PujiSyukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Blok
Gastrointestinal Hepatobilier & Pankreas.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
laporan ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam pengerjaan laporan ini jauh dari sempurna,
baikdarisegipenyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
Tim Penyusun
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................iii
SKENARIO...........................................................................................................................................1
STEP I KLARIFIKASI TERMINOLOGI............................................................................................2
STEP II MENDEFINISIKAN MASALAH..........................................................................................3
STEP III CURAH PENDAPAT KEMUNGKINAN HIPOTESIS.........................................................4
STEP IV ANALISA MASALAH..........................................................................................................5
STEP V MEMFORMULASIKAN TUJUAN BELAJAR......................................................................6
STEP VI BELAJAR MANDIRI............................................................................................................7
KESIMPULAN...................................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................47
Pada suatu hari yang panas di kampus FK UNCEN, datang seorang mahasiswa
bernama Robert membawa sebuah kelapa dan ia bertemu dengan temannya Bertus.
Bertus : Hai Robert .. enak sekali kalau siang ini kita makan dan minum air kelapa yang ko
bawa itu. Di mana k obeli kelapa kecil ini ?
Robert : Ko bilang apa ?Kecil ? Coba ko kunyah dan telan kelapa ini utuh-utuh kalau ko
bilang kecil.
Bertus : Apa ? Ko kira sa pu dentis, gaster dan intestinum tenue sanggup menghancurkan
kelapa keras ini !!
Robert : Makanya ko jang bilang kecil kalau ko tra bisa kunyah kelapa ini.
1. Dentis
gigi (Dorland,2002)
2. Gaster
Ekpansi muskulomembranosa saluran pencernaan antara seofagus dan duodenum.
(Dorland,2002)
3. Intestinum Tenue
Bagian saluran pencernaan yang berjalan dari lubang pyloric gaster hingga anus
(Dorland,2002)
1. Mulut, gigi, faring, esophagus, gaster, intestinum tenue, intestinum crissum dan
rectum.
2. –
K
o
s
i
F
a
l
e
m
e
t
s
i
S
a
n
A l
i
o
t
c
n
e
P a
n
r
i
m
i
g
o
a
n
n
BELAJAR MANDIRI
Lubang mulut (Rima oris) merupakan pintu masuk ke saluran cerna dan
Cavitas oris. Cavitas oris dibagi menjadi Vestibulum oris dan rongga mulut
sebenarnya (Cavitas oris proprial). Batas-batas Vestibulum oris adalah bibir dan
pipi di bagian luar serta, Processus alveolaris dan gigi di bagian dalam. Jika gigi
menutup, maka terdapat ruang di belakang gigi geraham/molar terakhir di kedua
sisi (Spatium retromolare) yang memungkinkan akses ke rongga mulut/Cavitas
oris. Di daerah Isthmus faucium, Cavitas oris menjadi Pars oralis dari Pharynx
(Oropharynx). Saluran-saluran ekskretorik dari banyak kelenjar liur kecil dan
saluran dari tiga pasang kelenjar liur besar bermuara ke Vestibulum oris dan
Cavitas oris propria. Badan lidah (Corpus linguae) mengisi sebagian besar dari
bagian dalam Cavitas oris.
Manusia memiliki dua buah perangkat gigi, yang akan tampak pada
periode kehidupan yang berbeda. Perangkat gigi yang tampak pertama pada anak-
anak disebut gigi susu atau deciduous teeth. Perangkat kedua yang muncul setelah
perangkat pertama tanggal dan akan terus digunakan sepanjang hidup, disebut
sebagai gigi permanen. Gigi susu berjumlah dua puluh empat buah yaitu : empat
buah gigi seri (insisivus), dua buah gigi taring (caninum) dan empat buah geraham
(molar) pada setiap rahang. Gigi permanen berjumlah tiga puluh dua buah yaitu :
empat buah gigi seri, dua buah gigi taring, empat buah gigi premolar, dan enam
buah gigi geraham pada setiap rahang.8
Gigi susu mulai tumbuh pada gusi pada usia sekitar 6 bulan, dan biasanya
mencapai satu perangkat lengkap pada usia sekitar 2 tahun. Gigi susu akan secara
bertahap tanggal selama masa kanak-kanak dan akan digantikan oleh gigi
permanen.
Gambar 2 Dentis
- Persarafan Gigi
C. Langit-Langit (Palatum)
Gambar 5 Palatum
D. Lidah (Lingua/Tongue)
Gambar 6 Lidah
E. Pharynx
a. Oropharynx
b. Laryngopharynx
Gambar 7 Pharynx
F. Oesophagus
G. Gaster (Lambung)
Gambar 9 Gaster
I. Intestinum Crassum
Usus besar memiliki panjang sekitar 1,5 m dan terdiri dari empat bagian:
- Caecum (blind gut) dengan Appendix vermiformis
Colon adalah bagian usus besar dari caecum sampai rektum. Colon
ascendens merentang dari caecum sampai ke tepi bawah hati di sebelah kanan
Saluran cerna atau traktus digestifus merupakan sistem organ yang dijalankan
untuk mengambil berbagai zat dari luar tubuh (udara, mineral, nutrisi, vitamin)
memecah partikel-partikel besar menjadi partikel kecil, dan mentransfer partikel-
partikel tersebut dari Lingkungan luar ke dalam darah, untuk selanjutnya digunakan
atau disimpan dalam sel. Secara umum, struktur anatomi sistem pencernaan terdiri
atas saluran yang berkelanjutan dan terhubung satu sama lain (rongga mulut, faring,
esofagus, lambung/gaster, usus besar, usus halus, anus). Serta organ-organ aksesoris,
yaitu pertemuan ludah, liver, pankreas, serta evolusi empedu.
A. Rongga Mulut
Rongga mulut adalah pintu masuk saluran cerna. Lubang masuk dibentuk
oleh bibir yang mengandung otot dan membantu mengambil, menuntun, dan
menampung makanan di mulut. Bibir juga memiliki fungsi non-pencernaan, bibir
penting untuk berbicara (artikulasi banyak bunyi bergantung pada bentukan bibir
tertentu) dan sebagai reseptor sensarik dalam hubungan antar pribadi (misalnya
berciuman). Langit-langit (palatum) yang membentuk atap lengkung rongga
mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini
memungkinkan bernapas dan mengunyah atau menghisap berlangsung secara
bersamaan. Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka
yang dikontrol secara volunter. Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan
di dalam mulut sewaktu mengunyah dan menelan serta berperan penting dalam
a. Gigi
Gigi terdiri dari gigi seri, taring, dan geraham. Gigi seri mempunyai
fungsi memotong makanan, di sebelah gigi seri terdapat gigi taring yang
berfungsi untuk merobek makanan, dan dibelakang gigi taring terdapat gigi
garaham yang mempunyai fungsi menghaluskan makanan. Gigi depan yang
memecah dang menggiling makanan bisa mengeluarkan kekuatan sampai 40
kg, sementara gigi molar memiliki kekuatan menggilas hingga 50-125 kg.
Gigi atas dan bawah biasanya terletak rata satu sama lain ketika rahang
menutup. Oklusi ini memungkinkan makanan digiling dan dihancurkan di
antara permukaan gigi. Ketika gigi tidak berkontak dengan pas satu sama lain,
gerakkan memotong dan menggiling menjadi tidak sempurna. Maloklusi
semacam ini terjadi karena kelainan posisi gigi.1
Gigi dapat menghasilkan gaya yang jauh lebih besar dari pada yang
diperlukan untuk menyantap makanan biasa. Sebagai contoh, geraham pada
pria dewasa dapat menghasilkan gaya penghancur hingga 200 pon, yang
cukup untuk menghancurkan kacang yang keras, tetapi kekuatan sebesar ini
b. Liur(Saliva)
3. Liur memiliki silat antibakteri melalui efek empat kali lipatan pertama,
dengan lisozim, suatu enzim yang melisiskan, atau menghancurkan,
bakteri tertentu dengan merusak dinding sel kedua, dengan glikoprotein
pengikat yang mengikat erat besi yang di perlukan untuk multiplikasi
baktari; dan keempat, dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi
sebagai sumber makanan untuk bakteri.
6. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu mulut dan
gigi bersih. Aliran liur yang konstan membantu membilas residu makanan,
partikel asing, dan sel epitel tua yang terlepas dari mukosa mulut.
Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasakan oleh setiap orang yang
pernah mengalami bau mulut ketika salivasi tertekan sementara, misalnya
ketika demam atau mengalami kecemasanberkepanjangan.
7. Liur kaya akan bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan serta
asam yang dihasilkan `oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat
dicegah.
Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus yang terbentang antara
faring dan lambung. Struktur ini, yang sebagian besar terletak di rongga toraks,
menembus diafragma dan menyatu dengan lambung di rongga abdomen beberapa
BLOK GASTROINTESTINAL HEPATOBILIER & PANKREAS 23
sentimeter di bawah diafragma. Esofagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter.
Sfingter adalah struktur otot berbentuk cincin yang, ketika tertutup, mencegah
lewatnya sesuatu melalui saluran yang dijaganya. Sfingter esofagus atas adalah
sfingter faringoesofagus, dan sfingter esofagus bawah adalah sfingter
gastroesofirgus. Kita pertama-tama membahas peran sfingter faringoesofagus,
kemudian proses transit makanan di esofagus, dan akhirnya pentingnya sfingter
gastroesofagus. Karena esofagus terpajan ke tekanan intrapleura subatmosfer
akibat aktivitas pernapasan terbentuk gradien tekanan antara atmosfer dan
esofagus. Kecuali sewaktu menelan, sfingter faringoesofagus menjaga pintu
masuk ke esofagus selalu tertutup sebagai hasil dari kontraksi otot rangka sirkular
sfingter yang dipengaruhi oleh saraf. Kontraksi tonik sfingter esofageal atas
mencegah masuknya udara dalarn jumlah besar ke dalam esophagus dan lambung
sewaktu bernapas. Udara hanya diarahkan ke dalam saluran napas. Jika tidak,
saluran cerna akan menerima banyak gas, yang dapat menimbulkan eructation
(sendawa) berlebihan. Sewaktumenelan, sfingter ini terbuka dan memungkinkan
bolus masuk ke dalam esofagus, (langkah 8 ). Setelah bolus beradadi dalam
esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran napas terbuka, dan bernapas
kembali dilakukan (langkah 9 ). Tahap orofaring selesai, dan sekitar 1 detik telah
berlalu sejak proses menelan pertama kali dimulai.
C. Gaster
Enzim-Enzim di Lambung
4. Asam klorida (HCL), membunuh bakteri atau kuman yang masuk melalui
makanan dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Ketika disalurkan ke dalam usus halus, isi lambung akan bercampur tidak
saja dengan getah yang dikeluarkan oleh mukosa usus halus tetapi juga dengan
sekresi pankreas eksokrin dan hati yang disalurkan ke dalam lumen duodenum.
Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di
bawah lambung, di atas lengkung pertama duodenum. Kelenjar campuran ini
mengandung jaringan eksokrin dan endokrin. Eksokrin predominan terdiri dari
kelompok sel-sel sekretorik mirip anggur yang membentuk kantung (Asinus) yang
berhubungan dengan duktus yang akhirnya bermuara di duodenum. Endokrin
terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi (pulau-pulau langerhans) yang
tersebar di seluruh pankreas dan menghasilkan insulin dan glukagon. Pankreas
a. Motilitas
Gambar 14 Segmentasi
c. Gerakan propulsive
Peristaltik dalam usus halus. Kimus didorong melalui usus halus oleh
gelombang peristaltic. Ini dapat terjadi pada bagian usus halus manapun, dan
bergerak menuju anus dengan kecepatan 0,5 sampai 2,0 cm/detik, lebih cepat
di usus bagian proksimal dan lebih lambat di usus bagian terminal. Gelombang
peristaltic tersebut secara normal lemah dan biasanya berhenti sesudah
menempuh jarak 3 sampai 5 cm, jarang lebih jauh dari 10 cm, sehingga
pergerakan maju kimus sangat lambat, begitu lambatnya sehingga pergerakan
neto sepanjang usus halus rata-rata hanya 1 cm/menit. Ini berarti bahwa
dibutuhkan waktu 3-5 jam untuk perjalanan kimus dari pylorus sampai ke
katup ileosekal.
c) Pencernaan Lemak
a. Diare
Menurut WHO, diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret)
sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Gangguan ini umunyaterjadi karena
selaput dinding usus besar si penderita mengalami iritasi. Proses terjadinya diare dapat
disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor di antaranya (1) faktor infeksi, proses ini dapat
diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang
kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan
daerah permukaan usus.Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya
mengakibatkan gangguan fungsi usus meneyebabkan sistem transpor aktif dalam usus
sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit
akan meningkat. (2) Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare. (3) Faktor
makanan, ini terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi
peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk
menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare. (4) Faktor psikologis
Jika fases penderita bercampur dengan nanah atau darah, maka gejala
tersebut menunjukan bahwa si penderita mengalami desentri yang mana gangguan
itu disebabkan karena adanya infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar
orang yang menderitanya.
b. Gastritis
c. Maag
Adanya pendarahan setelah buang air besar, dimana dengan warna darah
merah terang.
Adanya benjolan yang tergantung di luar anus. Biasanya benjolan ini harus
didorong kembali ke dalam anus setelah melakukan buang air besar.
e. Apendisitis
f. Tukak lambung
g. Sariawan
h. Kolik
Kolik merupakan suatu rasa nyeri yang muncul pada perut, dimana rasa
nyeri ini akan hilang dan timbul. Rasa nyeri yang timbul biasanya disebabkan
karena saluran di dalam rongga perut tersumbat, seperti misalkan usus, saluran
kencing, empedu dan saluran telur pada wanita. Salah satu penyebab gangguan ini
yaitu karena mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas, asam atau makan terlalu
banyak.
j. Keracunan
Sistem pencernaan (digestive system) adalah sistem yang terdiri dari pencernaan
saluran dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan. Organ
yang berperan dalam proses pencernaan diantaranya mulut, dimana terjadi proses
mengunyah/mastikasi dimana tujuan mengunyah yaitu menggiling dan memecah makanan
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil untuk mempermudah proses menelan. Di mulut
juga terjadi proses pencernaan karbohidrat oleh enzim amilase .Makanan akan berlanjut
menuju ke faring lalu ke esofagus dan menuju ke lambung. Makanan akan dicerna oleh
enzim pepsin yang dibantu oleh HCL setelah di lambung makanan akan mengalir menuju ke
usus halus. Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, dengan
pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu dan juga brush border. Usus halus terjadi
proses penyerapan maksimal. Setelah ke usus halus akan berlanjut ke colon, makanan akan
menjadi kering dan terjadi pergerakan mendorong massa tinja .Tinja dibentuk di colon
karena di colon terjadi penyerapan air dan mineral.
Eroschenko VP. 2010. Atlas Histologi DiFiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 11. Jakarta
: EGC.
Guyton, A. C., dan Hall, J. E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta: EGC.
Martini. 2001. Dasar-dasar dari Anatomi dan Fisiologi. Edisi 5. Prentice Hall.
Muttaqin, Arif & Sari, Kurnala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : SAlemba Medika.
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Price, A. Sylvia Lorraine Mc. Carty Wilson, 2006, patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit, Edisi 6,(terjemahan), Peter Anugrah, EGC, Jakarta
Seeley, R. R., Stephens, T. D., Tate, P., 2006. Anatomy and Physiology. Edisi 7. New York :
McGraw-Hill.
Sloane E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Sobbotta. 2010. Sobbotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 21. EEG Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.