Anda di halaman 1dari 2

3.2.

3 UJI TOKSISITAS Camellia sinensis

Secara empiris, daun teh biasanya digunakan untuk mengurangi tingkat kecemasan
(ansietas). Daun teh hijau (Camellia sinensis) dapat mengaktifkan reseptor dopamin D1 dan
reseptor serotonin 5-HT1A, yang keduanya terkait erat dengan perilaku cemas. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan tes "elevated plus maze" yakni platform sempit yang
ditinggikan, dengan dua lengan berdinding yang memberikan keamanan bagi subjek uji,
biasanya tikus. Metode ini digunakan sebagai tes kecemasan untuk tikus dengan gagasan bahwa
hewan yang mengalami kecemasan lebih tinggi akan menghabiskan lebih banyak waktu di
daerah yang lebih aman. Dengan menggunakan tes ini, para peneliti menemukan bahwa
kecemasan tikus berkurang setelah mengonsumsi ekstrak Camellia sinensis.

Uji toksisitas (LD50) Camellia sinensis dilakukan dengan metode Weil, C. S. Ada 2 tahap
dalam metode ini yaitu :

 Tahap I (Tahap penjajakan)


Terdapat 6 kelompok mencit yang masing-masing terdiri dari 3 kelompok ekor, jenis
kelamin sama, setiap kelompok diberi bahan percobaan secara intra peritonial (i.p)
dengan dosis berbeda antara 10-100 mg/10 gr bb, dengan melihat adanya kematian 0%
dan 100% dalam kelompok. Apabila tidak ada mencit yang mati, maka dosis siperbesar
sampai diperoleh kematian 100% dalam satu kelompok.
 Tahap II
Percobaan dilanjutkan dengan menyediakan 6 kelompok mencit yang terdiri dari 5 ekor.
Bahan diberikan pada masing-masing kelompok dengan dosis meningkat menurut faktor
tertentu. Dosis terkecil yaitu dosis yang dalam kelompok penanjakan terdapat kematian
0%, sedangkan dosis terbesar dimana dalam kelompok penanjakan terdapat kematian
100%. Setelah 24 jam, hitung jumlah kematian mencit tiap-tiap kelompok. Percobaan
diulang beberapa kali sampai hasil kematian sesuai dengan daftar atau tabel yang dibuat
oleh C. Weil.

Hasil percobaan toksisitas akut (LD50) tahap II tersusun pada tabel I. Terlihat bahwa LD 50
bahan uji ekstrak etanol 70% Camellia sinensis , didapat nilai 3,303 mg/10 g BB. Setelah
diekstrapolasi nilai pada tikus per oral menurut Gleasson dkk, menunjukkan bahwa bahan uji
termasuk golongan practically non toxic (PTN). Berdasarkan hasil uji tersebut, didapatkan
bahwa ekstrak Camellia sinensis aman digunakan (Sundari, dkk. 2009)

Tabel I.
Hubungan kelompok dosis dan kematian mencit stelah pemberian ekstrak etanolik
teh hijau selama 24 jam

No. Kelompok Dosis (mg/10g BB Jumlah Mencit Jumlah mencit


i.p) Tiap kelompok yang mati setelah
(ekor) 24 jam
1 2,21 5 1
2 3,10 5 3
3 4,34 5 3
4 6,07 5 4
5 8,5 5 2
Volume pemberian : 0,125 ml/10 g BB i.p

Dapus :

Gleasson, MN. 1969. Clinical toxicology of commercial product. The William & Wilkins., Co,
Baltimore; p.3-4

Sundari D, dkk. Toksisitas Akut (Ld50) Dan Uji Gelagat Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia
Sinensis (Linn.) Kunze) Pada Mencit. Media Penelitian dan Pengenmbangan Kesehatan.
Vol XIX

Weil, C. S. 1975. Tables for confenient calculation of median effective dose ld50 or ed50 end
intruction in their use biometrie; p. 249-263

Anda mungkin juga menyukai