Anda di halaman 1dari 6

UPEJ 7 (3) (2018)

Unnes Physics Education Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

Implementasi Model Pelatihan Pembelajaran IPA Berbasis DIGITAL IMAGE


CREATOR FOR OPTICAL MICROSCOPE (DIGICOM) pada Guru Fisika Kabupaten
Demak
Bambang Subali, Ian Yulianti , Susilo, Ellianawati, Mosik, Alvian
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Gedung D7 Lt. 2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan desain pelatihan pembelajaran IPA berbasis
Diterima September 2018 DIGICOM serta mengukur tingkat pemahaman guru fisika Kab. Demak setelah mengikuti
Disetujui September 2018 pelatihan penggunaan. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan subyek penelitian guru
Dipublikasikan November fisika Kabupaten Demak sejumlah 16 orang. Instrumen pengambilan data berupa angket dan
2018 obervasi pelaksanaan pelatihan. Hasil penelitian ini adalah 1) telah dihasilkan desain materi
Keywords: pelatihan pembelajaran IPA berbasis mikroskop digital, 2) Sebanyak 94 % peserta pelatihan
DIGICOM, Science Learning pembelajaran IPA berbasis DIGICOM mampu memahami materi pelatihan dengan baik.
Training Model, Sedangkan sebanyak 6 % belum mampu memahami materi pelatihan sebab media yang
Understanding digunakan adalah kamera DLSR sehingga membutuhkan pelatihan dan pendampingan lebih
lanjut. Simpulan dari penelitian ini adalah pelatihan pembelajaran IPA berbasis DIGICOM
mampu dipahami dengan baik oleh guru fisika Kabupaten Demak

Abstract
The research aimed to design a workshop for science learning process using DIGICOM as well as to
determine participant’s understanding about DIGICOM after following the workshop. Participants were
teachers of physics subject in Demak, Central Java. The research method is qualitative method by using
questionnaire and observation during the workshop. The results of the research are 1) design of material for
workshop on learning process using digital microscope, 2) 94% of the workshop participant comprehend the
material well. Meanwhile, 6% of the participants could not understand the material clearly so that more
intensive workshop is required. As conclusion, the workshop for science learning process using DIGICOM
could be followed and understood well by Physic teachers in Demak.

© 2018 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6935
E-mail : ianyulianti@gmail.com
Ian Yulianti / Unnes Physics Education Journal 7 (3) (2018)

PENDAHULUAN melibatkan siswa secara aktif (Hendayama et al.,


2011). Padahal banyak materi fisika yang tidak
Penggunaan mikroskop di SMA memegang bisa hanya dijelaskan secara lisan, akan tetapi
peranan penting dalam kegiatan pembelajaran juga butuh visualisasi yang lebih konkret,
khususnya dalam mata pelajaran bidang Ilmu misalnya dengan menggunakan alat peraga.
Pengetahuan Alam (IPA) seperti Fisika, Kimia Inilah yang kemudian membuat siswa
dan Biologi. Seiring dengan perkembangan beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang
teknologi optik, saat ini telah banyak tersedia sulit, membosankan dan bahkan menjadi
mikroskop digital. Pengadaan mikroskop digital pelajaran yang sangat menakutkan, terlebih
di sekolah dapat dilakukan dengan biaya yang untuk materi yang bersifat abstrak. Maka dari itu,
lebih murah dengan cara memodifikasi model dan metode pembelajaran yang digunakan
mikroskop optik biasa (mikroskop okuler) yang harus menarik dan sesuai dengan karakteristik
sudah tersedia menjadi mikroskop digital. siswa supaya mereka lebih termotivasi untuk
Namun guru fisika yang tergabung dalam MGMP mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya
Fisika SMA Demak belum mempunyai motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet,
kemampuan untuk melakukan modifikasi tekun dan memiliki konsentrasi penuh selama
mikroskop okuler menjadi mikroskop digital proses pembelajaran berlangsung. Motivasi
yang digabungkan dengan pengolahan citra belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan
dengan program aplikasi Matlab. Oleh karena pembelajaran sangat berperan untuk
itu, maka perlu dilakukan pelatihan kepada guru meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
MGMP Fisika SMA Demak agar dapat melakukan pelajaran tertentu (Nashar, 2004).
inovasi dalam alat bantu mengajar berupa Dalam pembelajaran materi alat optik
modifikasi mikroskop okuler menjadi mikroskop tentang mikroskop, siswa mengamati sebuah
digital. benda. Benda yang akan diamati diletakkan pada
Kegiatan pelatihan modifikasi mikroskop sebuah kaca preparat di depan lensa objektif.
okuler menjadi mikroskop digital meliputi materi Siswa mengamati pembentukan bayangan
perancangan system, perancangan adapter dengan cara mendekatkan mata ke lensa okuler.
kamera serta uji sistem mikroskop digital yang Untuk memperoleh bayangan yang jelas, siswa
meliputi uji citra dan pengujian terhadap harus menggeser lensa okuler dengan memutar
perangkat keras. Kegiatan pengabdian ini tombol pengatur. Supaya bayangan terlihat
diharapkan dapat meningkatkan jumlah guru terang, di bawah objek diletakkan sebuah cermin
Fisika yang memahami dan mampu cekung yang berfungsi untuk mengumpulkan
mengimplementasikan model pembelajaran cahaya dan diarahkan pada objek.
inovatif sesuai kurikulum di tingkat SMA dan Namun ada kendala dalam pembelajarn alat
produk prototype mikroskop digital. optik mikroskop ini, karena jumlah mikroskop
Prioritas utama yang akan dilakukan pada yang ada di suatu sekolah terkadang tidak
kelompok MGMP Fisika SMA adalah memadai, mengharuskan satu buah mikroskop
mengembangkan profesionalisme dan terpaksa dipakai untuk banyak anak sekaligus
kompetensi guru fisika SMA, khususnya (Tanang et al., 2014). Langkah kerja penggunaan
pengembangan alat lab yang ada dan bisa mikroskop diperagakan oleh siswa secara
didayagunakan, karena dikelola oleh guru-guru bergantian. Siswa tidak bisa fokus untuk
fisika yang mempunyai kemampun atau potensi mencobanya secara menyeluruh. Akibatnya
kognitif dan psikomotor, khususnya untuk pembentukan bayangan yang terlihat tidak fokus,
menangani masalah pengembangan mikroskop cahaya nya kurang bagus, dan hasilnya pun tidak
digital. optimal. Atas dasar alasan di atas, maka
Pembelajaran fisika di sekolah masih diperlukan alat bantu dalam proses
banyak menggunakan metode ceramah tanpa pembelajaran dalam materi pembentukan
92
Ian Yulianti / Unnes Physics Education Journal 7 (3) (2018)

bayangan oleh mikroskop tersebut dengan jelas dan besar. Mikroskop terdiri atas dua buah
sebuah alat peraga. Alat peraga yang bisa untuk lensa cembung. Lensa yang dekat dengan benda
menampilkan proses pembentukan bayangan yang diamati (objek) disebut lensa objektif dan
pada mikroskop secara digital. Alat peraga ini lensa yang dekat dengan pengamat disebut lensa
diharapkan bisa menampilkan secara langsung okuler. Mikroskop mempunyai banyak jenis dan
proses pembentukan bayangan oleh mikroskop model yang berbeda, dari mulai yang sederhana
dengan bantuan kamera digital yang telah sampai yang kompleks. Mulai dari pembesaran
dihubungkan pada layar besar di dalam kelas. seratus kali sampai satu juta kali lipat. Namun,
Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan dalam perancangan alat peraga ini, mikroskop
pembelajaran IPA berbasis DIGICOM mampu yang digunakan adalah jenis mikroskop
dipahami dengan baik oleh guru fisika Kabupaten monokuler.
Demak. Mikroskop monukuler adalah sebuah
mikroskop yang sangat sederhana, hanya
METODE PENELITIAN dilengkapi dengan satu lensa okuler saja. Jenis
mikroskop yang satu ini masuk ke dalam
Metode penelitian ini adalah kualitatif kelompok mikroskop cahaya yang digunakan
dengan subyek penelitian adalah guru fisika untuk mengamati detil di dalam sebuah sel.
Kabupaten Demak Semarang. Tempat pelatihan Sumber cahaya yang digunakan pada mikroskop
di Laboratorium Jurusan Fisika D9 FMIPA monokuler ini biasanya berasal dari sebuah
Universitas Negeri Semarang. Jumlah peserta cermin. Namun pada penelitian ini sumber
pelatihan 16 guru SMA di Kabupaten Demak. cahaya yang digunakan diganti menjadi lampu
Model pelatihan ini adalah ceramah dan praktik led supaya lebih terang.
menggunakan pembelajaran IPA berbasis Kamera Digital
DIGICOM. Materi yang dilatihkan meliputi: 1) Kamera Digital merupakan perangkat
prinsip kerja kamera digital dan teori tentang perekam gambar yang menyimpan data gambar
perangkat keras adapter kamera; 2) perancangan dalam format digital. Kamera Digital termasuk
adapter kamera; 3) Praktik penggunaan produk teknologi digital (perangkat digitizer)
DIGICOM; 4) Evaluasi pelaksanaan pelatihan. dengan kemampuan mengambil input data
analog berupa frekuensi sinar dan mengubahnya
HASIL DAN PEMBAHASAN ke bentuk mode digital elektronis.
Dalam merancang alat peraga Digicom ini,
Hasil dari penelitian dari kegiatan pelatihan penulis menggunakan kamera digital jenis Digital
adalah desain pembelajaran IPA berbasis Single Lens Reflect (DSLR). Seri kamera DSLR
DIGICOM adalah sebagai berikut: yang dipakai dalam merancang alat peraga ini
Materi Pelatihan penggunaan pembelajaran adalah Canon EOS 5D Mark II. Kamera ini sudah
IPA berbasis DIGICOM memiliki fitur Live View yang berfungsi untuk
Untuk merancang alat peraga Digicom ini melihat objek foto dalam layar, sehingga tidak
dibutuhkan beberapa peralatan seperti perlu melihat pada jendela bidik yang sempit saat
mikroskop monokuler, kamera digital, adapter hendak memotret.
kamera untuk mikroskop, laptop, kabel
penghubung kamera ke laptop, dan perangkat
lunak EOS Utility. Untuk lebih detail mengenai
spesifikasi komponen penyusun Digicom
diuraikan seperti dibawah ini.
Mikroskop Monokuler
Mikroskop adalah alat yang digunakan
untuk melihat benda-benda kecil agar tampak
93
Ian Yulianti / Unnes Physics Education Journal 7 (3) (2018)

menyimpan gambar yang dihasilkan mikroskop


melalui kamera digital.
Salah satu komponen penting dalam alat
peraga ini adalah kabel penghubung antara
kamera digital dan laptop. Kabel yang digunakan
dalam hal ini adalah kabel dengan jenis port
miniUSB (mini Universal Serial Bus). Dengan
adanya kabel penghubung ini, apa yang dilihat
kamera pada mikroskop bisa ditampilkan secara
langsung pada laptop.
Gambar 1. Kamera Canon EOS 5D Mark II
EOS Utility
EOS Utility merupakan perangkat lunak
Adapter Kamera untuk Mikroskop
yang berfungsi untuk mengoperasikan kamera
Untuk menghubungkan kamera dengan
melalui laptop. Dengan EOS Utility ini pengaturan
mikroskop perlu ditambahkan dua buah adapter,
kamera bisa dengan mudah diatur melalui laptop.
satu adapter untuk dipasang pada dudukan
Untuk memulai memotret menggunakan EOS
kamera dan satu adapter lagi dipasang di lensa
Utility, kamera dihubungkan terlebih dahulu
okuler. Adapter yang dipasang pada dudukan
dengan laptop menggunakan kabel miniUSB.
kamera adalah seri T2 Mount Camera Lens
Kemudian memilih menu live view supaya objek
Adapter for Canon EOS dan yang dipasang pada
tampil secara langsung di layar laptop. Kemudian
mikroskop adalah Microscope Adapter with
mulai melakukan pengaturan pada bagian
29.2mm.
pengaturan. Setelah objek terlihat jelas, baru
menekan tombol shutter yang tersedia. Untuk
melihat tampilan EOS Utility bisa dilihat pada
Gambar 3 berikut.

Gambar 2. Adapter EOS kamera untuk


mikroskop
Laptop Gambar 3. Tampilan EOS Utility
Laptop digunakan untuk menampilkan Tingkat pemahaman materi pelatihan
gambar yang dihasilkan oleh mikroskop melalui pembelajaran IPA berbasis DIGICOM
kamera digital. Setelah gambar tampil di laptop, Setelah melakukan pengabdian maka tim
kita bisa memperbesar tampilan melalui sebuah pengabdi melakukan evaluasi tingkat
proyektor supaya mempermudah dalam proses penguasaan materi pelatihan dengan melakukan
pembelajaran. Selain untuk menampilkan observasi dan memberikan angket pada peserta
gambar yang dihasilkan mikroskop, kita juga bisa maka diperoleh informasi seperi Gambar 4
menggunakan laptop sebagai tempat untuk berikut:

94
Ian Yulianti / Unnes Physics Education Journal 7 (3) (2018)

120
100 100 100 100
100 91 94 94

80 72

Persentase
60
40
20
0
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 TP
Indikator Pelatihan (TP=Tingkat Pemahaman)

Gambar 4. Indikator pelatihan dan tingkat pemahaman pelatihan DIGICOM


Berdasarkan Gambar 4, tampak bahwa Microscopy and Digital System.
setelah pelatihan pembelajaran IPA berbasis International Journal of Morphology, 33 (3):
DIGICOM tampak bahwa tingkat pemahaman 811-816.
guru fisika Kab. Demak pada ketegori sangat baik.
Dimyati, & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran.
Hal ini berdasarkan rata-rata tingkat pemahaman
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
untuk semua aspek diperoleh persentasi 94 %
mampu memahami secara baik, sedangkan 6 % Gudeva, L. K, V. Dimova, N. Daskalovska, & F. Trajkova.
lainnya membutuhkan pendampingan lebih 2012. Designing descriptors of learning
lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan tidak outcomes for Higher Education
lanjut pelatihan seperti hasil penelitian Alvian, qualification. Social and Behavioral
dkk (2017) mampu meningkatkan motovasi Sciences, 46: 1306 – 1311.
belajar siswa.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia.
SIMPULAN
Hamdu, G. & L. Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi
Simpulan dari penelitian ini adalah 1) telah Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA
dihasilkan desain materi pelatihan pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung: Universitas
IPA berbasis mikroskop digital, 2) Sebanyak 94 % Pendidikan Indonesia.
peserta pelatihan pembelajaran IPA berbasis
DIGICOM mampu memahami materi pelatihan Hendayama, S., A. Supriatna, & H. Imansyah. 2011.
dengan baik. Indonesian's Issues and Chalanges on Quality
Improvement of Mthematics and Science
Education. Bandung: Indonesia University
DAFTAR PUSTAKA
of Education.

Alvian, Yulianto, A & Subali, B. 2017. Desain Alat Joice, B., M. Weiol, & E. Calhoum. 2016. Models of
Peraga Digital Image Creator For Optical Teaching. Transleted by Soegijono, B.
Microscope (DIGICOM) dalam Pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
IPA untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar
Siswa, Unnes Physics Education Journal, Karlina, D. A. 2015. Pembelajaran Fisika Menggunakan
6(3): 32-37 Metode Demonstrasi dengan Pendekatan
Quantum Learning Untuk Meningkatkan
Daniela, B. G., M. Grob, A. Rodriguez, M. J. Barker, L. Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep.
Consiglieri, G. Ferri, & N. Sabag. 2015. Semarang: Jurusan Fisika, FMIPA Unnes.
Academic Achievement and Perception of
Two Teaching Methods in Histology: Light

95
Ian Yulianti / Unnes Physics Education Journal 7 (3) (2018)

Keller, J. M. 1984. The use of the ARCS model of Histology Software. Journal of Dental
motivation in teacher training. London: Education, 76 (11): 1491-1496.
Kogan Page.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Rochman. 1979. Alat Peraga dan Komunikasi Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Pendidikan. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Tanang H., Djajadi M., Abu B., & Mokhtar M. (2014).
Challenges of Teaching Professionalism
Rosas, C., R. Rubi, M. Donoso, & S. Uribe. 2012. Dental Development: A Ca se Study in Makassar,
Students’ Evaluations of an Interactive Indonesia. Journal of Education and
Learning. 8(2): 132-143.

96

Anda mungkin juga menyukai