Anda di halaman 1dari 4

TRAUMA

pada kepala

by :
hasna salsabila
1102017103
Definisi Manifestasi klinis Diagnosis
Brain Injury association of America : Kerusakan pada kepala yang bukan kongenital 1. Hematoma Epidural 3. Perdarahan Subarakhnoid Anamnesis
atau degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar Gejala Hematoma Epidural Gejala Perdarahan - Mekanisme trauma, jenis trauma apakah tembus atau tidak, waktu
yang dapat mengurangi atau merubah kesadaran yang menimbulkan - Interval lusid Subarakhnoid terjadinya trauma
kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik. - Defisit neurologis - Nyeri kepala - Riwayat kejang, penurunan kesadaran, serta mual dan muntah
- Gangguan kesadaran - Apakah terdapat kelemahan pada salah satu sisi tubuh
2. Hematoma Subdural - Kaku kuduk
etiologi Gejala Hematoma Subdural Pemeriksaan Fisik
- ABC (airway, breathing, circulation) dan GCS sebagai pemeriksaan
- Kompresi korteks serebri/
Kecelakaan lalu lintas, akibat peristiwa berhubungan aktivitas olahraga, tindakan pergeseran midline. awal
kekerasan, dan terjatuh. - Pemeriksaan neurologis lengkap setelah pasien stabil
-Kesadaran
- Pemeriksaan nervus kranilais
epidemiologi - Pemeriksaan fungsi motorik, refleks (fisiologi & patologis),

TRAUMA
80% adalah cedera kepala ringan. Insidens terbanyak adalah pada fungsi batang otak
kelompok usia produktif (terutama usia 15-24 tahun) & usia lanjut - Pemeriksaan apakah ada:
- Otorea atau rinorea tanda fraktut basis kranii media

kepala cerebral
(>65 tahun). kejadian laki-laki > perempuan.
- Racoon eye: ekimosis periorbita bilateral tanda dari fraktur
basis kranii anterior
Penyebab cedera terbanyak adalah jatuh (40,9%), kecelakaan
- Battle's sign: ekimosis matoid bilateral tanda dari fraktur basis
sepeda motor (40,6%), terkena benda tumpul & tajam (7,3%),
kranii posterior
kecelakaan alat transportasi darat lain (7,1%), & kejatuhan (2,5%).

Pemeriksaan Penunjang
klasifikasi Patofisiologi - Radiologi : CT-Scan kepala kontran, foto polos kepala posisi AP,
lateral, dan tangensial
Diklasifikasikan menggunakan 1. Hematoma Epidural 4. Perdarahan Intraserebral dan Kontusio - Pemeriksaan laboratorium: darah lengkap, gula darah, ureum,
skala koma Glasgow/Glass Coma perdarahan yang terjadi pada lapisan antara tulang Pendarahan Intraserebral disebabkan oleh jejas kreatinin, AGD, urinalisis
Scale (GCS). tengkorak dengan dura mater. Sumber perdarahan terhadap arteri atau vena yang ada di parenkim otak.
robeknya arteri menigea media Regio frontal dan temporal paling sering terkena.
kontusio intraserebral juga dapat terjadi karena Tatalaksana
CT-Scan trauma melaui jejas coup/intercoup.
- Tampak lesi hiperdens berbentuk bikonveks Tatalaksanan Awal
- Hematoma epidural dengan volume lebih dari 30cm3 5. Diffuse Axonal Injury 1. Survei Primer, untuk menstabilkan kondisi pasien
- atau midleline shift pada CT scan >0.5 cm Penyebab koma yang lama, pasca terjadinya trauma a. Airway (jalan nafas)
kapitis. Pasien juga mengalami demam tinggi dan - Pastikan tidak ada benda asing atau cairan yang menghalangi jalan
2. Hematoma Subdural disfungsi saraf otonom nafas
perdarahan yang terjadi antara lapisan dura dengan - Lakukan intubasi jika diperlukan (awas cedera servikal)
arakhnoid. Jejas menyebabkan jaringan otak CT-Scan b. Breathing (pernafasan)
mengalami akselerasi-deselerasi relatif terhadap - Awalnya tidak ada pendarahan, kontusio, atau - Berikan oksigen taget saturasi >92%
jaringan dura yang stabil. Memerlukan trauma dengan edema. Setelah diulang dalam 24 jam tampak edema c. Circulation
tenaga lebih besar dari pada epidural yang luas. - Pasang jalur intravena dan infus NaCl 0,9% atau RL. pertahankan
tekanan darah sistolik >90 mmHg
3. Perdarahan Subarakhnoid
GCS Score Terjadi pada ruang subarakhnoid (antara piameter dan 2. Survei Sekunder, setelah pasien stabil
Ringan : 13 - 15 arakhnoid). Kondisi trauma yang merusak pembuluh a. Pemeriksaan lab dan radiologi
Sedang : 9 - 12 darah. dapat terjadi pada kondisi non-trauma spt b. penentuan apakah pasien harus menjalani operasi dan di rawat
Berat : 3 - 8 aneurisma dan malformasi arteri-vena.
Definisi kalsifikasi manifestasi klinis
TRAUMA Fraktur tengkorak basilar adalah Gambaran klinis dari fraktur basis cranii bervariasi
kepala cerebral fraktur
melibatkan
yang paling
tulang
sering
temporal
Lokasi fraktur dapat memprediksi cedera terkait:
- Fraktur temporal, yang paling umum, tergantung pada tingkat cedera otak dan saraf
berhubungan dengan cedera karotis, cedera saraf kranial yang terkait.
tetapi mungkin melibatkan
kranial VII atau VIII, dan kebocoran cairan - Pasien mungkin datang dengan perubahan status
Tatalaksana oksipital, sphenoid, ethmoid, dan
serebrospinal mastoid.
mental, mual, dan muntah
plat orbital tulang frontal juga.
- Fraktur dasar tengkorak anterior berhubungan
Tatalaksanan di Ruang Rawat
dengan cedera orbital, kebocoran cairan
1. Penurunan tekanan intrakranial
serebrospinal hidung, dan cedera saraf kranial I. Beberapa tanda klinis yang sangat memprediksi
a. Posisikan kepala ditinggikan 30 derajat etiologi - Fraktur dasar tengkorak sentral berhubungan fraktur basis kranii termasuk
b. Pemberian manitol 20%
- Trauma tumpul berkecepatan dengan cedera saraf kranial III, IV, V atau VI, dan - Hemotympanum: Fraktur yang melibatkan
- Dosis awal 1 gr/kgBB diberikan dalam 20-30 mnt, diberikan secara
tinggi seperti tabrakan kendaraan cedera karotis.
drip cepat punggungan petrous dari tulang temporal akan
bermotor - Fraktur berbasis tengkorak posterior berhubungan
- Dosis lanjutan 6 jam setelah dosis awal. Berikan 0,5 gr/KgBB drip menyebabkan darah berkumpul di belakang
cepat selama 20-30 menit bila diperlukan - Kecelakaan sepeda motor dengan cedera tulang belakang leher, cedera arteri
vertebralis, dan cedera pada saraf kranial bawah. membran timpani sehingga tampak ungu. Ini
- Cedera pejalan kaki
2. Atasi Komplikasi - Jatuh dan serangan juga Cedera ini sangat serius dan seringkali pasien biasanya muncul dalam beberapa jam setelah
a. Kejang: profilaksis dengan obat antiepilepsi selama 7 hari merupakan penyebab penting. mengalami hemiplegia atau paraplegia cedera
diberikan pada kasus fraktur impresi lebih dari 2 diplo - Rhinorrhea atau otorrhea cairan serebrospinal
b. Infeksi : antibiotik profilaksis. dosis sesuai dengan dosis infeksi
(CSF): Tanda "Halo" adalah pola cincin ganda yang

FRAKTUR BASIS KRANII


intrakranial
c. Perdarahan saluran cerna dan gangguan saluran gastrointestinal: digambarkan ketika cairan berdarah dari telinga
antiemetik, antasida, ppp, dan lainnya bila ada indikasi atau hidung yang mengandung CSF diteteskan ke
d. Demam (jaga temperatur tubuh <38ºC kertas atau linen.
e. Koagulasi intravaskular diseminata: berikan antikoagulan
Diagnosis - Ekimosis periorbital (mata rakun): Penumpukan
darah di sekitar mata paling sering dikaitkan
3. Cairan dan nutrisi yang adekuat
Evaluasi awal biasanya melalui pemindaian tomografi terkomputasi (CT) non-kontras. dengan fraktur fosa kranial anterior. Temuan ini
Tatalaksana Pasien Cedera Kepala RIngan (Skor Skala Koma Glasgow Sayangnya, fraktur berbasis tengkorak yang linier atau tidak bergeser mungkin sulit biasanya tidak ada selama evaluasi awal dan
15 tanpa defisit neurologis) dideteksi. Pada pasien dengan kecurigaan klinis yang tinggi untuk fraktur basis kranii, tertunda selama 1 hingga 3 hari. Jika bilateral,
1. Pasien dirawat selama 2x24 jam, indikasi pemindaian irisan tipis multidetector CT (MDCT) melalui wajah dan dasar tengkorak dapat temuan ini sangat memprediksi fraktur tengkorak
- Ada gangguan orientasi tempat & waktu
membantu dalam mendeteksi patah tulang yang lebih halus. Sebaliknya, saluran saraf dan basilar.
- Sakit kepala dan muntah
- Tidak ada pengawas di rumah vaskular kecil yang divisualisasikan pada MDCT mungkin salah dibaca sebagai fraktur. - Ekimosis retroaurikuler atau mastoid (Tanda
- Letak rumah jauh dan sulit untuk kembali ke rumah sakit Pneumocephalus harus meningkatkan kecurigaan untuk patah tulang tengkorak basilar. pertempuran): Darah yang terkumpul di belakang
Pencitraan lebih lanjut dengan CT angiografi dan venografi (CTA, CTV) untuk menilai telinga di daerah mastoid dikaitkan dengan fraktur
2. Posisi kepala ditinggikan 30º
cedera vaskular harus dipertimbangkan dalam pengaturan akut. MRI mungkin berguna pada fosa kranial tengah. Seperti mata Raccoon,
3. Perawatan luka- luka untuk menilai cedera saraf dan mengevaluasi kebocoran cairan serebrospinal. temuan ini sering tertunda selama 1 hingga 3 hari.
- Cedera telinga tengah terlihat pada hampir
4. Pemberian obat-obatan simtomatik seperti analgetik, antiemetik, sepertiga pasien dan dapat muncul dengan
dll.
hemotympanum, gangguan osikel, gangguan

5. Apabila pasien mengalami sakit kepala yang semakin berat, pendengaran, dan bahkan kebocoran CSF.
muntah proyektil, atau cenderung semakin mengantuk, keluarga - Gejala lain termasuk pusing, tinitus, dan
dianjurkna untuk membawa ke rumah sakit nistagmus
Hematoma subdural Hematoma Intraserebral
Perdarahan pada rongga subdural (diantara duramater dan subarakhnoid) Merupakan perdarahan dalam jaringan otak karena pecahnya arteri yang
besar di dalam jaringan otak, sebagai akibat trauma kapitis berat, atau
ETIOLOGI
perkembangan dari lesi kontusio
1. Robeknya bridging vein (pembuluh darah superfisial)
2. Laserasi parenkim otak ETIOLOGI
Hematoma intraventrikular 1. Gaya aselerasi-deselerasi yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah
Manifestasi Klinis kortikal dan subkortikal
Sering dikaitkan dengan perdarahan parenkim atau
1. Penurunan kesadaran 2. Perkembangan dari kontusio serebri
perdarahan basal ganglia yang meluas
2. Defisit neurologis (nyeri kepala, mual, muntah, kejang)
Manifestasi Klinis
Diagnosis 1. Defisit neurologis (nyeri kepala, mual, muntah, kejang)
1. CT-Scan : bulan sabit (kresentik). Akut (1-3 hari) : hiperdens, Subakut (4-21

PERDARAHAN
Diagnosis
hari): isodens, Kronis (>21 hari): hipodens
1. CT-Scan : hiperdens, terlokalisir
2. Menyelimuti permukaan otak
3. Dapat menyeberang sutura

INTRAKRANIAL
Indikasi Operasi
- Penurunan kondisi neurologis progresif akibat efek massa (sesuai CT Scan)
Indikasi Operasi
- Hipertensi intrakranial yang refrakter dengan obat-obatan
- Tebal >1 cm atau midline shift >0,5 cm tanpa mempertimbangkan GCS
- Volume >5o cc
- Tebal <1 cm dan MLS <0,5 cm dengan penurunan GCS ≥2 poin dan/atau pupil Termasuk kedalam cedera sekunder dapat terjadi dalam - Pasien dengan GCS 6-8: kontusio frontal atau temporal volume >20 ml,
anisokor atau dilatasi fase akut maupun beberapa waktu setelah cedera kepala. dengan midline shift ≥5 cm dan/atau kompresi pada sisterna basalis (CT-Scan)
- TIK >20 mmHg

Hematoma epidural
Perdarahan pada rongga epidural diantara duramater dan tulang tengkorak (antara lapisan peiosteal dan lapisan meningeal duramater

ETIOLOGI
Rupturnya
1. A. Meningea media (85%)
2. V. Meningea media
3. Sinus Dural
4. Vena diploeica

Manifestasi Klinis
1. Lucid interval : Penurunan kesadaran
2. Defisit neurologis : Hemisparesis kontralateral, dilatasi pupil, ipsilateral
3. Nyeri kepala, mual, muntah

Diagnosis
1. CT-Scan : hiperdens bikonveks, homogen, berbatas tegas, menyatu dengan tabula interna, tidak menyebrang sutura (kecuali ada
fraktur diastasis)
2. Tidak menyebrang falks dan tentorium

Indikasi Operasi
- Volume > 30mm tanpa mempertimbangkan GCS
- Midline shift >0,5 cm
- Defisit neurologis: pupil anisokor pada sisi yang sesuai dengan hematoma terutama bila GCS <9

Anda mungkin juga menyukai