NIM : A520200021
Kelas : 1A
Prodi : S1 / PG PAUD
TUGAS 1
1. Belum tentu karena sebagaimana kita ketahui bahwa filsafat itu
muncul dengan adanya rasa ingin tahu dan rasa ragu – ragu,
sehingga orang yang berfilsafat itu akan selalu berpikir terhadap
apa yang ingin diketahuinya dan berpikir untuk menjawab rasa ragu
– ragu yang muncul. Dalam hal ini, orang yang berfilsafat akan
berpikir secara kritis untuk menjawab keingintahuannya dengan
menggunakan kemampuan pikirnya. Filsafat mencoba mengerti,
menganalisis, menilai, dan menyimpulkan semua persoalan-
persoalan dalam jangkauan rasio manusia, secara kritis, rasional
dan mendalam.
2. Contoh objek sesuatu yang ada :
Pengusaha belum memikirkan tentang bagaimana dia akan
mengalami kerugian, sedangkan pengusaha yang lain sudah atau
telah memikirkan bagaimana meminimalisir kerugian.
Contoh objek yang mungkin ada:
Penelitian tentang pohon kelapa khususnya fungsi air kelapa.
Pohon kelapa merupakan objek material, sedangkan air kelapa
merupakan objek formalnya.
3. hakikat menurut saya ungkapan yang makna dan pengertiannya hal
yang kebenarannya dibuktikan ada, serta dibuktikan kebenaran
sumber dari segala hal.
4. Menurut saya batasan pengertian filsafat yang disimpulkan dari bab
ini dengan yang dikutip dari buku belum mencakup keseluruhannya,
karena masih ada sumber kutipan lainnya yang memuat tentang
pengertian filsafat.
5. Pengertian filsafat pada materi bab ini sebagian besar yaitu sebuah
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia memadukan
unsur – unsur yang ada pada semua rumusan yang ada, bijaksana
dan lain – lain. Lalu dibandingkan dengan pengertian Filsafat
menurut beberapa penulis buku lain selain di materi bab ini adalah
mencari kebenaran sedalam – dalamnya. Seperti :
Poedjawijatna berpendapat bahwa filsafat ialah ilmu yang
berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
Notonagoro berpendapat bahwa filsafat itu menelaah hal-hal
yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang
terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah; yang disebut
hakikat.
Driyarkara Filsafat adalah refleksi yang mendalam tentang
penyebab ‘di sana dan melakukan’, refleksi dari realitas (reality)
jauh ke dalam ‘mengapa’ penghabisan itu.