PROPOSAL TESIS
oleh
Yuliana Suryaningsih
0402517009
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah Bahan Ajar Science Integrated Learning (SIL) Bermuatan Berita
Untuk Meningkatkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan High Order
Thinking Skills (HOTS) Siswa SMP valid menurut pakar?
2) Bagaimana keefektifan Bahan Ajar Science Integrated Learning (SIL)
Bermuatan Berita Untuk Meningkatkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
dan High Order Thinking Skills (HOTS) Siswa SMP siswa SMP?
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritik
2.1 Suplemen Bahan Ajar
dst Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
kependidikan agar dapat memberikan contoh yang baik dengan cara bersikap yang
Interpretasi (interpretting)
Mampu menghubung-hubungkan hasil
pengamatan terhadap obyek untuk menarik
kesimpulan, menemukan pola atau keteraturan
yang dituliskan (misalkan dalam tabel) suatu
fenomena alam.
Merancang penyelidikan Mampu menetukan alat dan bahan yang
(investigating) diperlukan dala.m suatu penyelidikan,
menentukann variabel kontrol, variabel bebas,
menentukan apa yang akan diamati, diukur dan
ditulis, dan menentukan cara dan langkag kerja
yang mengarah pada pencapaian kebenaran
ilmiah
Aplikasi konsep ( aplling Mampu menjelaskan peristiwa baru dengan
concepts) menggunakan konsep yang telah dimilki dan
mampu menerapkan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru.
Penerapan pendekatan pembelajaran keterampilan proses sains
memungkin siswa untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang
pada dasarnya sudah dimiliki oleh siswa.
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang akan dilakukan merujuk dari hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, penelitian Taufik et al., (2014) menyatakan bahwa
pembelajaran IPA dapat berpengaruh terhadap sikap peduli lingkungan siswa.
Khusniati (2012) juga menyebutkan bahwa pembelajaran IPA dapat digunakan
untuk menanamkan karakter bagi siswa. Pelaksanaan penanaman karakter
dalam pembelajaran di dalam ataupun di luar kelas harus dilakukan secara
berkelanjutan dalam waktu yang relatif panjang sehingga timbul sebuah
pembiasaan pada peserta didik. Pembiasaan penanaman karakter ini selama
proses pembelajaran diharapkan perkembangan karakter siswa akan mengalami
peningkatan, selain itu juga hasil belajar siswa dapat mengalami perkembangan
yang positif.
pengembangan bahan ajar yang terintegrasi nilai konservasi dapat
mengembangkan karakter, seperti hasil penelitian lain Yulianti et al., (2014)
menunjukkan bahwa buku cerita sains berwawasan konservasi yang digunakan
sebagai bahan ajar pendamping dapat mengembangkan karakter peduli
lingkungan. Penelitian Karsli (2009) menunjukkan bahwa penggunaan LKS
dapat meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa di Turki. Selain itu
penelitian Sumiyadi et al.,(2015) menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis
inkuiri dan berwawasan konservasi dapat meningkatkan keterampilan proses
sains dan karakter siswa.
C. Kerangka Berpikir
IPA terpadu merupakan bagian dari sains yang mempunyai peranan sangat
penting dalam kehidupan, sehingga dengan mempelajari IPA terpadu peserta didik
dapat sekaligus mengaplikasikan materi fisika, kimia, dan biologi secara langsung
pada lingkungan sekitarnya. Sikap yang akan terbentuk dari pembelajaran IPA
terpadu sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup pada masa yang akan
datang. Perkembangan zaman yang sangat pesat membuat generasi penerus
menjadi tidak peduli terhadap keadaan sekitarnya.
Untuk itu perlu adanya solusi yang dapat dijadikan sebagai penunjang
khususnya peserta didik agar lebih mencintai keadaan lingkungan dan dapat
bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral. Karakter konservasi
dapat dijadikan sebagai salah satu solusi yang dilakukan melalui pendekatan
karakter agar siswa dapat termotivasi untuk lebih peduli terhadap kehidupan di
lingkungan sekitar. Langkah-langkah kerangka berfikir suplemen bahan ajar
terintegrasi nilai konservasi untuk menumbuhkan karakter dan keterampilan
proses sains siswa SMP ditampilkan pada bagan 2.1
Penyajian buku kurikulum 2013 Kemendikbud telah melakukan
khususnya mata pelajaran ipa program perancangan pendidikan
terpadu berisi gabungan materi karakter secara nasional
fisika, kimia dan biologi
sehingga cakupan materi terlalu
sempit
Produk Final
3.2.8 Uji O
Coba
XOPemakaian
1 2
Produk setelah direvisi, dan valid untuk digunakan, maka produk tersebut
siap untuk diujicobakan pada lingkup yang luas. Sampel yang digunakan adalah
satu kelas yaitu di kelas VII. Uji ini dilakukan dengan menguji keterbacaan
suplemen bahan ajar terintegrasi nilai konservasi. Pada tahap uji coba skala luas
data yang diperoleh adalah hasil belajar siswa, dan tanggapan terhadap suplemen
bahan ajar terintegrasi nilai konservasi. Uji coba skala luas menggunakan Pre-
Experimental berbentuk Pretest and Posttest One Grup Design. Pola uji coba
pemakaian produk tersebut adalah:
Pengukuran (Pretest) Perlakuan Pengukuran(Posttest)
O1XO2
Gambar 3.2 Uji Coba Pemakaian Produk
Keterangan:
O1 : Hasil pretest sebelum diberi perlakuan
X : Perlakuan menggunakan suplemen bahan ajar terintegrasi nilai
konservasi
O2 : Hasil posttest setelah diberi perlakuan
3.2.9 Produk Akhir
Produk berupa multimedia interaktif yang telah direvisi, divalidasi ahli dan
telah diujicobakan pemakaiannya siap untuk digunakan dalam pembelajaran IPA
materi Partikel Materi untuk siswa SMP/MTs.
3.4 Populasi dan Sampel
Sugiyono (2012: 117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII.
Arikunto (2012) menjelaskan bahwa sampel penelitian adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti. Sugiyono (2012: 124) menjelaskan salah
satu teknik pengambilan sampel, dapat dilakukan dengan teknik purposive
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII, dengan alasan
pertimbangan guru IPA yang bersangkutan, dan atas dasar kemampuan siswa
yang diterima di sekolah tersebut memiliki rata-rata prestasi sama, serta menurut
hasil observasi di kelas tersebut sebagian besar siswa memiliki laptop, atau
perangkat komputer.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif yang
diperoleh menggunakan berbagai teknik dan instrumen pengumpulan data.
Berikut penjelasan teknik pengumpulan data beserta instrumen yang digunakan
dalam penelitian:
3.5.1 Teknik Tes
Arikunto (2012: 150) menjelaskan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok.
Teknik tes digunakan untuk mengambil data kognitif siswa pada materi
partikel materi. Tes yang diujikan berupa pretest atau tes awal untuk mengetahui
keadaan sebelum diberikan perlakuan, dan posttest atau tes akhir untuk
mengetahui keadaan setelah ada perlakuan khusus.
Sebelum tes diberikan, soal tes terlebih dulu diujicobakan untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda dari tiap-
tiap butir tes. Tes yang sudah melewati tahap perbaikan dan valid diberikan pada
kelas sampel.
3.5.2 Penilaian Produk
Teknik validasi digunakan untuk mengetahui layak atau tidak suplemen
bahan ajar terintegrasi nilai konservasi yang dikembangkan. Penilaian produk
diberikan kepada ahli materi dan ahli media untuk menilai kelayakan produk.
3.5.3 Angket
Arikunto (2012: 151) menjelaskan bahwa angket atau kuisioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Dalam penelitian yang dilaksanakan menggunakan dua jenis angket untuk
mengumpulkan data. Angket respon siswa terhadap suplemen bahan ajar
terintegrasi nilai konservasi yang dikembangkan, dan angket sikap untuk menilai
sikap siswa selama proses pembelajaran.
3.5.4 Observasi
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku orang (subyek), benda
(obyek), atau kegiatan yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
dengan individu-individu yang diteliti. Observasi dalam penelitian ini
menggunakan lembar kinerja untuk mengukur keefektifan multimedia terhadap
hasil belajar ranah psikomotorik siswa dan menilai keterampilan guru dalam
menggunakan suplemen bahan ajar terintegrasi nilai konservasi.
Teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini disajikan
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik
No Data Pengumpulan Instrumen Responden
Data
1. Kelayakan Multimedia Penilaian Lembar penilaian Ahli materi
produk multimedia dan media
2. Keefektifan
Multimedia terhadap
karakter dan KPS
k
N= x 100%
Nk
Keterangan:
N : persentase kelayakan Multimedia Interaktif
K : jumlah skor aspek penilaian
Nk : jumlah skor maksimal aspek penilaian
Hasil presentase validasi ahli baik ahli materi dan ahli media kemudian
dikualitifkan ke dalam kriteria penilaian seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Kelayakan Suplemen bahan ajar terintegrasi nilai
konservasi
Persentase Kriteria
81,25% ≤ x ≤ 100% Sangat layak
62,50% ≤ x < 81,25% Layak
43,75%≤ x< 62,50% Kurang layak
25 ≤ x < 43,75% Tidak layak
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi tiap item
N : jumlah siswa yang diteliti
ΣX : jumlah skor item
ΣY : jumlah skor total
ΣX 2
: jumlah kuadrat skor item
ΣY 2
: jumlah kuadrat skor total
ΣXY : jumlah perkalian skor item dan skor total
Menurut Arikunto (2012) soal dikatakan reliabel, apabila harga r11 yang
diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga r tabel dengan =5%, rhitung> rtabel.
Kriteria reliabel ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan rumus K-R. 20,
3.7.2 Tingkat kesukaran soal
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index). Indeks kesukaran dinyatakan dengan bilangan
antara 0-1. Taraf kesukaran untuk soal bentuk objektif, digunakan rumus:
B
P=
JS
Keterangan :
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Rentang Kriteria
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
0,71 - 1,00 Mudah
3.7.3 Daya pembeda butir tes
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak
dapat menjawab soal. Untuk menghitung daya beda soal menggunakan rumus
berikut:
B A BB
DP= − =P A −P B
J A JB
Keterangan:
DP : daya pembeda
B A : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
J A : banyaknya peserta kelompok atas
J B : banyaknya peserta kelompok bawah
P A : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda
Rentang Kriteria
Negatif Sangat jelek
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Sangat baik
keterangan:
P : persentase
f : jumlah skor yang diperoleh
N : skor total
Hasil kemudian diklasifikasikan sesuai dengan kriteria Kunandar (2013)
yang ditetapkan pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Kriteria Deskriptif Persentase
Afektif dan Psikomotorik
Presentase Kriteria
81,25% ≤ x ≤ 100% Sangat baik
62,50% ≤ x < 81,25% Baik
43,75%≤ x< 62,50% Kurang baik
25 ≤ x < 43,75% Tidak baik
Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa meningkat, dengan persentase
deskriptif mencapai kriteria baik.
3.11 Keterampilan Guru pada Pelaksanaan Model Quantum Teaching
Data hasil pelaksanaan model integreted teaching dengan multimedia
interaktif berkomplementasi ayat al Quran pada pembelajaran IPA menggunakan
multimedia interaktif yang telah dinilai oleh guru atau pengamat dianalisis secara
deskriptif persentase, dan dihitung dengan rumus:
f
P= x 100 %
N
keterangan:
P : persentase
f : jumlah skor yang diperoleh
N : skor total
Hasil ini kemudian diklasifikasikan sesuai dengan kriteria Kunandar
(2013) yang ditetapkan pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Kriteria Deskriptif Suplemen Bahan Ajar Nilai Konservasi Untuk
Menumbuhkan Karakter dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP
Presentase Keterangan
81,25% ≤ x ≤ 100% Sangat baik
62,50% ≤ x < 81,25% Baik
43,75%≤ x< 62,50% Kurang baik
25 ≤ x < 43,75% Tidak baik
Hasil pembelajaran dengan Suplemen Bahan Ajar Nilai Konservasi Untuk
Menumbuhkan Karakter dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP
Agustina. 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar Siswa melalui
Penerapan Home Experiment. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI) . 34-46
Cain, S.E and Evans, J.M. 1990. Sciencing, An involvement Approach in Elementary School
Methods. Coulombs. Merril Publishing Co
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Handoyo, E. & Tijan. 2010. Model Pendidikan Karakter Berbasis Konservasi. Semarang :
Widya Karya
Karsli & Sahin. 2009. Developing Worksheet Based on Science Process Skills: Factors
Affecting Solubility Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching. 10 (1): 15
Kartamiharja, D. 2013. Kualitas Isi Buku IPA SMP Kelas 7 Kurikulum 2013. Tersedia di
http://www.kompasiana.com/pipabdg/kualitas-isi-buku-ipa-smp-kelas-7-kurikulum-
2013_552a24eff17e616a61d62429 [diakses 23-6-2018]
Kemdiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010. Jakarta:
Balitbang
Khusniati, M. 2012. Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 1(2): 204-210
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rosalino, L. M., & C. Rosalino. 2012. Nature Conservation from a Junior High School
Perspective. Journal for Nature Conservation, 20:153-161
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Taufiq, M. N.R. Dewi, & A.Widyatmoko. 2014. Pengembangan media pembelajaran IPA
Terpadu berkarakter peduli lingkungan tema konservasi berpendekatan science-
edutainment. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2):140-145
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.
Yulianti, D. Rida, N.,S. S.,S., Dewanti, Diana. Pengembangan Karakter Peduli LIngkungan
Anak Usia Dini Melalui Buku Cerita Bermuatan Sains Berwawasan Konservasi. Jurnal
Penelitian Pendidikan. 31(1):11-18
34