PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mewujudkan pencapaian sasaran no.5 yaitu pengurangan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan atau yang dikenal sebagai infeksi nosokomial, maka kami sebagai
mahasiswa program profesi keperawatan universitas muhammadiyah Jakarta akan
melaksanakan kegiatan yang berbentuk sharing kepada perawat ruangan tentang
pencegahan infeksi nosokomial. Pada kegiatan ini, kelompok memfokuskan pada
pencegahan infeksi nosokomial akibat infus yang disebut phlebitis. Pencegahan phlebitis
yang kelompok ambil, dikhususkan pada kejadian phlebitis pada anak.
Menurut data yang kelompok dapat dari PPI RSIJ Cempaka Putih, presentase kejadian
phlebitis pada anak pada tahun 2014 sebesar 0,04% atau 1 kejadian phlebitis dari 2130
pasien yang dilakukan pemasangan infus. Kejadian phlebitis tersebut, terdapat di ruang
Melati RSIJ Cempaka Putih pada bulan November 2014. Sedangkan pada tahun 2015 ini,
tidak terdapat kasus phlebitis pada anak di RSIJ Cempaka Putih. Alasan tersebut
membuat kelompok tertarik untuk melakukan program kreativitas mahasiswa profesi
keperawatan berupa pengenalan cara pencegahan phlebitis di ruang perawatan anak
Melati RSIJ Cempaka Putih.
B. Tujuan
Tujuan kegiatan kreativitas mahasiswa ini adalah untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial berupa phlebitis pada anak di ruang Melati RSIJ Cempaka Putih Jakarta
Pusat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Plebitis
Plebitis adalah daerah bengkak, kemerahan, panas dan nyeri pada kulit sekitar tempat
kateter intravascular dipasang. Jika phlebitis disertai dengan tanda-tanda infeksi lain
seperti demam dan pus yang keluar dari tempat tusukan, ini digolongkan sebagai infeksi
klinis bagian luar (tjien, dkk, 2004)
Sejalan dengan pendapat diatas, INC (infusion nurses society) mendefinisikan phlebitis
merupakan inflamasi pada tunika intima pembuluh darah vena, yang sering dilaporkan
sebagai komplikasi pemberian terapi infus (INS, 2006).
C. Pencegahan phlebitis
1. Gunakan teknik cuci tangan yang benar
2. Gunakan teknik aseptik, perawatan daerah infus serta antisepsis kulit dapat dengan
alkohol 70%. Stopcock (yang digunakan untuk penyuntikan obat atau bolus)
merupakan jalan masuk kuman yang potensial ke dalam tubuh
3. Rotasi kateter. the centers for disease control and prevention menganjurkan
penggantian kateter setiap 72-96 jam untuk membatasi potensi infeksi.
4. Aseptic dressing, dianjurkan aseptic dressing untuk mencegah phlebitis. Kasa steril
diganti setiap 24 jam.
5. Laju cairan
Osmolaritas cairan yang diberikan boleh mencapai 1000mOsm/L jika durasi hanya
beberapa jam. Durasi sebaiknya kurang dari tiga jam untuk mengurangi waktu kontak
campuran yang iritatif dengan dinding vena.
6. VIP Score
Lakukan scoring untuk menentukan derajat phlebitis dengan Visual Infusion Plebitis
(VIP) Score yang dikembangkan oleh Andrew Jackson. VIP Score adalah media yang
digunakan dalam menentukan klasifikasi phlebitis. VIP score terdiri dari 6 stage
dengan masing-masing klasifikasi gejala yang timbul. Pada score 4 dan 5, pengobatan
yang dilakukan dapat berkolaborasi untuk pemberian krim atau gel anti-inflamasi,
antibiotik dan analgetik (Reis et al, 2009).
BAB III
RENCANA IMPLEMENTASI
1. Tempat dan Waktu
a. Tempat
Kegiatan kreativitas mahasiswa ini dilaksanakan di ruang Melati Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka Putih.
b. Waktu
Hari/tanggal : Rabu, 6 Mei 2015
Pukul : 13.00 – 14.00 WIB
2. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah perawat di ruang Melati Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih.
3. Bentuk Kegiatan
bentuk kegiatan berupa presentasi dan diskusi tentang pencegahan phlebitis pada anak
dengan media power point, lembar VIP (visual infusion phlebitis) Score dan lembar
patient safety check yang dibuat oleh kelompok.
4. Metode
Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah:
Ceramah
Diskusi
Demonstrasi
5. Evaluasi
Evaluasi yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan kreativitas ini yaitu:
Evaluasi awal tentang materi yang akan diberikan
Evaluasi akhir : menanyakan tentang materi yang sudah diberikan dan
memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendemonstrasikan ulang hal-
hal yang telah dipaparkan.
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.
Lippincott.
The Centers For Disease Control And Prevention. 2002. Guidelines For The Prevention Of
51, RR-10.
Tietjen, Linda, dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Dengan