PENDAHULUAN
dimulai pada awal abad ke-20. Pada saat itu banyak perusahaan yang mendapat
kritik karena dianggap melakukan praktik monopoli, kecurangan, dan tidak peka
Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan
semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The
Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John Elkington.
economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas The
Report, dalam Rina Tresnawati (2008), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga
fokus: 3P, singkatan dari profit, planet, dan people. Perusahaan yang baik tidak
(people).
1
Activity). Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya
investasi sosial perusahaan seat belt, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat
sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan
perusahaan membawa dampak for better or worse, bagi kondisi lingkungan dan
hanya kepada para pemilik modal, tetapi kepada segenap stakeholder termasuk
Masse,2007:1).
peningkatan profit dengan cara kuota secara tersendiri atau terpisah dari kuota
sosialnya. Dengan kata lain, perusahaan hanya melakukan kuota beban yang
mencakup dua elemen sekaligus, yaitu elemen untuk kebutuhan bisnis dan
kegiatan sosial. Dari hal tersebut, jika diasumsikan pendapatan perusahaan dapat
Michael E. Porter dan Mark R. Kramer pada tahun 2006 dalam artikel Harvard
strategi perusahaan dengan tanggung jawab sosial. Konsep ini kemudian dibahas
lagi secara mendalam pada artikel Creating Share Value pada tahun 2011.
CSV didasari pada ide adanya hubungan interdependen antara bisnis dan
kesejahteraan sosial. Porter mengkritik bahwa selama ini bisnis dan kesejahteraan
sosial selalu ditempatkan berseberangan. Pebisnis pun rela mengorbankan
memberikan kredit murah untuk pekerja dengan gaji kecil, Whole Foods Market
investasi pada infrastruktur lokal, dan mentransfer teknologi kelas dunia untuk
sosial melalui peningkatan kesehatan masyarakat, pendidikan yang lebih baik, dan
pertumbuhan ekonomi.
Berbicara mengenai perusahaan di Indonesia yang menerapkan program CSV,
Nestlé Indonesia yang pertama kali melakukannya dengan membuat CSV report.
Perusahaan ini membuat CSV report sejak tahun 2008. Jika teliti lebih jauh,
banyak perusahaan Indonesia yang menerapkan konsep ini tapi belum tahu apa
keuntungan kompetitif perusahaan yang dilihat dari low cost yang indikasinya
fokus pada penggunaan dana untuk dua elemen sekaligus, yaitu elemen bisnis dan
maka penggunaan dana untuk dua elemen sekaligus ini lebih dapat meningkatkan
Atas dasar uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah, maka
a. Apakah ada perbedaan antara nilai rata-rata indikator profit dan indikator-
Value (CSV)?
a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara nilai rata-rata indikator profit
terkait dengan masalah dalam penulisan ini dan sebagai syarat untuk
Hasanuddin, penulis berharap bahwa hasil penelitian ini akan menjadi referensi