) : 17- Masyarakat. Universitas Gorontalo.
21. Maulana, H., E. Afrianto, I. Rustikawati. (2012).
Berg, H. C. (2004). Eschericia coli in Motion. Analisis Bahaya Dan Penentuan Titik
New York : Springer Pengendalian Kritis Pada penanganan
Bhunia, A. (2008). Foodborne Microbial Tuna Segar Utuh Di PT. Bali Ocean
Pathogens. New York : Springer. Anugrah Linger Indonesia Benoa, Bali.

102 J. Media Sains – September 2018


Lestari, N. P. I. dan A. A. A. P. Permatasari / Media Sains 2 (2) (2018)

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol.3 (4) Santoso, F. (2009). Karakteristik


p. 1-5. Pendistribusian Ikan Segar Dan Olahan
Murniyati dan Sunarman, (2000). Dari Pangkalan Pendaratan Ikan Cituis
Pendinginan, Pembekuan Dan Tangerang. Bogor: Departemen
Pengawetan Ikan. Kanisius.Yogyakarta. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Manning, S. D, (2010). Escherichia Coli Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Infections. New York: Infobase Institut Pertanian Bogor.
Publishing. Songer, J. G., K. W. Post. (2005). Veterinary
Nuraeni, K., Y. Wibisono, Idrial. (2000) Microbiology Bacterial and Fungal
.Mikrobilogi Pangan dan Pengolahan. Agents of Animal Disease. New York :
Politeknik Pertanian Negeri Jember. CRC Pr.
Jember. Hlm: 16. Suharna, C. (2006). Kajian Sistem manajemen
Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. (2007). Mutu Pada Pengolahan Ikan Jambal
Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. Roti di Pangandaran – Kabupaten
Jakarta: UI Press. Ciamis (Tesis). Program Pascasarjana.
Ridwan, (2015). Keberadaan E.coli Pada Universitas Diponogoro.
Yellowfin Tuna (Tunnus Albacores) Waluyo, L, (2007). Mikrobiologi Umum.
Yang di Pasarkan di Kota Gorontalo. Universitas Muhammadiyah. Malang.
Jurnal Fakultas dan Ilmu Kelautan. Widiastuti, I., S. Putro, (2010). Analisis Mutu
Quinn, P. J., B. K. Markey, M. E. Carter, W. J. Ikan Tuna Selama Lepas Tangkap.J.
Donnelly, F. C. Leonard. (2002). Maspari 01:22-29.
Veterinary Microbiologyand Microbial
Diseases. London (GB) : Blackwell

103 J. Media Sains – September 2018

Anda mungkin juga menyukai