Anda di halaman 1dari 6

LITURGI PERSEKUTUAN WILAYAH from home

GKI Jl. Diponegoro 4, Serang –Banten


Rabu, 7 Oktober 2020

SAAT HENING

Kidung Pujian: KJ 392:1,3 KU BERBAHAGIA


Syair: Blessed Assurance, Fanny J. Crosby, 1873, Terjemahan: Yamuger, 1978, Lagu: Phoebe P.
Knapp, 1873
'Ku berbahagia, yakin teguh: Yesus abadi kepunyaanku!
Aku warisnya, 'ku ditebus ciptaan baru Rohul Kudus.
Refrein:
Aku bernyanyi bahagia, memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia, memuji Yesus selamanya.

Aku serahkan diri penuh, dalam Tuhanku hatiku teduh.


Sambil menyongsong kembalinya, 'ku diliputi anugerah.

DOA

INTROITUS
P: Saudara terkasih dalam Tuhan, Firman Tuhan dalam persekutuan kita saat ini, kita
kembali diperbarui oleh Firman Tuhan, bahwa Tuhan Yesus Kristus menghendaki agar
hidup baru yang dijalani oleh seorang Kristen, tertuju kepada diri-Nya, bukan lagi
dikuasai egosentrisme. Begitu juga dengan keluarga yang dibentuk, dipanggil untuk
tertuju kepada Dia. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah
menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku
dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan
untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Kidung Pujian: KJ 356 – TINGGALLAH DALAM YESUS


Syair dan lagu: Nande Rohani Bangun, 1983, berdasarkan Yohanes 15:1-8, do = c, 6 ketuk (2 x 3)
Tinggallah dalam Yesus, jadilah muridNya,
b’lajarlah Firman Tuhan, taat kepadaNya.
Tinggallah dalam Yesus, andalan kuasaNya.
Dialah Pokok yang benar, kitalah rantingNya.

Kita sebagai ranting pasti berbuahlah,


asal dengan setia tinggal di dalamNya.
Tinggallah dalam Yesus, muliakan namaNya:
hidup berlimpah kurnia hanya di dalamNya!
RENUNGAN FIRMAN: “Membangun Tujuan Hidup Keluarga Kristen”
Nas Alkitab: Filipi 3:4-14
4 Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
5 disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang
pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat
aku tidak bercacat.
7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena
Kristus.
8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih
mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat,
melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah
anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku
mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh
Kristus Yesus.
13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini
yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada
apa yang di hadapanku,
14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah
dalam Kristus Yesus.

Tang, Ting, Tung adalah ketiga murid dari perguruan di Timur. Mereka adalah murid kesayangan
kesayangan sang guru. Begitu istimewanya, ketiganya mendapat tugas khusus untuk pergi
membawa “Kitab Kehidupan” dari tempat mereka di Timur ke perguruan di Barat.

Mereka berangkat bersama dengan visi dan misi yang sama. Di tengah perjalanan mereka
mampir di sebuah desa. Desa itu penuh dengan orang sakit. Di sana sini terdengar banyak
erangan kesakitan. Bahkan di antaranya mengalami kematian. Ketiga murid itu pun menolong
penduduk desa yang sedang mengalami wabah sakit yang melanda. Di antara ketiganya Tang
adalah seorang murid yang pandai dalam pengobatan. Tang mengajarkan kedua temanya dan
sejumlah orang di desa tentang cara merawat dan meracik obat-obatan.

Setelah berlangsung hamper satu minggu, ternyata penduduk desa mulai banyak yang
mengalami kesembuhan. Kini desa itu pun memiliki balai pengobatan yang dipimpin oleh Tang
sendiri. Melihat kondisi desa sudah lebih baik, maka mereka memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan. Namun Tang merasa berat hati meninggalkan desa itu. Tang merasa bahwa
hidupnya lebih bermakna berkarya di bidang medis di desa itu. Tang memutuskan untuk tidak
melanjutkan perjalanan itu.

Kini tinggal Ting dan Tung yang melanjutkan perjalanan merek menuju Barat. Baru sepereempat
perjalanan mereka, kini mereka memasuki desa yang sunyi senyap. Penduduk desa terlihat
tidak ramah menyambut mereka. Banyak orang segera menutup pintunya ketika mereka
datang mendekat. Dan akhirnya mereka bisa mengetahui soal utama yang dialami oleh
penduduk desa itu.

Penduduk desa itu hidup dalam ketakutan para perampok yang seringkali berbuat jahat. Itu
sebabnya mereka segera menutup pintu begitu ada orang asing. Situasi itu menggerakkan hati
Ting yang selama ini dikenal sangat pandai dalam ilmu bela diri. Ting melatih beberapa pemuda
untuk belajar ilmu bela diri. Ting juga mengajarkan system keamanan terpadu setiap empat
sampai lima rumah ada pemuda yang menjaga setiap malam.

Upaya pendekar Ting tidak sia-sia. Penduduk desa kini bisa mengalahkan para perampok itu.
Penduduk desa kini memiliki system keamanan yang baik. Lebih dari itu, penduduk desa
merasakan kehidupan yang tenang dan damai. Kehadiran Ting mengubah kehidupan desa itu
mnejadi lebih terasa kehidupannya daripad sebelumnya.

Namun, saat Ting dan Tung hendak melanjutkan perjalanannya ke Barat, penduduk desa
memohon agar Ting tetap tinggal di desa itu. Penduduk setempat melihat bahwa Ting bukan
hanya berhasil memimpin perlawanan terhadap para perampok. Ting dipandang berhasil
memberdayakan para pemuda desa untuk lebih peduli dan bersemangat membangun
kehidupan desa itu.

Akhirnya, kini hanya Tung yang melanjutkan perjalanannya sendirian. Sebab Ting menerima
permohonan penduduk desa untuk menetap di situ.

Tung melanjutkan perjalanannya hingga tiba di Barat. Ternyata, sang guru sudah tiba terlebih
dahulu di Barat. Kemudian, sang guru bertanya kepada Tung ke mana kedua murid yang
lainnya. Setelah mendapat penjelasan bahwa kedua murid tidak melanjutkan perjalannya, sang
guru memuji yang tetap sampai tujuan akhirnya dan menasihati Tung. Bahwa hidup itu memiliki
tujuan akhir. Bahwa hidup tidak boleh berhenti di satu titik keberhasilan. Bahwa hidup itu harus
terus berlanjut menuju tujuan akhir.

HIdup seorang Kristus harus memiliki tujuan yang tertuju kepada Kristus. Kehidupan itu terarah
kepada Kristus. Sebab dengan terarah kepada Kristus, maka hidup itu akan dikendalikan oleh
Kristus. Rasul Paulus menyatakan, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku
telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku
dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk
memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Kesaksian Paulus tersebut berangkat dari pengalaman hidupnya sendiri. Pada masa lalunya,
tujuan hidup Paulus adalah bukan tertuju kepada Kristus. Pada saat itulah dalam kehidupan
Paulus, egosentrismenya yang kuat hingga membawa dirinya kepada fanatisme.“Sekalipun aku
juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka
dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari
bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat
aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati
hukum Taurat aku tidak bercacat.”

Namun sejak sapaan kasih Kristus, Saulus yang kemudian menjadi Paulus mengalami
pertobatan. Paulus menyadari bahwa Kristus lebih utama daripada apa pun di tengah dunia ini.
Paulus percaya sepenuhnya bahwa Kristus tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Karena
itulah iman kepada Kristus telah membuat dirinya menepis semua hal berharga di masa lalunya.
Paulus bersaksi, “ Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap
rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan
semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam
Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan
kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan
berdasarkan kepercayaan.”

Kesadaran Kristus adalah yang paling utama di dalam kehidupannya, membuat Paulus
menyusun kembali tujuan hidupnya. Keseharian hidup Paulus tiada lain sebagai pembelajaran
untuk mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya.
Mengenal Kristus hanya dapat dilakukan, jika di dalam keseharian melibatkan Kristus di dalam
setiap pertimbangan maupun keputusan yang di ambil. Mengenal Kristus berarti menyatakan
percaya seutuhnya dan sepenuhnya bahwa Kristus adalah sumber pertolongan dan kekuatan di
dalam kesehariannya. Mengenal Kristus membuat dirinya semakin mengalami kehadiran Kristus
yang membarui hati dan hidupnya. Sebab di dalam pengenalannya itu, Paulus secara langsung
memahami dan mengalami jalan kehidupan Kristus sendiri, yaitu penderitaan, kematian dan
kebangkitan-Nya. Pengenalan itulah yang membuat Paulus semakin mantap, teguh dan bangga
untuk mempersaksikan Kristus di dalam kehidupannya.

Untuk apakah hal itu semua dijalani dan dialami oleh Paulus? Paulus menyatakan bahwa ia
melakukan itu semua agar menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,hingga akhirnya
beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Serupa dengan Kristus, itulah kerinduan Paulus.
Sebab dengan serupa dengan Kristus pada akhirnya, dirinya akan dapat berjumpa dan hidup
kekal bersama dengan Kristus.

Saat ini, diri kita bersama keluarga kita disapa untuk belajar hidup bersama dengan Paulus.
Bahwa keluarga kita perlu diingatkan, untuk selalu memiliki tujuan hidup yang tertuju kepada
Kristus. Tujuan hidup yang tertuju kepada Kristus berarti menempatkan kehendak Kristus
sebagai yang utama di dalam keluarga kita. Kehidupan yang tertuju kepada Kristus berarti
mengikuti teladan kehidupan Kristus di dalam keseharian kita. Kehidupan yang tertuju kepada
Kristus dijalani melalui hidup yang memuliakan Kristus.

Pada masa pandemik Covid-19, kehidupan kita dan keluarga kita lebih banyak tertuju pada
kesehatan dan kebutuhan hidup dalam keseharian kita. Bahkan, sebelum pademik Covid-19,
kehidupan kita dan keluarga kita, disadari atau tidak lebih banyak tertuju kepada egosentrisme
diri sendiri. Misalnya, kita lebih sering menjalani dan memutuskan sendiri tanpa melibatkan
Kristus, pada saat mencari sekolah terbaik, berharap gaji yang cukup, mengupayakan rumah
yang nyaman. Seolah Kristus terpisah dari bagian keseharian kita.

Paulus menyatakan bahwa iman kepada Kristus, bukanlah iman yang hanya sebatas nyata saat
beribadah saja. Iman kepada Kristus harus berdampak di dalam aktivitas keseharian keluarga.
Iman kepada Kristus harus nampak pada saat studi, bekerja dan dalam relasi dengan sesama.
Bukankah iman kepada Kristus membawa dan membuat hidup kita kepada kehidupan baru?
Bukankah iman kepada Kristus membuat kita menyadari bahwa segala sesuatu tanpa Kristus,
membuat hidup itu tidak berarti. Karena iman kepada Kristus-lah yang membawa dan membuat
kasih hidup dalam keluarga kita seharusnya lebih berhikmat, lebih tenang, lebih damai dan
berpengharapan.

Saat ini, apakah tujuan hidup keluarga kita? Apakah kita sedang terarah kepada tujuan hidup
kita tersebut? Kiranya keluarga kita memiliki tujuan terarah kepada Kristus, meski banyak
tawaran dan godaan untuk memiliki tujuan hidup lainnya. Sebab kita semua telah dijadikan
anak-anak-Nya, karena itu jelas bahwa kita adalah anggota keluarga-Nya.

DOA SYAFAAT
Kidung Doa: NKB 14:1,3 JADILAH, TUHAN, KEHENDAKMU
Syair: Have Thine Own Way, Lord!; Adelaide A. Pollard, Terjemahan: tim suplemen (bait 1 & 3);
Tim Nyanyian GKI 1990 (bait 2 & 4), Lagu: George C. Stebbins
Jadilah, Tuhan, kehendak-Mu!
Kaulah Penjunan, ‘ku tanahnya.
Bentuklah aku sesuka-Mu,
'kan kunantikan dan berserah.

Doa Syafaat:...

Jadilah,Tuhan, kehendak-Mu!
Tolong, ya Tuhan, 'ku yang lemah!
Segala kuasa di tangan-Mu;
jamahlah aku, sembuhkanlah.

Doa Syafaat:…..
KIDUNG PENUTUP: KJ 451 – BILA YESUS BERADA DI TENGAH KELUARGA (2x)
Syair dan lagu: Redaksi PAK, 1982, do = d, 3 ketuk
Bila Yesus berada di tengah keluarga,
bahagialah kita, bahagialah kita!

Bila Yesus berkuasa di tengah keluarga,


pasti kita bahagia, pasti kita bahagia.

DOA PENUTUP
Umat: Bapa t’rima kasih. Bapa t’rima kasih.
Bapa di dalam sorga. Puji, t’rima kasih. Amin!

Anda mungkin juga menyukai