Anda di halaman 1dari 299

1

NEUROLOGI
KKT CBT BATCH 2 2023
2
PENGANTAR

5
Otak/
Encephalopath
y

UMN Meningen

Medspin/
Myelopathy
Sistem Syaraf

Radix

LMN Plexus

Neuron
6
Istilah & Ciri Lesi UMN

A. Encephalopathy : Gangguan otak


Tanda neurologi fokal (GCS, parese N.C sentral)
Gangguan terbagi kanan dan kiri
B. Meningen : Selaput otak →Meningeal sign (+)
C. Myelopathy : gangguan spinal cord (myelum)
gangguan terbagi atas dan bawah
Istilah & Ciri Lesi LMN

A. Radiculopathy : gangguan akar syaraf/radix


nyeri menjalar dari para-vertebral sampai ke ujung dermatom
B. Mononeuropathy : gangguan saraf tunggal
gejala hanya di daerah persyarafan
C. Polyneuropathy : gangguan banyak syaraf
gejala distribusi glove&stocking,simetris
Lesi UMN vs LMN

Upper Lower Motor Neuron


Motor Neuron (UMN) (LMN)

Tonus Paralisi tipe SPASTIK Paralisis tipe FLACCID

Reflek Fisiologis

Reflek Patologis (+) (-)

Atrofi (-)/(+) disuse atrofi (+)

9
Glasgow Coma Scale (GCS)

Glasgow Coma Scale (GCS) merupakan penilaian status kesadaran secara kuantitatif. Skor
maksimal adalah GCS=15, skor minimal adalah GCS=3 10
Derajat Kesadaran Secara Kualitatif
• Di dalam neurologi, secara kualitatif kesadaran
dibagi menjadi :
– Compos mentis = sadar penuh, respon terhadap
semua jenis rangsangan (+)
– Somnolen = kondisi penurunan kesadaran dimana
pasien masih bisa merespon terhadap rangsangan
verbal dan nyeri
– Stupor = kondisi penurunan kesadaran dimana pasien
tidak merespon terhadap rangsangan verbal, namun
masih merespon terhadap rangsangan nyeri
– Coma = unarousable unresponsiveness state, tidak
ada respon terhadap rangsangan apapun
• Coma ≠ brain death. Pada coma, refleks batang otak masih
bisa ada.
Klasifikasi Cedera Kepala (ANLS)
Klasifikasi GCS Gambaran Klinis CT - scan Amnesia
Normal 15 Pingsan (-) defisit Normal (-)
neurologis (-)
Ringan 13-15 Pingsan <10 menit, defisit Normal < 24 jam
neurologis (-)
Sedang 9-12 Pingsan 10 mnt – 60mnt, Abnormal > 24 jam
defisit neurologis (+)
Berat 3-8 Pingsan > 60 mnt, defisit Abnormal > 24 jam
neurologis (+)
1. CVA/STROKE (3B)

13
CVA/STROKE

Adanya kondisi klinis akibat


gangguan fungsi otak MENDADAK
baik fokal / global yang berlangsung
selama 24 JAM/LEBIH yang dapat
menyebabkan kematian dikarenakan
sebab VASKULAR

14
Doktrin Monroe-Kelly
Yang Perlu Diketahui...

● Cortex
● Subcortex
● Supratentorial
● Infratentorial
Lobus dan Area Fung
(Broadmann) FRONTAL si
Gyrus precentralis (4) Pusat motoris primer
Area Broca (44,45) Pusat bahasa motoris
Area premotoris Gerakan manipulatif
(6) Frontal eye Scanning bola mata
field (8) Prefrontal Kepribadian, inisiatif
(9-12) PARIETAL
Gyrus postcentralis (1-3) Pusat sensoris
Area asosiasi somatik primer Stereognosis
(5,7)
TEMPORAL
Korteks auditori Pusat
primer/Heschl pendengaran
(41,42) Memori dan
Gyrus temporalis pembelajaran
media dan Pusat bahasa
inferior sensoris
Area Wernicke
(22) Pusat penglihatan
OKSIPITAL Asosiasi visual
Korteks visual primer
Cheyne
Stokes

DIENCHEPALON

N.III,IV
CNH

Mesencephalon
N.IX
Pupil Midriasis
N.X, N.
R. kornea (-)
R. Muntah (-) XI, N. XII
Ataxic PONS

Medulla N.V,VI,VII Pupil Pinpoin


NVIII Reflek kornea 18
Oblongata
APneustic (-)
19
LOKASI STROKE
1. Sistem Karotis
- Hemiparese/parastesia

- disatria/afasia
- Monocular Blindness

2. Sistem Vertebra Basilaris


- Hemiparese alternans
- Tetraparese
- Vertigo & muntah2
- Ataxia
-Disfagia,Distonia
- Hemianopsia Homonin D/S

24
Berdasar perjalanan klinis

TIPE TIA RIND PRIND Completed Progressive


(Transsient (Reversible (Prolongend
Ischemic Ischemic )
Attack) Neurological
Deficit )
DURASI < 24 jam > 24 jam > 24 jam Menetap Menetap
SEMBUH SEMPURNA SEMPURNA < SEMPURNA < - -
3 hari 7 hari
ONSET Langsung, Langsung Langsung Langsung Bertahap
sebentar

25
Klasifikasi Stroke
• Stroke non-perdarahan/ischemik/infark (SNH)
Berdasarkan tipe penyumbatan :
• Thrombotic stroke
• Embolic stroke  paling sering disebabkan cardiac
emboli dari gangguan irama jantung (e.g : atrial
fibrillation)
• Stroke perdarahan (SH)
– Intracerebral hemorrhage (ICH)
– Subarachnoid hemorrhage (SAH)
STROKE THROMBOSIS

FAKTOR RESIKO:
-Usia CIRI KHAS
pertengahan/tua RIWAYAT:
-Hipertensi ringan -Bangun tidur
-DM -saat istirahat
-Rokok -dalam pengobatan
-Hiperlipidemia antihipertensi
-Kurang gerak

27
STROKE EMBOLI
Sumbatan ditempat lain + AF Lepas

EMBOLI
ASAL EMBOLI:
- Atheroma
- Vegetasi bertangkai pada endocarditis
- Calcium dari katub jantung
STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL
(ICH)

FAKTOR CIRI KHAS


RESIKO: RIWAYAT:
HIPERTENSI -Aktivitas berat
BERAT!!!!! -Emosi berat

● HIPERTENSI BERAT+TD NAIK= PEMBULUH DARAH OTAK


PECAH

29
STROKE PERDARAHAN SUBARAKNOID
(SAH)

● CAUSA
1. Berry aneurisma-80%
2. AVM (Artery venous malformation)
3. Gangguan koagulasi

BUKAN KARENA TD TINGGI TAPI MEMANG


PEMBULUH DARAHNYA YANG RAPUH

GEJALA IRITASI
MENINGEAN(+) GOLD STANDART SAH:
NYERI KEPALA
HEBAT
LUMBAL PUNGSI
30
GAMBARAN KLINIS

KESADARAN
BAIK=ISKEMIK BURUK=PERDARAHAN

GEJALA TIK MENINGKAT


TIDAK ADA = ISKEMIK ADA = PERDARAHAN

GEJALA IRITASI MENINGEN


TIDAK ADA=ISKEMIK ADA=PERDARAHAN(SAH)

31
Perbedaan SH dan SNH
CVA

Infark Perdarahan

Emboli Trombus ICH SAH

Tunder Clap
AF TD 
headache

Deformitas
P.D ( ex: AVM)

TD tidak
terlalu tinggi

Meningeal
Sign 34
Tanda peningkatan tik
• Nyeri Kepala
• Muntah menyemprot/ proyektil
• Trias Cushing :
1. Hipertensi
2. Bradikardi
3. Pernapasan ireguler

35
Clue Pembuluh Darah
Kelemahan pada kaki Anterior cerebral artery
lebih berat dari tangan

• Kelemahan pada Middle cerebral artery


tangan lebih berat dari
kaki
• Afasia
Gangguan penglihatan Posterior cerebral artery

36
AFASIA

37
DIAGNOSIS

CT SCAN tanpa kontras :


BISA DIBEDAKAN
INFARK EKG:
DAN PERDARAHAN: ARITMIA = AF = STROKE
EMBOLI
• INFARK: HIPODENS LVH = STROKE ICH
• PERDARAHAN:
HIPERDENS

38
Stroke Ischemik (~80%)

INFARK
INFARK EMBOLI:
TROMBOTIK LESI
: LESI HIPODENSE
HIPODENSE BAJI/WEDG
LAKUNAR E SHAPE

39
Intracerebral Hemorrhage (ICH)

• Dapat disebabkan karena trauma atau spontan.


• ICH spontan merupakan stroke hemorrhagik dan paling sering
disebabkan oleh hypertensive hemorrhage 40
• Gambaran hiperdense di parenkim otak
Subarachnoid Hemorrhage (SAH)

• Aneurisma arteri-arteri pada circulus arteriosus Willis


• Thunderclap headache  nyeri kepala terhebat yang pernah dirasakan pasien
• Muntah, kaku kuduk
• Tanda-tanda iritasi meninges (meningismus)
• Gambaran hiperdense (darah) yang mengisi hingga celah-celah sulci dan fissura atau 41
star sign / stellate
TERAPI STROKE ISKEMIK
● PRINSIP:
1.ANTI THROMBUS
●Trombolitik= R.t.PA(fase akut <3jam)
●Antiplatelet= Aspirin 160-325 mg/hr
Clopidogrel 75mg
● Anti Koagulan ( Untuk emboli ) = Heparin
LMWH
Warfarin

2.Perbaiki Perfusi
3.Neuroprotektor = Piracetam,Citicolin,Nimodipin
4.Perbaikan faktor sistemik
5.Operasi
42
TERAPI PERDARAHAN
● PRINSIP: HENTIKAN PERDARAHAN DAN
CEGAH KOMPLIKASI
1.Turunkan tensi
2.Kontrol TIK
3.Waspada Kejang
4.Neuroprotektor
5.Cegah infeksi,dekubitus

43
TERAPI PERDARAHAN
Pada ICH, turunkan TD bila:
● S>200 atau MAP>150mmhg
● S>180 dg gejala TIK meninggi
● S>180 atau MAP > 130 dengan target 160 / 90 atau
MAP 110 mmhg

MAKSIMAL 25% MAP

MAP : S + 2D
3

44
KONTROL TIK
● Head Elevation 30 derajat
● Hiperventilasi : vasokontriksi
● Gelisah  sedatif: CPZ
● Manitol 20% bolus 1 gr/ kgBB/ 20menit, kemudian 0,25-
0,5 gr/kgBB/4-6 jam
● Furosemide 1mg/kgbb/iv
● Dexamethason 10mg/iv/awal kemudian 5mg/iv/6 jam

45
SOAL
46
1
Seorang perempuan berusia 60 tahun, datang ke IGD RS diantar keluarganya
dengan keluhan tiba-tiba lemah separuh badan sebelah kanan. Keluarga
mengatakan pasien tidak dapat berbicara dengan lancar . Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan diabetes melitus sejak 7 tahun yang lalu dan rutin berobat. Dari
pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran compos mentis, GCS 456, tekanan darah
160/100 mmHG, nadi 98x/menit, RR 19x/menit, suhu 36,8 C, pasien tidak dapat
berbicara dengan lancar dan tidak dapat mengulang, tetapi dapat mengerti
pembicaraan. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan rangsangan meningeal (-),
hemiparese dextra, parese N VII kanan sentral. Apakah yang menyebabkan
gangguan berbicara pada pasien ?
A. Kerusakan otot-otot pita suara
B. Gangguan di area Wernicke & Broca
C. Gangguan di area Wernicke
D. Gangguan di area Broca
E. Gangguan di Cerebelum

47
1
Seorang perempuan berusia 60 tahun, datang ke IGD RS diantar keluarganya
dengan keluhan tiba-tiba lemah separuh badan sebelah kanan. Keluarga
mengatakan pasien tidak dapat berbicara dengan lancar . Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan diabetes melitus sejak 7 tahun yang lalu dan rutin berobat. Dari
pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran compos mentis, GCS 456, tekanan darah
160/100 mmHG, nadi 98x/menit, RR 19x/menit, suhu 36,8 C, pasien tidak dapat
berbicara dengan lancar dan tidak dapat mengulang, tetapi dapat mengerti
pembicaraan. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan rangsangan meningeal (-),
hemiparese dextra, parese N VII kanan sentral. Apakah yang menyebabkan
gangguan berbicara pada pasien ?
A. Kerusakan otot-otot pita suara
B. Gangguan di area Wernicke & Broca
C. Gangguan di area Wernicke
D. Gangguan di area Broca
E. Gangguan di Cerebelum

48
2
Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan kelemahan
setengah badan sebelah kanan, disertai dengan bicara pelo (+), riwayat HT, DM
(+). Pemeriksaan Fisik : hemiparesis, palsy N VII. XII dekstra. Keluhan membaik
setelah 6 jam. Apakah diagnosis pasien tersebut ?
A. Transient Ischemic Attack
B. Reversible Ischemic Neurological Deficit
C. Stroke non hemorragik
D. Stroke hemorragik
E. Pseudostroke

49
2
Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan kelemahan
setengah badan sebelah kanan, disertai dengan bicara pelo (+), riwayat HT, DM
(+). Pemeriksaan Fisik : hemiparesis, palsy N VII. XII dekstra. Keluhan membaik
setelah 6 jam. Apakah diagnosis pasien tersebut ?
A. Transient Ischemic Attack
B. Reversible Ischemic Neurological Deficit
C. Stroke non hemorragik
D. Stroke hemorragik
E. Pseudostroke

50
3
Seorang laki - laki, 60 tahun, dibawa ke Unit Gawat Darurat RS SUMBER
WARAS dengan keluhan kelemahan tubuh kiri mendadak sejak 1 jam yang lalu.
Bagian tubuh sebelah kiri lebih sedikit bergerak dibandingkan tubuh sebelah
kanan. Kelemahan dirasakan lebih berat pada bagian tubuh bawah dibandingkan
atas. Kesadaran baik, kompos mentis, TD 160/90 mmHg, HR 95x/menit.
Diagnosis pada pasien ini adalah
A. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri anterior
B. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri media
C. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri anterior
D. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri media
E. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri posterior

51
3
Seorang laki - laki, 60 tahun, dibawa ke Unit Gawat Darurat RS SUMBER
WARAS dengan keluhan kelemahan tubuh kiri mendadak sejak 1 jam yang lalu.
Bagian tubuh sebelah kiri lebih sedikit bergerak dibandingkan tubuh sebelah
kanan. Kelemahan dirasakan lebih berat pada bagian tubuh bawah dibandingkan
atas. Kesadaran baik, kompos mentis, TD 160/90 mmHg, HR 95x/menit.
Diagnosis pada pasien ini adalah
A. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri anterior
B. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri media
C. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri anterior
D. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri media
E. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri posterior

52
4
Seorang laki-laki berusia 52 tahun, datang ke UGD RS diantar oleh keluarganya
dengan keaadaan tidak sadarkan diri sejak 2 jam yang lalu setelah terlibat
kecelakaan lalu lintas. Pada pemeriksaan fisik idapatkan kesadaran sopor, tekanan
darah 90/60 mmHg, denyut nadi 82x/mnit, frekuensi napas 22x/mnit pola
pernafasan ataksik, suhu 37°C. Dimanakah letak lesi pada keaadan pasien ini ?
A. Midbrain
B. Mesencephalon
C. Diencephalone
D. Pons
E. Medula Oblongata

53
4
Seorang laki-laki berusia 52 tahun, datang ke UGD RS diantar oleh keluarganya
dengan keaadaan tidak sadarkan diri sejak 2 jam yang lalu setelah terlibat
kecelakaan lalu lintas. Pada pemeriksaan fisik idapatkan kesadaran sopor,
tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 82x/mnit, frekuensi napas 22x/mnit pola
pernafasan ataksik, suhu 37°C. Dimanakah letak lesi pada keaadan pasien ini ?
A. Midbrain
B. Mesencephalon
C. Diencephalone
D. Pons
E. Medula Oblongata

54
5
Seorang laki-laki berusia 48 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD rumah sakit
dengan penurunan kesadaran. Sebelumnya pasien mengeluhkan nyeri kepala
hebat. Demam - muntah -. Riwayat gangguan jantung -, Brudzinski I dan II +.
Riwayat kencing manis selama 4 tahun dan tidak minum obat. Pemeriksaan fisik
GCS 234, tekanan darah 190/100, frekuensi napas 24x/menit denyut Nadi
80x/menit, suhu 37,5°C, Pupil bulat isokor 3mm/3mm. Dilakukan pemeriksaan
CT scan, apakah temuan yang diharapkan dari pasien ini ?
A. Lesi hipodens berbentuk lakunar
B. Lesi hiperdens berbentuk bikonveks
C. Lesi hiperdens crescentic
D. Lesi hipodens berbentuk baji
E. Lesi hiperdens mengisi ruang gyrus dan sulcus

55
5
Seorang laki-laki berusia 48 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD rumah sakit
dengan penurunan kesadaran. Sebelumnya pasien mengeluhkan nyeri kepala
hebat. Demam - muntah -. Riwayat gangguan jantung -, Brudzinski I dan II +.
Riwayat kencing manis selama 4 tahun dan tidak minum obat. Pemeriksaan fisik
GCS 234, tekanan darah 190/100, frekuensi napas 24x/menit denyut Nadi
80x/menit, suhu 37,5°C, Pupil bulat isokor 3mm/3mm. Dilakukan pemeriksaan
CT scan, apakah temuan yang diharapkan dari pasien ini ?
A. Lesi hipodens berbentuk lakunar
B. Lesi hiperdens berbentuk bikonveks
C. Lesi hiperdens crescentic
D. Lesi hipodens berbentuk baji
E. Lesi hiperdens mengisi ruang gyrus dan sulcus

56
2. VERTIGO

57
• Vertigo : persepsi yang salah dari gerakan
seseorang atau lingkungan sekitarnya
– Persepsi gerakan bisa berupa
• Rasa berputar, disebut vertigo vestibular (karena
masalah di dalam sistem vestibular)
• Rasa goyang, melayang, mengambang, disebut vertigo non
vestibular (karena gangguan sistem proprioseptif atau
sistem visual) contoh : motion sickness

58
59
60

Etiologi Vertigo
Berat
Ringan
Gejala Otonom+ Gejala otonom-
VERTIGO Nystagmus laten-
Nystagmus Laten+

Romberg Test
PERIFER SENTRAL
Mata terttup jatuh Jatuh saat
ke 1 sisi mata terbuka

Kelainan di
Episodik acut cerebellum

Labirinitis/
1.Vertigo Vertigo Vestibular
Dipicu 2.Tinnitus Tinnitus neuritis Cek Fungsi
gerakan 3.Hearing Hearing loss Brainstem:
Semakin Diadokokinesia
kepala Loss Finger to finger
Hilang memberat
Finger to nose
timbul Heel to knee

BPPV Menier’s Neuroma


(4A) (3A) acustik 61
LETAK LESI
VERTIGO PERIFER : LABIRIN dan NERVUS VESTIBULARIS

VERTIGO SENTRAL : Lesi di nucleus vestibularis batang


otak,thalamus sampai korteks cerebri

62
SOAL
63
1
Seorang laki-laki berusia 29 tahun, datang ke praktek dokter dengan
keluhan pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai mual dan
muntah sebanyak 3x. Keluhan memberat dengan pergerakan kepala. Dari
pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
88x/menit, suhu 36,6 C, RR 20x/menit. Apakah tatalaksana non
farmakologis yang dapat dilakukan pasien di rumah?
A. Dimenhidrinat
B. Dix-Hallpike manuver
C. Epley manuver
D. Betahistin
E. Brandt-Daroff manuver

64
1
Seorang laki-laki berusia 29 tahun, datang ke praktek dokter dengan
keluhan pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai mual dan
muntah sebanyak 3x. Keluhan memberat dengan pergerakan kepala. Dari
pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
88x/menit, suhu 36,6 C, RR 20x/menit. Apakah tatalaksana non
farmakologis yang dapat dilakukan pasien di rumah?
A. Dimenhidrinat
B. Dix-Hallpike manuver
C. Epley manuver
D. Betahistin
E. Brandt-Daroff manuver

65
Dix Hallpike Maneuver
Tujuannya adalah untuk memprovokasi serangan vertigo dan untuk melihat adanya
nistagmus
1. Jelaskan pada penderita mengenai prosedur pemeriksaan, dan vertigo mungkin akan
timbul namun menghilang setelah beberapa detik.
2. Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat periksa, sehingga ketika posisi
terlentang kepala ekstensi ke belakang 30-40 derajat, penderita diminta tetap
membuka mata untuk melihat nistagmus yang muncul.
3. Kepala diposisikan menengok ke kanan 45 derajat
4. Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala penderita, penderita direbahkan
sampai kepala tergantung pada ujung tempat periksa.
5. Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan vertigo, posisi tersebut dipertahankan
selama 10-15 detik.
6. Lakukan pada sisi kontralateral

66
Epley Maneuver
1. Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 45 derajat, lalu
pasien berbaring dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit.
2. Kepala pasien ditolehkan 90 derajat ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi berubah
menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-60 detik.
3. Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke posisi
duduk secara perlahan.

67
Brandt Daroff Exercise
1. Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua tungkai
tergantung dan kedua mata terpejam
2. Baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan
selama 30 detik
3. Duduk kembali
4. Setelah 30 detik, baringkan dengan cepat ke sisi kontralateral,
pertahankan selama 30 detik kemudian duduk kembali
5. Lakukan latihan ini 3x, pagi siang malam, masing-masing diulang
5x serta dilakukan selama 2-3 minggu.

68
3. NYERI KEPALA

69
HEADACHE KUALITAS LOKASI GEJALA TERAPI PROFILAKSI
PENYERTA S
TENSION Seperti diikat Seluruh Kecemasan, • Analgesic: • Anti
HEADACHE atau ditekan, kepala Nyeri perikranial Ibuprofen, depresan
(4A) berat di tengkuk tengkuk • kafein, • antianxietas
(tdk berdenyut) • muscle
relaxant
MIGRAIN Berdenyut Kepala Aura +(Classic)/- SUMATRIPTA β bloker:
(4A) unilateral (common), ERGOTAMINE Propanolol
photopobia, Obat epilepsi:
nausea, vomitting Topiramat
Amitriptilin

70
HEADACHE KUALITAS LOKASI GEJALA TERAPI PROFILAKSIS
PENYERTA

CLUSTER Seperti dibor, Kepala Wajah O2 7 lpm CCB


HEADACHE tajam unilateral merah,hidung Ergotamin (Verapamil,
(3A) (khususny tersumbat dan Triptan Prednisone
a orbita, berair
supraorbit
a)

TRIGEMINAL Seperti disayat, Distribusi Nyeri pada carbamazepin


NEURALGIA/ kesetrum N wajah,ada
TICDOLOREU Trigeminus trigerzone : gosok
X gigi, mengunyah,
(3A) terkena angin

71
Migraine (SKDI 4A)
Migraine
• Mekanisme: Vasodilatasi
• Pencetus: CHOCOLATE
Cheese
Oral contraception
Caffeine
alkohOL
Anxiety
Travel
Exercise
Migraine Therapy
• Abortive Therapy  causative
– NSAID, opioid  nonspecific
• NSAID pilihan = Asam asetilsalisilat 1000 mg (PO/IV), Diklofenak 50-
100 mg, paracetamol 1000 mg (PO/supp), ibuprofen 200-800 mg
– Ergot alkaloids, triptans  specific
• Ergot alkaloids = Ergotamin tartrat 2 mg (PO/supp)
• Triptans = Sumatriptan 25, 50, 100 mg (PO), 25 mg (supp), 10 & 20
mg (nasal spray), 6 mg (SC), Zolmitriptan, Naratriptan, Rizatriptan,
etc
• Prophylactic Therapy  preventive
– Beta blockers (propanolol, atenolol, bisoprolol, metoprolol)
– Tricyclic antidepressants (amitriptilin)
– Calcium channel blockers (flunarizin, diltiazem)
– anticonvulsant (valproic acid, topiramate)
– 5-HT2 antagonism (methysergide)
Tension-type Headache (TTH) (SKDI 4A)
• The current pathophysiologic model of TTH
– sensitization of pain pathways in the central nervous
system due to prolonged nociceptive stimuli from
pericranial myofascial tissues  conversion of
episodic to chronic TTH
Tension-type Headache Therapy
• Abortive therapy
– Simple analgesics : NSAID (Ibuprofen 400 mg,
naproxen 220 mg or 550 mg, aspirin 650-100 mg),
paracetamol 1000 mg
– Combination simpe analgesic (paracetamol 250
mg, aspirin 250 mg, ibuprofen) with caffeine 65
mg
– Muscle relaxant, There are no adequate controlled
trials evaluating muscle relaxants for the treatment
of TTH
• Preventive therapy
– Tricyclic antidepressants, for example amitriptyline
CLUSTER HEADACHE (SKDI 3A)

A. Severe or very severe unilateral orbital, supraorbital


and/or temporal pain lasting 15-180 min if
untreated
B. Headache is accompanied by 1 of the following:
1. ipsilateral conjunctival injection and/or
lacrimation
2.ipsilateral nasal congestion and/or rhinorrhoea
3.ipsilateral eyelid oedema
4.ipsilateral forehead and facial sweating
5.ipsilateral miosis and/or ptosis
6.a sense of restlessness or agitation

ICHD-II. Cephalalgia 2004; 24 (Suppl 1) ©International Headache Society


2003/4
Cluster headache

Cluster
headache

Kronik/
Episodik
Kontinyu

Tanpa
Remisi
Durasi 7 Durasi > 1 Remisi atau
setidaknya
hari-1 tahun tahun Remisi < 2
2 minggu
minggu

78
Cluster Headache Therapy
• The aims of therapy are reducing headache
severity, shortening headache period, and
preventing relaps

• Abortive Therapy
– Oxygen 7 lpm
– Triptans, Ergot alkaloids

• Prophylactic Therapy
– Calcium channel blockers (verapamil, diltiazem)
– Lithium
– Corticosteroids
– Tricyclic antidepressants (amitriptilin)
Trigeminal Neuralgia
• Investigation
– CT/MRI to exclude a cerebello-pontine
angle lesion
• Management
– Carbamazepine (dimulai dari 100-200 mg
2-3x sehari)
– Nerve block
– Trigeminal ganglion/root injection
with alcohol/phenol
– Microvascular decompression
– Radiofrequency
Trigeminal
HEADACHE Neuralgia

Ada pemicu
ADA GEJALA LAIN

PRIMER SEKUNDER

Unilateral riwayattra
Bilateral tandainflama defisitneu
si Kronis
rologisfok uma
Progresif
Terkait menstruasi alakut
Nyeri Papiledema
Traum
muntah
seperti a
diikat infeksi
Ya, Tidak,Sangat CVA
nyeri
berdenyut
Tension Seperti dibor Tumor
Daerah orbita
type Migrain
headache Cluster
Aura haedache

Tidak,Commo
Ya,Classic n

81
SOAL
82
1
Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang ke UGD RS dengan
keluhan nyeri kepala berat sejak 1 minggu lalu. Nyeri seperti
ditusuk, disertai dengan mata merah dan pilek. Apakah terapi awal yang
paling tepat diberikan pada kasus ini?
A. Ergotamin
B. Karbamazepin
C. Oksigen 100% 7 liter/menit
D. Verapamil
E. Oksigen 100% 2 liter/menit

83
1
Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang ke UGD RS dengan
keluhan nyeri kepala berat sejak 1 minggu lalu. Nyeri seperti
ditusuk, disertai dengan mata merah dan pilek. Apakah terapi awal yang
paling tepat diberikan pada kasus ini?
A. Ergotamin
B. Karbamazepin
C. Oksigen 100% 7 liter/menit
D. Verapamil
E. Oksigen 100% 2 liter/menit

84
2
Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke Poli RS dengan keluhan
nyeri kepala hebat di sisi sebelah kanan. Nyeri terasa berdenyut,
memberat dengan aktivitas, mual disertai muntah dan pasien terasa silau
bila terkena cahaya. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Cluster Headache
B. Vertigo verstibuler
C. Stroke Hemorragic
D. Common migrain
E. Classic migrain

85
2
Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke Poli RS dengan keluhan
nyeri kepala hebat di sisi sebelah kanan. Nyeri terasa berdenyut,
memberat dengan aktivitas, mual disertai muntah dan pasien terasa silau
bila terkena cahaya. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Cluster Headache
B. Vertigo verstibuler
C. Stroke Hemorragic
D. Common migrain
E. Classic migrain

86
3
Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke Poli RS dengan keluhan nyeri kepala hebat
di sisi sebelah kanan. Nyeri terasa berdenyut, memberat dengan aktivitas, mual disertai
muntah. Agar pasien tersebut tidak kambuh nyeri kepalany, apakah obat profilaksis yang
dapat diberikan untuk pasien tersebut?
A. Sumatriptan
B. Ergotamin
C. Propanolol
D. Verapamil
E. Prednison

87
3
Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke Poli RS dengan keluhan nyeri kepala hebat
di sisi sebelah kanan. Nyeri terasa berdenyut, memberat dengan aktivitas, mual disertai
muntah dan pasien terasa silau bila terkena cahaya. Agar pasien tersebut tidak kambuh nyeri
kepalanya, apakah obat profilaksis yang dapat diberikan untuk pasien tersebut?
A. Sumatriptan
B. Ergotamin
C. Propanolol
D. Verapamil
E. Prednison

88
4
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke Poli RS dengan keluhan
nyeri wajah kanan seperti tersengat listrik sejak 3 hari yang lalu.
Episodik, 30-50 detik setiap serangan. Nyeri bertambah saat sikat gigi
pagi dan malam hari. Pemeriksaan Fisik dalam batas normal. Apakah
tatalaksana farmakologis yang tepat ?
A. Karbamazepin 200 mg/hari.
B. Gabapentin 50 – 75 mg/hari
C. Ibuprofen 400 mg/hari.
D. Pregabaline 300 – 3600 mg/hari
E. Meloxicam 15mg/hari.

89
4
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke Poli RS dengan keluhan
nyeri wajah kanan seperti tersengat listrik sejak 3 hari yang lalu.
Episodik, 30-50 detik setiap serangan. Nyeri bertambah saat sikat gigi
pagi dan malam hari. Pemeriksaan Fisik dalam batas normal. Apakah
tatalaksana farmakologis yang tepat ?
A. Karbamazepin 200 mg/hari.
B. Gabapentin 50 – 75 mg/hari
C. Ibuprofen 400 mg/hari.
D. Pregabaline 300 – 3600 mg/hari
E. Meloxicam 15mg/hari.

90
5
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke poliklinik RS dengan
keluhan nyeri kepala seperti terikat terutama di bagian belakang kepala
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri pada tengkuk. Keluhan
serupa sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu bila sedang bertengkar
dengan suaminya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah
120/70 mmHg, denyut nadi 84 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu
37°C, spasme cervical. Status neurologis: dalam batas normal. Apakah
tatalaksana profilaksis yang paling tepat
diberikan pada pasien di atas ?
A. Morfin
B. Ergotamin
C. Flunarizin
D. Sumatriptan
E. Amitriptilin

91
5
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke poliklinik RS dengan
keluhan nyeri kepala seperti terikat terutama di bagian belakang kepala
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri pada tengkuk. Keluhan
serupa sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu bila sedang bertengkar
dengan suaminya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah
120/70 mmHg, denyut nadi 84 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu
37°C, spasme cervical. Status neurologis: dalam batas normal. Apakah
tatalaksana profilaksis yang paling tepat
diberikan pada pasien di atas ?
A. Morfin
B. Ergotamin
C. Flunarizin
D. Sumatriptan
E. Amitriptilin

92
6
Seorang laki-laki berusia 54 tahun, datang ke praktek dokter dengan
keluhan sakit kepala sejak 1 minggu terakhir , sakit kepala terutama
dirasakan pada bagian belakang mata kiri dan berlangsung 60 menit,
keluhan disertai mata merah dan hidung berair. Pasien berulang-ulang
mengalami hal ini sejak 8 bulan ini. PF Neurologis dan TIO normal.
Apakah diagnose pada pasien ?
A. Cluster headache kontinyu
B. Migren dengan aura
C. Cluster headache episodic
D. Migren tanpa aura
E. Trigeminal neuralgia

93
6
Seorang laki-laki berusia 54 tahun, datang ke praktek dokter dengan
keluhan sakit kepala sejak 1 minggu terakhir , sakit kepala terutama
dirasakan pada bagian belakang mata kiri dan berlangsung 60 menit,
keluhan disertai mata merah dan hidung berair. Pasien berulang-ulang
mengalami hal ini sejak 8 bulan ini. PF Neurologis dan TIO normal.
Apakah diagnose pada pasien ?
A. Cluster headache kontinyu
B. Migren dengan aura
C. Cluster headache episodic
D. Migren tanpa aura
E. Trigeminal neuralgia

94
4. NERVUS
CRANIALIS

95
96
NERVUS CRANIALIS

1.LESI N,CRANIALIS SELALU


IPSILATERAL
2.KECUALI PADA IV, VII, XII BISA
KONTRALATERAL JIKA TIPE UMN

97
GERAK BOLA MATA

SO4 RL6 98
BELL’S PALSY (4A)
PARESE N.VII PERIFER AKUT, REVERSIBEL & IDIOPATIK

99
Lesi Perifer atau Sentral?

Perife Atas
Bawah
Ipsilater
al
r
Sentra Bawa
h
Kontralater
al
l
CLUE = Lihat kerutan
dahi !
Dimanakah letak lesi/topisnya?

Paresis nervus facialis sinistra tipe UMN Paresis nervus facialis dextra tipe
Bell’s Palsy (SKDI 4A)
• Paralisis nervus facialis (VII) akut,
unilateral, perifer, dan mempengaruhi
LMN. Idiopathic facial paralysis
• Etiologi  masih kontroversial. Diduga
neuritis akibat virus (reaktivasi HSV-1 &
herpes zoster), inflamasi, autoimun,
iskemik.
Bell’s Palsy
• Manifestasi Klinis
– Paralisis akut motorik otot wajah pada bagian
atas dan bawah unilateral (dalam periode 48
jam)
• Hilangnya lipatan nasolabilal dan dahi pada sisi yang
lumpuh
• Ketika pasien mengangkat alis, sisi yang terkenan tetap
rata
• Ketika pasien tersenyum, wajah menjadi distorsi dan
terjadi
lateralisasi ke sisi berlawanan terhadap sisi yang
lumpuh
– Nyeri retroaurikular, otalgia, hiperakusis
(N. STAPEDIUS)
– Nyeri okular, dry eyes (akibat penurunan produksi
TERAPI
● PREDNISON 2 X 30 mg selama 5 hari atau
1mg/KgBB/hari, tap off
● Acyclovir 5 x 400 mg selama 7 hari
● vitB1, B6, B12
● Atrificial tears 4-6dd gtt1

104
RAMSAY HUNT SYNDROME
(Herpes zoster oticus)
(SKDI 4A)
“polycranial neuropathy”
Reaktivasi VZV yang dormant di
ganglion geniculatum
SOAL
106
1
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan mulut mencong ke kanan. Pemeriksaan fisik didapatkan
kelemahan otot orbicularis kiri, kerutan dahi sebelah kiri hilang, reflek
pupil dan kornea normal, tidak ada kelemahan anggota gerak dan lidah.
Rasa kecap 2/3 anterior lidah berkurang. Pasien tidak ada riwayat trauma
atau penyakit lainnya sebelumnya. Apakah diagnosis topis pada pasien
ini ?
A. Nervus VII UMN dekstra
B. Nervus VII LMN dekstra
C. Nervus VII UMN sinistra
D. Nervus VII LMN sinistra
E. Nervus VII UMN dan LMN sinistra

107
1
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan mulut mencong ke kanan. Pemeriksaan fisik didapatkan
kelemahan otot orbicularis kiri, kerutan dahi sebelah kiri hilang, reflek
pupil dan kornea normal, tidak ada kelemahan anggota gerak dan lidah.
Rasa kecap 2/3 anterior lidah berkurang. Pasien tidak ada riwayat trauma
atau penyakit lainnya sebelumnya. Apakah diagnosis topis pada pasien
ini ?
A. Nervus VII UMN dekstra
B. Nervus VII LMN dekstra
C. Nervus VII UMN sinistra
D. Nervus VII LMN sinistra
E. Nervus VII UMN dan LMN sinistra

108
2
Seorang perempuan berusia 27 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan pada saat tersenyum bibir tertarik ke kiri, wajah asimetris, mata
kanan memerah dan dahi kanan tidak terdapat kerutan pada waktu
diangkat. Pada pemeriksaan tanda vital TD : 120/80 mmHg, RR
18x/menit, suhu 36,5 C, Nadi 84x/menit, keempat ekstremitas normal.
Pasien memiliki riwayat berpergian malam menggunakan sepeda motor
untuk bekerja. Apakah terapi yang tepat diberikan untuk pasien?
A. Prednison 30 mg/kgBB/hari
B. Prednison 40 mg/kgBB/hari
C. Prednison 60 mg/kgBB/hari
D. Prednison 30 mg/hari
E. Prednison 60 mg/hari

109
2
Seorang perempuan berusia 27 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan pada saat tersenyum bibir tertarik ke kiri, wajah asimetris, mata
kanan memerah dan dahi kanan tidak terdapat kerutan pada waktu
diangkat. Pada pemeriksaan tanda vital TD : 120/80 mmHg, RR
18x/menit, suhu 36,5 C, Nadi 84x/menit, keempat ekstremitas normal.
Pasien memiliki riwayat berpergian malam menggunakan sepeda motor
untuk bekerja. Apakah terapi yang tepat diberikan untuk pasien?
A. Prednison 30 mg/kgBB/hari
B. Prednison 40 mg/kgBB/hari
C. Prednison 60 mg/kgBB/hari
D. Prednison 30 mg/hari
E. Prednison 60 mg/hari atau 1mg/kg

110
3
Seorang laki-laki berusia 58 tahun dibawa ke UGD RS rujukan dari
puskesmas dengan suspek stroke perdarahan. Dari pemeriksaan
neurologis didapatkan kedua mata tidak bisa melirik ke sebelah kanan.
Dimanakah kemungkinan kelainan pada pasien ini?
A. N III kiri dan N VI kanan
B. N IV kanan dan N VI kanan
C. N III kanan dan N VI kiri
D. N IV kanan dan N VI kiri
E. N III kanan dan N IV kiri

111
3
Seorang laki-laki berusia 58 tahun rujukan dari puskesmas dengan suspek
stroke perdarahan. Dari pemeriksaan neurologis didapatkan kedua mata
tidak bisa melirik ke sebelah kanan. Dimanakah kemungkinan kelainan
pada pasien ini?
A. N III kiri dan N VI kanan
B. N IV kanan dan N VI kanan
C. N III kanan dan N VI kiri
D. N IV kanan dan N VI kiri
E. N III kanan dan N IV kiri

112
5. Kejang &
Epilepsi

113
EPILEPSI
-Epilepsi:Kejang epileptik rekuren (lebih dari 2 kali) + tidak
ada pemicu
-Status Epileptikus: Kejang epileptik >30 menit atau berulang
dengan kesadaran (-) diantara kejang
-Provokes Seizure: Kejang epileptik tapi kausa(+)
-Kejang fokal:Kejang yang berasal dari sebagian hemisfer
otak
-Kejang generalisata: Kejang yang berasal dari setidaknya
dua hemisfer otak
-Kejang simplek: kesadaran baik
-Kejang kompleks: tidak sadar
Post ictal: kondisi sesaat setelah kejang
-ictal: periode kejang

114
Epilepsy (3A)

• Bangkitan (Seizure)  terjadinya


tanda/gejala yang bersifat sesaat akibat
aktivitas neuronal yang abnormal dan
berlebihan di otak
• Epilepsi  penyakit otak yang ditandai
dengan kondisi/gejala berikut :
– Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau
2 bangkitan reflex dengan jarak waktu antar
bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam
KLASIFIKASI
KLINIS & EEG ABORMAL

GENERAL
PARSIAL UNCLASSIFIED

KESADARAN N/(-) KESADARAN(-)

GENERAL
Sadar Tdk Sadar
SEKUNDER

SIMPLEKS KOMPLEKS

116
Secondarily Generalized Seizures
 Begins focally, with or without focal neurological
symptoms
 Variable symmetry, intensity, and duration of tonic
(stiffening) and clonic (jerking) phases
 Typical duration 1-3 minutes
 Postictal confusion, somnolence, with or without
transient focal deficit
Epilepsi general

118
Grand Mal (Generalized Tonic Clonic Seizure)
TERAPI EPILEPSI
TIPE BANGKITAN LINI PERTAMA LINI KEDUA PRINSIP TERAPI:
MONOTERAPI
PARSIAL CARBAMAZEPIN ACETAZOLAMIDE,
FENITOIN CLOBAZAM DUAL REGIMENT
ASAM VALPROAT
TONIK KLONIK ASAM VALPROAT CLOZAPIN TRIPLE
REGIMENT
ABSANS/LENA ETHOSUXIMIDE ACETAZOLAMIDE, SELAMA 2
ASAM VALPROAT CLOBAZAM TAHUN BEBAS
MIOKLONIK ASAM VALPROAT CLOBAZAM, KEJANG
CLONAZEPAM
TAPPERING OFF
25% TIAP BULAN

120
Marvin M. Goldenberg, PhD, RPh, MS. 2010. Overview of Drugs Used For Epilepsy and Seizures Etiology, Diagnosis,
and Treatment. P T.35(7): 392–415.

121
Terapi Epilepsi pada Kehamilan
● Konseling kemungkinan efek teratogenik masih ada
● Prinsip terapi : monoterapi
● Guideline Antiepilepsi pada kehamilan:
1st: Lamotrigine
2nd: Gabapentin
● Suplemen Asam Folat (B9) : 4000mcg

122
Status Epilepticus (3B)

• Suatu keadaan kejang atau serangan epilepsi


yang terus-menerus disertai kesadaran
menurun selama >30 menit; atau kejang
beruntun tanpa disertai pemulihan
kesadaran yang sempurna
4 STADIUM STATUS EPILEPTICUS
-Perbaiki fungsi kardio-
STADIUMI respi
(0-10menit) -perbaiki jalan nafas,
oksigen Gagal, Diazepam rectal
Pasang infus <12kg:5mg
STADIUMII Ambil 50-100cc >12kg:10mg
(<60menit) darah

Setelah diazepam pertama: Diazepam IV 0,2mg/kgIV


Phenytoin IV 15-18mg/kgBB Hipoglikemia: 50cc glukosa 40% IV
STADIUMIII
Mulai terapi dengan Alkoholisme: Thiamin 250 mg IV
(0-60/90menit) vasopressor Asidosis: Na bicarbonat
Mengoreksi komplikasi

Tidak teratasi selama 30-60 menit:


STADIUMIV -Transfer ICU
(30-90menit) Propofol
Thioprntone
Sampai12-24 jam post kejang atau
EEG terakhir
124
SOAL
125
1
Seorang laki-laki berusia 35 th dibawa ke IGD RS oleh keluarga dengan
kejang disertai dengan keluhan penurunan kesadaran. Kejang awalnya
hentakan pada tubuh sebelah kanan lalu menjalar ke tubuh sebelah kiri.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80, HR 80, RR 20 T 37,2. Pada
pemeriksaan neurologis tidak dijumpai kaku kuduk, reflek fisiologis (+),
reflek patologis (-). Apakah diagnosis pada kasus diatas?
A. Epilepsi parsial sederhana
B. Epilepsi grand mal
C. Epilepsi parsial komplek
D. Epilepsi umum sekunder
E. Epilepsi tonik klonik

126
1
Seorang laki-laki berusia 35 th dibawa ke IGD RS oleh keluarga dengan
kejang disertai dengan keluhan penurunan kesadaran. Kejang awalnya
hentakan pada tubuh sebelah kanan lalu menjalar ke tubuh sebelah kiri.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80, HR 80, RR 20 T 37,2. Pada
pemeriksaan neurologis tidak dijumpai kaku kuduk, reflek fisiologis (+),
reflek patologis (-). Apakah diagnosis pada kasus diatas?
A. Epilepsi parsial sederhana
B. Epilepsi grand mal
C. Epilepsi parsial komplek
D. Epilepsi umum sekunder
E. Epilepsi tonik klonik

127
2
● Seorang anak berusia 10 tahun, dibawa oleh keluarganya ke IGD RS
dengan keluhan kejang. Sebelum kejang pasien sempat berteriak
dahulu, kemudian muncul kekakuan seluruh tubuh diikuti dengan
kelojotan dan mulut berbusa. Setelah kejang pasien tertidur dan
lemas. Saat keluhan pasien tidak demam ataupun memiliki keluhan
lain. Apakah kemungkinan kejang yang dialami pasien ?
A. Klonik
B. Grand Mal
C. Petit Mal
D. Secondary Generalized Seizures
E. Tonik

128
2
Seorang anak berusia 10 tahun, dibawa oleh keluarganya ke IGD RS
dengan keluhan kejang. Sebelum kejang pasien sempat berteriak dahulu,
kemudian muncul kekakuan seluruh tubuh diikuti dengan kelojotan dan
mulut berbusa. Setelah kejang pasien tertidur dan lemas. Saat keluhan
pasien tidak demam ataupun memiliki keluhan lain. Apakah
kemungkinan kejang yang dialami pasien ?
A. Klonik
B. Grand Mal
C. Petit Mal
D. Secondary Generalized Seizures
E. Tonik

129
3
Seorang laki-laki berusia 44 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
sering terjatuh dan tidak sadarkan diri tiba-tiba pada saat beraktivitas.
Tidak sadarkan diri dan terjatuh hanya beberapa detik sebelum kembali
bangkit. Hal ini sering terjadi hingga mengganggu pekerjaanya. Apakah
terapi yang tepat pada pasien ini ?
A. Carbamazepine
B. Asam valproat
C. Diazepam
D. Fenitoin
E. Gabapentin

130
3
Seorang laki-laki berusia 44 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
sering terjatuh dan tidak sadarkan diri tiba-tiba pada saat beraktivitas.
Tidak sadarkan diri dan terjatuh hanya beberapa detik sebelum kembali
bangkit. Hal ini sering terjadi hingga mengganggu pekerjaanya. Apakah
terapi yang tepat pada pasien ini ?
A. Carbamazepine
B. Asam valproat
C. Diazepam
D. Fenitoin
E. Gabapentin

131
4
Seorang perempuan berusia 11 tahun dibawa ibunya ke Poli RS dengan
keluhan sering kejang sejak dua bulan sebelumnya. Kejang kurang dari
lima menit, saat kejang kedua mata melirik ke atas dan kaki
bergerakgerak sendiri. Kejang tidak disertai dengan demam, setelah
kejang pasien sadar dan langsung tidur . Tidak ada riwayat trauma
sebelumnya. Pemeriksaan Fisik dalam batas normal. Apakah
pemeriksaan penunjang yang paling tepat dilakukan?
A. MRI Kepala
B. Ct Scan Kepala
C. Elektroensefalografi
D. Elektromiografi
E. Lumbal pungsi

132
4
Seorang perempuan berusia 11 tahun dibawa ibunya ke Poli RS dengan
keluhan sering kejang sejak dua bulan sebelumnya. Kejang kurang dari
lima menit, saat kejang kedua mata melirik ke atas dan kaki
bergerakgerak sendiri. Kejang tidak disertai dengan demam, setelah
kejang pasien sadar dan langsung tidur . Tidak ada riwayat trauma
sebelumnya. Pemeriksaan Fisik dalam batas normal. Apakah
pemeriksaan penunjang yang paling tepat dilakukan?
A. MRI Kepala
B. Ct Scan Kepala
C. Elektroensefalografi
D. Elektromiografi
E. Lumbal pungsi

133
5
Seorang laki-laki berusia 30 th dibawa oleh keluarganya ke IGD RS
dengan keluhan kejang terus menerus sejak 5 jam yang lalu disertai
dengan penurunan kesadaran. Seluruh tubuh kelojotan dan ketika sampai
di rumah sakit pasien masih kejang. Apakah diagnosa pasien tersebut?
A. Status epileptikus konvulsif
B. Status epileptikus nonkonvulsif
C. Status epileptikus grand mal
D. Refrakter status epileptikus
E. Super refrakter status epileptikus

134
5
Seorang laki-laki berusia 30 th dibawa oleh keluarganya ke IGD RS
dengan keluhan kejang terus menerus sejak 5 jam yang lalu disertai
dengan penurunan kesadaran. Seluruh tubuh kelojotan dan ketika sampai
di rumah sakit pasien masih kejang. Apakah diagnosa pasien tersebut?
A. Status epileptikus konvulsif
B. Status epileptikus nonkonvulsif
C. Status epileptikus grand mal
D. Refrakter status epileptikus
E. Super refrakter status epileptikus

135
Klasifikasi berdasar respon terapi

136
6
Seorang laki-laki usia 30 tahun dibawa ke UGD RS karena kejang. Kejang sudah berulang
hingga 5x dengan durasi masing-masing kejang 3-5 menit. Sampai saat ini pasien belum
sadar . Saat kejang didapatkan mata mendelik ke atas dan badan kaku seluruh tubuh. Pasien
memiliki riwayat kejang waktu kecil dan rutin berobat sampai dewasa. 2 bulan ini pasien
tidak mengkonsumsi obat karena sudah dikira sembuh. Pada pemeriksaan neurologis dalam
batas normal. Tindakan apa yang tepat dilakukan untuk pasien tersebut ?
A. Langsung diberikan diazepam rectal 10 mg
B. Langsung diberikan fenitoin rectal 10 mg
C. Pasang infus terlebih dahulu, jika gagal infus berikan diazepam rectal 10mg, jika
berhasil infus berikan diazepam intravena
D. Pasang infus terlebih dahulu, jika gagal infus berikan diazepam rectal 5 mg, jika
berhasil infus berikan diazepam intravena
E. Pasang infus terlebih dahulu, jika gagal infus berikan diazepam rectal 10 mg, jika
berhasil infus berikan fenitoin intravena

137
6
Seorang laki-laki usia 30 tahun dibawa ke UGD RS karena kejang. Kejang sudah berulang
hingga 5x dengan durasi masing-masing kejang 3-5 menit. Sampai saat ini pasien belum
sadar. Saat kejang didapatkan mata mendelik ke atas dan badan kaku seluruh tubuh. Pasien
memiliki riwayat kejang waktu kecil dan rutin berobat sampai dewasa. 2 bulan ini pasien
tidak mengkonsumsi obat karena sudah dikira sembuh. Pada pemeriksaan neurologis dalam
batas normal. Apakah tindakan yang tepat dilakukan untuk pasien tersebut ?
A. Langsung diberikan diazepam rectal 10 mg
B. Langsung diberikan fenitoin rectal 10 mg
C. Pasang infus terlebih dahulu, jika gagal infus berikan diazepam rectal 10mg, jika
berhasil infus berikan diazepam intravena
D. Pasang infus terlebih dahulu, jika gagal infus berikan diazepam rectal 5 mg, jika
berhasil infus berikan diazepam intravena
E. Pasang infus terlebih dahulu, jika gagal infus berikan diazepam rectal 10 mg, jika
berhasil infus berikan fenitoin intravena

138
6. RADIKULOPATI

139
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS

NYERI PUNGGUNG

MENJALAR TIDAK MENJALAR

RADIKULOPATI(KEARAH HNP) MEKANIK

KE TANGAN KE KAKI

HNP HNP LUMBAL


CERVICAL

140
LUMBAR: CERVICAL:
L5-S1(45-50%) C6-7(69%)
L4-L5(40-45%) C5-6(19%)

● PROVOKASI:BATUK,MENGEJAN,ANGKAT BERAT,EKSTENSI LEHER

141
142
Tdk bisa
dorsoflex
i

DROP
FOOT
(jinjit)

Tdk bisa
plantar
flexi

Jalan
dengan
tumit

143
TANDA

144
PEMERIKSAAN
● MRI=GOLD STANDAR
● EMG
● FOTO POLOS

145
SOAL
146
1
Seorang Perempuan 28 tahun datang dengan keluhan nyeri daerah leher
sampai ke punggung dan menjalar ke bahu dan ibu jari sejak 2 minggu
lalu. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah?
A. HNP Cervical C5 – C6
B. HNP Cervical C4 – C5
C. HNP Cervical C6 – C7
D. HNP Cervical C7 – C8
E. HNP Cervical C5

147
1
Seorang Perempuan 28 tahun datang dengan keluhan nyeri daerah leher
sampai ke punggung dan menjalar ke bahu dan ibu jari sejak 2 minggu
lalu. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah?
A. HNP Cervical C5 – C6
B. HNP Cervical C4 – C5
C. HNP Cervical C6 – C7
D. HNP Cervical C7 – C8
E. HNP Cervical C5

148
2
Seorang laki-laki berusia 56 tahun merasakan nyeri punggung sejak 6
bulan lalu, nyeri menjalar dari punggung hingga tungkai kaki depan,
punggung kaki dan berujung di jempol kaki, nyeri terutama saat
membungkuk mengambil barang. Dari pemeriksaan x-ray didapatkan
adanya penyempitan foramen intervertebralis L4-L5. Apakah
kemungkinan yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik pada pasien
diatas?
A. Kelemahan saat plantar flexi kaki
B. Pasien tidak bisa berjalan menggunakan tumit
C. Atrofi M. gastrocnemius
D. Atrofi M. soleus
E. Reflek fisiologi meningkat

149
2
Seorang laki-laki berusia 56 tahun merasakan nyeri punggung sejak 6
bulan lalu, nyeri menjalar dari punggung hingga tungkai kaki depan,
punggung kaki dan berujung di jempol kaki, nyeri terutama saat
membungkuk mengambil barang. Dari pemeriksaan x-ray didapatkan
adanya penyempitan foramen intervertebralis L4-L5. Apakah
kemungkinan yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik pada pasien
diatas?
A. Kelemahan saat plantar flexi kaki
B. Pasien tidak bisa berjalan menggunakan tumit
C. Atrofi M. gastrocnemius
D. Atrofi M. soleus
E. Reflek fisiologi meningkat

150
3
Seorang Perempuan 53 tahun dating dengan keluhan nyeri punggung
bawah sejak 3 bulan yang lalu, semakin memberat terutama saat
mengangkat beban nyeri menjalar sampai ke tungkai kiri. Pada hasil
pemeriksaan fisik terasa kebas pada tungkai bawah belakang, tumit dan
berakhir pada kelingking sebelah kiri, terdapat atrofi M Gastrocnemius
dan kelemahan pada keadaan kaki plantar flexi kiri. Dimanakah letak lesi
pada pasien tersebut?
A. Th IX-X
B. Th X-XI
C. L4-L5
D. L5-S1
E. S1-S2

151
3
Seorang Perempuan 53 tahun dating dengan keluhan nyeri punggung
bawah sejak 3 bulan yang lalu, semakin memberat terutama saat
mengangkat beban nyeri menjalar sampai ke tungkai kiri. Pada hasil
pemeriksaan fisik terasa kebas pada tungkai bawah belakang, tumit dan
berakhir pada kelingking sebelah kiri, terdapat atrofi M Gastrocnemius
dan kelemahan pada keadaan kaki plantar flexi kiri. Dimanakah letak lesi
pada pasien tersebut?
A. Th IX-X
B. Th X-XI
C. L4-L5
D. L5-S1
E. S1-S2

152
6. NEUROPATI
A. PLEXOPATHY
B. MONONEUROPATHY
C. POLYNEUROPATHY

153
A.
PLEXOPATHY

154
ERB-DUCHENE PALSY
● Lesi Pleksus C5-C6 (Trunkus Superior)
● Pnyebab:
 Trauma Lahir:
Traksi bahu pada bayi sungsang
Traksi kepala pada distosia bahu
 Jatuh kepala dengan lateralisasi maksimal

155
ERB-DUCHENE PALSY
Sikap:
● Lengan atas : adduksi + internal rotasi
● Lengan bawah : ekstensi + pronasi
● Tangan : fleksi
● Jari : normal

Policeman’s TIP Hand

156
KLUMPKE-DJERINE PALSY
● Lesi pleksus C8-T1 ( truncus inferior )
● Penyebab :
a. Trauma Lahir
-presentasi Kepala /traksi kepala
- sungsang
- jatuh dari pohon

157
Klumpke — Dejerine Palsy
Sikap:
● Lengan atas : normal
● Lengan bawah : Flexi ringan
● Tangan : dorsum flexi + claw hand
● Jari : ekstensi

158
SOAL
159
1
Seorang anak berusia 12 tahun dibawa ke IGD setelah jatuh dari pohon.
Pasien mengeluhkan tangan kanannya sulit untuk digerakkan dan juga
merasa kebas pada jari-jari tangan. Pada pemeriksaan fisik ekstremitas
atas dextra ditemukan lengan atas dalam batas normal, lengan bawah
dalam posisi supinasi dan flexi ringan, pergelangan tangan dorsoflexi,
jari 4 dan 5 tidak bisa ekstensi sepenuhnya. Apakah diagnosis kasus di
atas?
A. Erb-Duchenne Palsy
B. Klumpke-Dejerine Palsy
C. Cerebral Palsy
D. Bell’s Palsy
E. Saturday Night Palsy

160
1
Seorang anak berusia 12 tahun dibawa ke IGD setelah jatuh dari pohon. Pasien
mengeluhkan tangan kanannya sulit untuk digerakkan dan juga merasa kebas pada jari-jari
tangan. Pada pemeriksaan fisik ekstremitas atas dextra ditemukan lengan atas dalam batas
normal, lengan bawah dalam posisi supinasi dan flexi ringan, pergelangan tangan dorsoflexi,
jari 4 dan 5 tidak bisa ekstensi sepenuhnya. Apakah diagnosis kasus di atas?
A. Erb-Duchenne Palsy
B. Klumpke-Dejerine Palsy
C. Cerebral Palsy
D. Bell’s Palsy
E. Saturday Night Palsy

161
2
Seorang laki-laki berusia 32 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan
terjatuh ke tanah sewaktu joget di atas panggung, dengan kepala terjatuh
lebih dulu dan leher terpelintir. Kesan umum pasien sadar dan bisa jalan
dengan normal. Pada pemeriksaan fisik pasien tidak dapat melakukan
gerakan abduksi, fleksi maupun rotasi bahu; lengan bawah tak dapat
digerakkan dengan posisi pronasi, sedangkan tangan dan jari-jari tangan
masih bisa digerakkan secara normal, kulit bahu dan lengan sebelah
lateral hipoesthesi. Apakah diagnosis pasien ini?
A. Erb-Duchenne Palsy
B. Klumpke-Dejerine Palsy
C. Cerebral Palsy
D. Bell’s Palsy
E. Saturday Night Palsy

162
2
Seorang laki-laki berusia 32 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan
terjatuh ke tanah sewaktu joget di atas panggung, dengan kepala terjatuh
lebih dulu dan leher terpelintir. Kesan umum pasien sadar dan bisa jalan
dengan normal. Pada pemeriksaan fisik pasien tidak dapat melakukan
gerakan abduksi, fleksi maupun rotasi bahu; lengan bawah tak dapat
digerakkan dengan posisi pronasi, sedangkan tangan dan jari-jari tangan
masih bisa digerakkan secara normal, kulit bahu dan lengan sebelah
lateral hipoesthesi. Apakah diagnosis pasien ini?
A. Erb-Duchenne Palsy
B. Klumpke-Dejerine Palsy
C. Cerebral Palsy
D. Bell’s Palsy
E. Saturday Night Palsy

163
B. MONONEUROPATHY

a) CTS
b) GCS
c) SNP

164
MONONEUROPATHY
● LESI SYARAF PERIFER ATAU NERVUS CRANIALIS
TUNGGAL
● PENYEBAB BIASANYA LOKAL, SEPERTI TRAUMA ATAU
PENJEPITAN

165
a) NERVUS MEDIANUS / Carpal Tunnel Syndrome (3A)

● LOKASI
-SUPRACONDYLER
-PRONATORTERES
-CARPAL TUNNEL
*SIKAP
-ATROFI THENAR
-APE HAND

166
EPIDEMIOLOGI
● 4F:FEMALE,FIFTHY,FATTY,FORCE
● PNYEBAB: TRAUMA PENJEPITAN AKIBAT GERAKAN
BERULANG, CONTOH PEKERJAAN:
 TUKANG KETIK
 TUKANG CAT
 PENULIS
 PENJAHIT

167
DIAGNOSIS
● KESEMUTAN,NYERI TERBAKAR SEPERTI DITUSUK
BIASANYA PADA MALAM HARI
● LOKASI:3 ½ JARI PALMAR
● APE HAND
● BENEDICTION HAND/POPE HAND
● PEMERIKSAANFISIK:
-TINNEL TEST
-PHALEN TEST
-FLICK TEST
-O SIGN

168
O SIGN
169
TERAPI
● ISTIRAHAT TANGAN
● SIKAP TANGAN WAKTU TIDUR(SPLINT)
● TERAPI ANTI RADANG
● STEROID INJEKSI INTRAKRANIAL
● CARBAMAZEPINE
● Operasi

170
b) NERVUS ULNARIS/
Guyon Canal Syndrome

● LOKASI
-ARCADE STRUTHER
-EPICONDYLUS MEDIALIS
-SULCUS ULNARIS
-GUYON CANAL
*SIKAP
-ATROFI HYPOTHENAR
-ATROFI INTEROSSEI
-CLAW HAND

171
KLINIS
-Nyeri
kesemutan ,nyeri
terbakar seperti CLAWHAND

ditusuk pada
parestesi 1 ½ jari
dorsum dan palmar

-Tset:
TinnelTest
FrommenTest

172
c) NERVUS RADIALIS / Saturday Night
Palsy
● LOKASI
-SPIRAL GROOVE
-POSTERIOR INTEROSSEOUS SYNDROM
-DROPHAND
-SATURDAY NIGHT PALSY
*PENYEBAB
-FRAKTUR
-KOMPRESI

173
DIAGNOSIS
EMG jika setelah 6
minggu tidak ada
KLINIS: perbaikan
Drophand
Gangguan sensoris di
punggung 3 ½ jari,
lengan, siku belakang

TEST:
Tinnel+
ReflekTriceps-

174
Medianus Ulnaris Radius
Persarafan 3 ½ jari bagian 1 ½ jari bagian 3 ½ jari bagian
palmar palmar + dorsal dorsal
Jari Jempol, telunjuk, ½ jari manis dan Jempol, telunjuk,
tengah, ½ jari kelingking tengah, ½ jari
manis manis
Posisi Tangan Ape hand Claw Hand Drop Hand
Lokasi • Carpal Tunnel • Guyon Canal Humerus:
• Spiral groove
• interosseus

Tinnel tes
Phallen Froment
Tes
Flick
O sign 175
SOAL
176
1
Seorang perempuan berusia 38 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri pada pergelangan tangan kiri sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien merasakan nyeri menjalar hingga ke ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah. Akhir-akhir ini pasien banyak menerima pesanan pecel sehingga
pasien terlalu banyak menguleg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tinel
sign (+) dan O tes (+) dan terdapat atrofi otot thenar. Apakah diagnosis
yang mungkin untuk kasus di atas ?
A. Carpal tunnel syndrome
B. Guyon canal syndrome
C. Cubital tunnel syndrome
D. Tarsal tunnel syndrome
E. Saturday night palsy

177
1
Seorang perempuan berusia 38 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri pada pergelangan tangan kiri sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien merasakan nyeri menjalar hingga ke ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah. Akhir-akhir ini pasien banyak menerima pesanan pecel sehingga
pasien terlalu banyak menguleg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tinel
sign (+) dan O tes (+) dan terdapat atrofi otot thenar. Apakah diagnosis
yang mungkin untuk kasus di atas ?
A. Carpal tunnel syndrome
B. Guyon canal syndrome
C. Cubital tunnel syndrome
D. Tarsal tunnel syndrome
E. Saturday night palsy

178
3
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri pada pergelangan tangan kiri sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien merasakan nyeri menjalar hingga ke jari manis dan kelingking.
Akhir-akhir ini pasien banyak mengetik karena mengejar waktu untuk
sidang skripsi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tinel sign (+) dan
Phalen test (-) dan terdapat atrofi otot hipothenar. Apakah diagnosis yang
mungkin untuk kasus di atas ?
A. Carpal tunnel syndrome
B. Guyon canal syndrome
C. Cubital tunnel syndrome
D. Tarsal tunnel syndrome
E. Lesi nervus radialis

179
3
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri pada pergelangan tangan kiri sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien merasakan nyeri menjalar hingga ke jari manis dan kelingking.
Akhir-akhir ini pasien banyak mengetik karena mengejar waktu untuk
sidang skripsi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tinel sign (+) dan
Phalen test (-) dan terdapat atrofi otot hipothenar. Apakah diagnosis yang
mungkin untuk kasus di atas ?
A. Carpal tunnel syndrome
B. Guyon canal syndrome
C. Cubital tunnel syndrome
D. Tarsal tunnel syndrome
E. Lesi nervus radialis

180
C. POLINEUROPATHY

181
POLINEUROPATHY
● Gangguan nervus perifer atau kranialis
generalisata
● Distribusi biasanya simetris dan menyeluruh
● Gangguan LMN

DISTAL WEAKNESS & SENSORY LOSS


“GLOVE & STOCKING”

182
Terapi Neuropati Perifer
a. Pregabalin 150 – 600 mg / hari
b. Gabapentin 900 – 3600 mg / hari
c. Amitriptilin 25 – 100 mg / hari

183
GUILLAIN BARE SYNDROME (3B)
● Nama Lain: Acute Autoimmune Inflammatory Demyelinating
Polyneuropathy ( AAIDP)

Pemicu:
-Campylobacter
Tanda:
jejuni
-ada riwayat infeksi
-CMV
-simetris
-MYCOPLASMA
Ascending paralyse
-HIV
-EBV

184
185
DIAGNOSIS
● KHAS:Parese semakin naik yang simetris
● Analisa CSF: Disosiasi sito albumin
-Protein>>
-Leukosit N
*EMG

186
TERAPI

A.IV Imunoglobulin 0,4 gram/kg/24


jam selama 5 hari
B.Plasma Excharge
C.Steroid +/-
D.Ventilator

187
GANGGUAN MOTORIK

188
MYASTHENIA GRAVIS (3B)
● Adalah penyakit autoimmun akibat antibodi terhadap reseptor
asetilkolin
● Mengakibatkan hilangnya lokasi reseptor postsinaps

189
GEJALA
● Fatique otot yang meningkat, biasa baik saat pagi hari , memburuk
saat siang / sore hari
● Otot yang terkena,secara urut:
1.Extraocular
2.Bulbar(menelan,mengunyah)
3.Wajah
4.Leher
5.Panggul
6.Tubuh

190
MYASTENIA CRISIS
● Kondisi gawat saat relaps
● Gagal nafas
● Terapi:-Ventilator
● Plasmaferesis
● IVIg

191
DIAGNOSIS
● PEEKSIGN
● ICETEST
● TES TENSILON
● TES WARTENBERG
● Serologi
● EMG
● CT-Scan thymus

192
TERAPI
● Simtomatik
-Anti-kholinesterase: Pyridostigmine
*Imunosupresi
-Prednisolon
*Thymectomy: jika<50tahun

193
SOAL
194
1
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poli dengan keluhan kedua
tangannya sering kesemutan. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan terakhir
ini. Keluhan dirasakan juga pada kedua kakinya. Pasien merupakan
pasien diabetes 7 tahun, tidak kontrol rutin. Dari pemeriksaan fisik, tanda
vital, neurologis dalam batas normal. Lab: GDP 150 GD2JPP 285.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Radikulopati
B. Polineuropati
C. Myelopati
D. Myastenia gravis
E. Plexopaty

195
1
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poli dengan keluhan kedua
tangannya sering kesemutan. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan terakhir
ini. Keluhan dirasakan juga pada kedua kakinya. Pasien merupakan
pasien diabetes 7 tahun, tidak kontrol rutin. Dari pemeriksaan fisik, tanda
vital, neurologis dalam batas normal. Lab: GDP 150 GD2JPP 285.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Radikulopati
B. Polineuropati
C. Myelopati
D. Myastenia gravis
E. Plexopaty

196
2
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poli dengan keluhan kedua
tangannya sering kesemutan. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan terakhir
ini. Keluhan dirasakan juga pada kedua kakinya. Pasien merupakan
pasien diabetes 7 tahun, tidak kontrol rutin. Dari pemeriksaan fisik, tanda
vital, neurologis dalam batas normal. Lab: GDP 150 GD2JPP 285.
Apakah tatalaksana yang paling tepat?
A. Ibuprofen 3 x 400 mg PO, dosis naik bertahap
B. Pregabalin 2 x 75 mg PO, dosis naik bertahap
C. Mecobalamin 3 x 500 mg PO, dosis naik bertahap
D. Amitriptilin 1 x 150 mg PO, dosis naik bertahap
E. Ketoprofen 3 x 50 mg PO , dosis naik bertahap

197
2
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poli dengan keluhan kedua
tangannya sering kesemutan. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan terakhir
ini. Keluhan dirasakan juga pada kedua kakinya. Pasien merupakan
pasien diabetes 7 tahun, tidak kontrol rutin. Dari pemeriksaan fisik, tanda
vital, neurologis dalam batas normal. Lab: GDP 150 GD2JPP 285.
Apakah tatalaksana yang paling tepat?
A. Ibuprofen 3 x 400 mg PO, dosis naik bertahap
B. Pregabalin 2 x 75 mg PO, dosis naik bertahap
C. Mecobalamin 3 x 500 mg PO, dosis naik bertahap
D. Amitriptilin 1 x 150 mg PO, dosis naik bertahap
E. Ketoprofen 3 x 50 mg PO , dosis naik bertahap

198
3
Seorag laki-laki berusia 28 tahun datang ke poli saraf karena
mengeluhkan kelopak matanya yang terjatuh, tangan dan kaki yang
melemah. Keluhan juga disertai dengan suara yang semakin serak.
Seluruh keluhan dirasakan utamanya saat menjelang sore hari dan
membaik pada pagi hari. TTV dalam batas normal. Pemfis didapatkan
ptosis bilateral, diplopia dan otot ekstrinsik mata dalam batas normal.
Apakah kemungkinan diagnosis untuk pasien diatas?
A. GBS
B. Mistenia gravis
C. Poliomielitis
D. Sindrom horner
E. Mistenia crisis

199
3
Seorag laki-laki berusia 28 tahun datang ke poli saraf karena
mengeluhkan kelopak matanya yang terjatuh, tangan dan kaki yang
melemah. Keluhan juga disertai dengan suara yang semakin serak.
Seluruh keluhan dirasakan utamanya saat menjelang sore hari dan
membaik pada pagi hari. TTV dalam batas normal. Pemfis didapatkan
ptosis bilateral, diplopia dan otot ekstrinsik mata dalam batas normal.
Apakah kemungkinan diagnosis untuk pasien diatas?
A. GBS
B. Mistenia gravis
C. Poliomielitis
D. Sindrom horner
E. Mistenia crisis

200
4
Seorang laki-laki berusia 24 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan
keempat ekstremitas lemah dan terasa kebas. Awalnya lemah pada kedua
kaki kemudian diikuti lemah pada kedua tangan. Riwayat batuk, pilek,
demam dan diare 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kekuatan
motorik ekstremitas atas 3333/3333, kekuatan motoric ekstremitas bawah
2222/2222, refleks fisiologis menurun, reflex patologis negatif . Apakah
diagnosis pasien di atas?
A. Miastenia Gravis
B. AAIDP
C. Stroke iskemik
D. Myalgia
E. Poliomielitis

201
4
Seorang laki-laki berusia 24 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan
keempat ekstremitas lemah dan terasa kebas. Awalnya lemah pada kedua
kaki kemudian diikuti lemah pada kedua tangan. Riwayat batuk, pilek,
demam dan diare 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kekuatan
motorik ekstremitas atas 3333/3333, kekuatan motoric ekstremitas bawah
2222/2222, refleks fisiologis menurun, reflex patologis negatif . Apakah
diagnosis pasien di atas?
A. Miastenia Gravis
B. AAIDP
C. Stroke iskemik
D. Myalgia
E. Poliomielitis

202
7. PARKINSON
DESEASE (3A)

203
PARKINSON DESEASE

PARKINSONISM:
PARKINSON DESEASE:
T-R-A-P
1.Resting tremor -Bagian dari
2.Rigiditas parkinsonism
(COGWHEEL) -degenerasi ganglia
3.Akinesia basalis
4.Reflek postural -subtansia nigra
parscompacta
DOPAMIN RENDAH -Lewy bodies

204
205
ALGORITMA TERAPI

• <50tahun: MAO inhibitor


(selegeline) /Dopamine release

<60tahun (amantadine) / antikholinergik


(THD)
• 50-59 tahun: MAO Inhibitor,
dopamin agonist (bromocriptin)

• pertahankan fungsi kognitif =


gunakan Levodopa

>60tahun
206
SOAL
207
1
Seorang laki-laki berusia 65 tahun diantar keluarganya ke Poli Syaraf
Rumah Sakit karena mengeluh tangan kanan yang gemetar tanpa bisa
dikendalikan. Keluhan gemetar dirasakan pasien saat sedang istirahat.
Selain itu, pasien juga mengalami kekakuan utamanya saat berjalan. TD
130/80 mmHg, N: 80x, P:20x/i, T : 36,5. pemeriksaan fisis wajah pasien
terlihat seperti topeng. Riwayat konsumsi obat, stroke, trauma kepala
disangkal. Apakah diagnosis pasien di atas?
A. Parkinson disease
B. Akathisia
C. Parkinsonism
D. Chorea Huntington
E. Tardive dyskinesia

208
1
Seorang laki-laki berusia 65 tahun diantar keluarganya ke Poli Syaraf
Rumah Sakit karena mengeluh tangan kanan yang gemetar tanpa bisa
dikendalikan. Keluhan gemetar dirasakan pasien saat sedang istirahat.
Selain itu, pasien juga mengalami kekakuan utamanya saat berjalan. TD
130/80 mmHg, N: 80x, P:20x/i, T : 36,5. pemeriksaan fisis wajah pasien
terlihat seperti topeng. Riwayat konsumsi obat, stroke, trauma kepala
disangkal. Apakah diagnosis pasien di atas?
A. Parkinson disease
B. Akathisia
C. Parkinsonism
D. Chorea Huntington
E. Tardive dyskinesia

209
2
Seorang laki-laki berusia 70 tahun diantar keluarganya ke Rumah Sakit
karena mengeluh tangan kanan yang gemetar tanpa bisa dikendalikan.
Keluhan gemetar dirasakan pasien saat sedang istirahat. Selain itu, pasien
juga mengalami kekakuan utamanya saat berjalan. TD 130/80 mmHg, N:
80x, P:20x/i, T : 36,5. Pemeriksaan fisik wajah pasien terlihat seperti
topeng. Riwayat konsumsi obat stroke, trauma kepala disangkal. Apakah
terapi yang tepat pada pasien ini?
A. Pramapixole
B. Seligiline
C. Amantadine
D. Bromokriptin
E. Levodopa

210
2
Seorang laki-laki berusia 70 tahun diantar keluarganya ke Rumah Sakit
karena mengeluh tangan kanan yang gemetar tanpa bisa dikendalikan.
Keluhan gemetar dirasakan pasien saat sedang istirahat. Selain itu, pasien
juga mengalami kekakuan utamanya saat berjalan. TD 130/80 mmHg, N:
80x, P:20x/i, T : 36,5. Pemeriksaan fisik wajah pasien terlihat seperti
topeng. Riwayat konsumsi obat stroke, trauma kepala disangkal. Apakah
terapi yang tepat pada pasien ini?
A. Pramapixole
B. Seligiline
C. Amantadine
D. Bromokriptin
E. Levodopa

211
8. NEURO
INFECTION
A. Infeksi SSP
B. Tetanus
C. Poliomielitis
D. Rabies
E. Spondilitis TB

212
Meningitis vs Encephalitis
• Encephalitis (SKDI 3B)
– Inflammation of brain parenchyma (white and gray matter)
– It is almost always associated with inflammation of the
meninges (meningoencephalitis) and may involve the
spinal cord (encephalomyelitis)
– Encephalitis will affect normal brain functions such as
altered mental status, motor or sensory deficits, behavior
or personality changes, speech or movement disorders

• Meningitis (SKDI 3B)


– Inflammation of the meninges
– Cerebral functions intact  no focal neurological deficits
– Can be lethargic
Seizures can be present in both
Seizures and postictal states can be seen with meningitis alone and should not 213
be
A.INFEKSI SISTEM SARAF
Meningitis PUSAT Encephalitis
(3B) (3B)
• Demam • Demam
• Nyeri kepala • Penurunan
• Kaku kuduk kesadaran
• Meningeal • Kejang
sign (+) • Defisit
neurologis 214
Meningeal signs
• Kernig’s sign  (+) bila ditemukan spasme dan
resistensi harmstring saat dilakukan ekstensi
pada sendi lutut saat panggul dan sendi lutut
berada pada posisi fleksi 90 derajat
• Brudzinki’s sign
– Brudzinki’s Neck sign (1) (+) bila
ditemukan fleksi sendi lutut saat dilakukan
fleksi pasif pada leher pasien
– Brudzinki’s contralateral leg sign (2)  (+)
bila ditemukan fleksi sendi lutut
kontralateral saat dilakukan fleksi pasif sendi
panggul dengan sendi lutut berada pada
posisi ekstensi
– Brudzinki’s Cheek sign (3)  (+) bila
ditemukan fleksi pada sendi siku dengan
“upward jerking” pada lengan saat
diberikan penekanan pada zygoma
– Brudzinki’s Symphisis sign (4)  (+) bila
ditemukan fleksi sendi lutut bilateral 215

saat simfisis pubis ditekan


NEURO INFEKSI
● ETIOLOGI:
-Bakterial
-Viral
-TB
*Meningitis: Kaku kuduk +, penurunan kesadaran-
*Enchepalitis: Tanda neurologi fokal, penurunan
kesadaran+
*sakit kepala, muntah, mual, kejang
*Riwayat batuk lama(jikaTB)

216
ANALISA CSF dari LP
INFEKSI NORMAL BAKTERIAL VIRAL TB

WARNA JERNIH KERUH JERNIH XANTOKHROM


(ORANGE)

TEKANAN 5-20 N/
(cmH2O)

PROTEIN 0.18-0.45 N/ N/

GLUKOSA 2.5-3.5 N

JUMLAH <3 100-5000 10-500 0-1000


LEUKOSIT N/

JENIS SEL PMN MN MN

217
DIAGNOSIS

TB:
BAKTERIAL: VIRAL: -CT Scan/MRI
-LP -LP Ideal sebleum LP
-Gram Staining -PCR -LP
-Kultur -Serologis -Pengecatan
bakteri tahan
asam

218
HIV/AIDS & KOMPLIKASI CNS
● Cerebral Toxoplasmosis:
-Khas: multiple ring-enchancement lesion
*Cerebral TB:
-Khas: single ring-encancement (abses)
*Cryptococcus neofarmans:
Khas: kontak dengan burung
*Cytomegalovirus: funduskopi = retinitis

219
CNS TOXOPLASMA INFECTION (SKDI 2)

Toxoplasmosis HIV
• Nodular lesion ≥1
• Mulitiple Ring
enhancement
• Cerebral edema
• 75% at basal ganglia

220
TB ABCESS OTAK TUNGGAL

Sesuai panduan TB untuk


HIV+Steroid(prednisolon)

221
CRYPTOCOCCUS NEOFARMANS
● Fungi
● Habitat: tanah,feses,burung
● Gejala: Meningitis kronis dengan remisi &
eksaserbasi spontan
● Pemeriksaan : Tinta India

222
PEMERIKSAAN

Tinta India: Gambaran telur mata sapi

223
TERAPI

AMPHOTERICIN B

FLUCYTOSINE

FLUCONAZOLE

224
D. SPONDILITIS TUBERKULOSIS (3A)
Kelemahan dapat terjadi secara mendadak atau perlahan

Gejala TB terjadi sebelumnya (lemas, demam, batuk, keringat malam, penurunan


BB)

Dapat disertai gejala TB ekstra paru lainnya

Nyeri punggung

Spasme otot

Deformitas pada tulang belakang (kifosis), gibbus

Pemeriksaan neurologis: clumsiness walking, nerve palsy, sampai hemiplegia, atau


paraplegia spastik, keluhan sensorik, bladder/bowel involvement. 225
SPONDILITIS TB
Pemeriksaan Foto Polos Vertebrae
Penunjang

Laboratorium : DL, Ur/Cr, GDA. SE

Mikrobiologi : Pewarnaan alngsung dengan ZN.


kultur Ogawa, GeneXpert
Lumbal Pungsi : protein tinggi, glukosa menurun,
pleositosis limfositik pada 30-50% pasien
Mielografi: filling defect sepanjang Medula Spinalis

MRI (servikal/torakal/lumbal sesuai diagnosis)


dengan/tanpa kontras
226
227
Tatalaksana Spondilitis TB

Medikamentosa : OAT

Steroid : Dexamethasone iv lanjut po

Edukasi : obat jangka Panjang, perawatan


dirumah

Diet : tinggi kalori dan protein

Tindakan operatif (koreksi tulang) 228


SOAL
229
1
Seorang laki-laki berusia 39 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan
lemah pada tubuh sebelah kanan sejak 5 hari SMRS. Keluhan ini
dirasakan berangsur-angsur semakin memberat. Demam (+). Riwayat
batuk lama dan penurunan BB signifikan sejak 6 bulan belakangan ini.
TD 130/70 N 84 RR 24 t 38,9. Parese NVII S UMN, dan N. VI bilateral.
Ketika dilakukan CT scan didapatkan hasil Single ring Enhancement.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien diatas?
A. Abses otak e.c TB otak
B. Meningitis
C. Ensefalitis bakterial
D. HIV
E. TB paru

230
1
Seorang laki-laki berusia 39 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan
lemah pada tubuh sebelah kanan sejak 5 hari SMRS. Keluhan ini
dirasakan berangsur-angsur semakin memberat. Demam (+). Riwayat
batuk lama dan penurunan BB signifikan sejak 6 bulan belakangan ini.
TD 130/70 N 84 RR 24 t 38,9. Parese NVII S UMN, dan N. VI bilateral.
Ketika dilakukan CT scan didapatkan hasil Single ring Enhancement.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien diatas?
A. Abses otak e.c TB otak
B. Meningitis
C. Ensefalitis bakterial
D. HIV
E. TB paru

231
2
Seorang perempuan berusia 33 tahun dibawa ke UGD RS diantar oleh
keluarganya karena tampak tidak sadarkan diri sejak kurang lebih 2 hari
lalu. Demam (+), riwayat nyeri kepala (+) dan pernah kejang sebanyak 2
kali 4 hari lalu. D 120/70 T : 39C GCS E2M4V3, pemeriksaan neurologis
kaku kuduk (-). Setelah dilakukan CT Scan, didapatkan hasil multiple
ring enhancement lesion. Apakah kemungkinan penyebab keluhan pasien
diatas?
A. Cerebral toxoplasmosis
B. Cerebral TB
C. Cryptococcus neoformans
D. CMV
E. Meningitis

232
2
Seorang perempuan berusia 33 tahun dibawa ke UGD RS diantar oleh keluarganya karena
tampak tidak sadarkan diri sejak kurang lebih 2 hari lalu. Demam (+), riwayat nyeri kepala
(+) dan pernah kejang sebanyak 2 kali 4 hari lalu. D 120/70 T : 39C GCS E2M4V3,
pemeriksaan neurologis kaku kuduk (-). Setelah dilakukan CT Scan, didapatkan hasil
multiple ring enhancement lesion. Apakah kemungkinan penyebab keluhan pasien diatas?
A. Cerebral toxoplasmosis
B. Cerebral TB
C. Cryptococcus neoformans
D. CMV
E. Meningitis

233
3
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
lemah tungkai kanan sejak 2 minggu lalu. Keluhan disertai dengan
gangguan BAK dan BAB. Pasien memiliki riwayat batuk lama,
penurunan berat badan, dan keringat malam. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 38C, RR
20x/menit. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan paraparesis UMN
setinggi T5, teraba gibus di vertebra torakal 5, retensi urin. Apakah
diagnosis pasien di atas?
A. Mielitis TB
B. Trauma medulla spinalis
C. Spondilitis TB
D. Fraktur kompresi vertebra T5
E. Tumor medulla spinalis

234
3
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
lemah tungkai kanan sejak 2 minggu lalu. Keluhan disertai dengan
gangguan BAK dan BAB. Pasien memiliki riwayat batuk lama,
penurunan berat badan, dan keringat malam. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 38C, RR
20x/menit. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan paraparesis UMN
setinggi T5, teraba gibus di vertebra torakal 5, retensi urin. Apakah
diagnosis pasien di atas?
A. Mielitis TB
B. Trauma medulla spinalis
C. Spondilitis TB
D. Fraktur kompresi vertebra T5
E. Tumor medulla spinalis

235
4
Seorang laki‐laki berusia 45 tahun, datang ke IGD RS dengan penurunan
kesadaran. Sebelumnya pasien demam. Pemeriksaan didapatkan TD
130/70, N 80x/menit, P 20x/menit, suhu 39C, kaku kuduk (+), Analisis
csf didapatkan warna keruh, sel count 1000/mm3, Dominan neutrofil.
Apakah diagnosis kasus di atas?
A. Meningitis viral
B. Meningitis tb
C. Meningitis jamur
D. Perdarahan intracerebral
E. Meningoencefalitis bakteri

236
4
Seorang laki‐laki berusia 45 tahun, datang ke IGD RS dengan penurunan
kesadaran. Sebelumnya pasien demam. Pemeriksaan didapatkan TD
130/70, N 80x/menit, P 20x/menit, suhu 39C, kaku kuduk (+), Analisis
csf didapatkan sel count 1000/mm3, Dominan neutrofil. Apakah
diagnosis kasus di atas?
A. Meningitis viral
B. Meningitis tb
C. Meningitis jamur
D. Perdarahan intracerebral
E. Meningoencefalitis bakteri

237
5
Seorang laki‐laki berusia 45 tahun, datang ke IGD RS karena sulit dibangunkan
sejak 3 jam lalu. Menurut keluarganya pasien Nampak sangar mengantuk selama 4
hari terakhir. Kondisi pasien sangar mengantuk dan ini telah terjadi beberapa kali
dalam setahun terakhir. Pasien memiliki Riwayat sering mengalami diare yang
tidak sembuh0sembuh dan pernah menjalani rehabilitasi akibat kecanduan
narkoba suntik 10tahun lalu, namun tidak tuntas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak sangat kurus, tejaan darah 110/80mmHg, nadi
100x/menit, Frekuensi napas 20x/menit dan suhu 37,7 C. Kesadaran somnolen.
Ketika leher di fleksikan secara pasif lutut ikut fleksi. Apakah organisme yang
menyebabkan kondisi pada pasien diatas?

A. Eneterovirus
B. E. Coli
C. Neisseria meningitides
D. cryptococcus neofarmans
E. Streptococcus pneumonia

238
5
Seorang laki‐laki berusia 45 tahun, datang ke IGD RS karena sulit dibangunkan
sejak 3 jam lalu. Menurut keluarganya pasien Nampak sangar mengantuk selama 4
hari terakhir. Kondisi pasien sangar mengantuk dan ini telah terjadi beberapa kali
dalam setahun terakhir. Pasien memiliki Riwayat sering mengalami diare yang
tidak sembuh0sembuh dan pernah menjalani rehabilitasi akibat kecanduan
narkoba suntik 10tahun lalu, namun tidak tuntas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak sangat kurus, tejaan darah 110/80mmHg, nadi
100x/menit, Frekuensi napas 20x/menit dan suhu 37,7 C. Kesadaran somnolen.
Ketika leher di fleksikan secara pasif lutut ikut fleksi. Apakah organisme yang
menyebabkan kondisi pada pasien diatas?

A. Eneterovirus
B. E. Coli
C. Neisseria meningitides
D. cryptococcus neofarmans
E. Streptococcus pneumonia

239
B. TETANUS
(4A)

240
TETANUS
● -CLOSTRIDIUM TETANI
● BAKTERI GRAM POSITIF ANAEROB,BERSPORA
● TOXIN:
-TETANOLYSIN
-TETANOSPASMIN = PENYEBAB KEJANG
● Diagnosa:
 Pengecatan gram : bakteri gram positif bentuk stik drum
 Pengecatan Malacheet Green: spora

241
TES DIAGNOSTIK: SPATULA

242
GRADING ABLETT
TANDA GRADE1 GRADE2 GRADE3 GRADE4

TRISMUS RINGAN- SEDANG BERAT


SEDANG
RIGIDITAS - +
++

KEJANG REFLEKS

KEJANG SPONTAN

GANGGUAN - RR>30 BERAT


NAFAS RR>40
DISFAGIA +SEDIKIT ++RINGAN +++BERAT

SPASTISITAS General Ringan RINGAN- MENYELURUH


SEDANG
GANGGUAN - -/+ ++ +++++++
OTONOM SEDANG BADAI
(BRADI/ AUTONOM
TAKIKARDI)NADI>1
20 243
PENANGANAN

244
TATALAKSANA TETANUS

Vaksin • Tetanus Toxoid

• Diazepam 0,1-0,3 mg/kgbb interval 2-4


Anti konvulsan jam

Tetanus • HTIG 3.000-5000 unit IM ( Single Dose)


Imunoglobulin • ATS 100.000-200.000 IU (3 dosis)

• Metronidazole IV
Antibiotik • Penicillin Procaine
245
SOAL
246
1
Seorang anak perempuan berusia 10 tahun dibawa ke RS karena kakinya
tertusuk paku saat bermain dengan temannya di halaman rumah. Anak
tampak histeris dan kesakitan. Dari pemeriksaan didapatkan paku masih
menancap di telapak kaki kanan si anak. Setelah dilepas paku didapati
berkarat, dan kedalaman luka ± 2 cm, sekitar luka kotor terdapat tanah.
Dari anamnesa didapatkan anak tidak pernah mendapatkan vaksin.
Perawat melakukan rawat luka pada pasien. Apakah tindakan selanjutnya
yang harus dilakukan?
A. Observasi saja
B. Diberikan TD saja
C. Diberikan TD dan HTIG
D. Diberikan HTIG saja
E. Tidak perlu pemberian TD maupun HTIG

247
1
Seorang anak perempuan berusia 10 tahun dibawa ke RS karena kakinya
tertusuk paku saat bermain dengan temannya di halaman rumah. Anak
tampak histeris dan kesakitan. Dari pemeriksaan didapatkan paku masih
menancap di telapak kaki kanan si anak. Setelah dilepas paku didapati
berkarat, dan kedalaman luka ± 2 cm, sekitar luka kotor terdapat tanah.
Dari anamnesa didapatkan anak tidak pernah mendapatkan vaksin.
Perawat melakukan rawat luka pada pasien. Apakah tindakan selanjutnya
yang harus dilakukan?
A. Observasi saja
B. Diberikan TD saja
C. Diberikan TD dan HTIG
D. Diberikan HTIG saja
E. Tidak perlu pemberian TD maupun HTIG

248
2
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan
kejang dan tidak dapat membuka mulut sempurna sejak 3 hari lalu. Saat
kejang pasien dapat merespon orang disekitarnya. Dua minggu yang lalu
pasien tertusuk bambu saat bertualang ke hutan. Pemeriksaan fisik TD
75/45 mmHg, nadi 110x, RR 36x/menit. Suhu 39. Dari pemeriksaan
didapatkan trismus ++ kejang rangsang +, kejang spontan +. Apakah
diagnosa yang paling tepat pada pasien ini ?
A. Tetanus grade 1
B. Tetanus grade 2
C. Tetanus grade 3
D. Tetanus grade 4
E. Tetanus grade 5

249
2
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan kejang dan tidak
dapat membuka mulut sempurna sejak 3 hari lalu. Saat kejang pasien dapat merespon orang
disekitarnya. Dua minggu yang lalu pasien tertusuk bambu saat bertualang ke hutan.
Pemeriksaan fisik TD 75/45 mmHg, nadi 110x, RR 36x/menit. Suhu 39. Dari pemeriksaan
didapatkan trismus ++ kejang rangsang +, kejang spontan +. Apakah diagnosa yang paling
tepat pada pasien ini ?
A. Tetanus grade 1
B. Tetanus grade 2
C. Tetanus grade 3
D. Tetanus grade 4
E. Tetanus grade 5

250
3
Seorang peremuan berusia 35 tahun datang ke IGD RS denga keluhan
kaku seluruh tubuh sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai kaku pada
punggung, bahu dan dagu, sehingga pasien kesulitan membuka mulut.
Pasien berteriak saat berada di ruangan bercahaya dan tenang pada
ruangan gelap. Satu minggu sebelumnya pasien mengeluh sakit pada
giginya yang berlubang dan 2 hari setelahnya demam sampai saat ini.
Suhu:38c, trismus (+), epistotonus (+), pemeriksaan fisik lain tidak
ditemukan kelainan. Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
A. Tetanus
B. Malaria serebral
C. Abses serebri
D. Ensefalitis
E. Menngitis

251
3
Seorang peremuan berusia 35 tahun datang ke IGD RS denga keluhan
kaku seluruh tubuh sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai kaku pada
punggung, bahu dan dagu, sehingga pasien kesulitan membuka mulut.
Pasien berteriak saat berada di ruangan bercahaya dan tenang pada
ruangan gelap. Satu minggu sebelumnya pasien mengeluh sakit pada
giginya yang berlubang dan 2 hari setelahnya demam sampai saat ini.
Suhu:38c, trismus (+), epistotonus (+), pemeriksaan fisik lain tidak
ditemukan kelainan. Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
A. Tetanus
B. Malaria serebral
C. Abses serebri
D. Ensefalitis
E. Menngitis

252
C.
POLIOMYELITI
S (3B)

253
POLIOMIELITIS
Etiologi
• Virus Polio (Enterovirus), ditularkan air / makanan yg
terkontaminasi
• Virus ditemukan di
• Faring : 3 hari sebelum penyakit muncul hingga 5 hari sesudah
muncul
• Tinja : hingga 17 minggu sejak pasien sakit
Lesi LMN
• Cornu Anterior Medulla Spinalis
• Tidak ada defisit sensorik
• Tidak ada hilangnya sensasi propriosepsi
• Flaccid Paralisis
• Asimetris

254
GEJALA POLIOMIELITIS
Tipe
Non • Demam, nyeri telan, nyeri kepala, muntah,

Paralisi
lemas, meningitis

s
Tipe • diawali gejala non paralisis, setelah 1
mnggu → arefleks, nyeri otot,

Paralisi hiperestesia, kram otot, kaki terkulai,


paralisis tiba-tiba, kelainan ekstrimitas
bawah (pinggul dan pergelangan kaki)
s Hyperesthesia dan nyeri

255
PENUNJANG Swab Tenggorok

Pemeriksaan Feses

Analisa CSF

Tes netralisasi antibodi


(Sensitif)
256
SOAL
257
1
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa orang tuanya ke UGD RS
karena tiba-tiba tidak bisa berjalan sejak 3 hari yang lalu. Dari anamnesis
diketahui 1 minggu yang lalu pasien demam, disertai batuk, mual,
muntah dan sakit kepala. Riwayat trauma (-). Setelah tidak demam lagi,
pasien tidak bisa berjalan. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan
kekuatan kaki kanan 5 dan kaki kiri 3. Sensibilitas kedua tungkai normal.
Reflex fisiologis kaki kanan normal dan kaki kiri menurun. Apakah
diagnosis pasien di atas?
a.GBS
b.Myelitis Transversa
c.Miastenia Gravis
d.Poliomielitis
e.Acute Flaccid Paralysis

258
1
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa orang tuanya ke UGD RS
karena tiba-tiba tidak bisa berjalan sejak 3 hari yang lalu. Dari anamnesis
diketahui 1 minggu yang lalu pasien demam, disertai batuk, mual,
muntah dan sakit kepala. Riwayat trauma (-). Setelah tidak demam lagi,
pasien tidak bisa berjalan. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan
kekuatan kaki kanan 5 dan kaki kiri 3. Sensibilitas kedua tungkai normal.
Reflex fisiologis kaki kanan normal dan kaki kiri menurun. Apakah
diagnosis pasien di atas?
a.GBS
b.Myelitis Transversa
c.Miastenia Gravis
d.Poliomielitis
e.Acute Flaccid Paralysis

259
D. RABIES
(3B)

260
RABIES
Infeksi akut SSP yang disebabkan virus Rabies terhadap
manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi.

261
STADIUM RABIES

Stadium Stadium Stadium


Stadium paralisis
prodromal sensoris eksitasi
• demam, • nyeri, panas, • tonus otot dan • PARESIS OTOT
aktivitas simpatis . Beberapa
malaise, mual, disertai , hiperhidrosis,
rasa nyeri di kesemutan ditemukan
hipersalivasi,
pasien yang
tenggorokan pada tempat hiperlakrimasi, dan
tidak
pupil dilatasi.
selama bekas luka • Khas: hidrofobia menunjukkan
beberapa hari. • gejala cemas dan fotofobia. gejala eksitasi
dan reaksi Kontraksi otot faring melainkan
berlebihan dan otot pernafasan paresis otot
dapat timbul oleh yang terjadi
terhadap rangsang sensoris :
rangsang secara progresif
meniupkan udara
ke muka penderita. karena
sensoris. gangguan pada
• bisa terjadi apneu,
sianosis, konvulsi, medulla spinalis
takikardia.
262
Kriteria TERSANGKA RABIES

Anjing / hewan yang menggigit terbukti secara lab


positif rabies.

Anjing / hewan yang menggigit mati dalam waktu


10 hari (bukan dibunuh)

Anjing / hewan yang menggigit menghilang /


terbunuh.

Anjing / hewan yang menggigit dengan gejala rabies


(berubah sifat, malas makan, dll).

263
Tatalaksana

1. Isolasi pasien
segera untuk menghindari rangsangan yang bisa menimbulkan spasme otot
ataupun untuk mencegah transmisi
2. Fase awal
luka gigitan harus segera dicuci dengan air sabun (detergen) 5-10 menit
kemudian dibilas dengan air bersih, lakukan debridement dan diberi
desinfektan alkohol 40-70%, tinktura yodii atau larutan ephiran. Jika
terkena selaput lendir seperti mata, hidung atau mulut, cuci kawasan
tersebut dengan air lebih lama; pencegahan dilakukan dengan pembersihan
luka dan vaksinasi.
3. Fase lanjut
tidak ada terapi untuk penderita rabies yang sudah menunjukkan gejala
rabies. Penanganan hanya tindakan suportif berupa penanganan gagal
jantung dan gagal nafas.

264
TATALAKSANA KASUS GIGITAN HEWAN TERSANGKA RABIES

265
• Kulit (garukan atau abrasi), gigitan kecil
(daerah tertutup)

VAR • Lokasi : lengan, badan dan tungkai


• Dosis : Sama untuk semua umur
• Hari 0: 2x suntikan IM; hari 7 dan 21: 1x
suntikan IM

• Mukosa, luka gigitan besar atau dalam,


multipel,

SAR + • Lokasi : muka, kepala, leher , jari tangan


dan jari kaki

VAR
• DOSIS :
• SAR 20 IU/kgBB
• ½ dosis suntikkan infiltrasi sekitar luka,
½ dosis sisa di tempat yang berlainan

266
SOAL
267
1
Seorang perempuan berusia 28 tahun dibawa ke IGD RS oleh keluarga
dengan keluhan pasien mengalami cemas dan berespon berlebih
terhadap cahaya dan air, sehingga pasien hanya mengurung diri di
kamar . Pasien juga dikeluhkan demam selama beberapa hari terakhir .
Riwayat digigit anjing liar di jalan sekitar 2 bulan sebelumnya dan hanya
dilakukan perawatan di rumah. Apakah kemungkinan diagnosis pasien ?
A. Tetanus
B. Rabies
C. Meningitis
D. Gangguan psikosomatis
E. Gangguan cemas menyeluruh

268
1
Seorang perempuan berusia 28 tahun dibawa ke IGD RS oleh keluarga
dengan keluhan pasien mengalami cemas dan berespon berlebih
terhadap cahaya dan air, sehingga pasien hanya mengurung diri di
kamar . Pasien juga dikeluhkan demam selama beberapa hari terakhir .
Riwayat digigit anjing liar di jalan sekitar 2 bulan sebelumnya dan hanya
dilakukan perawatan di rumah. Apakah kemungkinan diagnosis pasien ?
A. Tetanus
B. Rabies
C. Meningitis
D. Gangguan psikosomatis
E. Gangguan cemas menyeluruh

269
2
Seorang laki-laki berusia 30 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan terdapat luka
di kaki kirinya. Pasien mengatakan 1 hari yang lalu kaki kirinya digigit anjing
miliknya sendiri di rumah. Dari hasil pemeriksaan fisik, ditemukan vulnus morsum
dengan jaringan subkutan (-) dan perdarahan aktif (-). Apabila diperlukan pemberian
vaksin anti rabies. Bagaimanakah cara pemberian vaksin yang benar ?
A. A. 0,5 cc SC sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc SC pada hari ke-
7dan hari ke-21
B. 0,5 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada hari ke-7
dan hari ke-21
C. 1 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada hari ke-7
dan hari ke-21
D. 1 cc SC sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada hari ke-7
dan hari ke-21
E. 0,5 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 1, kemudian 0,5 cc IM pada hari ke-2
dan hari ke-21

270
2
Seorang laki-laki berusia 30 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan terdapat
luka di kaki kirinya. Pasien mengatakan 1 hari yang lalu kaki kirinya digigit
anjing miliknya sendiri di rumah. Dari hasil pemeriksaan fisik, ditemukan vulnus
morsum dengan jaringan subkutan (-) dan perdarahan aktif (-). Apabila
diperlukan pemberian vaksin anti rabies. Bagaimanakah cara pemberian vaksin
yang benar ?
A. A. 0,5 cc SC sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc SC pada hari
ke-7dan hari ke-21
B. 0,5 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada hari ke-
7 dan hari ke-21
C. 1 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada hari ke-7
dan hari ke-21
D. 1 cc SC sebanyak dua dosis pada hari 0, kemudian 0,5 cc IM pada hari ke-7
dan hari ke-21
E. 0,5 cc IM sebanyak dua dosis pada hari 1, kemudian 0,5 cc IM pada hari ke-
2 dan hari ke-21

271
9.
NEURODEGENERATI
F

272
DEMENSIA (3A)
● SINDROMA GANGGUAN INTELEGENSI / FUNGSI
KOGNITIF & EMOSIONAL
● Diagnosis:
-Tes Neurpsikologi: MMSE,CDT,ADL,IADL
-Radiologi: CT Scan,MRI

273
Gangguan Kognitif

ADL

Baik Buruk

Dominan gangguan
Demensia Alzheimer
MCI memori

Parkinsonism Demensia Lewy Body

Riw. Gangguan
Vaskuler, defisit Demensia Vaskuler
neurologis fokal
Demensia
Gangguan
Frontotemporal/
mood/prilaku, afasia
Pick’s Disease

274
SCORE MMSE

MMSE SCORE:
25-29:Mild Cognitive Impairment
20-24:Mild Dementia
13-19:Moderate Dementia
≤12:Severe Dementia

275
TERAPI FARMAKOLOGIS
● Cholin esterase Inhibitor
Donepezil
Rivastigmin
● Gangguan Perilaku:
-Depresi:
SSRI
MAO Inhibitor
-Delusi/Halusinasi:
Neuroleptik

276
SOAL
277
1
Seorang laki-laki berusia 68 tahun datang ke klinik diantar oleh
keluarganya dengan keluhan sering lupa untuk melakukan kegiatan
sehari-hari, seperti makan dan memakai pakaian. Keluhan tersebut sudah
dialami sejak 5 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak
10 tahun yang lalu dan tidak rutin kontrol. Pasien juga memiliki riwayat
stroke 4 tahun yang lalu. Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Demensia alzheimer
B. Pick’s disease
C. Demensia with lewy bodies
D. Demensia vascular
E. Mild demensia

278
1
Seorang laki-laki berusia 68 tahun datang ke klinik diantar oleh
keluarganya dengan keluhan sering lupa untuk melakukan kegiatan
sehari-hari, seperti makan dan memakai pakaian. Keluhan tersebut sudah
dialami sejak 5 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak
10 tahun yang lalu dan tidak rutin kontrol. Pasien juga memiliki riwayat
stroke 4 tahun yang lalu. Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Demensia alzheimer
B. Pick’s disease
C. Demensia with lewy bodies
D. Demensia vascular
E. Mild demensia

279
2
Seorang laki-laki berusia 83 tahun dibawa oleh keluarganya ke poli
syaraf rumah sakit dengan keluhan sering merasa gelisah sejak kurang
lebih 9 bulan terakhir . Pasien juga sering lupa makan (baru saja makan
tetapi minta makan lagi). Terkadang dia sudah tidak mengenali anak
kesayangannya atau salah menyebut nama anaknya. Menurut
keluarganya kadang pasien tampak mengurung diri dan menjadi pendiam
akan tetapi diwaktu yang lain kadang merasa sangat senang dan sering
mondarmandir. TD : 120/70 mmHg, N : 84x/m, P : 18x/m, pemeriksaan
fisik dbn. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
A. Demensia Fronto temporal
B. Demensia Alzhaimer
C. Demensia vaskular
D. Amnesia
E. MCI

280
2
Seorang laki-laki berusia 83 tahun dibawa oleh keluarganya ke poli
syaraf rumah sakit dengan keluhan sering merasa gelisah sejak kurang
lebih 9 bulan terakhir . Pasien juga sering lupa makan (baru saja makan
tetapi minta makan lagi). Terkadang dia sudah tidak mengenali anak
kesayangannya atau salah menyebut nama anaknya. Menurut
keluarganya kadang pasien tampak mengurung diri dan menjadi pendiam
akan tetapi diwaktu yang lain kadang merasa sangat senang dan sering
mondarmandir. TD : 120/70 mmHg, N : 84x/m, P : 18x/m, pemeriksaan
fisik dbn. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
A. Demensia Fronto temporal
B. Demensia Alzhaimer
C. Demensia vaskular
D. Amnesia
E. MCI

281
3
Seorang perempuan berusia 78 tahun datang ke rumah sakit mengeluh
beberapa bulan terakhir pasien sering tampak bingung jika menuju pasar
(tempat yang biasanya pasien kunjungi). Selain itu keluarga merasa
bahwa pasien sering salah menyebut nama anaknya dan butuh waktu
lama untuk melakukan sesuatu. Keluhan ini muncul sejak 6 bulan
belakangan ini. Setelah konsultasi ke dokter akhirnya Ny . Rini
didiagnosis demensia Alzheimer . Apakah Gold standar pemeriksaan
untuk pasien di atas?
A. CT-Scan
B. PA
C. MRI
D. Lumbal pungsi
E. EEG

282
3
Seorang perempuan berusia 78 tahun datang ke rumah sakit mengeluh
beberapa bulan terakhir pasien sering tampak bingung jika menuju pasar
(tempat yang biasanya pasien kunjungi). Selain itu keluarga merasa
bahwa pasien sering salah menyebut nama anaknya dan butuh waktu
lama untuk melakukan sesuatu. Keluhan ini muncul sejak 6 bulan
belakangan ini. Setelah konsultasi ke dokter akhirnya Ny . Rini
didiagnosis demensia Alzheimer . Apakah Gold standar pemeriksaan
untuk pasien di atas?
A. CT-Scan
B. PA
C. MRI
D. Lumbal pungsi
E. EEG

283
TAMBAHAN

284
Spinal Cord Injury/
Trauma Medula
Spinalis (SKDI 2)

285
Spinal Cord Injury/ Trauma Medula Spinalis (SKDI 2)

1 sisi 286
Spinal Cord Injury/ Trauma Medula Spinalis (SKDI 2)

287
Sindroma Kauda Equina (SKDI 2)

288
289
SOAL
290
1
Seorang laki-laki berusia 35 tahun, datang dengan keluhan kelemahan gerak pada kedua
tungkai sejak 5 jam yang lalu setelah jatuh dari pohon. Pasien juga mengeluh tidak terasa
dengan rangsangan nyeri dan suhu dari ujung kaki sampai setinggi umbilicus. TTV stabil.
Pemeriksaan neurologi : hipoestesi dari
umbilicus hingga ujung kaki. Kekuatan motorik tungkai bawah 2222/2222.
Tonus otot meningkat, Refleks fisiologis meningkat, Refleks patologis +/+.
Apakah jenis kelainan dari kasus diatas ?
A. Posterior Cord Syndrome
B. Brown Sequard Syndrome
C. Central Cord Syndrome
D. Anterior Cord Syndrome
E. Sindrom Transeksi Medulla Spinalis Total

291
1
Seorang laki-laki berusia 35 tahun, datang dengan keluhan kelemahan gerak pada kedua
tungkai sejak 5 jam yang lalu setelah jatuh dari pohon. Pasien juga mengeluh tidak terasa
dengan rangsangan nyeri dan suhu dari ujung kaki sampai setinggi umbilicus. TTV stabil.
Pemeriksaan neurologi : hipoestesi dari
umbilicus hingga ujung kaki. Kekuatan motorik tungkai bawah 2222/2222.
Tonus otot meningkat, Refleks fisiologis meningkat, Refleks patologis +/+.
Apakah jenis kelainan dari kasus diatas ?
A. Posterior Cord Syndrome
B. Brown Sequard Syndrome
C. Central Cord Syndrome
D. Anterior Cord Syndrome
E. Sindrom Transeksi Medulla Spinalis Total

292
Tarsal Tunnel
Syndrome (SKDI
3A)

293
Tarsal Tunnel Syndrome
● Tarsal tunnel terletak di bagian dalam pergelangan kaki, dan
dibentuk oleh tulang pergelangan kaki dan pita ligamen yang
membentang di sepanjang kaki.
● Tarsal Tunnel Syndrome(TTS) disebabkan oleh kompresi saraf
tibialis posterior saat melalui terowongan tarsal.

294
Gejala:
● Nyeri (kadang-kadang terbakar dan kesemutan)
biasanya retromalleolar dan kadang-kadang di
tumit plantar medial dan dapat meluas sepanjang
permukaan plantar sampai ke jari-jari kaki.
● rasa sakitnya lebih parah saat berdiri dan berjalan
lama

295
Diagnosis:
Tinnel sign: perkusi pada saraf tibialis posterior di
bawah malleolus medial di tempat kompresi (tarsal
tunnel) dapat menyebabkan nyeri atau kesemutan
pada distribusi saraf

296
1
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke praktek dokter datang
dengan keluhan nyeri seperti rasa terbakar dan kebas pada pergelangan
kaki kanan menjalar ke telapak kaki hingga ujung jari kaki. Pasien
bekerja sebagai penjahit. Nyeri berkurang bila beristirahat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan saat perkusi posterior maleolus medialis
terdapat penjalaran nyeri ke jari-jari dan telapak kaki. pemeriksaan
motorik kaki kanan dalam batas normal, riwayat DM tidak terkontrol
sejak 10 tahun yang lalu. Apakah diagnosis yang paling mungkin untuk
kasus di atas ?
A. DM Neuropati
B. Tarsal tunnel syndrome
C. Radiculopathy L5-S1
D. Compartment syndrome
E. Ruptur tendon achilles

297
2
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke praktek dokter datang
dengan keluhan nyeri seperti rasa terbakar dan kebas pada pergelangan
kaki kanan menjalar ke telapak kaki hingga ujung jari kaki. Pasien
bekerja sebagai penjahit. Nyeri berkurang bila beristirahat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan saat perkusi posterior maleolus medialis
terdapat penjalaran nyeri ke jari-jari dan telapak kaki. pemeriksaan
motorik kaki kanan dalam batas normal, riwayat DM tidak terkontrol
sejak 10 tahun yang lalu. Apakah diagnosis yang paling mungkin untuk
kasus di atas ?
A. DM Neuropati
B. Tarsal tunnel syndrome
C. Radiculopathy L5-S1
D. Compartment syndrome
E. Ruptur tendon achilles

298
299

Anda mungkin juga menyukai