KELOMPOK 1
NAMA NIM
Haris Santoso 1707025019
Muhammad Farel Hidayat 1707025021
Kamalia Ramadayanti 1607025058
Rina Lestari 1707025016
Umi Zakiah 1707025012
Vivit Aulia Rusady 1707025013
Rani Mardayanti 1607025024
METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah stopwatch,
kamera, alat tulis, kandang mencit
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 5 ekor mencit
jantan dan 5 ekor mencit betina (Mus musculus), kardus, lakban, pakan mencit, air
minum
PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan
4.1.1 Tabel Frekuensi Aktivitas Mencit (Mus musculus)
AKTIVITAS
A B C D E F G H I J K L
1. Tom 2 3 0 0 2 6 5 0 0 3 1 3
2. Tim 2 2 0 0 3 4 5 0 0 3 2 4
3. Ella 1 3 0 0 5 3 3 0 0 3 3 4
4. Elli 2 9 0 0 0 0 3 0 0 9 0 2
5. Ello 3 10 0 0 2 2 3 0 0 4 1 0
Keterangan :
1. Aktivitas
1.1 Sosial
- A = Play (bermain)
- B = Alelomimetik (berkelompok)
- C = Play sexual (pejantan menaiki punggung wanita)
- D = sexual (kawin)
1.2 Individu
- E = Ingestif (makan, minum dan merumput)
- F = Investgatory (penyelidikan atau mncari tau)
- G = Shelter seeking (mencari tempat perlindungan)
- H = Agonistik (berkelahi/agresif)
- I = Eliminatif (Buang air besar dan buang air kecil)
- J = Mobilitas (bergerak dan berlarian)
- K = Membersihkan diri
- L = Streching (merenggangkan badan dan beristirahat)
2. Waktu Pengamatan : Dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2019, pukul
13.56 - 15.37 WITA
3. Mencit
- Tom : Mencit Jantan 1
- Tim : Mencit Jantan 2
- Ella : Mencit Betina 1
- Elli : Mencit Betina 2
- Ello : Mencit Betina 3
4. Cuaca : Keadaan cuaca cerah sedikit berawan
Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas tingkah laku mencit (Mus
musculus) dengan perbandingan 2 mencit jantan dengan 3 mencit betina, yaitu
pada mencit jantan 1 (Tom) didapatkan aktivitas yang dilakukan secara sosial
yaitu berupa tingkah laku A (Play) dilakukan sebanyak 2 kali dan tingkah laku B
(Alelomimetik) dilakukan sebanyak 3 kali. Sedangkan pada aktivitas yang
dilakukan secara individu yaitu berupa tingkah laku E (Ingestif) dilakukan
sebanyak 2 kali, tingkah laku F (Investigatory) dilakukan sebanyak 6 kali, tingkah
laku G (Shelter seeking) dilakukan sebanyak 5 kali, tingkah laku J (Mobilitas)
dilakukan sebanyak 3 kali, tingkah laku K (Membersihkan diri) dilakukan
sebanyak 1 kali dan tingkah laku L (streching) dilakukan sebanyak 3.
Pada mencit jantan 2 (Tim) didapatkan aktivitas yang dilakukan secara
sosial yaitu berupa tingkah laku A (Play) dilakukan sebanyak 2 kali dan tingkah
laku B (Alelomimetik) dilakukan sebanyak 2 kali. Sedangkan pada aktivitas yang
dilakukan secara individu yaitu berupa tingkah laku E (Ingestif) dilakukan
sebanyak 3 kali, tingkah laku F (Investigatory) dilakukan sebanyak 4 kali, tingkah
laku G (Shelter seeking) dilakukan sebanyak 5 kali, tingkah laku J (Mobilitas)
dilakukan sebanyak 3 kali, tingkah laku K (Membersihkan diri) dilakukan
sebanyak 2 kali dan tingkah laku L (streching) dilakukan sebanyak 4 kali.
Pada mencit betina 1 (Ella) didapatkan aktivitas yang dilakukan secara
sosial yaitu berupa tingkah laku A (Play) dilakukan sebanyak 1 kali dan tingkah
laku B (Alelomimetik) dilakukan sebanyak 3 kali. Sedangkan pada aktivitas yang
dilakukan secara individu yaitu berupa tingkah laku E (Ingestif) dilakukan
sebanyak 5 kali, tingkah laku F (Investigatory) dilakukan sebanyak 3 kali, tingkah
laku G (Shelter seeking) dilakukan sebanyak 3 kali, tingkah laku J (Mobilitas)
dilakukan sebanyak 3 kali, tingkah laku K (Membersihkan diri) dilakukan
sebanyak 3 kali dan tingkah laku L (stracing) dilakukan sebanyak 4 kali.
Pada mencit betina 2 (Elli) didapatkan aktivitas yang dilakukan secara
sosial yaitu berupa tingkah laku A (Play) dilakukan sebanyak 2 kali dan tingkah
laku B (Alelomimetik) dilakukan sebanyak 9 kali. Sedangkan pada aktivitas yang
dilakukan secara individu yaitu berupa tingkah laku G (Shelter seeking) dilakukan
sebanyak 3 kali, tingkah laku J (Mobilitas) dilakukan sebanyak 9 kali, dan tingkah
laku L (stracing) dilakukan sebanyak 2 kali.
Pada mencit betina 3 (Ello) didapatkan aktivitas yang dilakukan secara
sosial yaitu berupa tingkah laku A (Play) dilakukan sebanyak 3 kali dan tingkah
laku B (Alelomimetik) dilakukan sebanyak 10 kali. Sedangkan pada aktivitas
yang dilakukan secara individu yaitu berupa tingkah laku E (Ingestif) dilakukan
sebanyak 2 kali, tingkah laku F (Investigatory) dilakukan sebanyak 2 kali, tingkah
laku G (Shelter seeking) dilakukan sebanyak 3 kali, tingkah laku J (Mobilitas)
dilakukan sebanyak 4 kali dan tingkah laku K (Membersihkan diri) dilakukan
sebanyak 1 kali.
4.2 Grafik Frekuensi dan Perhitungan
4.2.1 Grafik frekuensi mencit (Mus musculus)
45
40
35
30
A
25 D
Frekuensi
E
20 F
I
15 J
K
10
L
5
0
Tom Tim Ella Elli Ello
Mencit
4.2.2 Perhitungan
2
×100 %=8 %
1. Tom (mencit jantan 1) : - A = 25
3
×100 %=12%
- B = 25
2
×100 %=8%
- E = 25
6
×100 %=24 %
- F = 25
5
×100 %=20 %
-G= 25
3
×100 %=12%
- J = 25
1
×100 %=4 %
- K = 25
3
×100 %=12%
- L = 25
2
×100 %=8 %
2. Tim (mencit jantan 2) : - A = 25
2
×100 %=8 %
- B = 25
3
×100 %=12%
- E = 25
4
×100 %=16 %
- F = 25
5
×100 %=20 %
- G = 25
3
×100 %=12%
-J= 25
2
×100 %=8 %
- K = 25
4
×100 %=16 %
- L = 25
1
×100 %=4 %
3. Ella (mencit betina 1) : - A = 25
3
×100 %=12%
- B = 25
5
×100 %=20 %
- E = 25
3
×100 %=12%
- F = 25
3
×100 %=12%
- G = 25
2
×100 %=8 %
- J = 25
3
×100 %=12%
- K = 25
4
×100 %=16 %
- L = 25
2
×100 %=8 %
4. Elli (mencit betina 2) : -A= 25
9
×100 %=36 %
- B = 25
3
×100 %=12%
-G= 25
9
×100%=36 %
- J = 25
2
×100 %=8%
- L = 25
3
×100 %=12%
5. Ello (mencit betina 3) : - A = 25
10
×100 %=40 %
- B = 25
2
×100 %=8%
- E = 25
2
×100 %=8 %
- F = 25
3
×100 %=12%
- G = 25
4
×100 %=16 %
- J = 25
1
×100 %=4 %
- K = 25
Dari sekian banyak aktivitas yang dilakukan oleh mencit berdasarkan dari
hasil pengamatan yang didapatkan menunjukkan terdapat beberapa gangguan
maupun faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas para mencit
salah satunya adalah gangguan dari aktivitas manusia, lalu ada dari cuaca yang
mempengaruhi dari aktivitas mencit bahkan ketersediaan makam dan minuman
mau nutrisi yang cukup untuk mencit itu sendiri (Kirmi, 2019).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil yaitu tingkah laku
mamalia pada aktivitas sosial terdiri dari play, alelomimetik, play seksual,
dan seksual.
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil yaitu tingkah laku
mamalia pada aktifitas individu terdiri dari ingestif, investgatory, shelter
seeking, agonistik, eliminatif, mobilitas, membersihkan diri (groming),
streching.
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil yaitu jenis aktifitas
tingkah laku yang paling tertinggi yaitu tingkah laku alelomimetik
(tingkah laku yang dilakukan secara berkelompok) pada mencit betina 2
dan pada jenis aktifitas tingkah laku terendah yaitu membersihkan pada
jantan 1 dan betina 3.
DAFTAR PUSTAKA
OLEH :
KELOMPOK 2
NAMA NIM
AGNESIA LALONG 1607025035
FITRIA SARI N.H 1707025001
HUSDIATI 1707025022
KENTZAHWA AKBAR. F 1707025037
NDARUNING TRI RAHAYU 1707025002
PUJI RAHAYU 1707025047
RISKY EMELIA UTAMI 1707025952
SUWITO NEGORO 1707025032
JURUSAN BIOLOGI
LABORATORIUM EKOLOGI DAN SISTEMATIKA HEWAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mencit merupakan hewan mammalia yang dimana sering digunakan
sebagai makhluk hidup percobaan laboratorium dalam penelitian. Yang
dimana mencit tersebut dipelihara dengan sengaja untuk digunakan
sebagai hewan model yang berkaitan untuk ilmu pengetahuan dan
perkembangan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau
pengamatan laboratorium. Hewan mencit termasuk hewan uji coba yang
dimana digunakan untuk penunjang dalam melakukan pengujian –
pengujan terhadap obat, dan lain lain dalam penelitian biologi. Hewan uji
coba biasanya menggunakan hewan yang bebas dari mikroorganisme
patogen, memiliki kemampuan dalam memberikan reaksi imunitas yang
baik, kepekaan hewan terhadap suatu perubahan pada lingkungan, serta
kemampuan dari tubuh makhluk hidup tersebut yang dikaitkan dengan
sifat genetiknya (Tolistiawaty, 2014).
Secara klasifikasi mencit (Mus musculus) termasuk ke dalam genus
Mus, sub famili murinae, famili muridae, dan ordo rodentia. Mencit yang
sudah di pelihara di laboratorium sebenarnya masih satu famili dengan
mencit liar. Sedangkan mencit yang sering dipakai untuk penelitian
biomedis adalah Mus muscullus. Berbeda dengan hewan-hewan lainnya,
mencit tidak memiliki kelenjar keringat. Pada umur empat minggu
badannya mencapai 18-20 gram. Jantung terdiri dari empat ruang dengan
dinding atrium yang tipis dan dinding ventrikel yang lebih tebal. Hewan
ini memiliki karakter yang lebih aktif pada malam hari dan siang hari.
Diantara spesies-spesies hewan lainnya, mencit yang paling banyak
digunakan untuk penelitian medis karna mudah berkembang biak
(Kusumawati, 2004).
Oleh karena itu, pada praktikum mengenai perilaku keseharian dari mencit
(Mus musculus) agar dapat mengetahui jenis aktivitas tingkah laku yang memiliki
frekuensi paling tinggi serta mengetahui frekuensi tingkah laku mobilitas yang
tertinggi maupun terendah.
Dari hasil pengamatan tingkah laku yang dilakukan di dapatkan data dari
mencit jantan satu yaitu tingkah laku play/bermain sebanyak 1 kali, tingkah laku
alelometik sebanyak 9 kali ,tingkah laku play seksual 1 kali, tingkah laku seksual
0 , tingkah laku ingestif 1 kali, tingkah laku investigator 2 kali, tingkah laku
shelter seeking 1 kali, tingkah laku agonestik 0, tingkah laku eliminatif 1 kali,
tingkah laku mobilitas 3 kali, tingkah laku membersihkan diri 3 kali ,tingkah laku
streching 3 kali.
Dari hasil pengamatan tingkah laku yang dilakukan di dapatkan data dari
mencit jantan dua yaitu tingkah laku play/bermain sebanyak 2 kali, tingkah laku
alelometik sebanyak 1 kali ,tingkah laku play seksual 1 kali, tingkah laku seksual
2 , tingkah laku ingestif 3 kali, tingkah laku investigator 8 kali, tingkah laku
shelter seeking 1 kali, tingkah laku agonestik 0, tingkah laku eliminatif 1 kali,
tingkah laku mobilitas 1 kali, tingkah laku membersihkan diri 2 kali ,tingkah laku
streching 3 kali.
Dari hasil pengamatan tingkah laku yang dilakukan di dapatkan data dari
mencit betina satu yaitu tingkah laku play/bermain sebanyak 1 kali, tingkah laku
alelometik sebanyak 3 kali ,tingkah laku play seksual 0 , tingkah laku seksual 0 ,
tingkah laku ingestif 3 kali, tingkah laku investigator 4 kali, tingkah laku shelter
seeking 4 kali, tingkah laku agonestik 0, tingkah laku eliminatif 1 kali, tingkah
laku mobilitas 6 kali, tingkah laku membersihkan diri 1 kali ,tingkah laku
streching 2 kali.
Dari hasil pengamatan tingkah laku yang dilakukan di dapatkan data dari
mencit betina dua yaitu tingkah laku play/bermain sebanyak 0 kali, tingkah laku
alelometik sebanyak 1 kali ,tingkah laku play seksual 0 kali, tingkah laku seksual
0 , tingkah laku ingestif 0, tingkah laku investigator 6 kali, tingkah laku shelter
seeking 5 kali, tingkah laku agonestik 0, tingkah laku eliminatif 0 kali, tingkah
laku mobilitas 7 kali, tingkah laku membersihkan diri 1 kali ,tingkah laku
streching 5 kali.
Dari hasil pengamatan tingkah laku yang dilakukan di dapatkan data dari
mencit betina tiga yaitu tingkah laku play/bermain sebanyak 0 kali, tingkah laku
alelometik sebanyak 5 kali ,tingkah laku play seksual 0 kali, tingkah laku seksual
0 , tingkah laku ingestif 5 kali, tingkah laku investigator 4 kali, tingkah laku
shelter seeking 3 kali, tingkah laku agonestik 1, tingkah laku eliminatif 0 kali,
tingkah laku mobilitas 1 kali, tingkah laku membersihkan diri 0 kali ,tingkah laku
streching 6 kali.
0.40%
0.35%
0.30%
0.25%
0.20%
0.15%
0.10%
0.05%
0.00%
Jantan 1 Jantan 2 Betina 1 Betina 2 Betina 3
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini mengenai perilaku keseharian dari mencit (Mus
musculus) yaitu :
Berdasarkan hasil yang didapat jenis aktivitas tingkah laku yang memiliki
frekuensi tertinggi yaitu tingkah laku alelomimetik sebanyak 9 kali pada
mencit jantan 1.
Berdasarkan hasil yang didapat frekuensi tingkah laku mobilitas terendah
yaitu 1 kali pada mencit jantan 2.
Berdasarkan hasil yang didapat frekuensi tingkah laku mobilitas terendah
yaitu 7 kali pada mencit betina 2.
5.2 SARAN
Untuk praktikum selanjutnya dalam mengamati praktikum pengamatan
perilaku hewan mammalia dapat mengganti mencit (Mus musculus) menjadi
marmut (Cavia cabaya) agar data yang dihasilkan lebih bervarasi.
DAFTAR PUSTAKA
Disiapkan 5 mencit campuran betina dan jantan. Lalu diamati aktivitas setiap 4 menit
sekali
LAPORAN PRAKTIKUM MAMALOGI
STUDI JEJAK KAKI/FOOTPRINT MAMALIA
DISUSUN OLEH:
MAMALOGI 2019
1.2 Tujuan
Adapun tujuan percobaan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara-cara
identifikasi dari hewan mamalia di lingkungan, untuk mengetahui bentuk jejak
kaki hewan mamalia, dan untuk mengetahui manfaat dari jejak kaki/footprint.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapatkan yaitu jejak kaki kuda (Equus caballus)
ditemukan secara langsung di Krus dan secara langsung berada didalam tempat
kuda (Equus caballus) beraktivitas. Berdasarkan jejak kaki yang sudah didapat
kuda (Equus caballus) sedang melakukan aktivitas dan ketika sedang
dilakukannya aktivitas kedua kaki kuda (Equus caballus) diangkat satu persatu
kemudian diarahkan untuk menginjakan kakinya di tempat yang sudah disediakan.
Telapak jejak kaki kuda (Equus caballus) sebelah kanan dan sebelah kiri
diambil dengan cara disediakannya kaleng yang telah berisi tanah padat yang akan
digunakan untuk tempat menginjakan jejak kaki kuda (Equus caballus) tersebut
agar terbentuk bagian kaki. Kemudian setelah terdapat jejak kaki kuda (Equus
caballus) segera dibersihkan jika terdapat kotoran dan dicampurkan dengan semen
putih yang sudah diolah sampai mengering agar jejak kaki kuda (Equus caballus)
terbentuk secara sempurna ketika kering. Pada saat jejak kaki mengerting dan
terbentuk sesuai dengan jejak kakinya diberi nama dan disimpan.
Footprint merupakan suatu cetakan kaki yang ditinggalkan oleh satwa liar
diattas permukaan tanah. Identifikasi umum dilakukannya untuk jejak kaki satwa
liar dari golongan mamalia yang besar. Jejak kaki dari berbagai jenis hewan liar
dapat diidentifikasi dilapangan berdasarkan hasil cetakan jejak kaki pada keadaan
Fadalah posisi dari kaki bagian depan dan kaki bagian belakang (Djuanda,1983).
Banyak tanda yang dapat diperlihatkan oleh semua hewan hidup, salah
satunya ialah jejak kaki. Contoh lain yang dapat ditinggalkan oleh hewan selain
jejak kaki yaitu serpihan kulit, bagian tubuh, tulang, gigi, sisa makanan, feses,
sarang dan sebagainya. Ada beberapa kriteria tempat yang bagus untuk
mendapatkan jejak kaki yang baik diantaranya tanah yang bersih, tanah yang
berada disekitar sungai, danau, muara, tanah liat. Selain itu jejak juga dapat
ditemukan dengan mudah ditempat yang sering dilaui oleh hewan yang biasa jadi
tempat mendapatkan air untuk berkubang seperti kerbau (Payne, 1985).
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain telapak kaki kuda
sebagai obyek jejak kaki, kaleng sebagai wadah tanah beserta jejak kaki, gibsum
sebagai cairan pengeras jejask kaki agar memadat, air sebagai pengencer gibsum,
sikat gigi untuk menggosok dan membersihkan sisa-sisa tanah.
Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain pinset
penjepit untuk membersihkan sisa-sisa rumput pada tanah jejak kaki, pengaduk
semen untuk meratakan tanah, kamera untuk mendokumentasikan cara kerja.
Faktor perlakuan dari praktikum ini yaitu pencetakan jejak kaki kuda
dengan kaki depan dan ditekan agar jejak kaki jelas terlihat, pemberian gibsum
untuk pengeras jejak kaki pada kaleng, pengadukan gibsum untuk meratakannya
dengan air, penuangan gibsum pada jejak kaki dilakukan dengan hati-hati agar
hasilnya rata.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi hewan mamalia di lingkungan
yaitu dengan memperhatikan bekas-bekas makanan, bekas cakaran, bekas
rambut dan bau serta bekas jejak kaki.
Bentuk jejak kaki mamalia dibagi dua jenis yaitu : jejak yang dibuat oleh
hewan mamalia yang memiliki cakar serta kuku dan jejak yang dibuat oleh
ujung kuku
Manfaat dilaksanakan studi jejak kaki/footprint mamalia ialah untuk
memudahkan dalam proses identifikasi jenis mamalia pada habitat aslinya.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat menggunakan jejak kaki dari
hewan mamalia lain seperti jejak kaki babi (Sus scrofa).
DAFTAR PUSTAKA
Suba.R.B. 2010. Informasi dari Feses dan Jejak Kaki Rusa Sambar (Cervus
unicolor) Serta Implikasinya Pada Akurasi Penaksiran Populasi. Jurnal
Ilmu Kehutanan. Vol 4 (2) : 70-79.
Wemmer , 1996. Tanda Mamalia. DE Wilson, FR Cole, JD.: New York.
LAMPIRAN
1. Cara Kerja
Setelah itu ambil cetakan dengan tanah yang melekatnya dan di pisahkan dari
tanah