Anda di halaman 1dari 8

FILSAFAT ILMU

MEMAHAMI MAKNA FILSAFAT

DOSEN PENGAMPU:
SILMI NOVITA NURMAN S.Th.I.,M.Ag

KELOMPOK 1
1. SISKA ARSELA
2. HOLIDI MUHAMMAD
3. AL HASAN
A. Definisi Filsasat
Kata “filsafat”, dapat dikatakan sebagai sebuah
problem falsafi pula. Akan tetapi, paling tidak dapat
dikatakan bahwa “filsafat” adalah studi yg mempelajai
seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kristis dan menasar (radikal).
Definisi filsafat berbeda-beda sesuai dengan filsafat yg kita
terima. Dalam Lisan Al-A’rab, kata falsafat berakar dari kata
falsafa, yg memiliki arti al-hikmah, sebuah kata yg berasal
dari luar bahasa arab. Kata falsafah di pinjam dari kata
Yunani yg sangat terkenal, philosophia yg berarti kecintaan
pada kebenaran ( wisdom).
B. Obyek Kajian Filsafat
Sebagaimana dijelaskan bahwa filsafat sebagai proses
berfikir yg sistematis dan radikal pun memiliki objek materiil
dan formal. Objek materiil filsafat adalah segala yg ada.
Segala yg ada mencakup “ada yg tampak” dan “ada yg tidak
tampak”. Ada yg tampak adalah alam fisik/empiris, sedangkan
ada yg tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filsuf
membagi mataeriial filsafat atas tiga bagian, yaitu: yg ada
dalam kenyataan, yg ada dalam pikiran, dan yg ada dalam
kemungkinan. Adapun objekformal filsafat adalah sudut
pandang yg menyeluruh, radisonal, radikal, bebas, dan
objektif tentang yg ada, agar dapat mencapai hakikatnya.
C. Ciri-ciri berfikir Filsafat
• Berfikir Rasional, sebagaimana diketahui berfilsafat adalah
berfikir.
• Krisis atau crycis. Menurut Jurgen Habermas, krisis atau
crycis adalah ciri pemikiran yg tidak ingin terbelenggu
dalam sangkar rasio tetapi bergulat dengan realitas
kemanusiaannya yg penuh krisis, anomali, determinasi,
dan pembusukan budaya.
• Berfikir Radikal (radix=akar). Artinya, ciri berfikir filsafat yg
ingin menggali dan menyelamati kenyataan atau ide
sampai keakar-akarnya, untuk menemukan dan
mengangkat dasar-dasar pemikirannya secara utuh
kepermukaan.
• Kreatif-inovatif. Artinya pemikiran filsafat bukanlah
pemikiran yang melanggengkan atau memandegkan dirinya
didalam berbagai keterkungkungan dogma atau ideologi yg
beku dan statis.
• Berfikir sistematis dan analitis. Artinya ciri berfikir filsafat
selalu logis.
• Berpikir Universal. Artinya, pemikiran filsafat selalu mencari
gagasan-gagasan pemikiran yg bersifat universal, yg dapat
berlaku disemua tempat.
• Komprehensif dan holistik. Artinya,pemikiran filsafat selalu
bersifat menyeluruh dan utuh.
• Berpikir Abstrak. Adalah berfikir pada tataran ide, konsepatau
gagasan.
• Berpikir Spekulatif. Ciri pemikiran ini merupakan kelanjutan
dari ciri berpikir abstrak yg selalu berupaya mengangkat
pengalaman-pengalaman faktawi ketaraf pemahaman dan
penalaran.
• Berpikir secara reklektif. Maksudnya, filsafat selalu berpikir
dengan penuh pertimbangan dan penafsiran guna penemuan
makna kebenaran secara utuh dan mendalam.
• Berpikir humanistik. Ciri pemikiran filsafat ini hendak
letakkan hakikat pemikiran itu pada nilai dan kepentigan-
kepentingan kemanusiaan sebagai titik orientasi,
pengembangan, dan pengendalian pemikiran itu sendiri.
• Berpikir Kontekstual. Ciri pemikiran ini hendak menunjukkan
bahwa pikiran bukan sekedar sebuah ide, tetapi sebuah realitas
eksistensi dengan konteksnya yg nyata dan jelas.
• Berpikir Eksistensial. Ciri pemikiran filsafat ini bermaksud
menunjukkan bahwa pikiran itu adalah pikiran manusia,
karenannya, setiap pemikiran selalu mengandaikan harapan,
kecemasan, kerinduan, keprihatinan dan aneka kepentingan
manusia sebagai sebuah manifestasi eksistensial.
• Berpikir Kontemplatif. Ciiri pemikiran filsafat ini di arahkan
untuk menajamkan kepekaan diri, ketajaman bathin, serta
kemampuan mengenal kekuatan dan kelemahan, dan
kesadaran otodidik dalam diri.
D. Manfaat Belajar Filsafat
1. Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.
2. Merupakan metode untuk mereflleksi, menguji,
mengkritisi, memberikan asumsi keilmuan.
3. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.

Selain itu ada juga manfaat lain mengkaji filsafat ilmu


adalah:
1. Tidak terjebak dalam budaya arogansi intelektual.
2. Kritis terhadap aktivitas ilmu/keilmuan.
3. Merefleksi, menguji, mengkritikasumsi dan metode ilmu
terus menerus sehingga ilmuan tetap bermain dalam
koridor yg benar (metode dan struktur ilmu).
4. Mempertanggung jawabkan metode keilmuan secara logis
rasional.
5. Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid.
6. Berpikir sintesis-aplikasi (lintas ilmu-kontekstual.
Referensi
Buku Filsafat Agama
Pengarang: Dedi Supriyadi M.Ag
Drs. Mustofa Hasan M.Ag
Penerbit: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai