Kelas X
BAB III : IKATAN KIMIA
Ikatan kimia adalah gaya tarik-menarik antara atom-atom sehingga atom-atom tersebut tetap
berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. Gagasan tentang pembentukan
ikatan kimia dikemukakan oleh Lewis dan Langmuir (Amerika) serta Kossel (Jerman). Dalam
pembentukan ikatan kimia, golongan gas mulia (VIII A) sangat sulit membentuk ikatan
kimia.
Diduga bila gas mulia bersenyawa dengan unsur lain, tentunya ada suatu keunikan dalam
konfigurasi elektronnya yang mencegah persenyawaan dengan unsur lain. (Elida, 1996).
Menurut Elida (1996) mengatatakan bahwa, berdasarkan gagasan tersebut, kemudian
dikembangkan suatu teori yang disebut Teori Lewis :
Melalui ikatan kimia unsur-unsur kemudian membentuk molekul ataupun benda-benda yang
selanjutnya menyusun dan menjadi bagian dari alam semesta. Ikatan kimia dapat terjadi
karena adanya interaksi elektronik, dalam berbagai wujud dan mekanisme. Sebuhungan
dengan itu maka dikenal beberapa jenis ikatan kimia antara lain (Hanapi, dkk., 2013) :
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini
selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya yang menahan atom-atom dalam
molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena
unsur-unsur ingin memiliki struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud
yaitu struktur elektron gas mulia.
Tabel struktur elektron gas mulia
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8
Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan
konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia
mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom atom unsur cenderung
mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan. Jika atom berusaha memiliki 8 elektron
valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet.
Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai electron
valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil unsur supaya dapat
mengikuti gas mulia, yaitu:
Jadi kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron seperti gas
mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut ”kaidah oktet”. Sementara itu atom-atom
yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki konfigurasi electron seperti gas helium
disebut ”kaidah duplet”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau
gabungan ion dalam setiap senyawa disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali
dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan
Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman (Martin S. Silberberg, 2000). Konsep tersebut
adalah:
1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa
merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan elektron yang
2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil seperti
gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap
3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan cara berikatan
dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron, 3menangkap elektron, maupun
pemakaian elektron secara bersama-sama.
1. Ikatan Primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar. Ikatan
primer ini terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain
(James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan electron (logam)
dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan
elektron berubah menjadi ion positif.
Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif.
Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang
disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa
ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam.
Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka natrium menjadi lebih kecil. Sedangkan klorin
akan menjadi lebih besar karena ketambahan satu elektron. Oleh karena itu ukuran ion positif
selalu lebih kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar
daripada ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan menjadi
bermuatan positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl–). Kemudian terjadi gaya
elektrostatik antara Na+ dan Cl– sehingga membentuk ikatan ionik.
1. Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya terikat kuat
pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
2. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.
3. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores.
4. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
5. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.
Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antar ion yang bermuatan positif dan ion
yang bermuatan negative.
Menurut Wibowo (2013) ada beberapa yang perlu diperhatikan, biasanya terjadi kesalahan
konsep dalam materi ikatan kimia ini, seperti contoh sebagai berikut :
1. Ikatan ionik hanya dapat terjadi antara kation dan anion sederhana,
2. Senyawa ionik hanya dapat terbentuk secara langsung dari ion-ion, dll
Pada formula atau rumus ionik. Senyawa ion itu tidak ada sebagai molekul, sehinga kita tidak
dapat mengetahui tentang rumus molekul dari senyawa ion. Sebagai gantinya, rumus ionik
suatu senyawa ialah rumus empiris senyawa tersebut. Seperti contoh, natrium klorida
rumusnya NaCl.
Menurut Saunders (2007) ada beberapa jumlah yang sama dengan ion tersebut dalam kisi
ioniknya, seperti contoh :
1. Magnesium Oksida berisi Mg2+ dan O2- ion, dan rumusnya itu MgO
2. Kalsium Klorida berisi Ca2+ dan cl2- ion, dan rumusnya itu CaCl2
3. Alumunium Oksida berisi Al3+ dan O2- ion, dan rumusnya itu Al2O3
contohnya adalah air. Air merupakan materi yang penting bagi kehidupan. Sebagian besar
kebutuhan pokok kita menggunakan air. Bahkan dalam tubuh, air penting untuk menjaga
DNA dari kerusakan, mengantarkan nutrisi ke seluruh bagian tunuh, dan menjaga
keseimbangan suhu tubuh. Kita mengetahui air memiliki rumus senyawa H2O. Air tersusun
dari unsur-unsur hidrogen dan oksigen.
Tanpa kita sadari bahwa kita sedang berhadapan dengan contoh aplikasi dari unsur-unsur
yang berikatan, yang kemudian membentuk senyawa. Mungkin hal-hal yang sepatutnya kita
kritisi adalah bagaimana unsur-unsur tersebut dapat berikatan dan kemudian membentuk
senyawa. Sebelum itu, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari senyawa
kimia. Dan istilah organk seolah-olah berhubungan dengan kata organisme atau jasad hidup.
Organik merupakan zat yang berasal dari makluk hidup (hewan/tumbuhan-tumbuhan) seperti
minyak dan batu bara. Pada dasarnya kimia organik melibatkan zat-zat yang diperoleh dari
jasad hidup.
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara dua
atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam).
Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan electron ikatan (PEI) dan
pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut
pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur
nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh:
H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa
kovalen.
Dengan mengacu pada aturan oktet, kita dapat memprediksikan rumus molekul dari senyawa
yang berikatan kovalen. Dalam hal ini, jumlah elektron yang dipasangkan harus disamakan.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa aturan oktet tidak selalui dipatuhi, terdapat beberapa
senyawa kovalen yang melanggar aturan oktet.
Contohnya adalah ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan O adalah H
memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan H mengikuti kaidah
oktet, jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan atom O satu, sehingga
rumus molekul senyawa adalah H2O.
pasangan elektron yang berikatan
Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik sama kuat ke arah atom-
atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang
mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau
mempunyai bentuk molekul simetri. Titik muatan negative electron persekutuan berhimpit,
sehingga pada molekul pembentuknya tidak terjadi momen dipol, dengan perkataan lain
bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik yang sama.
Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.
Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI.
Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI.
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik ke salah satu
atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan
suatu unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda
keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen
dipol. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom yang berbeda disebut ikatan kovalen
polar. Ikatan kovalen polar dapat juga terjadi antara dua atom yang sama tetapi memiliki
keelektronegatifan yang berbeda.
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan electron yang dipakai
bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak
menyumbangkan elektron.Jadi disini terdapat satu atom pemberi pasangan electron bebas,
sedangkan atom lain sebagai penerimanya. Ikatan kovalen koordinasi kadang-kadang
dinyatakan dengan tanda panah (→) yg menunjukan arah donasi pasangan elektron.
1. Titik didih
Pada umumnya senyawa kovalen mempunyai titik didih yang rendah (rata-rata di bawah suhu
200 0C). Sebagai contoh Air, H2O merupakan senyawa kovalen. Ikatan kovalen yang
mengikat antara atom hidrogen dan atom oksigen dalam molekul air cukup kuat, sedangkan
gaya yang mengikat antar molekul-molekul air cukup lemah. Keadaan inilah yang
menyebabkan air dalam fasa (bentuk) cair akan mudah berubah menjadi uap air bila
dipanaskan sampai sekitar 100 0C, akan tetapi pada suhu ini ikatan kovalen yang ada di
dalam molekul H2O tidak putus.
Sebagian besar senyawa kovalen berupa cairan yang mudah menguap dan berupa gas.
Molekul-molekul pada senyawa kovalen yang mempunyai sifat mudah menguap sering
menghasilkan bau yang khas. Parfum dan bahan pemberi aroma merupakan senyawa kovalen
contoh dari senyawa kovalen yang mudah menguap
3. Kelarutan
Pada Umumnya senyawa kovalen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah larut dalam
pelarut organik. Pelarut organik merupakan senyawa karbon, misalnya bensin, minyak tanah,
alkohol, dan aseton. Namun ada beberapa senyawa kovalen yang dapat larut dalam air karena
terjadi reaksi dengan air (hidrasi) dan membentuk ion-ion. Misalnya, asam sulfat bila
dilarutkan ke dalam air akan membentuk ion hidrogen dan ion sulfat. Senyawa kovalen yang
dapat larut dalam air selanjutnya disebut dengan senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa
kovalen yang tidak larut dalam air selanjutnya disebut dengan senyawa kovalen non polar.
Pada umumnya senyawa kovalen pada berbagai wujud tidak dapat menghantar arus listrik
atau bersifat non elektrolit, kecuali senyawa kovalen polar. Hal ini disebabkan senyawa
kovalen polar mengandung ion-ion jika dilarutkan dalam air dan senyawa tersebut temasuk
senyawa elektrolit lemah. Berikut ini gambar perbedaan antara senyawa non elektrolit,
elektrolit lemah dan elektrolit kuat.
Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama electron
elektron valensi antaratomatom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak. Ikatan logam
bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk
menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan elektron. Contoh terjadinya ikatan logam.
Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih
dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain.
Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe
bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena
muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+
dan elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.
Kuat dan keras (apabila digunakan Kebanyakan non logam tidak kuat dan
3. 3.
sebagai logam paduan) lunak
2. Penilaian Sikap
a. Lembar Penilaian Diri
Penilaian diri setelah peserta didik mempelajari materi ikatan kovalen koordinasi:
Penilaian Diri
Topik: ...................... Nama: ................
Kelas: ...................
Setelah mempelajari materi ikatan kovalen koordinasi, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan
cara memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan.
Penilaian Diri
Tugas: ............................ Nama: ..........................
Kelas: ..............................
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan
dirimu yang sebenarnya.
No Pernyataan YA TIDAK
1 Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama dengan teman satu
kelompok
2 Saya melakukan tugan sesuai jadwal
3 Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang
4 Sebelum melakukan tugas terlebih dahulu saya membaca
literatur yang mendukung tugas
Jurnal
JURNAL
Aspek yang diamati: …………………………. Nama Peserta Didik:
Kejadian : …………………………. ………………………….
Tanggal: …………………………. Nomor peserta Didik:
………………………….
Catatan Pengamatan Guru:
............................................................................................................................
..................................................................................................................
LEMBAR KERJA
SISWA
IKATAN KOVALEN KOORDINASI
Nama kelompok :
Kelas :
Semester :
Mata pelajaran :
Anggota kelompok :
Pokok bahasan/sub pokok bahasan :
I. INSTRUKSI:
1. Bacalah materi berikut dengan teliti.
2. Gunakan buku paket lain untuk membantu menjawab soal
MATERI
Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi dari pemakaian bersama elektron yang berasal
dari salah satu atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima
pasangan elektron yang digunakan bersama.
Pasangan elektron ikatan (PEI) digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju
akseptor pasangan elektron. Ikatan kovalen koordinasi digambarkan dengan lambang elektron yang sama (dua
titik). Hal itu menunjukkan bahwa pasangan elektron tersebut berasal dari atom yang sama. Ikatan kovalen
koordinasi dituliskan dengan tanda (→).
II. TUGAS
Lengkapi table berikut !
No Atom Susunan Elektron Elektron Valensi Struktur Lewis
1.
16 S
2.
8O
3.
7N
4.
5 B
5.
9 F
1. Berdasarkan gambar berikut, tunjukkan manakah yang merupakan ikatan kovalen koordinasi :
Jawab :
2. Berdasarkan gambar berikut, jelaskan bagaimana ikatan kovalen koordinasi dapat terbentuk?
O O O
S + O S O S O + OS O ikatan kovalen
O S O
O
pasangan elektron ikatan
ikatan kovalen koordinasi
Jawab :
3. Gambarkan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada senyawa BF3NH3!
Jawab :
4. Kesimpulan :
JAWABAN LKS :
Lengkapi table berikut !
No Atom Susunan Elektron Elektron Valensi Struktur Lewis
1. 16 S 16 S=286 6
S
2. 8O 8O=26 6
O
3. N N=25 5
7 7
N
4. 5 B 5B= 2 3 3
B
5. 9 F 9F=2 7 7 F
Pertanyaan :
1. Berdasarkan gambar tersebut, yang merupakan ikatan kovalen koordinasi :
Jawab :
2. Berdasarkan gambar tersebut, jelaskan bagaimanakah ikatan kovalen koordinasi dapat terjadi?
Jawab :
Atom O dan atom S masing-masing memerlukan 2 elektron untuk membentuk konfigurasi oktet (mengikuti
konfigursi electron gas mulia). Oleh karena itu, kedua atom saling memberikan 2 elektronnya untuk digunakan
bersama dengan ikatan kovalen. Setelah sebuah atom O bergabung dengan atom S, masih terdapat dua atom
oksigen yang belum memenuhi oktet sedangkan atom S sudah memenuhi oktet. Atom S masih mempunyai 2
pasang elektron yang tidak digunakan untuk berikatan (bebas), sehingga kedua pasang electron bebas tersebut
diberikan kepada masing-masing atom O. dalam hal ini atom S k menerima pasangan electron dari atom O,
sehingga ikatan yang terjadi merupakan ikatan kovalen koordinasi.
3. Gambarkan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada senyawa BF3 – NH3!
Jawab :
* **F * **
* * H * F*
*o * ** H
** o
*o
**
*o
** F B + N
o*
H ** F B N
o*
H
*o
**
*o
**
**
*o
*o **
*o
*o
H H
* F*
* * * F*
** * *
**
sehingga :
F H
F B N H
F H
4. Kesimpulan :
ikatan kovalen adalah ikatan kovalen yang terjadi dari pemakaian bersama elektron yang berasal dari salah satu
atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan
elektron yang digunakan bersama.
Pasangan elektron ikatan (PEI) digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor
menuju akseptor pasangan elektron.