Anda di halaman 1dari 2

Essay singkat mengenai :

1. Globalisasi dan Perspektif Transkultural dalam Keperawatan

2. Diversity dalam masyarakat

Arus globalisasi menjadikan hampir semua belahan dunia terbuka untuk arus migrasi. Banyak
Negara yang membuka diri terhadap migrasi dengan tujuan yang bermanfaat namun tidak
sedikit juga Negara yang menutup diri karena memandang perbedaan budaya sebagai ancaman
terhadap identitas nasional dan menggeser kebudayaan lokal. Migrasi menyebabkan terjadinya
multicultural variasi disetiap wilayah karena yang berpindah bukan hanya penduduknya saja
tetapi variasi yang terdapat di dalam diri penduduk tersebut juga ikut berpindah. Tantangan
terkait sumber daya manusia dalam bidang kesehatan pun semakin banyak muncul.

Keragaman masyarakat memberikan pengaruh terhadap penatalaksanaan pelayanan kesehatan


dan membuktikan bahwa banyak anggota masyarakat yang tidak memperoleh pelayanan
kesehatan yang menyentuh budaya.

Keperawatan transkultural adalah praktek keperawatan yang difokuskan pada perbedaan dan
persamaan antar budaya sehubungan dengan perawatan manusia, kesehatan, dan penyakit
berdasarkan nilai-nilai budaya dan keyakinan. Peran perawat dalam hal ini adalah menjembatani
sistem keperawatan pada masyarakat awam dengan sistem keperawatan profesional melalui
asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Dengan adanya globalisasi menyebabkan
adanya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan. Oleh sebab itu perawat dituntut
untuk mampu membuat keputusan dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan budaya dan
latar belakang klien.

Di era globalisasi seperti ini ketika satu Negara dengan Negara lain di dunia seolah tidak ada
batasaan lagi dan antar bangsa di dunia saling membutuhkan dan saling bergantung, maka
diversity menjadi satu hal yang tidak bisa dipisahkan. Diversity atau keanekaragaman seringkali
juga disebut dengan istilah perbedaan. Diversity/keanekaragaman sebagai suatu perbedaan-
perbedaan yang ada pada individu-individu yang berada dalam suatu kelompok atau organisasi.
Diversity dalam kesuku bangsaan akan selalu hadir dalam konteks masyarakat yang bermacam
kultural dan kelompok etnik. Dengan adanya keragaman ini dalam suatu kelompok, tentu akan
terjadi kontak dan interaksi dengan latar belakang budaya yang berbeda, sehingga besar
kemungkinan terjadinya miskomunikasi dan bahkan konflik antar individu atau antar kelompok
budaya di masyarakat. Perawat di tuntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan keragaman karena
setiap pasien memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Diversity pada hakikatnya memiliki sistem nilai-nilai sosial budaya yang kemudian dapat
ditransformasikan dalam berbagai kehidupan di masyarakat. Keragaman berkaitan dengan
perbedaan sifat dan kondisi masing-masing individu dalam masyarakat. Dimanapun kita berada,
pada saat ini kita akan selalu berhubungan dan bekerjasama dengan orang-orang yang berbeda
dengan kita dari banyak sisi. Oleh karena itu, kita harus mampu mengontrol keanekaragaman
secara efektif dan efisien agar perbedaan yang ada tidak memunculkan pertentangan ataupun
konflik yang merusak bagi masyarakat

Referensi :

1. Warastiko, R., Widiyarti, S.H. (2016). Rancangan Bangunan dan Validasi Lembar Kaji
Identitas Profesional Perawat Islam Indonesia. Jurnal Skolastik Keperawatan. 2(2), 2443-
0935
2. Riyadi, I. (2019). Manajemen Diversity dan Kesetaraan dalam Lembaga Pendidikan
Islam : Suatu analisis Realitas Sosial. Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial
Kemanusiaan, 10(2), 231-247
3. Ninik, MC., Rejeki, S. (2011). Diversitas Kultural dan Pengelolaan Konflik Dalam
Sebuah Organisasi Bisnis Multinasional. Jurnal komunikasi, 1(2)
4. Warsito, R. (2010). Pendidikan Multikultural. Jurnal Tribakti. 21(1)
5. Noermijati. (2009). Pentingnya Memanage Keanekaragam/Diversity dalam Organisasi di
Era Global. Jurnal Aplikasi Manajemen. 7(3).

Anda mungkin juga menyukai