Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Patient safety (keselamatan pasien) menurut penjelasan UU Kesehatan pasal 43 no. 36


tahun 2009, adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan pasien
yang lebih aman. Termasuk didalamnya asesmen resiko, identifikasi dan manajemen
resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir
timbulnya resiko.

Menurut peraturan menteri kesehatan (Permenkes) pasal 8, dalam kategori keselamatan


pasien, setiap rumah sakit diwajibkan untuk mengupayakan pemenuhan sasaran
keselamatan pasien yang sekarang ini juga menjadi salah satu penilaian akreditasi
internasional (international patient safety goals) yang meliputi:
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien operasi
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien jatuh

Dalam mewujudkan pencapaian sasaran no.5 yaitu pengurangan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan atau yang dikenal sebagai infeksi nosokomial, maka kami sebagai
mahasiswa program profesi keperawatan universitas muhammadiyah Jakarta akan
melaksanakan kegiatan yang berbentuk sharing kepada perawat ruangan tentang
pencegahan infeksi nosokomial. Pada kegiatan ini, kelompok memfokuskan pada
pencegahan infeksi nosokomial akibat infus yang disebut phlebitis. Pencegahan phlebitis
yang kelompok ambil, dikhususkan pada kejadian phlebitis pada anak.

Menurut data yang kelompok dapat dari PPI RSIJ Cempaka Putih, presentase kejadian
phlebitis pada anak pada tahun 2014 sebesar 0,04% atau 1 kejadian phlebitis dari 2130
pasien yang dilakukan pemasangan infus. Kejadian phlebitis tersebut, terdapat di ruang
Melati RSIJ Cempaka Putih pada bulan November 2014. Sedangkan pada tahun 2015 ini,
tidak terdapat kasus phlebitis pada anak di RSIJ Cempaka Putih. Alasan tersebut
membuat kelompok tertarik untuk melakukan program kreativitas mahasiswa profesi
keperawatan berupa pengenalan cara pencegahan phlebitis di ruang perawatan anak
Melati RSIJ Cempaka Putih.

B. Tujuan
Tujuan kegiatan kreativitas mahasiswa ini adalah untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial berupa phlebitis pada anak di ruang Melati RSIJ Cempaka Putih Jakarta
Pusat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Plebitis
Plebitis adalah daerah bengkak, kemerahan, panas dan nyeri pada kulit sekitar tempat
kateter intravascular dipasang. Jika phlebitis disertai dengan tanda-tanda infeksi lain
seperti demam dan pus yang keluar dari tempat tusukan, ini digolongkan sebagai infeksi
klinis bagian luar (tjien, dkk, 2004)
Sejalan dengan pendapat diatas, INC (infusion nurses society) mendefinisikan phlebitis
merupakan inflamasi pada tunika intima pembuluh darah vena, yang sering dilaporkan
sebagai komplikasi pemberian terapi infus (INS, 2006).

B. Faktor penyebab phlebitis


Menurut (Darmawan, 2008)
1. Faktor kimia
Kejadian phlebitis ini dihubungkan dengan bentuk respon yang terjadi pada tunika
intima vena dengan bahan kimia yang menyebabkan reaksi peradangan seperti jenis
cairan yang diberikan atau bahan material kateter yang digunakan. Terdapat 3 jenis
cairan infuse yaitu isotonik yang memiliki osmolalitas total sebesar 280-310 mOsm/L,
cairan hipotonik yang memiliki osmolalitas kurang dari isotonic, dan hipertonik yang
memiliki osmolalitas lebih dari isotonik. Pemberian cairan hiperosmolar, terlebih
dengan tetsan cepat dapat merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan
phlebitis. Penggunaan bahan kateter juga berperan pada kejadian phlebitis. Bahan
kateter yang terbuat dari polivinil klorida atau polietelin mempunyai resiko terjadi
phlebitis lebih besar dibanding bahan yang terbuat dari silikon atau poliuretan (INS,
2006).
2. Faktor mekanis
Phlebitis mekanik sering dihubungkan dengan pemasangan atau penempatan kateter
intravena. Penempatan kateter pada area fleksi lebih sering menimbulkan kejadian
phlebitis, karena pada saat ekstremitas digerakkan, kateter yang terpasang ikut
bergerak dan menyebabkan trauma pada dinding pembuluh darah (the centers for
disease control and prevention, 2002).
3. Faktor infeksius
Phlebitis infeksius adalah peradangan vena yang disebabkan oleh agen infeksi seperti
bakteri. Faktor-faktor yang berperan dalam phlebitis infeksius ini meliputi:
a. Teknik cuci tangan yang tidak baik
b. Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak. Pembungkus yang robek sehingga
mengundang bakteri
c. Teknik aseptic yang tidak baik
d. Teknik pemasangan kanula yang tidak baik
e. Kateter dipasang terlalu lama
f. Tempat suntik jarang diinspeksi visual

C. Pencegahan phlebitis
1. Gunakan teknik cuci tangan yang benar
2. Gunakan teknik aseptik, perawatan daerah infus serta antisepsis kulit dapat dengan
alkohol 70%. Stopcock (yang digunakan untuk penyuntikan obat atau bolus)
merupakan jalan masuk kuman yang potensial ke dalam tubuh
3. Rotasi kateter. the centers for disease control and prevention menganjurkan
penggantian kateter setiap 72-96 jam untuk membatasi potensi infeksi.
4. Aseptic dressing, dianjurkan aseptic dressing untuk mencegah phlebitis. Kasa steril
diganti setiap 24 jam.
5. Laju cairan
Osmolaritas cairan yang diberikan boleh mencapai 1000mOsm/L jika durasi hanya
beberapa jam. Durasi sebaiknya kurang dari tiga jam untuk mengurangi waktu kontak
campuran yang iritatif dengan dinding vena.
6. VIP Score
Lakukan scoring untuk menentukan derajat phlebitis dengan Visual Infusion Plebitis
(VIP) Score yang dikembangkan oleh Andrew Jackson. VIP Score adalah media yang
digunakan dalam menentukan klasifikasi phlebitis. VIP score terdiri dari 6 stage
dengan masing-masing klasifikasi gejala yang timbul. Pada score 4 dan 5, pengobatan
yang dilakukan dapat berkolaborasi untuk pemberian krim atau gel anti-inflamasi,
antibiotik dan analgetik (Reis et al, 2009).
BAB III
RENCANA IMPLEMENTASI
1. Tempat dan Waktu
a. Tempat
Kegiatan kreativitas mahasiswa ini dilaksanakan di ruang Melati Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka Putih.
b. Waktu
Hari/tanggal : Rabu, 6 Mei 2015
Pukul : 13.00 – 14.00 WIB
2. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah perawat di ruang Melati Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih.
3. Bentuk Kegiatan
bentuk kegiatan berupa presentasi dan diskusi tentang pencegahan phlebitis pada anak
dengan media power point, lembar VIP (visual infusion phlebitis) Score dan lembar
patient safety check yang dibuat oleh kelompok.
4. Metode
Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah:
 Ceramah
 Diskusi
 Demonstrasi
5. Evaluasi
Evaluasi yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan kreativitas ini yaitu:
 Evaluasi awal tentang materi yang akan diberikan
 Evaluasi akhir : menanyakan tentang materi yang sudah diberikan dan
memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendemonstrasikan ulang hal-
hal yang telah dipaparkan.

BAB IV
PENUTUP

Demikianlah proposal kegiatan kreativitas keperawatan anak yang dilakukan dalam


bentuk pendidikan kesehatan pencegahan plebitis dengan menggunakan power point
sebagai salah satu alat bantu kegiatan. Semoga penkes yang kami berikan dapat
bermanfaat baik bagi perawat, pasien dan keluarga maupun rumah sakit sebagai tempat
pelayanan, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan itu
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Darmawan. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.

Infution Nurses Society. 2006. Infusion Nursing Standards Of Practice Hagerstown, MD : JP

Lippincott.

Reis et al. 2009. Pharmacological Interventions To Terat Phlebitis, Systematic Review.

Journal Of Infusion Nursing : 32 : 2, 74-79.

The Centers For Disease Control And Prevention. 2002. Guidelines For The Prevention Of

Intravascular Catheter-Related Infections. Morbidity And Mortality Weekly Report,

51, RR-10.

Tietjen, Linda, dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Dengan

Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai