Anda di halaman 1dari 3

Digelitik Risiko Politik

Selasa 22 Juli 2014 17:41:22

Dalam situasi pemilihan umum, seperti di Indonesia sekarang ini, wajar saja bila ada negara dan
perusahaan yang menunda kerjasama diplomatik atau kerjasama bidang ekonomi, seperti
investasi dan penanaman modalnya. Mereka cenderung menghindari risi

Dalam situasi pemilihan umum, seperti di Indonesia sekarang ini, wajar saja bila ada negara dan
perusahaan yang menunda kerjasama diplomatik atau kerjasama bidang ekonomi, seperti
investasi dan penanaman modalnya. Mereka cenderung menghindari risiko politik yang mungkin
terjadi karena menganggap situasi demikian penuh dengan risiko ketidakpastian, kerawanan
keamanan, konflik dan gesekan massa pendukung capres tertentu. Risiko politik adalah kerugian
yang diderita oleh suatu negara, industri, perusahaan, atau investor yang disebabkan karena
terjadinya faktor risiko seperti perubahan situasi politik dan keputusan strategis suatu negara
yang terkait dengan faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Terdapat dua tingkatan risiko politik, yaitu risiko politik mikro dan makro. Risiko politik mikro
hanya terjadi dan terfokus pada risiko suatu industri, perusahaan, investasi, atau proyek tertentu
saja. Risiko ini merupakan bagian dari risiko operasional dari perubahan lingkungan bisnis
mereka. Manajemen risiko politik mikro lebih sederhana daripada manajemen risiko politik
makro. Risiko politik mikro dapat dikendalikan dengan cara mengubah dan mengalihkan
investasi ke tempat dan bentuk lain, atau mencari mitra kerja lokal yang menguasai peraturan
dan kebijakan, serta lingkungan setempat. Bila industri tertentu yang terkena risiko politik mikro,
alternatif yang tersedia adalah mencari industri dengan tingkat risiko politik yang dapat diterima.
Bila perusahaan tetap masih terekspos risiko politik yang tinggi, maka membeli polis asuransi
risiko politik adalah solusinya, guna mengurangi tingkat kerugian. Risiko politik makro lebih
sulit dikendalikan dan dimitigasi, karena bila negara tujuan investasi tertimpa kejadian politik
yang ekstrem (seperti aksi terorisme, atau pergantian kepemimpinan nasional yang mengubah
kebijakan politik luar negeri) maka kejadian-kejadian tersebut hanya menyisakan investor dan
pemodal dengan strategi keluar (exit strategy) yang terbatas. Risiko politik makro nyaris
memiliki dampak yang sama terhadap seluruh pelaku/organisasi di suatu negara. Selain
mencakup country risk, risiko politik makro juga bersumber dari akumulasi dan gabungan
kejadian politik di tingkat lokal, nasional, dan kawasan yang saling terkait. Kejadian politik di
tingkat lokal dapat pula merembet dan mempengaruhi pemangku kepentingan di tingkat makro.

Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko politik dimulai dengan identifikasi risiko, kemudian pengukuran risiko,
mitigasi risiko dan akhirnya secara menyeluruh dilakukan pengendalian risiko. Pada identifikasi
risiko, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyusun taksonomi jenis-jenis risiko
politik dan faktor risiko yang berdampak pada perusahaan. Sehingga diperoleh peta risiko yang
signifikan mempengaruhi perusahaan, baik pengaruh negatif maupun positif yang membuka
peluang perusahaan memperoleh keuntungan (return). Hasil identifikasi risiko harus mampu
menjawab bagaimana faktor risiko dapat mempengaruhi pencapaian tujuan dan target
perusahaan. Langkah pengukuran risiko dilakukan dengan menggunakan analisis berbagai
skenario risiko politik, yang jenis dan faktor risikonya berasal dari hasil identifikasi dan
pemetaan risiko. Setiap skenario diuji dan dilakukan simulasi berapa besarnya dampak kerugian
bisnis yang diderita pada setiap skenario. Penilaian dan pengukuran dilakukan secara kuantitatif
dan kualitatif. Metode sederhana yang lazim digunakan adalah analisis arus kas yang dihitung
nilai saat ini (net present value). Hasil analisis digunakan untuk menetapkan toleransi risiko
perusahaan. Kemudian, bila identifikasi dan pengukuran risiko telah dilakukan, perusahaan
melanjutkan dengan proses pengendalian risiko, berupa sistem yang efektif untuk mengeksekusi
manajemen risiko politik secara aktif. Tahap pertama adalah pencocokan metode manajemen
risiko potensial dengan risiko-risiko prioritas yang telah diidentifikasi perusahaan. Seperti kita
ketahui bahwa prioritas penanganan risiko dilakukan berdasarkan pada peluang terjadinya risiko
(frekuensinya rendah atau tinggi) dan dampak kerugian terjadinya risiko (kecil atau besar).
Tahapan selanjutnya, penetapan tindak lanjut proses manajemen risiko yang berupa mitigasi
risiko yang telah teridentifikasi dan terukur. Berbagai program mitigasi risiko yang dihasilkan
adalah berupa tindak lanjut identifikasi risiko dan pengukuran risiko. Dimulai dengan yang
paling sederhana dan dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri, yaitu pertama program
penanganan risiko politik secara ad-hoc. Program mitigasi risiko ini dibuat bila perusahaan telah
terlanjur menanamkan investasinya di suatu negara, padahal kebijakan pemerintah host country
berubah secara drastis. Manajemen perlu menyiapkan strategi cut loss dan exit strategy yang
tepat, karena opsi yang tersedia dalam situasi ini tidak banyak. Kedua, program diversifikasi
risiko politik mengacu pada filosofi manajemen risiko bahwa “jangan menaruh seluruh telur
anda pada satu keranjang”, tepat digunakan untuk melakukan diversifikasi risiko politik. Setiap
negara memiliki profil risiko politik yang unik dengan peluang keuntungan (return) tertentu.
Sebagai contoh, negara berkembang dengan praktik demokrasi dan kompetensi berpolitik yang
masih rendah (country risk yang tinggi), memiliki profil risiko politik yang tinggi. Namun
demikian, negara dengan risiko politik tinggi tidak jarang memiliki profil struktur biaya investasi
yang lebih murah. Misalnya biaya buruh dan tenaga kerja, sumberdaya alam yang melimpah,
perizinan yang mudah. Oleh karena itu, analisis kelayakan investasi, lengkap dengan stress test
dan simulasi opsi strategic business unit untuk setiap negara tujuan investasi menjadi suatu
keharusan. Ketiga, pembelian polis asuransi risiko politik guna mentransfer risiko politik
perusahaan kepada pihak asuransi dan reasuransi yang handal, serta berpengalaman menjamin
kerugian jenis risiko politik yang teridentifikasi memiliki frekuensi kejadian yang jarang namun
dengan dampak kerugian yang sangat tinggi. Perlindungan yang diberikan berupa penggantian
fasilitas, infrastruktur dan komponen neraca perusahaan yang dipilih, ketika risiko politik benar-
benar terjadi.

ERM

Risiko politik sangat terkait dengan risiko-risiko lainnya, terutama risiko bisnis, hukum, reputasi,
dan risiko stratejik, sehingga para ahli menyarankan agar manajemen risiko politik diintegrasikan
dalam sistem pengendalian risiko perusahan yang terpadu (Enterprise Risk Management/ERM).
Tujuannya agar seluruh dampak risiko dapat diantisipasi dengan baik. Selain itu bertujuan agar
limit risiko dapat ditetapkan dengan tepat sehingga tidak ada risiko prioritas yang tertinggal dan
tidak ada pula risiko yang dihitung ganda. Juga agar dapat menghemat premi asuransi, karena
polis yang diterbitkan oleh asuradur menjamin jenis risiko yang lebih tepat (risk-based
coverage). Tujuan selanjutnya, khusus buat perusahaan yang baru mulai (start up company), agar
bisa tetap beroperasi di lokasi dengan risiko politik yang signifikan, karena telah memiliki
mitigan yang tepat. Dengan menetapkan kerangka manajemen risiko politik yang sistematis,
menyeluruh, terpadu dalam ERM, perusahaan diharapkan memperoleh kepercayaan pasar yang
lebih baik. Manajemen risiko politik yang tepat dan yang diintegrasikan ke dalam ERM
membuka peluang suatu negara atau perusahaan meraih berbagai manfaat. Antara lain proses
pengambilan keputusan yang lebih efektif, proteksi nilai investasi, peningkatan kinerja keuangan
dan non-keuangan sesuai yang ditargetkan sehingga nilai perusahaan pun akan meningkat.
Akhirnya, kita bisa mengambil analogi hasil penelitian “penerapan tata kelola yang baik” dengan
“penerapan manajemen risiko yang baik”. Perusahaan yang menerapkan Good Corporate
Governance (GCG) yang konsisten, terbukti memperoleh nilai saham yang lebih baik (premium),
walau pun kinerja keuangan mereka hampir sama. Dengan demikian penerapan manajemen
risiko politik yang tepat dapat menjadi faktor pembeda antara perusahaan satu dengan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai