Oleh :
IIM IBRAHIM
Plant
Mixing
zone
STREAM
sungai
• Pasal 37
“Setiap penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang
membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mencegah
dan menanggulangi terjadinya pencemaran air.”
• Pasal 40 ayat 1
“Setiap usaha dan/atau kegiatan yang membuang air limbah
ke air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari
Bupati/Walikota”
Izin
Jenis Izin :
1. Izin Pembuangan Air Limbah ke sumber air
2. Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut
3. Izin Pemanfaatan Air Limbah
4. Izin injeksi Air Limbah ke Formasi untuk Industri
Migas
Semua industri wajib memiliki izin sesuai dengan
ketentuan yang dipersyaratkan untuk kegiatannya
PERSYARATAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
a. kewajiban untuk mengolah limbah;
b. persyaratan mutu dan kuantitas air limbah yang boleh dibuang ke media
lingkungan;
c. persyaratan cara pembuangan air limbah;
d. persyaratan untuk mengadakan sarana dan prosedur penanggulangan
keadaan darurat;
e. persyaratan untuk melakukan pemantauan mutu dan debit air limbah;
f. persyaratan lain yang ditentukan oleh hasil pemeriksaan analisis
mengenai dampak lingkungan
g. larangan pembuangan secara sekaligus dalam satu saat atau melepaskan
dadakan;
h. larangan untuk melakukan pengenceran air limbah dan upaya penaatan
batas kadar yang dipersyaratkan;
i. kewajiban melakukan suatu swapantau dan kewajiban untuk melaporkan
hasil swapantau.
(Pasal 38 Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001)
KAJIAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
AMDAL/
UKL-UPL
PENANGGUNG
JAWAB USAHA BUPATI/
DAN ATAU WALIKOTA
KEGIATAN
Perbaikan
Dasar Penetapan :
1. Kemampuan teknologi pengolahan air limbah yang umum
digunakan
2. Daya tampung lingkungan di wilayah usaha dan atau kegiatan
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BAKU MUTU AIR LIMBAHNYA
DIATUR DALAM PERMENLH NO 05 TAHUN 2014
4. Industri Karet
5. Industri Tapioka
41. Perhotelan
Domestik :
a. Kawasan Pemukiman, Kawasan Perkantoran, Kawasan
44. Perniagaan dan apartemen;
b. Rumah Makan dengan Luas Bangunan Lebih dari 1000 m3
c. Asrama yang berpenghuni 100 orang atau lebih
PERATURAN YANG DICABUT DENGAN KEPMEN LH NO. 5 TAHUN 2014
4 KepMen LH No. 09 tahun 2007 Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri Rayon
5 Permen LH Nomor 122 Tahun 2004 Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Pupuk
6 Permen LH No. 02 Tahun 2006 BMAL Bagi Usaha dan atau Kegiatan Rumah Potong Hewan
7 PERMEN LH NOMOR 05 TAHUN BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Buah dan
2007 sayuran
8 PERMEN LH NOMOR 06 BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Perikanan
TAHUN2007
9 PERMEN LH NOMOR 08 TAHUN BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Petrokimia Hulu
2007
10 PERMEN LH NOMOR 10 TAHUN BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Purified
2007 Terephthalic Acid Dan Poly Ethylene Terephthalate
11 PERMEN LH NOMOR 12 TAHUN BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Rumput Laut
2008
PERATURAN YANG DICABUT OLEH KEPMEN LH 5/2014
PERMEN LH NOMOR 13 TAHUN 2008 BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kelapa
15 PERMEN LH NOMOR 14 TAHUN 2008 BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Daging
16 PERMEN LH NOMOR 15 TAHUN 2008 BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kedelai
17 PERMEN LH NOMOR 16 TAHUN 2008 BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Keramik
18 PERMEN LH NOMOR 09 TAHUN 2009 BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Obat
Tradisional/Jamu
19 PERMEN LH NOMOR 11 TAHUN 2009 BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Peternakan Sapi dan
Babi
PERMEN LH NOMOR 04 TAHUN 2010 BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Minyak
Goreng
21 PERMEN LH NOMOR 05 TAHUN 2010 BMAL Bagi Industri Gula
22 PERMEN LH NOMOR 06 TAHUN 2010 BMAL Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Rokok
dan/atau Cerutu
Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Penetapan prioritas badan air yang akan ditetapkan DTPB-nya: status mutu
Penetapan Prioritas air dan/atau status tropik air, sumber pencemar air dari hasil inventarisasi
Sumber Air dan identifikasi sumber pencemar air, pemanfaatan air baku untuk air
minum.
IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Bupati/Walikota menggunakan baku mutu air limbah
yang ditetapkan oleh Gubernur dalam menerbitkan izin
pembuangan air limbah ke sumber air, kecuali diperoleh
baku mutu lain yang lebih ketat dari hasil kajian
dokumen lingkungan atau kajian pembuangan air limbah
ke sumber air
Jika Gubernur belum melakukan kajian ilmiah dan/atau
menetapkan baku mutu air limbah yang lebih spesifik
dan/atau lebih ketat, Bupati/Walikota dalam menerbitkan
izin pembuangan air limbah ke sumber air wajib
KE SUMBER AIR menggunakan baku mutu yang lebih ketat yang
diperoleh dari hasil kajian dokumen lingkungan atau
kajian pembuangan air limbah ke sumber air
LAMPIRAN TENTANG
XXII bagian C Industri gula dengan kapasitas produksi lebih dari 10.000 ton tebu per hari
Industri rokok dan/atau cerutu yang sumber air limbahnya berasal dari proses
XXIII bagian A primer basah dan proses sekunder termasuk yg hanya berasal dari proses primer
basah
Industri rokok dan/atau cerutu yang sumber air limbahnya berasal dari proses
XXIII bagian B primer basah dan proses sekunder termasuk yg hanya berasal dari proses primer
basah dengan air limbah domestik
Industri rokok dan/atau cerutu yang sumber air limbahnya berasal dari proses
XXIII bagian C primer kering dan/atau proses sekunder, termasuk industri rokok dan/atau cerutu
tanpa cengkeh
Industri rokok dan/atau cerutu yang sumber air limbahnya berasal dari proses
XXIII bagian D primer kering dan/atau proses sekunder, termasuk industri rokok dan/atau cerutu
tanpa cengkeh dengan air limbah domestik
XLIV bagian A Fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan pengolahan limbah domestik
a. jika air limbah yang dibuang ke badan air penerima sungai kelas I maka
usaha dan/atau kegiatan tersebut mengikuti baku mutu air limbah
golongan I dalam tabel baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan
yang belum memiliki baku mutu air limbah yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran XLVII;
Pasal 14 Ayat (2)
b. jika kandungan BOD kurang dari 1.500 ppm (seribu lima ratus parts per
million) dan COD kurang dari 3.000 ppm (tiga ribu parts per million) pada
air limbah sebelum dilakukan pengolahan, maka diberlakukan baku mutu
air limbah golongan I dalam tabel baku mutu air limbah bagi usaha
dan/atau kegiatan yang belum memiliki baku mutu air limbah yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLVII, walaupun
badan air penerimanya bukan sungai kelas I
c. jika kandungan BOD lebih dari 1.500 (seribu lima ratus parts per million)
dan/atau COD lebih dari 3.000 ppm (tiga ribu parts per million) pada air
limbah sebelum dilakukan pengolahan, dan badan air penerimanya bukan
sungai kelas I maka diberlakukan baku mutu air limbah golongan II dalam
tabel baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan yang belum
memiliki baku mutu air limbah yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran XLVII.
PARAMETER PENCEMAR
PERMEN LH NO. 5 TAHUN
Parameter Satuan 2014
I II
Temperatur oC 38 40
Zat padat larut (TDS) mg/L 2000 4000
Zat padat suspensi (TSS) mg/L 200 400
pH 6,0-9,0 6,0-9,0
Besi terlarut (Fe) mg/L 5 10
Mangan terlarut (Mn) mg/L 2 5
Barium (Ba) mg/L 2 3
Tembaga (Cu) mg/L 2 3
Seng (Zn) mg/L 5 10
Krom Heksavalen (Cr6+) mg/L 0,1 0,5
Krom Total (Cr) mg/L 0,5 1
Cadmium (Cd) mg/L 0,05 0,1
Air Raksa (Hg) mg/L 0,002 0,005
PARAMETER PENCEMAR
PERMEN LH NO. 5 TAHUN
2014
Parameter Satuan
I II
Timbal (Pb) mg/L 0,1 1
Stanum mg/L 2 3
Arsen mg/L 0,1 0,5
Selenum mg/L 0,05 0,5
Nikel (Ni) mg/L 0,2 0,5
Kobalt (Co) mg/L 0,4 0,6
Sianida (CN) mg/L 0,05 0,5
Sulfida (H2S) mg/L 0,05 0,1
Fluorida (F) mg/L 2 3
Klorin bebas (Cl2) mg/L 1 2
Amonia Nitrogen (NH3-N) mg/L 5 10
Nitrit (NO2-N) mg/L 1 3
PENGURANGAN PEMERIKSAAN PARAMETER