Anda di halaman 1dari 5

KETIKA SELOKAN MENJADI TEMPAT SAMPAH

DI SUSUN OLEH:

NAMA : APRILLIA NURHAYATI


STAMBUK : P 101 19 167
KELAS :E
TUGAS : KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMUKIMAN

ROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
Ketika Selokan Menjadi Tempat Sampah

Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan saya rasa masih sangat


kurang. Kedisiplinan dalam membuang sampah harusnya selalu diterapkan. Jika
kita sedang berada di luar dan memang tidak ada tong sampah, sebaiknya kita
bawa terlebih dahulu sampah tersebut sampai kita menemukan tempat sampah.
Namun, realitasnya banyak yang membuang sampah sembarangan, baik di jalan
maupun di saluran air. Sifat manusia memang serakah dengan merampas hak air
mengalir di jalannya. Segala yang tidak digunakan dibuang begitu saja ke selokan.
Selokan bukanlah tempat sampah, melainkan tempat mengalirnya air. Jika
saluran air tersebut banyak digenangi sampah maka air tidak dapat mengalir
dengan lancar. Bukan hanya sampah yang dibuang ke saluran air, limbah rumah
tangga dan limbah lainnya juga kerap kali dibuang begitu saja ke selokan. Hal ini
dapat menciptakan sedimentasi di dasar saluran air, akibatnya terjadi
pendangkalan pada saluran air tersebut.
Kemana air selokan ini mengalir? ke sungai, ke laut, atau ke pembuangan
yang lain? kalau air selokan mengalir ke sungai dan nantinya ke laut, berapa
jumlah air selokan yang akan mengotori sungai dan laut kita. Kalau air ini
mengalir ke suatu pembuangan, apakah pembuangan ini dikelola oleh pemerintah
kota? jika air limbah kita buang ke selokan tentu saja akan berkontribusi pada
pencemaran lingkungan. Bayangkan masa depan lingkungan kita seperti apa jika
pembuangan limbah rumah tangga kita mengalir ke sungai. Berapa juta liter tiap
harinya selokan mengaliri air kotor ke sungai? limbah adalah buangan yang
dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah
tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan
dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari
berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah dari kakus, atau yang
biasa disebut dengan limbah hitam (black water) sebaiknya jangan dibuang ke
selokan. Sebaiknya kita menggunakan septic tank untuk membuang limbah hitam
yang dibuang oleh setiap rumah. Limbah hitam sama berbahayanya, jika melebihi
batas, limbah hitam dapat mengandung komponen berbahaya seperti mikroba,
bakteri, dan kuman-kuman.
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan
debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat
beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3). Limbah jenis B3 sangat berbahaya karena dapat
menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan,
kulit atau mulut. Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung
bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung
maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau
membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah
bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak,
sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan
penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila
memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-
lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Contoh Negara Jerman dalam tatakotanya, mereka telah membuat sistem
pembuangan limbah rumah tangga secara terpadu, dimana semua limbah rumah
tangga, baik limbah air cuci, dapur, mandi, dan BAB terkumpul dan terkelola
dengan baik. Bahkan air kotor ini bisa dijadikan air bersih kembali dan mengalir
kembali ke rumah-rumah penduduk. Sungai-sungai yang mengalir di kota Jerman
pun nampak sangat bersih, dan bahkan sungai seperti Rhein dapat digunakan
untuk transportasi kapal-kapal besar lintas negara. Jika saluran pembuangan air
sudah dipenuhi sampah dan limbah, maka hal tersebut dapat berujung dengan
penyebaran berbagai macam penyakit. Selain itu, jika dimusim penghujan tiba,
saluran yang tersumbat akan menimbulkan musibah banjir yang dapat merugikan
warga sekitar. Saluran air yang kotornya juga menimbulkan bau yang tidak sedap.
Kita semua tahu bahwa kemampuan pemerintah untuk menjaga ribuan
kilometer selokan yang ada sangatlah terbatas, dan sudah seharusnya kita menjaga
selokan yang ada di depan rumah kita sendiri. Coba jika setiap orang merasa
peduli terhadap selokan di depan rumahnya, maka bisa kita bayangkan pasti tidak
ada selokan yang tersumbat dan penuh sampah, sehingga air hujan yang jatuh bisa
mengalir ke dalam selokan dengan lancar dan tidak mungkin ada air yang
tergenang di jalan.
Warga seharusnya sadar dan tergerak untuk menangani masalah ini.
Apakah mereka tidak khawatir jika nantinya selokan tersebut menjadi tersumbat
dan menimbulkan banyak penyakit berbahaya? Mereka seharusnya dapat menjaga
selokan tersebut bukan malah menjadikannya sebagai tempat sampah praktis. Ada
cara mudah untuk menjaga kebersihan selokan yaitu dengan:
1. Tidak membuang limbah rumah tangga langsung ke saluran pembuangan air.
Selain dapat menyebabkan air terkontaminasi, saluran yang tersumbat sampah
juga berakibat pada meluapnya air atau banjir.
2. Tidak membuang limbah kimia ke lubang saluran air karena dapat merusak
ekosistem sungai dan mencemari air.
3. Mengubur limbah hewan peliharaan. Limbah hewan peliharaan cukup
berbahaya jika masuk ke dalam selokan. Karena mereka berkontribusi besar
terhadap pertumbuhan parasit, bakteri dan virus di dalam air.
4. Tidak membuang sesuatu ke sungai atau benda lainnya di dekat aliran air.
Atau puing-puing taman seperti daun, cabang dan potongan rumput dengan
jumlah yang berlebih cukup berbahaya bagi saluran air kita.
5. Menjaga dan melindungi tepian saluran air. Membiarkan vegetasi asli untuk
tumbuh bebas dalam jarak 10-kaki sepanjang tepi sungai untuk mengurangi
erosi dan membantu menyaring polutan.
6. Pengerukan selokan air secara berkala. Tujuannya, agar selokan air tidak
terjadi pendangkalan akibat lumpur yang mengendap. 
Kesehatan di mulai dari lingkungan kita. Karena kebersihan lingkungan
merupakan syarat hidup sehat. Selain itu lingkungan yang bersih juga
mencerminkan pribadi yang bersih dan membuat citra positif bagi diri kita. Kita
pasti mengenal slogan “kebersihan sebagian dari iman” atau “kebersihan pangkal
kesehatan”. Namun, pada kenyataannya kita masih melihat dan merasakan tidak
nyaman akibat lingkungan kotor dan sampah-sampah yang bersebaran.
Lingkungan yang bersih memang sulit untuk diterapkan apabila tidak adanya rasa
kesadaran dari setiap individunya. Kebersihan lingkungan merupakan tanggung
jawab semua orang. Biasakan untuk hidup sehat dimulai dari kebersihan di
sekitar, karena budaya bersih dan sehat akan mendatangkan banyak keuntungan
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Anda mungkin juga menyukai