Anda di halaman 1dari 24

“ CRITICAL JURNAL REVIEW ”

’’ TERMODINAMIKA TEKNIK”
Dosen Pengampu : Janter P. Simanjuntak, S.T., M.T., Ph.D.

DISUSUN

OLEH KELOMPOK 3

DANIEL SUPARMAN MANALU 5163121007

ENOSTA SEMBIRING 5161121009

RIO RIFANSYAH 5161121023

SAHAT TUA HAMONANGAN 5161121024

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin sehingga tugas CRITICAL
JURNAL RIVIEW ini dapat kami selesaikan. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
dosen pengampu mata kuliah termodinamika yang telah memberi arahan dan bimbingan
kepada kami sehingga terselesaikanlah CRITICAL JURNAL RIVIEW ini. Tugas CRITICAL
JURNAL RIVIEW ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah termodinamika, Kami
telah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat CRITICAL JURNAL RIVIEW ini
dengan sebaik-baiknya. Namun ibarat pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Kami
menyadari masih banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
demi peningkatan dan penyempurnaan CRITICAL JURNAL RIVIEW ini.
Akhirnya semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para mahasiswa
khususnya yang mengikuti mata kuliah Termodinamika. Amin .

Medan, 20 Mey 2018


Penyusun

Kelompok III

2
Kelompok : Kelompok 3
Jurusan : Teknik Mesin
Prodi : Pendidikan Teknik Mesin
Nama/NIM :
DANIEL SUPARMAN MANALU 5163121007
ENOSTA SEMBIRING 5161121009
RIO RIFANSYAH 5161121023
SAHAT TUA HAMONANGAN 5161121024
Judul Jurnal :
 Renewable and Sustainable Energy Reviews

 Renewable and Sustainable Energy Reviews

 Energy Conversion and Management

 Desalination

3
BAB I

RINGKASAN JURNAL

RINGKASAN JURNAL 1

Judul : Terbarukan dan Berkelanjutan Ulasan Energi


Abstrak

Ulasan ini mengeksplorasi potensi rendah dan menengah panas kelas di different
siklus termodinamika digunakan untuk mengubah panas yang terbuang menjadi kerja
mekanik. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mempelajari keadaan seni dari siklus
termodinamika digunakan untuk memulihkan panas kelas rendah. Relevansi meneliti kelas
rendah panas atau limbah panas aplikasi adalah bahwa sejumlah besar energi panas tersedia
dengan biaya diabaikan dalam kisaran menengah dan rendah suhu, dengan kelemahan yang
siklus termal yang ada tidak bisa membuat eFFIpenggunaan efisien dari yang tersedia panas
suhu rendah tersebut karena mereka rendah eFFIsiensi. di Theffjenis erent Siklus Rankine
Organik telah ditinjau, menyoroti karakteristik yang relevan mereka di mana Sederhana
Organic Rankine Cycle, Regenerative Organic Rankine Cycle, Cascade Organic Rankine
Cycle, Organik flash Cycles, Lainnya Rankine Configurations dan Siklus Trilateral
disertakan. Ulasan dilakukan dari spesifikfiaplikasi c dari kelas rendah pemulihan panas.
Sebaliknya, tidak ada publikasi yang sebenarnya yang merangkum keadaan saat ini seni
siklus termodinamika yang digunakan untuk mengkonversi panas terbuang menjadi tenaga
mekanik. Makalah o iniffers di sebuahffPendekatan erent dan analisis kelas rendah recovery
panas dari titik termodinamika pandang dan membandingkan mereka eFFIsiensi. analisis
menunjukkan bahwa siklus menggunakan proses tertutup yang jauh yang paling eFFIsien
diterbitkan siklus termal untuk kelas rendah pemulihan panas. siklus Rankine Ulasan acara
yang sama rendah eFFIketidakefisienan. Sebaliknya, siklus proses ditutup memiliki
configurasi, yang memungkinkan eFFIsien eksploitasi panas kelas rendah.

Pendahuluan

limbah panas secara tradisional digunakan dalam pembangkit listrik untuk


memanaskan batubara atau panaskan air cair. Secara global, jumlah yang penting panas
didisipasikan, sekitar 52% dari energi dunia, di sektor-sektor industri yang beragam. Jika
sistem menghasilkan panas yang lebih sedikit terbuang, akan lebih eFFIsien. Dengan
demikian, pengurangan panas yang terbuang akan memberikan kontribusi untuk kedua,
meningkatkan kinerja dan mengurangi jumlah emisi polutan.

Jumlah penting dari panas yang terbuang. Forman et al. Diperkirakan bahwa 72% dari
konsumsi energi primer hilang. Ciri utama dari sebagian besar panas yang terbuang adalah
suhu yang rendah. Oleh karena itu, bahkan jika jumlah energi yang terbuang tinggi, thermo-
dinamis eFFIsiensi transformasi energi ini rendah menurut faktor Carnot. Ada diffErences

4
dalam suhu panas yang terbuang. Misalnya, sektor listrik membuang panas pada suhu
terendah, industri dan sektor transportasi membuang signifiJumlah tidak bisa panas pada
suhu lebih tinggi dari 573 K. Jika panas terbuang digunakan, lebih sedikit bahan bakar utama
akan dibutuhkan. Oleh karena itu, polusi udara akan berkurang

ISI MATERI

Simple Cycle Organic Rankine

Ini adalah arsitektur dasar dari siklus Rankine. Gambar. 2a menggambarkan arsitektur
dan Gambar. 2b menunjukkan siklus termal dalam diagram suhu-entropi. Arsitektur ini
limbah sebagian besar panas di kondensor yang mengurangi eFFIsiensi siklus. Telah
digunakan untuk memulihkan limbah panas dalam industri semen, di mana sekitar 40% dari
panas yang dihasilkan hilang menurut Fergani et al. Penulis mempelajari penerapan Simple
Organic Rankine Cycle (Sorc) di pabrik semen.Tabel 1 menunjukkan tiga hasil yang
diperoleh untuk different kerja flUID. Toluene memiliki rupanya kinerja terbaik dari sudut
pandang exergi pandang menurutTabel 1. kerjafluid dengan tekanan masuk turbin tertinggi
memiliki yang terbaik termodinamika perfor-Mance. Untuk alasan ini, penulis mengklaim
bahwa Cyclohexane memiliki kinerja terbaik dari sudut pandang termodinamika
pandang.Tabel 1 menunjukkan pilihan tes yang dilakukan, dengan suhu turbin inlet yang
sama.

Sebuah analisis exergoeconomic juga dilakukan. Ini termasuk studi tentang variabel
termodinamika (exergi) dan dampak ekonomi, pada tingkat komponen. persamaan
keseimbangan biaya ditetapkan untuk mencapai itu dan

Gambar. 1. Thermal eFFIsiensi mesin berdasarkan Carnot (Carnot, Stirling dan


Ericcson, DATE?) sebagai fungsi dari suhu atas dan bawah.S. Iglesias Garcia et al.
Ulasan Energi Terbarukan dan Berkelanjutan 81 (2018) 760-767

Gambar. 2. (Sebuah) Skema diagram dari Sorc, (B) ts diagram dari Organic Rankine Cycle
Simple.

5
Tabel 1

Hasil simulasi dari Sorc dilakukan oleh Fergani et al. Dengan massa flow tingkat 25
kg / s. suhu sesuai dengan temperatur masuk turbin (K).

fluida kerja Suhu atas (K) Exergy (kW)

sikloheksana 500,15 3022,6


bensol 491,25 2797,1
toluene 521,05 3571,5

diterapkan untuk setiap komponen (k):

Σ Cdi luaṙ = Σ Cdi̇ + Zk̇ (2)


Cdi luaṙ adalah tingkat biaya dalam uang per jam, yang diperoleh dengan mengalikan biaya per
unit exergi oleh exergi di masing-masing komponen. Di sisi kanan persamaan, ada tingkat
biaya dari setiap komponen dan kemudian ada juga ZK, yang merupakan tingkat biaya
investasi modal uang per jam untuk komponen k. Menurut penulis tingkat biaya kerusakan
exergi adalah parameter kunci lain dalam analisis exergoeconomic.

CḊ . k = cF . k EḊ . k (3)


Eq. (3) menyatakan bahwa biaya kerusakan tingkat exergi per komponen (CḊ. k ) Adalah sama
dengan produk dari biaya per unit dari kehancuran exergi per komponen dalam uang per GJ,
dan tingkat kerusakan exergi di kW.

Deethayat et al. dianalisis sistem Sorc komersial dan memperoleh siklus


eFFIketidakefisienan antara 10% dan 7% untuk different Condi-tions. Mereka juga
menemukan bahwa tidak ada signifitidak bisa diffselisih antara siklus teoritis dan siklus nyata
untuk different diuji kondisi. Meja 2 menunjukkan data yang relevan dari tes empiris dan
bagaimana Gambar. 1 nilai-nilai sulit untuk mencapai. Misalnya, ada 10% eFFIsiensi untuk
Kondisi 1. Sebaliknya, Gambar. 1 menunjukkan eFFIsiensi sekitar 25% untuk nilai yang
sama. Meja 2 menunjukkan bagaimana panas suhu inlet air di evaporator dan fipertama-
hukum eFFIsiensi siklus terkait, yang merupakan konsekuensi dari kendala Carnot karena
merupakan siklus berbasis Carnot.

Pu, W. dan rekan kerja dianalisis skala nyata Sorc menggunakan kelas rendah energi
panas dan dibandingkan kinerja R245fa dan HFE7100 sebagai bekerja flUID. Output daya
maksimum adalah 1979 W dengan massaflow dari 0,2069 kg / s pada 366 K menggunakan
R245fa sebagai kerja sebuah fluid. Dengan kondisi tersebut secara keseluruhan eFFIsiensi

6
dicapai adalah 4,01%. eFFIsiensi diperoleh Deethayat et al. Jauh lebih tinggi, mungkin
karena tes dilakukan di bawah difftekanan erent.

Usman dan rekan kerja mempelajari effdll dari penerapan Sorc dalam kendaraan
tugas ringan dan mereka menyimpulkan bahwa sistem tersebut layak. eFFIsiensi sistem
meningkatkan dengan kecepatan tinggi dan memiliki miskin eFFIsiensi pada kecepatan
rendah. Para penulis mengaku mendapatkan peningkatan 130 kW internal Combustion
Engine (ICE) antara 10,16% dan 15,95%. Namun, untuk mendapatkan e realistisFFIsiensi,
perlu mempertimbangkan faktor-faktor, seperti tekanan kembali tambahan dan berat
tambahan. Dengan demikian, nyata maksimal eFFIsiensi diperoleh, con-sidering faktor-faktor
ini, adalah 5.82%. Dalam cara yang sama, Shi dan rekan kerja mengembangkan simulasi
numerik dari Sorc diterapkan untuk kendaraan. Desain mereka memiliki signifitidak bisa
diffselisih dibandingkan dengan sorcs diusulkan lain, karena memiliki gas buang resirkulasi
lingkaran dikendalikan. The panas melalui evaporator dikendalikan dan, sebagai akibat siklus
eFFIsiensi, output daya dan energi secara keseluruhan eFFIsiensi meningkat.

RINGKASAN JURNAL 2

Judul: sumber panas dan mesin siklus Rankine organik


Abstrak

Berbagai arsitektur siklus Rankine untuk single flUID dan versi perbaikan lain yang
beroperasi dengan amonia campuran / air disajikan dalam makalah ini. sumber panas yang
belum dimanfaatkan dan potensi mereka untuk mengemudi siklus Rankine organik diuraikan.
Alam- negara dan suhu sumber panas signifisignifikan padafluences pilihan jenis mesin
siklus Rankine organik. Suhu muncul sebagai parameter kritis selama proses seleksi. Modul
berbeda satu sama lain dari teknologi, ukuran dan biaya sudut pandang. Biaya investasi
proyek ORC meliputi mesin, teknik, integrasi sistem, biaya modal, dll dan berhubungan erat
dengan aplikasi.

Pendahuluan

Berkembangnya kekhawatiran atas menipisnya masa depan cadangan bahan bakar


fosil dan kerusakan yang dramatis dari lingkungan kita memiliki bro-ught ke cahaya siklus
Rankine organik (ORC) teknologi untuk kelas rendah pemulihan panas. Pemerintah, industri
dan para peneliti telah menunjukkan beberapa tahun terakhir banyak minat untuk teknologi
ini. Hal ini menjelaskan aktivitas yang intens diamati dalam hal inifibidang. Capture dan
konversi menjadi tenaga listrik dari berbagai sumber api kecil / menengah suhu dari
pembakaran biomassa di CHPs[1-4], proses industri [5-7], Laut lapisan hangat [8,9], Radiasi
matahari [10-13], Hidrotermal dan direkayasa panas bumi (EGS) sistem [14-18], Dan minyak
baru-baru ini ditinggalkan filadang [19]telah menjadi topik penting. Teknologi siklus
Rankine organik disukai oleh fitur berikut[20,21]:

7
Kemampuan beradaptasi ke berbagai sumber panas teknologi terbukti dengan jatuh
tempo yang besar Kurang kompleksitas dan kurang Kemungkinan pemeliharaan skala kecil
generasi sistem terdistribusi investasi yang rendah dan biaya pemeliharaan ketersediaan pasar
yang baik dan pemasok pasar terkenal

ISI MATERI

Rankine arsitektur siklus


2.1. Tunggalflsiklus uid Rankine
2.1.1. siklus dasar Rankine
The Rankine siklus daya uap adalah salah satu dari berbagai siklus yang
dikembangkan untuk pembangkit listrik. William John Macquorn Rankine adalah insinyur
Skotlandia yang bersama dengan Rudolph Clausius dan William Thomson dikembangkan
ilmiah yangfic latar belakang siklus ini. Siklus Rankine dasar terdiri dari empat komponen
(pompa, boiler, turbin dan kondensor) kemudian modified untuk melahirkan lebih maju dan
effisien Rankine siklus configurations [22].

Biasanya, air digunakan sebagai kerja fluid. Namun, sistem yang kecil dimungkinkan
hanya dengan organikflUID seperti refriger-semut dan hidrokarbon dalam apa yang disebut
“Siklus Rankine Organik”. kerja organikflUID cocok di rendah (Hai150 1C) dan moder-
makan (150-300 1C) suhu di mana air gagal karena alasan ekonomi dan teknis [23,24]. Ideal
teoritis Rankine siklus termo-dinamis terdiri dari empat proses seperti yang digambarkan
diGambar. 1 [22]:

proses 1-2: ekspansi isentropik pada turbin atau expander

proses 2-3: penolakan panas isobarik di kondensor

proses 3-4: isentropik kompresi dengan pompa

proses 4-1: Selain panas isobarik dalam boiler

8
Dalam siklus Rankine organik, effiperbaikan efisiensi dapat dicapai melalui
regenerasi dengan integrasi regenerator atau feedliquid pemanas atau dengan operasi
mengambil tempat di atas titik kritis dalam siklus transcritical atau superkritis [25-28]. The
Clausius-siklus Rankine merupakan siklus dasar untuk mesin panas berbasis uap-dan secara
luas digunakan untuk pembangkit listrik di pembangkit listrik termal didorong oleh batubara,
gas, minyak atau bahan nuklir. Namun, masalah lingkungan dan menipisnya masa depan
sumber daya bahan bakar fosil, telah dalam beberapa tahun terakhir diarahkan perhatian
ilmiah yangfimasyarakat c ke arah yang lebih bahan bakar ramah lingkungan seperti energi
surya, biomassa, air laut permukaan yang hangat, panas bumi flUID dan limbah panas. bahan
bakar ini asalkan mereka ditingkatkan atau wastafel dingin tepat ditemukan dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan sebuah sistem siklus Rankine organik.

2.1.2. siklus superheated

Operasi dan kinerja daya memproduksi perangkat yang sangat dalamfldipengaruhi


oleh sifat thermophysical (suhu, kepadatan uap, entalpi, dll) dari kerja fluid. Cairan dengan
kepadatan tinggi dan entalpi tinggi akan lebih baik. Tiga kelompokflUID secara luas
dibedakan (basah, kering dan isentropik). BasahflUID menunjukkan titik didih tinggi dan
kemiringan negatif (dT / dsHai0 pada baris uap jenuh). Air dan amonia yang
membasahiflUID. KeringflUID menyajikan kemiringan positif dan isentropik flUID sebuah
difikemiringan nite. Superheating pembasahan sebuah fluid meningkatkan evaporator rata
tem-perature dan ef siklusfisiensi dan menghilangkan tetesan selama proses ekspansi [29].
pemanasan berlebih mengambil uap Satu-dinilai (state 4) ke negara 40 dan hasil ini dalam
peningkatan output daya ðh10 h20 4h1 h2Þ tanpa kelembaban sebagai akhir.

BF Tchanche et al. Ulasan / Energi Terbarukan dan


Berkelanjutan 39 (2014) 1185-1199 1187
Proses ekspansi. Hal ini menjamin operasi yang aman dari turbin. PengeringanflUID tidak
memerlukan superheating sebagai proses ekspansi berlangsung di wilayah superheated.
Pemanasan berlebih tidak akan memiliki bene setiapfit untuk siklus seperti yang ditunjukkan
oleh Hung et al. [7]. Pertunjukan siklus dengan isentropikflUID tidak terpengaruh oleh
superheating. Gambar. 2 menunjukkan kasus ekspansi yang berbeda.

9
RINGKASAN JURNAL 3

Judul: Ulasan siklus Rankine organik untuk aplikasi skala kecil

Abstrak

Permintaan yang semakin meningkat untuk energi, kelangkaan sumber energi


tradisional dan isu-isu lingkungan yang parah adalah, mungkin, yang terbesar tantangan
global yang perlu tindakan segera. Dalam hal ini, memanfaatkan energi terbarukan dan
pemanfaatan kembali limbah panas dianggap sebagai solusi potensial yang efektif dapat
mengatasi masalah ini. Organik Rankine siklus (ORC) terbukti menjadi teknologi yang
handal yang efÞciently dapat mengkonversi rendah ini untuk sumber panas kelas menengah
menjadi tenaga yang berguna. Tulisan ini merupakan kajian komprehensif dari literatur
tentang ORC yang berisi conÞgurations ORC, aplikasi ORC, ORC bekerja seleksi ßuid dan
pemodelan dan studi eksperimental dari perangkat ekspansi ORC

Pendahuluan

Saat ini energi merupakan faktor kunci dalam ekonomi global dan dianggap sebagai
masukan penting bagi semua pro-cesses industri dan produksi. Efektivitas proses pembangkit
energi dan konsumsi memiliki dampak yang luar biasa pada masyarakat dan lingkungan kita.
Setelah badan energi internasional (IEA) Laporan[1], Memperpanjang-ing tren saat ini
konsumsi energi dan efÞciency energi untuk 2050 yield pertumbuhan 70% dan 60% di
kebutuhan energi global dan emisi masing-masing dibandingkan dengan 2011. emisi asso-
diasosiasikan mengakibatkan suhu rata-rata global jangka panjang munculnya 6 LC tahun
2050 yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang berpotensi merugikan seperti perubahan
iklim, keamanan energi dan masa depan unsus-berkesinambungan. IEA (2014) menyarankan
skenario yang efektif disebut ÔÔ2DSÓ yang menawarkan visi untuk sistem energi
berkelanjutan yang mengurangi karbon dioksida (CO2emisi) untuk menjaga kenaikan suhu
global dalam 2 LC pada tahun 2050. The ÔÔ2DSÓ skenario menawarkan tindakan drastis
untuk industri, pemain kunci sektor energi dan pembuat kebijakan untuk secara substansial
meningkatkan efÞciency energi sistem untuk membatasi kenaikan permintaan energi sebesar
25% dan mengurangi emisi sebesar 50% selama berikutnya 40 tahun. Strategi ini
menciptakan kerangka kerja yang secara bersamaan dapat memberikan sistem energi yang
aman, terjangkau dan ramah lingkungan dan pergeseran lanskap energi secara keseluruhan.
Skenario tersebut membutuhkan tindakan yang diperlukan dalam semua aspek karena tidak
ada teknologi tunggal, sumber energi atau kebijakan yang bisa semata-mata digunakan untuk
mengeluarkan zat arang sistem energi sejalan dengan ÔÔ2DSÓ. Sebaliknya, itu menuntut
campuran tindakan termasuk pemanfaatan energi terbarukan seperti surya, angin dan panas
bumi energi, transmisi pintar dan distribusi listrik. Pada dasarnya, sistem energi sus-yang
berkesinambungan di masa mendatang diharapkan menjadi lebih pintar, terbarukan
berorientasi, terintegrasi, diatur dengan baik dan lebih terdistribusi.

10
ISI MATERI

Gambar. 1. ClassiÞcation sistem pembangkit listrik dan teknologi.


konfigurasi ORC
Sebagaimana dibahas dalam Bagian 2 tata letak ORC sangat mirip dengan SRC,
meskipun, itu jauh lebih sederhana karena tidak ada kebutuhan untuk drum air-uap untuk
terhubung ke boiler dan satu penukar panas tunggal mampu memfasilitasi semua tiga fase
dari proses panas-ing sebagai pemanasan, vapourization dan superheating menunjukkan
skematis dari siklus Rankine organik sederhana. Itu Proses ßow seluruh komponen ORC
digambarkan sebagai berikut:

1: Tekanan tinggi uap ßuid organik diarahkan ke expander di mana energi termal diubah
menjadi energi mekanik dari poros karena memperluas untuk menurunkan tekanan.

2: uap tersebut kemudian terkondensasi di kondensor menggunakan media pendingin (udara


atau air).

3: Tekanan rendah ßuid organik bertekanan dengan pompa.

4: The ßuid organik vapourized di evaporator menggunakan kelas rendah sumber panas
limbah dan siklus baru dimulai.

11
Diagram temperatur-entropi yang sesuai dari siklus Rankine organik sederhana
ditunjukkan pada Gambar. 3.

Jika suhu turbin keluar jauh tinggi, efÞciency termal dari siklus Rankine organik
sederhana dapat ditambah dengan menambahkan recuperator (penukar panas internal) antara
terpentin yang bine keluar dan kondensor inlet. recuperator dapat memanfaatkan sisa panas
setelah turbin untuk pra-pemanasan bekerja ßuid sebelum memasuki evaporator. Dengan kata
lain, untuk siklus Rankine organik yang sembuh ditampilkan di suhu rata-rata perpindahan
panas untuk siklus lebih tinggi dari ORC sederhana sedangkan suhu rata-rata perpindahan
panas ke lingkungan lebih rendah dari ORC sederhana dan perbedaan-perbedaan tersebut
menghasilkan dalam siklus yang lebih tinggi efÞciency termal

RINGKASAN JURNAL 4

Judul: Analisis termodinamika dan energi effisiensi proses desalinasi termal

Abstrak

Studi termodinamika ini mengkaji prinsip-prinsip yang mengatur energi eFFIsiensi


dan spesifikfikebutuhan energi c intrinsik untuk proses desalinasi termal. Pertunjukan praktis
teknologi desalinasi berada di-vestigated dan terkait dengan keterbatasan fisik mendasar dari
proses. Energi eFFIsiensi dari setiap proses desalinasi termal fulfils keterbatasan mirip
dengan hukum Carnot terkenal untuk mesin panas. eFFIsiensi dari single-effdll penyuling
dibatasi oleh fungsi dari kenaikan titik didih larutan. Analisis lebih lanjut menunjukkan
bahwa, meskipun hal ini dapat muncul sebagai paradoks, energi yang lebih tinggi eFFIsiensi
diperoleh dengan solusi dengan titik elevasi didih lebih tinggi. Untuk beberapa-effdll
distilasi, batas juga tergantung pada tetes suhu di seluruh penukar panas. Perbandingan
dengan data empiris menunjukkan bahwa batas ini sebenarnya ap-proached pada tanaman
nyata. Studi kami membahas kerangka termodinamika untuk memahami pertunjukan
teknologi desalinasi termal-driven, menekankan peran elevasi titik didih. Hasilnya dapat juga
dilihat sebagai aturan-of-thumb untuk merancang dan mengevaluasi kinerja multi-effdll unit

12
distilasi, hanya didasarkan pada sifat-sifat larutan yang akan disuling, khususnya, kenaikan
titik didih.

Pendahuluan

Mengatasi tantangan air global kami adalah salah satu prioritas yang paling mendesak
untuk abad ke-21. kebutuhan air diproyeksikan di-lipatan oleh≈55% pada tahun 2050 karena
peningkatan standar populasi dan hidup. Sementara desalinasi air laut dapat memperluas
pasokan air kita, Proses ini energi intensif dan mahal dan, karenanya, biasanya dianggap
“Resort terakhir” pilihan. Untuk meningkatkan sus-tainability desalinasi, sangat penting
untuk mengejar penelitian funda-mental yang lebih lanjut tentang teknologi desalinasi.

Termal-driven multiple-effdll distilasi (MED) dan multi-stage flabu (MSF), dan


berbasis membran reverse osmosis dan elektrodialisis adalah teknologi desalinasi terkemuka.
Studi telah ex-amined yang termodinamika eFFIsiensi praktis proses reverse osmosis dan
elektrodialisis, dan ditentukan spesifik yangfienergi c membutuhkan-ment untuk
menghilangkan garam air laut penyelidikan serupa memandang MED dan MSF.
eFFIketidakefisienan, konsumsi energi, dan memperoleh rasio output yang ditentukan dari
studi-studi dasar berada dalam perjanjian dengan data empiris fasilitas desalinasi termal yang
sebenarnya dan fiTemuan dari studi ini maju pemahaman proses desalinasi termal. Namun,
peran yang dimainkan oleh parameter thermo-fisik dari solusi, seperti titik didih elevasi, tidak
spesifikfiCally diperiksa, dan hubungan dengan energi eFFIsiensi tidak dijelaskan. Sama
seperti Carnot eFFIsiensi, berasal dari fipertama Princi-prinsip keuangan termodinamika,
adalah batas atas teoritis untuk mesin panas, hukum kedua termodinamika juga intuitif
diharapkan untuk di-flpengaruh batas pemisahan eFFIsiensi untuk termal-driven pro-cesses.
Oleh karena itu, eFFIsiensi dan energi kebutuhan proses desalinasi termal, yaitu, MED dan
MSF, secara fundamental terkait dengan suhu sumber panas dan heat sink, dan jalur
termodinamika.

ISI MATERI

Analisis proses distilasi untuk desalinasi dalam konteks hukum kedua termodinamika
telah berhasil digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber generasi entropi, dengan
tujuan mini-mizing kerugian. Analisis ini menyebabkan de yangfiDefinisi dari energi
eFFIsiensi dan kedua mertua eFFIsiensi proses, bersama-sama dengan karya paling minimum
pemisahan. analog defidefinisi dari eFFIketidakefisienan telah diberikan untuk distilasi dalam
campuran cairan. Di sini kita melaporkan derivasi sintetis dari eFFIketidakefisienan untuk
spesifik yangfic lingkup tulisan ini; diskusi yang lebih rinci dapat ditemukan dalam literatur.
larutan yang akan disuling, air garam dan pelarut murni semua pada suhu T L. distilasi
didorong oleh sumber panas di tempera-mendatang TH. Kami define eFFIsiensi η
penyulingan sebagai:
Hal ini untuk diperhatikan bahwa di sini T H dan TLadalah suhu sumber panas dan
tenggelam. Dalam literatur, hukum ini sering dinyatakan dalam hal yang paling panas
pemisahan, lihat Persamaan. (9) dari Ref.

13
Sekarang kita membahas “kedua-hukum eFFIsiensi” η2-hukum, Atau exergi-
upayafisiensi. Hal ini terhubung ke produksi entropi S + Se pengambilan tempat ketika
sejumlah panas QHdiserap oleh proses dari sumber panas. Pertama kita define “entropi
produksi eFFIsiensi” σ sebagai rasio antara produksi entropi S + Se dan maksimum yang
mungkin produksi entropi yang akan berlangsung oleh konduksi panas sederhana Q H dari
sumber panas ke heat sink

Selama distilasi, pakan dibagi menjadi dua diffsolusi erent dengan konsentrasi diffselisih,
maka ada penurunan entropi:

S <0. Dengan demikian kita melihat bahwa σ terikat antara 0 (total entropi harus
meningkatkan; batas tersebut tercapai ketika S = - Se) Dan 1 (panas QH bebas flmengalir dari
sumber panas ke heat sink, sehingga S = 0 dan Se = QH (1 / TL -1 / TH).

14
BAB II

PEMBAHASAN

KEUNGGULAN JURNAL 1

Jurnal ini membahas tentang Energi Terbarukan dan Berkelanjutan keunggulan jurnal
ini adalah jurnal ini adalah jurnal internasional yang sudah menggunakan bahasa
internasional struktur jurnal juga sudah terstruktur dengan baik Ulasan materi ini jugabagus
mengenai mengeksplorasi potensi panas kelas rendah dan menengah dalam siklus
termodinamika berbeda yang digunakan untuk mengubah panas yang terbuang menjadi kerja
mekanis. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mempelajari keadaan seni Siklus
termodinamika yang digunakan untuk memulihkan panas tingkat rendah. Relevansi meneliti
panas kelas rendah atau limbah panas aplikasi adalah bahwa sejumlah besar energi panas
tersedia dengan biaya yang dapat diabaikan dalam kisaran medium dan suhu rendah, dengan
kelemahan bahwa siklus termal yang ada tidak dapat membuat penggunaan yang efisien dari
yang tersedia rendah suhu panas karena efisiensinya yang rendah. Materi-materi yang
disajikan juga sangat baik dan mengandung banyak ilmu. Jadi yang terutama jurnal ini
membahasa energi yang terbarukan atau energi berkelanjutan yang berarti energi yang sudah
terpakai di perbarukan lagi atau energinya terus berkelanjutan.

KELEMAHAN JURNAL 1

Pembaca masih banyak yang sulit karena jurnal ini berbahasa asing karena tidak
semua kalangan mengerti bahasa asing terutama diindonesia sehingga bila ada pembaca yang
ingin membaca isi jurnal ini pembaca harus mentranslite terlebih dahulu kedalam bahasa
indonesia hingga memakan waktu yang lama bagi pembaca untuk memahami isi jurnal.

KEUNGGULAN JURNAL 2

Jadi dijurnal kedua ini membahasa menegenai terbaruka dan energi berkelanjutan
didalam jurnal ini masih juga membahas menegenai energi berkelanjutan sehingga didalam
juga masih juga membahas menegenai siklus rainke dan juga membahas energi berkelanjutan
solar . penulisan judul didalam jurnal ini juga bagus karena menarik untuk dibaca dan masih
berkaitan dengan pemabahasan materti didalam isi jurnal penulisan jurnal ini juga terstruktur
dari mulai abstrak pendahuluan tersususn dengan baik kemudian isi materi didalam jurnal ini
juga sangat bagus untuk dipelajari.

KELEMAHAN JURNAL 2

Kelemahan dari jurnal ini mungkin masih sama dengan jurnal lainnya karena jurnal
ini menggunakan bahasa inggris jadi untuk pembaca yang ingin memebaca jurnal ini teteapi
masih paham dengan bahasa inggris harus terlebihy dahulu mentranslite nya ke bahasa
indonesia untuk bisa membaca jurnal ini.

15
KEUNGGULAN JURNAL 3

Jurnal ketiga ini membahas mengenai konversi dan manajemen energi terbarukan
atau energi berkelanjutan akan tetapi didalam jurnal ini lebih banyak membahas tentang
siklus rankine jadi siklus rankine ini adalah siklus yang dikembangkan untuk pembangkit
listrik. William John MacquornRankine adalah insinyur Skotlandia yang bersama dengan
Rudolph Clausius dan William Thomson mengembangkan latar belakang ilmiah dari siklus
ini. Siklus Rankine dasar terdiri dari empat komponen (pompa, boiler, turbin dan kondensor)
kemudian dimodifikasi untuk melahirkan tomore konfigurasi siklus Rankine lanjutan dan
efisien [22]. Biasanya, air digunakan sebagai fluida kerja. Namun, sistem kecil dimungkinkan
hanya dengan cairan organik seperti pendingin dan hidrokarbon yang disebut “Siklus
Rankine Organik”. Fluida kerja organik cocok pada suhu rendah (o150 1C) dan sedang (150–
300 1C) di mana air gagal untuk alasan ekonomi dan teknis.

Materi siklus yang disajikan dijurnal ini juga cukup bagus yang membahas tentang
energi terbarukan atau energi berkelanjutan mungkin juga jurnal ini berkaitan dengan jurnal 1
karena masih membahas tentang energi yang terbarukan atau energi berkelanjutan seperti
bisa diberikan contoh seperti energi panas pada gas buang sepeda motor bisa diperbarukan
atau bisa jadi energi berkelanjutan menjadi energi listrik yang bisa dimanfaatkan menjadi
energi listrik untuk mengisi daya ponsel smartphone.

KELEMAHAN JURNAL 3

Kelemahan jurnal ini mungkin masih sama saja dengan jurnal 1 dan 2 karena jurnal
ketiga ini juga mengguakan bahasa inggris sehingga bila pembaca mau membaca nya tapi
tidak terlalu mengerti berbahasa asing maka harus terlebih dahulu mentranslite kan kebahasa
indonesia dan akan memakan waktu uang cukup lama

KEUNGGULAN JURNAL 4

Jurnal keempat ini membahas menegenai desalinasi Penelitian ini menyajikan sebuah
pendekatan analitis untuk secara eksplisit membahas effect dari beberapa parameter thermo-
fisik (khususnya, titik didih elevasi) dan untuk mengungkap peran kualitatif mereka. Ini ap-
proach melengkapi studi yang ada dan memberikan alternatif per-masing- pada prinsip-
prinsip yang mengatur pemisahan dengan distilasi.Secarakhusus, kami menjelaskan suatu
kerangka kerja termodinamika untuk di bawah-berdiri prinsip-prinsip yang mengatur energi
eFFIefisiensi danspesifikyangkebutuhan energi intrinsik untuk proses desalinasi termal.Jadi
untuk judul jurnal ini bagus karena masih juga berhubungan dengan materi yang ada dalam
isi jurnal struktur jurnal juga baik dan penulisan jurnal ini juga baik. Mungkin itu untuk
kelebihan jurnal keempat ini

16
KELEMAHAN JURNAL 4

Kelemahan pada jurnal ini adalah karena masih menggunakan bahasa inggris jadi
untuk para pembaca yang kurang mengerti menegenai bahasa inggris jadi susah untuk
dipahami tapi apabila pembaca yang menegerti bahasa inggris jurnal ini dan materi yang
disajikan sangat bagus.

17
BAB III

IMPLIKASI

Teori

Energi terbarukan adalah sumber energi yang cepat dipulihkan kembali secara alami,
dan prosesnya berkelanjutan. Energi terbarukan dihasilkan dari sumberdaya energi yang
secara alami tidak akan habis bahkan berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Energi
terbarukan kerap disebut juga sebagai energi berkelanjutan (sustainable energy).

Konsep energi terbarukan mulai dikenal di dunia pada era 1970-an. Kemunculannya sebagai
antitesis terhadap pengembangan dan penggunaan energi berbahan fosil (batubara, minyak
bumi, dan gas alam) dan nuklir. Selain dapat dipulihkan kembali, energi terbarukan diyakini
lebih bersih (ramah lingkungan), aman, dan terjangkau masyarakat. Penggunaan energi
terbarukan lebih ramah lingkungan karena mampu mengurangi pencemaran lingkungan dan
kerusakan lingkungan di banding energi non-terbarukan.

Program pembangunan di Indonesia

inilah daftar 8 sumber energi terbarukan pembangunan diindonesia :

1. Biofuel

Biofuel atau bahan bakar hayati adalah sumber energi terbarukan berupa bahan bakar
(baik padat, cair, dan gas) yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Sumber biofuel adalah
tanaman yang memiliki kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan tanaman yang
memiliki kandungan minyak nabati tinggi (seperti jarak, ganggang, dan kelapa sawit).

2. Biomassa

Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang
berasal dari organisme yang hidup atau belum lama mati. Sumber biomassa antara lain bahan
bakar kayu, limbah dan alkohol. Pembangkit listrik biomassa di Indonesia seperti PLTBM
Pulubala di Gorontalo yang memanfaatkan tongkol jagung.

3. Panas Bumi

Energi panas bumi atau geothermal adalah sumber energi terbarukan berupa energi
thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas bumi diyakini
cukup ekonomis, berlimpah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Namun pemanfaatannya
masih terkendala pada teknologi eksploitasi yang hanya dapat menjangkau di sekitar lempeng
tektonik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara lain:
PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa Tengah), dan
PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).

18
4. Air

Energi air adalah salah satu alternatif bahan bakar fosil yang paling umum. Sumber
energi ini didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki
air. Sat ini, sekitar 20% konsumsi listrik dunia dipenuhi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA). Di Indonesia saja terdapat puluhan PLTA, seperti : PLTA Singkarak (Sumatera
Barat), PLTA Gajah Mungkur (Jawa Tengah), PLTA Karangkates (Jawa Timur), PLTA Riam
Kanan (Kalimantan Selatan), dan PLTA Larona (Sulawesi Selatan).

5. Angin

Energi angin atau bayu adalah sumber energi terbarukan yang dihasilkan oleh angin.
Kincir angin digunakan untuk menangkap energi angin dan diubah menjadi energi kinetik
atau listrik. Pemanfaat energi angin menjadi listrik di Indonesia telah dilakukan seperti pada
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta.

6. Matahari

Energi matahari atau surya adalah energi terbarukan yang bersumber dari radiasi sinar
dan panas yang dipancarkan matahari. Pembankit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di
Indonesia antara lain : PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS Solor
Barat (NTT)

7. Gelombang Laut

Energi gelombang laut atau ombak adalah energi terbarukan yang bersumber dari dari
tekanan naik turunnya gelombang airlaut. Indonesia sebagai negara maritim yang terletak
diantara dua samudera berpotensi tinggi memanfaatkan sumber energi dari gelombang laut.
Sayangnya sumber energi alternatif ini masih dalam taraf pengembangan di Indonesia.

8. Pasang Surut

Energi pasang surut air laut adalah energi terbarukan yang bersumber dari proses
pasang surut air laut. Terdapat dua jenis sumber energi pasang surut air laut, pertama adalah
perbedaan tinggi rendah air laut saat pasang dan surut. Yang kedua adalah arus pasang surut
terutama pada selat-selat yang kecil. Layaknya energi gelombang laut, Indonesia memiliki
potensi yang tinggi dalam pemanfaatan energi pasang surut air laut. Sayangnya, sumber
energi ini belum termanfaatkan.

Pembahasan dan Analisis

Sumber energi terbarukan ternyata belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia.


Sebanyak 90% energi di Indonesia masih menggunakan energi berbahan fosil (batubara,
minyak bumi, dan gas alam) dan sisanya, kurang dari 10%, yang memanfaatkan sumber
energi terbarukan. Sebuah ironi mengingat Indonesia mempunyai potensi yang tinggi akan
sumber energi terbarukan.

19
Dari berbagai sumber energi terbarukan yang tersedia, baru energi air yang banyak
dimanfaatkan. Jumlah pembangkit listrik bersumber dari energi panas bumi, angin, dan
matahari pun masih bisa dihitung dengan jari, dengan kapasitas energi yang sangat kecil.
Apalagi sumber energi yang berasal dari laut, meski pun potensinya sangat besar, nyatanya
belum satupun yang berhasil dikembangkan.

20
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Menurut reviewer berdasarkan review yang dilakukan pada jurnal ini, struktur teks
pada jurnal sudah cukup baik karena materi yang digunakan disini adalah studi kasus
langsung dimana dilakukan langsung pada suatu perusahaan yang kemudian mengkaji dan
menyajikan hasil dari studi kasus yang dilakukan pada perusahaan tersebut. Akan tetapi,
jurnal masih harus memperhatikan struktur mikro dan fungsi retoris yang telah ditetapkan
pada aturan pembuatan artikel ilmiah. Karena masih tidak terdapatnya sub bab tinjauan
pustaka, pembahasan, hasil yang berdiri sendiri melainkan masih tergabung pada struktur
teks yang lain

B. Saran

Sebaiknya jurnal ini harus menyesuaikan struktur teks dengan genre makro dan fungsi
retoris sesuai dengan aturan yang berlaku pada artikel ilmiah, serta pisahkan struktur teks
tinjauan pustaka, hasil dan pembahasan dengan sub bab lainnya.

21
PUSTAKA

Forman C, Muritala IK, Pardemann R, Meyer B. Estimating the global waste heat potential.
Renew Sustain Energy Rev 2016;57:1568–79. http://dx.doi.org/10.1016/j.rser.2015.12.192.

Lecompte S, Huisseune H, Broek M Van Den, Vanslambrouck B, Paepe M De. Review of


organic Rankine cycle ( ORC) architectures for waste heat recovery. Renew Sustain Energy
Rev 2015;47:448–61. http://dx.doi.org/10.1016/j.rser.2015.03.089.

Ebara R, Tanaka F, Kawasaki M. Sulfuric acid dew point corrosion in waste heat boiler tube
for copper smelting furnace. Eng Fail Anal 2013;33:29–36.
http://dx.doi.org/10.1016/j.engfailanal.2013.04.007.

Sarkar J. Review and future trends of supercritical CO 2 Rankine cycle for low-grade heat
conversion. Renew Sustain Energy Rev 2015;48:434–51.
http://dx.doi.org/10.1016/j.rser.2015.04.039.

Cullen JM, Allwood JM. Theoretical efficiency limits for energy conversion devices. Energy
2010;35:2059–69. http://dx.doi.org/10.1016/j.energy.2010.01.024.

Di Natale F, Carotenuto C. Particulate matter in marine diesel engines exhausts: emissions


and control strategies. Transp Res D Transp Environ 2015;40:166–91.
http://dx.doi.org/10.1016/j.trd.2015.08.011.

International Energy Agency, I. Energy Technology Perspectives ETP2014, Harnessing


electricityÕs potential; 2014.

World Energy Council. World Energy Perspective- Energy EfÞciency Technologies; 2013.

Pepermans G, Driesen J, Haeseldonckx D, Belmans R, DÕhaeseleer W.Distributed


generation: deÞnition, beneÞts and issues. Energy Policy2005;33(6):787Ð98.

Ackermann T, Andersson G, Sšder L. Distributed generation: a deÞnition.Electr Power Syst


Res 2001;57(3):195Ð204.

Siemens power generation division. Waste heat recovery with organic Rankine cycle
technology; 2014. <http://www.energy.siemens.com/mx/pool/hq/power-generation/steam-
turbines/downloads/brochure-orc-organic-rankine-cycle-technology_EN.pdf>.

Galloway E, Hebert L. History and progress of the steam engine; with apractical investigation
of its structure and application. London: Printed for T.Kelly; 1836.

Shuman F. The direct acting solar engine - the prime mover of the immediate future; 1907.

Tabor h, Bronicki L. Small turbine for solar energy power package: Tabor, H.and L.
Bronicki, National Physical Laboratory of Israel, United NationsConference on New Sources
of Energy, Rome, 1961, 24 p., Illus.. Sol Energy1963;7(2):82.

22
Obernberger I, Hammerschmid A. Biomass fired CHP plant based on an ORC cycle – Project
ORC-STIA-Admont, Final Report, Bios-energy systems; 2001.

Obernberger I, Thonhofer P, Reisenhofer E. Description and evaluation of thenew 1000 kWel


organic rankine cycle process integrated in the biomass CHPplant in Lienz, Austria. Euroheat
and Power. 2002.

Qiu G, Shao Y, Li J, Liu H, Riffat SB. Experimental investigation of a biomass-fired ORC-


based micro-CHP for domestic applications. Fuel 2012;96:3748–82.

Rentizelas A, Karellas S, Kakaras E, Tatsiopoulos I. Comparative techno-economic analysis


of ORC and gasification for bioenergy applications. EnergyConvers Manag 2009;50:674–81.

Aneke M, Agnew B, Underwood C, Wu H, Masheiti S. Power generation fromwaste heat in a


food processing application. Applied Thermal Engineering2012;36:171–80.

Bundela PS, Chawla V. Sustainable development through waste heat recovery.Am J Environ
Sci 2010;6:83–9.

Hung TC, Shai TY, Wang SK. A review of organic rankine cycles (ORCs) for therecovery of
low-grade waste heat. Energy 1997;22:661–7.

Nihous GC. A preliminary assessment of ocean thermal energy conversionresources. ASME


J Energy Resour Technol 2007;129:10–7.

Magesh R. OTEC technology – a world of clean energy and water. In: Proceedings of the
World Congrees on Engineering, London, UK, June 30–July 2; 2010.

Orosz MS, Mueller A, Quoilin S, Hemond H. Small scale solar ORC system for distributed
power, SolarPaces Conference, Berlin, Germany; 2009.

Tchanche BF, Papadakis G, Lambrinos G, Frangoudakis A. Fluid selection for alow-


temperature solar organic Rankine cycle. Appl Therm Eng 2009;29:2468–76.

Bao JJ, Zhao L, Zhang WZ. A novel auto-cascade low-temperature solar Rankine cycle
system for power generation. Solar Energy; vol. 85: p. 2710–719.

Wang JL, Zhao L, Wang XD. An experimental study on the recuperative lowtemperature
solar Rankine cycle using R245fa. Appl Energy 2012;94:34–40.

Guo T, Wang HX, Zhang SJ. Fluids and parameters optimization for a novelcogeneration
system driven by low-temperature geothermal sources. Energy

2011;36:2639–49.

J. Rockstrom, W. Steffen, K. Noone, Å. Persson, F. Stuart Chapin, E.F. Lambin, T.M.


Lenton, A safe operating space for humanity, Nature 461 (2009) 472–475,
http://dx.doi.org/10.1038/461472a.

23
S.W. Running, A measurable planetary boundary for the biosphere, Science 337 (2012)
1458–1459, http://dx.doi.org/10.1126/science.1227620.

C.J. Vorosmarty, C.J. Vörösmarty, P.B. McIntyre, M.O. Gessner, D. Dudgeon, A. Prusevich,
P. Green, S. Glidden, S.E. Bunn, C.A. Sullivan, C. Reidy Liermann, P.M. Davies, Global
threats to human water security and river biodiversity, Nature 467 (2010) 555–561,
http://dx.doi.org/10.1038/nature09440.

The United Nations world water development report 2014: water and energy, United Nations,
Paris, 2014.

M. Elimelech, W.A. Phillip, The future of seawater desalination: energy, tech-nology, and the
environment, Science 333 (2011) 712–717, http://dx.doi.org/10.1126/science.1200488.

N. Ghaffour, T.M. Missimer, G.L. Amy, Technical review and evaluation of the economics
of water desalination: current and future challenges for better water supply sustainability,
Desalination 309 (2013) 197–207, http://dx.doi.org/10.1016/j.desal.2012.10.015.

I.C. Karagiannis, P.G. Soldatos, Water desalination cost literature: review and assessment,
Desalination 223 (2008) 448–456, http://dx.doi.org/10.1016/j.desal.2007.02.071.

http://alamendah.org/2014/09/09/8-sumber-energi-terbarukan-di-indonesia/2/

24

Anda mungkin juga menyukai